Anda di halaman 1dari 7

CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN

Nama : …………………………………… NIM :……………………………….

NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Definisi:
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan adanya
gangguan pada sistem perkemihan.

Tujuan:
a. Mengetahui keadaan fungsi sistem perkemihan.
b. Mengetahui ada tidaknya kelainan sistem
perkemihan
c. Menentukan diagnosis pasien dengan penyakit atau
masalah pada sistem perkemihan.

Indikasi :

a. Pasien dengan suspect gagal ginjal


b. Pasien dengan suspect kelainan sistem perkemihan
c. Pasien dengan gangguan sistem perkemihan lain

Kontraindikasi : -

Pelaksanaan:
1. Persiapan Pasien :
• Memperkenalkan diri.
• Bina hubungan saling percaya.
• Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan
ruangan.
• Menjelaskan tujuan.
• Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan.
• Menyepakati waktu yang akan di gunakan.

2. Persiapan alat dan bahan :


 Stetoskop
 Sarung tangan bersih
 Sarung tangan steril
 Selimut
 Pelumas / gell

Persiapan Lingkungan
 Pasang sampiran.
Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan.
2. Siapkan alat-alat.
Tahap orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga.
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan.
5. Meminta persetujuan klien.
Tahap Kerja:
 Pasang sampiran
 Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk
memudahkan daerah luka dapat dijangkau dengan
mudah
 Dekatkan trolley ke dekat tempat tidur pasien
 Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih
 Pemeriksaan Ginjal
Inspeksi
1. Pasien tidur terlentang pemeriksaan di sebelah kanan
2. Kaji daerah abdomen pada garis mid klaikula kiri dan
kanan atau daerah costovetebral angle (CVA) atau lower
edge of rib cage
3. Perhatikan simetris atau tidak tampak ada masa dan
pulsasi

Auskultasi
4. Dengan menggunakan stetoskop kita dapat mendengar
apakah ada bunyi desiran pada aorta dan arteri renalis
5. Gunakan sisi bel stetoskop, pemeriksan mendengarkan
bunyi desiran di daerah epigastrik di area ini kita bisa
mendengarkan bunyi aorta.
6. Dengar pula pada daerah kuadran kiri dan kanan atas
karena pada area ini terdapat arteri renalis kiri dan kanan

Perkusi
7. Pasien dalam posisi terlungkup atau posisi duduk perkusi
dilakukan dari arah belakang karena posisi ginjal berada
didaerah belakang. Letakan tangan kiri diatas CVA dan
lakukan perkusi diatas tangan kiri dengan menggunakan
kepalan tangan untuk mengevaluasi nyeri tekan ginjal

Palapsi
8. Ginjal setinggi dibawah diaphragm sehingga tersembunyi
dibawah lekung iga
9. Untuk ginjal kiri dilakukan pemeriksa berada pada sisi
kanan pasien posisi terlentang. Pemeriksa meletakan
tangan kiri di bawah pinggang di dVA kiri, tangan kanan
berada dibawah iga kiri pada garis mid di bawah klavikula
10. Nitruksikan pasien menarik nafas dalam dan
mengeluaarkaan dengan lengkap
11. Pada saat pasien menarik napas, angkat bagian CVA kiri
dengan ta, gan kiri dan tangan kanan melakukan palpasi
kanan dalam
12. Bila ginjal teraba rasakan kontur (bentuk), ukuran dan
adanya nyeri tekan
13. Untuk gijal kanan tempatkan tangan kiri dibaawah
pinggang di daerah CVA kanan, tangan kanan berada
dilenggkungan iga kanan
14. Lakukan maneuver yang sama seperti pada palapasi ginjal
kiri.

 Pemeriksaan Ureter
Ureter tidak bisa dilakukan pemeriksaan di luar,
harus digunakan diagnostik lain seperti BNO,IVP, USG,
CT Renal. cyloscopy tetapi keluhan pasien dapat
dijadikan petunjuk adannya masalah pada ureternya,
seperti pasien mengeluh sakit di daerah abdomen yang
menjalar kebawah, hal ini yang disebut dengan kolik dan
biasanya behubungan dengan adanya distensi ureter dan
spasme ureter dan adanya obsrtuksi karena batu

 Pemeriksaan Kandung Kemih


Inspeksi

1. Perhatikan bagian abdomen bagian bawah, kandungan


kemih adalah organ berongga yang mampuh memebesar
untuk mengumpulkan dan mengeluarkan urin yang dibuat
ginjal
2. Didaerah supra pubis apakah adanya distensi
Perkusi
3. Pasien dalam posisi terlentang, perkusi dilakukan
mengetukan pada daerah kandung kemih daerah supra
pubis
Palapasi
4. Lakukan palpasi kandungan kemih pada daerah supra
pubis

 Pemeriksaan Urethra dan Meatus Urethra


Urethra tidak bisa diperiksa dari luar perlu pemeriksan
penunjang sperti BNO, CYSTOCOPY, yang bisa di
identifikasi adalah urin yang keluar
a. Karakteristik urin
1) jumlah perhari
 oliguri : 100-400cc/hari
 anuri : urin output sampai
100cc/hari
 total anuri : urin output 0cc/hari
 polyuria : urin output lebih dari
1500cc/hari
2) dysuria sakit pada saat mengeluarkan urin
3) warna (merah,kuning)
4) baunya
5) pola buang air kecil yang mengalami perubahan
6) kemampuan mengontrol buang aur kecil
 Urgency : tiba-tiba sangat
mendesak ingin bak
 Hesistensy : kesulitan pada saat
memulai dan mengakiri bk
 Dribling : urin keluar secara
menetes
 incontinensia urin : urin keluar dengan
sendirinya tidak bisa dikontrol
 Retensi urin
7) Nocturia bak pada malam hari

 Pemeriksaan Meatus Uretha


Peralatan yang digunakan ; sarung tangan
Inspeksi pada meatus urethra apakah ada kelainan sekitar
labia. Untuk warna apakah ada kelainan pada
orifisiumuretrha pada laki-laki dan juga lihat cairan yang
keluar.

 Pemeriksaan Prostat Melalui Anus


Peralatan yang digunakan:
 Selimut
 Sarung tangan steril
 Pelumas

1. Bantu pasien mengatur posisi dorsal recumbent atur paha


berotasi keluar, lutut fleksi dan tutuplah bagian tubuh
yang tidak diperiksa
2. Nampakkan bagian pantat dan anjurkan pasien untuk
memusatkan perhatian
3. Kenakan sarung tangan dan beri pelumas pada jari
telunjuk kemudian perlahan-lahan masukan jari telunjuk
ke dalam anus dan rectum.
4. Lakukan palpasi pada dinding anterior untuk mengetahui
kelenjar prostat.

 Rapikan pasien dan atur posisi pasien senyaman


mungkin
 Rapikan alat
Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
3. Berikan informasi sesuai dengan kemampuan klien.
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan.
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna
Penguji Praktek

(………………………)

Anda mungkin juga menyukai