Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nova Fitri Nurdiana

Kelas : PSIK 4B

NIM : 2019012194

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN

A. Pengertian
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak diergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin atau air kemih.

B. Tujuan
1. Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit pasien.
2. Mengklarifikasi dan memastikan kelainan sesuai dengan keluhan dan riwayat kesehatan
pasien.
3. Mendapatkan data untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
4. Mendapatkan data fisik untuk menentukan status kesehatan pasien.

C. Persiapan alat
1. Baki dan alas
2. Stetoskop
3. Selimut
4. Sarung tangan steril
5. Pelumas

D. Prosedur kerja
1. Identifikasi kebutuhan pasien
2. Salam terapeutik
3. Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Tutup sampiran
6. Cuci tangan
7. Gunakan handscone

 Pemeriksaan ginjal
1. Atur pasien dengan posisi terlentang
2. Dalam melakukan palapasi ginjal kanan, letakkan tangan kiri pemeriksa dibawah
panggul dan elevasikan ginjal ke arah anterior, kemudian letakkan tangan kanan
pemeriksa pada dinding abdomen anterior digaris mid klavikula pada tepi bawah
batas kosta, lalau tekan tangan kanan pemeriksa secara langsung dan anjurkan pasien
menarik napas panjang, rasakan kontur9bentuk), ukuran dan amati adanya nyeri
tekan.
3. Untuk melakukan palpasi ginjal kiri, letakkan tangan kiri pemeriksa dibawah
panggul kemudiam lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan.
4. Perkusi ginjal kanan dilakukan dinding abdomen belakang pada sudut costa-vertebral
angel (CVA) dengan dialasi telapak tangan kiri, lakukan perkusi dengan sisi ulnar
kepalan tangan kanan.
5. Perkusi ginjal kiri dilakukan di dinding abdomen belakang pada sudut costo-vertebral
angel (CVA) dengan dialasi telapak tangan kiri, lalu lakukan perkusi dengan sisi
ulnarkepalan tangan kanan
Catatan: Pada peradangan/ infeksi saluran kemih ( U.T.I/Pyelonefritis0 akan
didapatkan tand nyeri pada perkusi ini.
6. Auskultasi dengan stetoskop pada aorta abdomen (mid epigastric) untuk
mendengarkan bunyi desiran.
7. Auskultasi pada daerah kuadran kiri dan kanan atas karena ada area ini terdapat arteri
renalis kiri dan kanan
Catatan: Jika terdengar bunyi bruit 9bising) makan indikasi adanya gangguan aliran
darah ke ginjal(stenosis arteri ginjal).

 Pemeriksaan kandung kemih


8. Lakukan palpasi pada kandung kemih/ bladder dengan menggunakan satu atau dua
tangan
Catatan: Kandung kemih teraba bila mengalami distensi akiba penimbunan urine.
Bila ditemukkan adanya distensi, lakukan perkusi pada area kandung kemih untuk
mengetahui suara atau tingkatan redupnya.
9. Perkusi daerah kandung kemih ata bladder dilakukan dengan teknik yang sama
seperti perkusi pada daerah abdomen. Normal bunyi perkusi pada daerah kandung
kemih yaitu timpani.
Catatan: Jika kandung kemih ata bladder penuh maka bunyinya redup (dulnes) di atas
simplysis pubis.

 Pemeriksaan meatus uretra


10. Inspeksi pada meatus uretra apakah ada kelainan sekitar labia. Lihat warna, apakah
ada kelainan pada orifisiumuretrha pada laki-laki dan juga lihat cairan yang keluar

 Pemeriksaan prostat melalui anus (pria)


11. Bantu pasien mengatur posisi dorsal rekumben atur paha berontasi keluar, lutut fleksi
dan tutuplah bagian tubuh yang tidak diperiksa.
12. Pajankan bagian bokong dan anjurkan pasien untuk memusatkan perhatian.
13. Kenakan sarung tangan dan beri pelumas pada jari teelunjuk kemudian perlahan-
lahan masukkan jari telunjuk ke dalam anus dan rectuum.
14. Lakukan palpasii pada dinding anterior untuk mengetahui kelenjar ptostat.
Normalnya kelenjar prostat yang berdiameter sekitar 4 cm dapat teraba dan tidak ada
nyeri tekan.
15. Setelah selesai tarik jari pemeriksa dari rektum dan anus.
16. Rapikan alat
17. Rapikan pasien
18. Cuci tangan
19. Dukumentasi

Anda mungkin juga menyukai