Anda di halaman 1dari 42

Pemenuhan Kebutuhan

Dasar (Prinsip Manajemen


Eliminasi)

Tim Pengampu Mata Kuliah


Prodi D3 Kebidanan
Sekolah Vokasi UNS
A. MIKSI/ BERKEMIH/ ELIMINASI URINE

• Pengertian : proses pengosongan kandung kemih


bila kandung kemih terisi.
• Proses miksi tjd dari 2 langkah utama yaitu :
1.Kandung kemih secara progresif terisi
2.Timbul refleks saraf yg disebut refleks miksi
Organ yg berperan dlm eliminasi urine
1. Ginjal : ada 2 buah (ginjal kanan& kiri),
merupakan organ retropenitoneal (di blkg
selaput perut), fungsi : sbg pengatur
komposisi & volume cairan dlm tubuh
2. Kandung kemih (vesika urinaria/
bladder) : kantung yg terdiri dari otot
halus, fungsi sbg penampung urine
3. Ureter : saluran yg mengalirkan urine ke
kandung kemih/ bladder
4. Uretra : organ yg menyalurkan urine ke
bag luar
Proses berkemih
Ginjal (memindahkan air dari darah berbentuk
urine) – ureter – mengalir ke bladder – urine
ditampung di bladder/ vesika urinaria sampai
batas tertentu -- vesika urinaria dpt
menimbulkan rangsangan syaraf bila terisi
urine (250-450 cc pd dewasa, 200-250 cc pd
anak2) – urine keluar melalui uretra.
Faktor yg mempengaruhi eliminasi urine
• Diet & asupan : jumlah & tipe makanan merupakan faktor
utama yg mempengaruhi output urine
• Respon keinginan awal utk berkemih : kebiasaan
mengabaikan keinginan awal utk berkemih dpt
menyebabkan urine byk tertahan di VU, shg
mempengaruhi ukuran VU & jml pengeluaran urine
• Perubahan gaya hidup
• Stress psikologis : stress dpt meningkatkan sensitivitas &
jumlah urine
• Tingkat aktivitas
• Tingkat perkembangan – mengontrol BAK – anak2&lansia
• Kondisi penyakit
Masalah kebutuhan eliminasi urine

• Retensi urine : penumpukan urine dlm VU akibat


ketidakmampuan VU utk mengosongkan
• Inkontinensia urine : ketidakmampuan otot sfingter
utk mengontrol ekskresi urine (urine yg keluar tanpa
disadari)
• Urgency : perasaan seseorg utk berkemih
• Dysuria : rasa sakit & kesulitan dlm berkemih
(penyakit ISK)
• Polyuria :produksi urine yg abnormal (berlebihan)
Inkontinensia urine
• Total inkontinensia : tdk dpt memprediksi keluarnya
urine
• Stress inkontinensia : keadaan dmn urine scr tiba2
disemprotkan saat bersin, batuk , mengangkat
barang berat
• Urge inkontinensia : tjd pd waktu kebutuhan
berkemih yg baik, tp tdk dpt ke toilet tepat pd
waktunya
• Enuresis : mengompol (biasa tjd pd anak2)
Penyebab : proses ketuaan, spasme VU, pembesaran
kelenjar prostat, menurunnya kesadaran,
menggunakan obat narkotik
Pengkajian eliminasi urine
• Frekuensi : tergantung kebiasaan & kesempatan, Biasanya
berkemih pd waktu bangun tidur, sblm tidur, berkisar
waktu makan
• Volume : menentukan brp jml urine yg dikeluarkan dlm
waktu 24 jam
No Usia Jumlah/ hari

1 1-2 hari 15-60 ml

2 3-10 hari 100-300 ml

3 10 hari – 2 bulan 250-400 ml

4 2 bulan – 1 tahun 400 – 500 ml

5 1 – 3 tahun 500 – 600 ml

6 3 – 5 tahun 600 – 700 ml

7 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml

8 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml

9 14 tahun - dewasa 1500 ml

10 Dewasa tua ≤ 1500 ml


• Warna urine : normal berwarna kekuning2an
• Bau : normal berbau aromatik (khas urine)
• Kejernihan : normal urine terang & transparan,
dpt menjadi keruh jika ada pus (nanah)
• pH : normal pH urien sedikit asam (4,5 – 7,5)
B. KATETERISASI URINE
• Pengertian : tindakan memasukkan selang kateter ke dlm VU mll
uretra
• Tujuan :
1.Mengeluarkan urine (mengatasi distensi VU)
2.Utk pengumpulan spesimen urine
3.Utk mengosongkan VU sblm & selama pembedahan
• Perawatan kateter : byk minum; mengosongkan urine bag scr
teratur; tdk mengangkat urine bag lbh tinggi dari tubuh penderita;
membersihkan darah, nanah, sekret disekitar uretra & olesi dgn
antiseptik; ganti kateter scr berkala (2 minggu sekali)
Pemasangan kateter
• Tujuan :
1.Mendapatkan spesimen urine steril
2.Mengosongkan kandung kemih
alat & bahan
1. Bak instrumen 8. Bengkok
2. Sarung tangan steril 9.Gunting plester &
3. Kateter steril (sesuai ukuran : plester
dewasa 16Fr ) 10.Urine bag
4. Jelly 11.Selimut mandi
5. Larutan pembersih antiseptik 12.Perlak & pengalas
(kapas sublimat)
6. Spuit 10 cc
7. Aquadest
Prosedur pemasangan kateter
1. Menjelaskan prosedur kpd klien
2. Mendekatkan alat
3. Memasang sampiran
4. Mencuci tangan
5. Melepas pakaian klien kmd mengatur posisi klien dgn dorsal
recumbent
6. Memasang perlak di bawah bokong klien, dekatkan bengkok
7. Membuka kemasan kateter & menempatkan di bak steril
8. Menggunakan sarung tangan
9. Membersihkan vulva dgn kapas dgn arah dari atas ke bwh.
Membuka labia mayora dgn ibu jari & telunjuk tangan kiri (non
dominan) & membersihkan vulva bag dalam
10. Ganti sarung tangan (bila kotor)
11. Mengolesi ujung kateter dgn jelly (kira2 sepanjang 4 cm)
12. Membuka labia mayora dgn ibu jari & jari telunjuk yg tdk dominan
13. Memasukkan perlahan & menganjurkan klien menarik nafas
dalam, memasukkan ke dlm uretra hingga urine keluar,
mengalirkan ke bengkok/ urinal
14. Setelah selesai, mengisi balon dgn cairan aquades (10-20ml) dgn
menggunakan spuit
15. Sambung kateter dgn kantong penampung urine/ urine bag
sebelum memasukkan kateter ke urethra
16. Merekatkan kateter pd paha klien dgn plester
17. Memfiksasi urine bag ke arah samping (diikat pd tepi tempat
tidur)
18. Rapikan pasien & bereskan alat
19. Dekontaminasi alat & sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Dokumentasi
C. URINALISIS
• Pengertian : tes yg dilakukan pada sampel urine klien utk tujuan
diagnosis penyakit (mis: ISK/ infeksi saluran kemih)
D. Pengambilan Spesimen Urine
• Pengertian : mengambil urine sbg bahan pemeriksaan lab sesuai
kebutuhan
• Tujuan : pasien baru, pasien pra&pasca bedah, pasien hamil (k/p),
pasien dgn penyakit yg ada hub dgn sistem urinarius, pemeriksaan
kesehatan scr berkala
• Persiapan alat : botol bersih/ steril bertutup, urine, form
pemeriksaan, kertas etiket, bengkok
• Cara pengambilan urine : disesuaikan dgn jenis pemeriksaan yg akan
dilakukan
Pengambilan urine biasa
• Pengertian : mengambil urine pasien yg dikeluarkan scr biasa (BAK)
• Tujuan : memeriksa kadar zat2 yg terkandung di dalamnya (kadar
gula dlm urine), memeriksa kehamilan
• Pelaksanaan :
1.Pasien yg sdh dpt&boleh berjalan, dpt mlkn sendiri di KM atas
petunjuk petugas : pasien dianjurkan cebok sblm BAK; urine yg
keluar permulaan, dibiarkan mengalir sdkt, stlh itu urine yg keluar
selanjutnya ditampung dlm bengkok, kmd dituangkan ke dlm botol
yg telah tersedia.
2. Pasien yg bedrest yg hrs ditolong pengambilan urinenya
di tempat tidur : sediakan alat spt pd prosedur
menolong pasien BAK; pasien diceboki dahulu; urine yg
keluar permulaan, dibiarkan mengalir sdkt, stlh itu urine
yg keluar selanjutnya ditampung dlm bengkok, kmd
dituangkan ke dlm botol yg telah tersedia.

• Perhatian : botol diberi etiket yg jelas & formulir


pemeriksaan diisi sesuai dgn kebutuhan, lalu dikirim ke
lab.
Pengambilan urine steril
• Pengertian : mengambil urine steril dgn peralatan
steril utk bahan pemeriksaan
• Tujuan : menyediakan urine steril sbg bhn
pemeriksaan utk mengetahui adanya infeksi pd
uretra, ginjal, dll
• Dilakukan pd : pasien dgn penyakit infeksi yg
lama/ berat, pasien dgn kelainan ginjal
• Cara pengambilan : dgn cara kateterisasi – dgn
mgnk kateter steril – urine yg keluar ditampung
dlm botol steril 10 cc.
E. DEFEKASI
• Pengertian : proses pengosongan usus = BAB (buang air besar)
• Faktor yg mempengaruhi proses defekasi :
1.Usia : setiap tahap perkembangan/ usia mempunyai kemampuan
mengontrol proses defekasi yg berbeda
2.Diet : diet/ jenis makanan yg dikonsumsi dpt mempengaruhi proses
defekasi (makanan berserat tinggi)
3.Asupan cairan : asupan cairan yg kurang dlm tubuh – defekasi mjd
keras – krn proses absorbsi yg kurang
4.Aktivitas : aktivitas – tonus otot abdomen – proses gerakan
peristaltik pd daerah kolon bertambah baik -- dpt membantu
kelancaran defekasi
5. Pengobatan : penggunaan obat laksatif
6. Gaya hidup
7. Penyakit : gastroenteritis
8. Nyeri : adanya nyeri dpt mempengaruhi
kemampuan/ keinginan utk berdefekasi –
haemoroid, episiotomi.
9. Kerusakan saraf : mempengaruhi proses
defekasi – menimbulkan proses penurunan
stimulasi.
Keadaan feses
• Warna : bayi = kuning; dewasa = coklat
• Bau : khas feses & dipengaruhi oleh
makanan
• Konsistensi : lunak & berbentuk
• Bentuk : sesuai diameter rectum
Sistem yg berperan dlm eliminasi feses :
sistem GI bawah yg meliputi usus halus &
usus besar
Gangguan/ masalah eliminasi feses
• Konstipasi : keadaan individu yg mengalami statis usus besar shg
mengalami eliminasi yg jarang, serta tinja yg keluar mjd terlalu
kering & keras
• Diare : keadaan individu yg mengalami pengeluaran feses dlm
bentuk cair
• Inkontinensia usus/ inkontinensia alvi : keadaan individu yg
mengalami hilangnya kemampuan otot utk mengontrol pengeluaran
feses, shg feses keluar tanpa disadari
• Kembung : keadaan penuh udara dlm perut krn pengumpulan gas
berlebihan dlm lambung/ usus
• Hemorrroid : keadaan tjdnya
pelebaran vena di daerah anus
sbg akibat peningkatan tek. di
daerah anus yg dpt disebabkan
krn konstipasi & peregangan saat
defekasi
• Fecal impaction : massa feses di
lipatan rectum yg diakibatkan
krn retensi & akumulasi materi
feses yg berkepanjangan.
Penyebab : asupan kurang,
aktivitas kurang, diet rendah
serat, kelemahan tonus otot.
Membantu klien
menggunakan pispot
• Pengertian : membantu klien yg hendak
BAB/ BAK di atas tempat tidur
• Tujuan : membantu klien dlm rangka
memenuhi kebutuhan eliminasi,
mengurangi pergerakan klien,
mengetahui adanya kelainan feses/ urine
scr lgsg, menjaga kebersihan klien
Persiapan alat
• Pispot & tutupnya atau urinal • Sabun
• Sampiran • Handuk
• Alas bokong • Linen (k/p)
• Tissue • Selimut mandi
• Baskom berisi air (2 buah)
• Waslap (2 buah)
Prosedur
1. Jelaskan tujuan & prosedur
2. Membawa alat ke dekat pasien
3. Menutup jendela & sampiran
4. Mencuci tangan
5. Memasang selimut mandi & mengambil selimut klien
6. Meminta klien utk mengangkat bokong/ miring (bila perlu dibantu
oleh petugas) lalu membentangkan alas bokong
7. Membuka pakaian bagian bawah klien
8. Atur posisi klien dorsal recumbent dan pasang pispot (minta
klien mengangkat bokongnya)
9. Tinggalkan klien dan jika sdh selesai anjurkan utk
memberitahu petugas
10. Jika sdh selesai ambil pispot & letakkan di bawah
11. Bersihkan daerah perianal dgn tissue (wanita : bersihkan
mulai dari uretra s/d anus), kmd tissue dibuang ke pispot
12. Gnkn waslap utk mencuci daerah perianal dgn air sabun
13. Bilas dgn air bersih
14. Keringkan daerah perianal dgn handuk
15. Mengangkat alas bokong
16. Mengembalikan posisi klien spt semula
17. Mengenakan kembali pakaian bawah klien
18. Mengangkat selimut mandi & memasang selimut
tidur
19. Ganti linen jika kotor terkena feses & urine
20. Rapikan klien
21. Bereskan alat
22. Cuci tangan
23. Dokumentasi
Pemberian Enema (Huknah)
• Pengertian : memasukkan larutan ke dalam rektum & kolon
• Tujuan : utk meningkatkan defekasi dgn merangsang peristaltik, utk
melunakkan feses yg telah mengeras/ utk mengosongkan rektum &
kolon bawah utk prosedur diagnostik atau pembedahan
Pemberian melalui kemasan sekali pakai
• Batang dgn ujung utk rektal
• Sarung tangan
• Pelumas larut dlm air
• Perlak pengalas
• Selimut mandi
• Tissue toilet
• Pispot
• baskom, waslap, handuk, sabun
Prosedur (melalui wadah sekali pakai)
1. Jelaskan prosedur kpd klien
2. Tutup sampiran
3. Bantu klien pd posisi miring (lateral) kiri
4. Letakkan perlak pengalas di bwh bokong klien
5. Selimuti tubuh & ekstremitas bwh klien dgn selimut mandi,
biarkan hny area anal yg terlihat
6. Letakkan pispot dekat dgn pasien
7. Mencuci tangan & memakai sarung tangan
8. Lepaskan kap plastik dari ujung rektal, tambahkan jelly
9. Dgn perlahan regangkan bokong & cari letak anus. Instruksikan
klien utk rileks dgn menghembuskan nafas perlahan mll mulut
10. Masukkan ujung botol dgn perlahan ke dlm rektum, masukkan
7,5-9 cm pd org dewasa
11. Tekan botol sampai semua larutan telah masuk rektum & kolon
12. Letakkan lapisan tissue toilet disekitar anus & perlahan tarik botol
13. Minta klien utk menahan larutan
14. Bereskan alat
15. Lepaskan sarung tangan
16. Bantu klien ke kamar mandi atau membantu posisi di pispot
17. Bantu klien mencuci area anal
18. Cuci tangan dan dokumentasi
F. Pengambilan spesimen feses
• Pengertian : mengambil feses sbg bahan pemeriksaan lab
• Macam cara pengambilan feses : disesuaikan dgn jenis
pemeriksaan : pemeriksaan lengkap & pemeriksaan kultur
(pembiakan)
1.Pemeriksaan lengkap
• Pengertian : pemeriksaan thd feses segar (meliputi warna, bau,
konsistensi, lendir, darah, telur cacing)
• Persiapan alat : sama spt pd persiapan alat utk BAB, tempat utk
feses yg akan diperiksa, 2 batang lidi sbg pengambil feses
Pelaksanaan
1. Pd pasien yg blm dapat/ tdk boleh berjalan : berikan dahulu
pispot utk BAK, baru pispot kering; stlh selesai BAB, sblm cebok,
feses diambil sdkt dgn lidi kmd dimasukkan ke dlm tempat yg sdh
disediakan
2. Pd pasien yg dpt berjalan : peralatan yg diperlukan diletakkan di
KM, pasien hrs BAB dlm pispot yg telah disediakan & jgn sampai
feses tsb bercampur dgn air; petugas mengambil feses sdkt utk
pemeriksaan
3. Pd pasien yg tdk dpt BAB sendiri : feses hrs diambil lgsg
dgn jari petugas dgn memakai sarung tangan (cara
toucher), sbb :
• Alat : sarung tangan, vaseline, kapas, bengkok, tempat
bahan pemeriksaan
• Pasien : diberi penjelasan prosedur yg akn dilakukan,
posisi dorsal recumbent
• Pelaksanaan :
a. Pakaian bawah pasien dilepaskan
b. Pasang sampiran
c. Petugas memakai sarung tangan, jari telunjuk tgn
dominan diberi vaseline (utk mengambil feses)
d. Mengambil feses dgn cara memasukkan jari telunjuk perlahan2 ke
dlm anus dgn arah ke atas, kmd putar ke kiri&kanan sampai
teraba feses
e. Feses dikeluarkan perlahan2, masukkan ke dalam tempat yg telah
tersedia
f. Anus dibersihkan dgn kapas sublimat
g. Lepas sarung tangan & bereskan alat
h. Rapikan pasien
i. Botol diberi etiket – kirim ke lab
2. Pemeriksaan kultur
Caranya sama dgn toucher, tetapi sarung tangan, kapas sublimat, &
botol bertutup tempat bahan pemeriksaan harus steril
Terima k
asih

Anda mungkin juga menyukai