Anda di halaman 1dari 42

• Pengertian : proses pengosongan kandung

kemih bila kandung kemih terisi.


• Proses miksi tjd dari 2 langkah utama

yaitu :
1. Kandung kemih secara progresif terisi
2. Timbul refleks saraf yg disebut refleks
miksi
1. Ginjal : ada 2 buah (ginjal kanan& kiri),
merupakan organ retropenitoneal (di
blkg selaput perut), fungsi : sbg
pengatur komposisi & volume cairan
dlm tubuh
2. Kandung kemih (vesika urinaria/
bladder) : kantung yg terdiri dari otot
halus, fungsi sbg penampung urine
3. Ureter : saluran yg mengalirkan urine
ke kandung kemih/ bladder
4. Uretra : organ yg menyalurkan urine ke
bag luar
Ginjal (memindahkan air dari darah
berbentuk urine) – ureter – mengalir ke
bladder – urine ditampung di bladder/
vesika urinaria sampai batas tertentu --
vesika urinaria dpt menimbulkan
rangsangan syaraf bila terisi urine (250-
450 cc pd dewasa, 200-250 cc pd
anak2) – urine keluar melalui uretra.
 Diet & asupan : jumlah & tipe makanan merupakan
faktor utama yg mempengaruhi output urine
 Respon keinginan awal utk berkemih : kebiasaan
mengabaikan keinginan awal utk berkemih dpt
menyebabkan urine byk tertahan di VU, shg
mempengaruhi ukuran VU & jml pengeluaran urine
 Perubahan gaya hidup
 Stress psikologis : stress dpt meningkatkan
sensitivitas & jumlah urine
 Tingkat aktivitas
 Tingkat perkembangan – mengontrol BAK –
anak2&lansia
 Kondisi penyakit
 Retensi urine : penumpukan urine dlm VU akibat
ketidakmampuan VU utk mengosongkan
 Inkontinensia urine : ketidakmampuan otot

sfingter utk mengontrol ekskresi urine (urine yg


keluar tanpa disadari)
 Urgency : perasaan seseorg utk berkemih
 Dysuria : rasa sakit & kesulitan dlm berkemih

(penyakit ISK)
 Polyuria :produksi urine yg abnormal (berlebihan)
• Total inkontinensia : tdk dpt memprediksi keluarnya
urine
• Stress inkontinensia : keadaan dmn urine scr tiba2
disemprotkan saat bersin, batuk , mengangkat barang
berat
• Urge inkontinensia : tjd pd waktu kebutuhan berkemih
yg baik, tp tdk dpt ke toilet tepat pd waktunya
• Enuresis : mengompol (biasa tjd pd anak2)

Penyebab : proses ketuaan, spasme VU, pembesaran


kelenjar prostat, menurunnya kesadaran,
menggunakan obat narkotik
 Frekuensi : tergantung kebiasaan & kesempatan,
Biasanya berkemih pd waktu bangun tidur, sblm
tidur, berkisar waktu makan
 Volume : menentukan brp jml urine yg

dikeluarkan dlm waktu 24 jam


No Usia Jumlah/ hari

1 1-2 hari 15-60 ml

2 3-10 hari 100-300 ml

3 10 hari – 2 bulan 250-400 ml

4 2 bulan – 1 tahun 400 – 500 ml

5 1 – 3 tahun 500 – 600 ml

6 3 – 5 tahun 600 – 700 ml

7 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml

8 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml

9 14 tahun - dewasa 1500 ml

10 Dewasa tua ≤ 1500 ml


 Warna urine : normal berwarna kekuning2an
 Bau : normal berbau aromatik (khas urine)
 Kejernihan : normal urine terang & transparan, dpt

menjadi keruh jika ada pus (nanah)


 pH : normal pH urien sedikit asam (4,5 – 7,5)
• Pengertian : tindakan memasukkan selang kateter ke dlm VU mll
uretra
• Tujuan :

1. Mengeluarkan urine (mengatasi distensi VU)


2. Utk pengumpulan spesimen urine
3. Utk mengosongkan VU sblm & selama pembedahan
• Perawatan kateter : byk minum; mengosongkan urine bag scr

teratur; tdk mengangkat urine bag lbh tinggi dari tubuh


penderita; membersihkan darah, nanah, sekret disekitar uretra &
olesi dgn antiseptik; ganti kateter scr berkala (2 minggu sekali)
• Tujuan :
1. Mendapatkan spesimen urine steril
2. Mengosongkan kandung kemih
1. Bak instrumen 8. Bengkok
2. Sarung tangan steril 9.Gunting plester &
3. Kateter steril (sesuai plester
ukuran : dewasa 16Fr ) 10.Urine bag
4. Jelly 11.Selimut mandi
5. Larutan pembersih 12.Perlak & pengalas
antiseptik (kapas
sublimat)
6. Spuit 10 cc
7. Aquadest
1. Menjelaskan prosedur kpd klien
2. Mendekatkan alat
3. Memasang sampiran
4. Mencuci tangan
5. Melepas pakaian klien kmd mengatur posisi klien dgn dorsal
recumbent
6. Memasang perlak di bawah bokong klien, dekatkan bengkok
7. Membuka kemasan kateter & menempatkan di bak steril
8. Menggunakan sarung tangan
9. Membersihkan vulva dgn kapas dgn arah dari atas ke bwh.
Membuka labia mayora dgn ibu jari & telunjuk tangan kiri
(non dominan) & membersihkan vulva bag dalam
10. Ganti sarung tangan (bila kotor)
11. Mengolesi ujung kateter dgn jelly (kira2 sepanjang 4 cm)
12. Membuka labia mayora dgn ibu jari & jari telunjuk yg tdk
dominan
13. Memasukkan perlahan & menganjurkan klien menarik
nafas dalam, memasukkan ke dlm uretra hingga urine
keluar, mengalirkan ke bengkok/ urinal
14. Setelah selesai, mengisi balon dgn cairan aquades (10-
20ml) dgn menggunakan spuit
15. Sambung kateter dgn kantong penampung urine/ urine
bag sebelum memasukkan kateter ke urethra
16. Merekatkan kateter pd paha klien dgn plester
17. Memfiksasi urine bag ke arah samping (diikat pd tepi
tempat tidur)
18. Rapikan pasien & bereskan alat
19. Dekontaminasi alat & sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Dokumentasi
 Pengertian : tes yg dilakukan pada sampel urine klien utk
tujuan diagnosis penyakit (mis: ISK/ infeksi saluran kemih)
• Pengertian : mengambil urine sbg bahan pemeriksaan lab
sesuai kebutuhan
• Tujuan : pasien baru, pasien pra&pasca bedah, pasien
hamil (k/p), pasien dgn penyakit yg ada hub dgn sistem
urinarius, pemeriksaan kesehatan scr berkala
• Persiapan alat : botol bersih/ steril bertutup, urine, form
pemeriksaan, kertas etiket, bengkok
• Cara pengambilan urine : disesuaikan dgn jenis
pemeriksaan yg akan dilakukan
• Pengertian : mengambil urine pasien yg dikeluarkan scr
biasa (BAK)
• Tujuan : memeriksa kadar zat2 yg terkandung di dalamnya
(kadar gula dlm urine), memeriksa kehamilan
• Pelaksanaan :

1. Pasien yg sdh dpt&boleh berjalan, dpt mlkn sendiri di KM


atas petunjuk petugas : pasien dianjurkan cebok sblm BAK;
urine yg keluar permulaan, dibiarkan mengalir sdkt, stlh itu
urine yg keluar selanjutnya ditampung dlm bengkok, kmd
dituangkan ke dlm botol yg telah tersedia.
2. Pasien yg bedrest yg hrs ditolong pengambilan
urinenya di tempat tidur : sediakan alat spt pd
prosedur menolong pasien BAK; pasien diceboki
dahulu; urine yg keluar permulaan, dibiarkan
mengalir sdkt, stlh itu urine yg keluar selanjutnya
ditampung dlm bengkok, kmd dituangkan ke dlm
botol yg telah tersedia.

• Perhatian : botol diberi etiket yg jelas & formulir


pemeriksaan diisi sesuai dgn kebutuhan, lalu dikirim
ke lab.
 Pengertian : mengambil urine steril dgn peralatan steril
utk bahan pemeriksaan
 Tujuan : menyediakan urine steril sbg bhn pemeriksaan

utk mengetahui adanya infeksi pd uretra, ginjal, dll


 Dilakukan pd : pasien dgn penyakit infeksi yg lama/

berat, pasien dgn kelainan ginjal


 Cara pengambilan : dgn cara kateterisasi – dgn mgnk

kateter steril – urine yg keluar ditampung dlm botol steril


10 cc.
• Pengertian : proses pengosongan usus = BAB (buang air
besar)
• Faktor yg mempengaruhi proses defekasi :

1. Usia : setiap tahap perkembangan/ usia mempunyai


kemampuan mengontrol proses defekasi yg berbeda
2. Diet : diet/ jenis makanan yg dikonsumsi dpt
mempengaruhi proses defekasi (makanan berserat tinggi)
3. Asupan cairan : asupan cairan yg kurang dlm tubuh –
defekasi mjd keras – krn proses absorbsi yg kurang
4. Aktivitas : aktivitas – tonus otot abdomen – proses gerakan
peristaltik pd daerah kolon bertambah baik -- dpt
membantu kelancaran defekasi
5. Pengobatan : penggunaan obat laksatif
6. Gaya hidup
7. Penyakit : gastroenteritis
8. Nyeri : adanya nyeri dpt mempengaruhi
kemampuan/ keinginan utk berdefekasi –
haemoroid, episiotomi.
9. Kerusakan saraf : mempengaruhi proses
defekasi – menimbulkan proses
penurunan stimulasi.
• Warna : bayi = kuning; dewasa =
coklat
• Bau : khas feses & dipengaruhi oleh

makanan
• Konsistensi : lunak & berbentuk
• Bentuk : sesuai diameter rectum

Sistem yg berperan dlm eliminasi feses


: sistem GI bawah yg meliputi usus
halus & usus besar
 Konstipasi : keadaan individu yg mengalami statis usus
besar shg mengalami eliminasi yg jarang, serta tinja yg
keluar mjd terlalu kering & keras
 Diare : keadaan individu yg mengalami pengeluaran feses

dlm bentuk cair


 Inkontinensia usus/ inkontinensia alvi : keadaan individu

yg mengalami hilangnya kemampuan otot utk mengontrol


pengeluaran feses, shg feses keluar tanpa disadari
 Kembung : keadaan penuh udara dlm perut krn

pengumpulan gas berlebihan dlm lambung/ usus


 Hemorrroid : keadaan tjdnya
pelebaran vena di daerah
anus sbg akibat peningkatan
tek. di daerah anus yg dpt
disebabkan krn konstipasi &
peregangan saat defekasi
 Fecal impaction : massa
feses di lipatan rectum yg
diakibatkan krn retensi &
akumulasi materi feses yg
berkepanjangan. Penyebab :
asupan kurang, aktivitas
kurang, diet rendah serat,
kelemahan tonus otot.
 Pengertian : membantu klien yg
hendak BAB/ BAK di atas tempat
tidur
 Tujuan : membantu klien dlm

rangka memenuhi kebutuhan


eliminasi, mengurangi pergerakan
klien, mengetahui adanya kelainan
feses/ urine scr lgsg, menjaga
kebersihan klien
• Pispot & tutupnya atau  Sabun
urinal  Handuk
• Sampiran  Linen (k/p)
• Alas bokong  Selimut mandi
• Tissue
• Baskom berisi air (2 buah)
• Waslap (2 buah)
1. Jelaskan tujuan & prosedur
2. Membawa alat ke dekat pasien
3. Menutup jendela & sampiran
4. Mencuci tangan
5. Memasang selimut mandi & mengambil selimut klien
6. Meminta klien utk mengangkat bokong/ miring (bila perlu
dibantu oleh petugas) lalu membentangkan alas bokong
7. Membuka pakaian bagian bawah klien
8. Atur posisi klien dorsal recumbent dan pasang pispot
(minta klien mengangkat bokongnya)
9. Tinggalkan klien dan jika sdh selesai anjurkan utk
memberitahu petugas
10. Jika sdh selesai ambil pispot & letakkan di bawah
11. Bersihkan daerah perianal dgn tissue (wanita :
bersihkan mulai dari uretra s/d anus), kmd tissue
dibuang ke pispot
12. Gnkn waslap utk mencuci daerah perianal dgn air
sabun
13. Bilas dgn air bersih
14. Keringkan daerah perianal dgn handuk
15. Mengangkat alas bokong
16. Mengembalikan posisi klien spt semula
17. Mengenakan kembali pakaian bawah klien
18. Mengangkat selimut mandi & memasang
selimut tidur
19. Ganti linen jika kotor terkena feses & urine
20. Rapikan klien
21. Bereskan alat
22. Cuci tangan
23. Dokumentasi
 Pengertian : memasukkan larutan ke dalam rektum & kolon
 Tujuan : utk meningkatkan defekasi dgn merangsang

peristaltik, utk melunakkan feses yg telah mengeras/ utk


mengosongkan rektum & kolon bawah utk prosedur
diagnostik atau pembedahan
 Batang dgn ujung utk rektal
 Sarung tangan
 Pelumas larut dlm air
 Perlak pengalas
 Selimut mandi
 Tissue toilet
 Pispot
 baskom, waslap, handuk,

sabun
1. Jelaskan prosedur kpd klien
2. Tutup sampiran
3. Bantu klien pd posisi miring (lateral) kiri
4. Letakkan perlak pengalas di bwh bokong klien
5. Selimuti tubuh & ekstremitas bwh klien dgn selimut
mandi, biarkan hny area anal yg terlihat
6. Letakkan pispot dekat dgn pasien
7. Mencuci tangan & memakai sarung tangan
8. Lepaskan kap plastik dari ujung rektal, tambahkan jelly
9. Dgn perlahan regangkan bokong & cari letak anus.
Instruksikan klien utk rileks dgn menghembuskan nafas
perlahan mll mulut
10. Masukkan ujung botol dgn perlahan ke dlm rektum,
masukkan 7,5-9 cm pd org dewasa
11. Tekan botol sampai semua larutan telah masuk rektum &
kolon
12. Letakkan lapisan tissue toilet disekitar anus & perlahan
tarik botol
13. Minta klien utk menahan larutan
14. Bereskan alat
15. Lepaskan sarung tangan
16. Bantu klien ke kamar mandi atau membantu posisi di
pispot
17. Bantu klien mencuci area anal
18. Cuci tangan dan dokumentasi
• Pengertian : mengambil feses sbg bahan pemeriksaan lab
• Macam cara pengambilan feses : disesuaikan dgn jenis

pemeriksaan : pemeriksaan lengkap & pemeriksaan kultur


(pembiakan)
1. Pemeriksaan lengkap
• Pengertian : pemeriksaan thd feses segar (meliputi warna,

bau, konsistensi, lendir, darah, telur cacing)


• Persiapan alat : sama spt pd persiapan alat utk BAB, tempat

utk feses yg akan diperiksa, 2 batang lidi sbg pengambil


feses
1. Pd pasien yg blm dapat/ tdk boleh berjalan : berikan
dahulu pispot utk BAK, baru pispot kering; stlh selesai
BAB, sblm cebok, feses diambil sdkt dgn lidi kmd
dimasukkan ke dlm tempat yg sdh disediakan
2. Pd pasien yg dpt berjalan : peralatan yg diperlukan
diletakkan di KM, pasien hrs BAB dlm pispot yg telah
disediakan & jgn sampai feses tsb bercampur dgn air;
petugas mengambil feses sdkt utk pemeriksaan
3. Pd pasien yg tdk dpt BAB sendiri : feses hrs
diambil lgsg dgn jari petugas dgn memakai
sarung tangan (cara toucher), sbb :
• Alat : sarung tangan, vaseline, kapas, bengkok,
tempat bahan pemeriksaan
• Pasien : diberi penjelasan prosedur yg akn
dilakukan, posisi dorsal recumbent
• Pelaksanaan :
a. Pakaian bawah pasien dilepaskan
b. Pasang sampiran
c. Petugas memakai sarung tangan, jari telunjuk
tgn dominan diberi vaseline (utk mengambil
feses)
d. Mengambil feses dgn cara memasukkan jari telunjuk
perlahan2 ke dlm anus dgn arah ke atas, kmd putar ke
kiri&kanan sampai teraba feses
e. Feses dikeluarkan perlahan2, masukkan ke dalam tempat
yg telah tersedia
f. Anus dibersihkan dgn kapas sublimat
g. Lepas sarung tangan & bereskan alat
h. Rapikan pasien
i. Botol diberi etiket – kirim ke lab
2. Pemeriksaan kultur
Caranya sama dgn toucher, tetapi sarung tangan, kapas
sublimat, & botol bertutup tempat bahan pemeriksaan
harus steril

Anda mungkin juga menyukai