Anda di halaman 1dari 8

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal Ujian :
Tindakan : PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN

No KEGIATAN 0 1 2
1 Pastikan kebutuhan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik sistem
perkemihan
2 Siapkan Alat
 Baki+alas
 Stetoscop
 Selimut
 Sarung tangan steril
 Pelumas
3 Salam terapeutik
4 Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien
5 Dekatkan alat-alat ke pasien
6 Tutup sampiran
7 Cuci tangan
8 Gunakan handscoon
Pemeriksaan ginjal :
9 Atur pasien dengan posisi terlentang
10 Dalam melakukan palpasi ginjal kanan, letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah
panggul dan elevasikan ginjal ke arah anterior, kemudian letakkan tangan kanan
pemeriksa pada dinding abdomen anterior di garis mid klavikula pada tepi bawah
batas kosta, Lalu tekan tangan kanan pemeriksa secara langsung dan anjurkan
pasien menarik napas panjang, rasakan kontur (bentuk), ukuran dan amati adanya
nyeri tekan
11 Untuk melakukan palpasi ginjal kiri, letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah
panggul kemudian lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan.
12 Perkusi ginjal kanan dilakukan di dinding abdomen belakang pada sudut costo –
vertebral angel (CVA) dengan dialasi telapak tangan kiri, lalu lakukan perkusi
dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan
13 Perkusi ginjal kiri dilakukan di dinding abdomen belakang pada sudut costo –
vertebral angel (CVA) dengan dialasi telapak tangan kiri, lalu lakukan perkusi
dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan
Catatan : Pada peradangan / infeksi saluran kemih (U.T.I / Pyelonefritis) akan
didapatkan tanda nyeri pada perkusi ini.
14 Auskultasi dengan stetoskop pada aorta abdomen (mid epigastric) untuk
mendengarkan bunyi desiran
15 Auskultasi pada daerah kuadran kiri dan kanan atas karena pada area ini terdapat
arteri renalis kiri dan kanan
Catatan : Jika terdengar bunyi bruit (bising) maka indikasi adanya gangguan
aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal)
Pemeriksaan Kandung Kemih :
16 Lakukan palpasi pada kandung kemih / bladder dengan menggunakan satu atau
dua tangan
Catatan : Kandung kemih teraba terutama bila mengalami distensi akibat
penimbunan urine. Bila ditemukan adanya distensi, lakukan perkusi pada area
kandung kemih untuk mengetahui suara atau tingkatan redupnya
17 Perkusi daerah kandung kemih atau bladder dilakukan dengan teknik yang sama
seperti perkusi pada daerah abdomen. Normal bunyi perkusi pada daerah kandung
kemih yaitu timpani.
Catatan : Jika kandung kemih atau bladder penuh maka bunyinya redup (dulnes)
di atas simphysis pubis
Pemeriksaan meatus urethra :
18 Inspeksi pada meatus urethra apakah ada kelainan sekitar labia. Lihat warna,
apakah ada kelainan pada orifisiumuretrha pada laki-laki dan juga lihat cairan
yang keluar.
Pemeriksaan prostat melalui anus (pria) :
19 Bantu pasien mengatur posisi dorsal rekumben atur paha berotasi keluar, lutut
fleksi dan tutuplah bagian tubuh yang tidak diperiksa
20 Pajankan bagian bokong dan anjurkan pasien untuk memusatka perhatian
21 Kenakan sarung tangan dan beri pelumas pada jari telunjuk kemudian perlahan-
lahan masukan jari telunjuk ke dalam anus dan rectum
22 Lakukan palpasi pada dinding anterior untuk mengetahui kelenjar prostat.
Normalnya kelenjar prostat yang berdiameter sekitar 4 cm dapat teraba dan tidak
ada nyeri tekan.
23 Setelah selelsai tarik jari pemeriksa dari rektum dan anus.
24 Catat hasil pemeriksaan anda
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASE
Keterangan :

 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna


 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : tindakan tidak dilakukan sama sekali
 Presentase : total nilai X 100%

48

 Lulus ujian praktek


Apabila mahasiswa mampu melakukan prasat dengan presentase minimal 75 (32,5)

Tanggal

Mahasiswa yang diuji Penguji

( ) ( )
SOP PEMERIKSAAN FISIK BAGIAN PERKEMIHAN

Pengertian

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Tujuan

1. Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit pasien


2. Mengklarifikasi dan memastikan kelainan sesuai dengan keluhan dan riwayat kesehatan
pasien
3. Mendapatkan data untuk menegakkan diagnosa keperawatan
4. Mendapatkan data fisik untuk menetukan status kesehatan pasien

Persiapan alat:

1. Baki+alas
2. Stetoscop
3. Selimut
4. Sarung tangan steril
5. Pelumas

Prosedur kerja :

1. Identifikasi kebutuhan pasien


2. Salam terapeutik
3. Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Tutup sampiran
6. Cuci tangan
7. Gunakan handscoon

Pemeriksaan ginjal

1. Atur pasien dengan posisi terlentang


2. Dalam melakukan palpasi ginjal kanan, letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah panggul
dan elevasikan ginjal ke arah anterior, kemudian letakkan tangan kanan pemeriksa pada
dinding abdomen anterior di garis mid klavikula pada tepi bawah batas kosta, Lalu tekan
tangan kanan pemeriksa secara langsung dan anjurkan pasien menarik napas panjang,
rasakan kontur (bentuk), ukuran dan amati adanya nyeri tekan
3. Untuk melakukan palpasi ginjal kiri, letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah panggul
kemudian lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan.
4. Perkusi ginjal kanan dilakukan di dinding abdomen belakang pada sudut costo – vertebral
angel (CVA) dengan dialasi telapak tangan kiri, lalu lakukan perkusi dengan sisi ulnar
kepalan tangan kanan
5. Perkusi ginjal kiri dilakukan di dinding abdomen belakang pada sudut costo – vertebral
angel (CVA) dengan dialasi telapak tangan kiri, lalu lakukan perkusi dengan sisi ulnar
kepalan tangan kanan
Catatan : Pada peradangan / infeksi saluran kemih (U.T.I / Pyelonefritis) akan didapatkan
tanda nyeri pada perkusi ini.
6. Auskultasi dengan stetoskop pada aorta abdomen (mid epigastric) untuk mendengarkan
bunyi desiran
7. Auskultasi pada daerah kuadran kiri dan kanan atas karena pada area ini terdapat arteri
renalis kiri dan kanan
Catatan : Jika terdengar bunyi bruit (bising) maka indikasi adanya gangguan aliran darah
ke ginjal (stenosis arteri ginjal)

Pemeriksaan Kandung Kemih :


8. Lakukan palpasi pada kandung kemih / bladder dengan menggunakan satu atau dua
tangan
Catatan : Kandung kemih teraba terutama bila mengalami distensi akibat penimbunan
urine. Bila ditemukan adanya distensi, lakukan perkusi pada area kandung kemih untuk
mengetahui suara atau tingkatan redupnya
9. Perkusi daerah kandung kemih atau bladder dilakukan dengan teknik yang sama seperti
perkusi pada daerah abdomen. Normal bunyi perkusi pada daerah kandung kemih yaitu
timpani.
Catatan : Jika kandung kemih atau bladder penuh maka bunyinya redup (dulnes) di atas
simphysis pubis

Pemeriksaan meatus urethra :

10. Inspeksi pada meatus urethra apakah ada kelainan sekitar labia. Lihat warna, apakah ada
kelainan pada orifisiumuretrha pada laki-laki dan juga lihat cairan yang keluar.

Pemeriksaan prostat melalui anus (pria) :

11. Bantu pasien mengatur posisi dorsal rekumben atur paha berotasi keluar, lutut fleksi dan
tutuplah bagian tubuh yang tidak diperiksa
12. Pajankan bagian bokong dan anjurkan pasien untuk memusatka perhatian
13. Kenakan sarung tangan dan beri pelumas pada jari telunjuk kemudian perlahan-lahan
masukan jari telunjuk ke dalam anus dan rectum
14. Lakukan palpasi pada dinding anterior untuk mengetahui kelenjar prostat. Normalnya
kelenjar prostat yang berdiameter sekitar 4 cm dapat teraba dan tidak ada nyeri tekan.
15. Setelah selelsai tarik jari pemeriksa dari rektum dan anus.
16. Rapikan alat
17. Rapikan pasien
18. Cuci tangan
19. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai