Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN TERAPI INTRAVENA

No. Dokumen :
No. Revisi :-
SOP
Tanggal terbit :
PUSKESMAS Halaman : 1 dari 2 dr. NISMA HIDDIN,
KECAMATAN S.H., M.H.
SETIABUDI NIP. 196801272007012011
KEPALA PUSKESMAS:

1. Pengertian Terapi intravena memberikan cairan tambahan yang mengandung komponen


tertentu yang diperlukan tubuh secara terus menerus selama periode tertentu.
2. Tujuan Adapun tujuan prosedur ini adalah untuk :
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori
dan nitrogen pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang
adekuat melalui mulut.
2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.
3. Memulihkan volume darah.
4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.
3. Cairan 1. Cairan bisa bersifat isotonis (contohnya ; NaCl 0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air,
Ringer laktat / RL, dll)
2. Cairan bisa bersifat hipotonis (contohnya ; NaCl 5 %)
3. Cairan bisa bersifat hipertonis (contohnya ; Dekstrosa 10 % dalam NaCl,
Dektrosa 10 % dalam air, Dektrosa 20 % dalam air)
4. Peralatan - Alas plastik dan handuk kecil
- Manset tangan; bisa juga digunakan manset sfigmomanometer
- Kapas alkohol
- Betadine (1-2 % dalam air, 70 % alkohol)
- Kain kasa steril
- Plester dan stiker kosong untuk menulis tanggal pemasangan infus
- Set infus
- Jarum infus (abbocath, wing needle/butterfly)
- Cairan infus
- Sarung tangan steril (jika memasang infus pada klien yang mengalami penyakit
menular, seperti ; hepatitis B, HIV-B, AIDS, dll)
5. Prosedur/ 1. Mencuci tangan
Langkah- 2. Menjelaskan prosedur dan tujuannya (pada klien dan keluarga)
langkah 3. Memberikan posisi semi fowler atau terlentang
4. Menggulung lengan baju klien
5. Meletakkan manset 5 cm di atas siku
6. Menghubungkan cairan infus dengan set infus dan gantungkan (periksa label
infus sesuai dengan program terapi cairan yang akan diberikan)
7. Mengalirkan cairan dengan selang menghadap ke atas sehingga udara
didalamnya keluar
8. Mengencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan
sampai pemasangan pada tangan disiapkan
9. Mengencangkan manset atau jika menggunakan sfigmomanometer, tekanan
ditempatkan dibawah tekanan sistolik
10. Menganjurkan klien untuk mengepal dan membukanya beberapa kali, palpasi
dan pastikan vena yang akan ditusuk. (kriteria vena / pembuluh darahnya lihat
tabel. 1)
11. Membersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi
dengan menggunakan kasa betadine dan arahnya melingkar dari dalam keluar
lokasi tusukan.
12. Menggunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm diatas tusukan.
13. Memegang jarum dalam posisi 30 derajat sejajar vena yang akan ditusuk, lalu
tusuk perlahan dan pasti.
14. Merendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan tusukan jarum ke dalam
vena sampai terlihat darah mengalir keluar dari pembuluh darah.
15. Melepaskan tekanan manset
16. Sambungkan slang infus dengan kateter infus (abbocath, wing needle/butterfly)
dan buka klem infus sampai cairan mengalir lancar.
17. Mengolesi dengan salep betadine di atas penusukan
18. Memfiksasi posisi jarum dengan plester, letakkan kasa steril diatasnya. Atur
kasa steril pada lokasi jarum supaya berjendela agar mudah dievaluasi terhadap
tanda-tanda inflamasi. Bila ada gunakan plester steril yang transparan.
19. Mengatur tetesan infus sesuai ketentuan; pasang stiker yang sudah diberi
tanggal pada lokasi yang mudah terlihat.
20. Mendokumentasikan waktu pemberian, jenis cairan dan tetesan, jumlah cairan
yang masuk, waktu pemeriksaan kateter (terhadap adanya embolus), serta reaksi
klien (terhadap cairan yang telah masuk
6. Hal-hal a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru
yang perlu b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi
diperhati- c. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
kan d. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
e. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
f. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus
perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya embolus
g. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester dibersihkan
memakai kapas alcohol.
7. Rumus 1. Tetesan Makro : 1cc = 15 tetes
• Rumus :
Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)
Lamanya infus (jam) x 4

2. Tetesan Mikro : 1cc = 60 tetes


• Rumus :
Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)
Lamanya infus (jam).
8. Lokasi 1. Vena tangan paling sering digunakn untuk terapi IV rutin
Vena 2. Vena lengan depan : periksa dengan teliti kedua lengan sebelum keputusan
dibuat, sering digunakan untuk terapi rutin
3. Vena lengan atas : juga digunakan untuk terapi IV
4. Vena ekstremitas bawah : digunakan hanya menurut kebijakan institusi dan
keinginan dokter
5. Vena kepala : digunakan sesuai dengan kebijakan institusi dan keinginan
dokter ; sering dipilih pada bayi
6. Insisi : dilakukan oleh dokter untuk terapi panjang
7. Vena subklavia : dilakukan oleh dokter untuk terapi jangka panjang atau
infus cairan yang mengiritasi (hipertonik)
8. Jalur vena sentral: digunakan untuk tujuan infus atau mengukur tekanan
vena sentral
Contoh Vena sentral adalah : v. subkalvia, v. jugularis interna/eksterna, v.
sefalika atau v.basilika mediana, v. femoralis, dll.
9. Vena jugularis : biasanya dipasang untuk mengukur tekanan vena sentral
atau memberikan nutrisi parenteral total (NPT) jika melalui vena kava
superior.
10. Vena femoralis : biasanya hanya diguakan pada keadaan darurat tetapi
dapat digunakan untuk penempatan kateter sentral untuk pemberian NTP.

2
11. Pirau arteriovena (Scribner) : implantasi selang palastik antara arteri dan
vena untuk dialisis ginjal
12. Tandur (bovine) : anastomoisis arteri karotid yang berubah sifat dari cow ke
sistem vena ; biasanya dilakukan pada lengan atas untuk dialisis ginjal
13. Fistula : anastomoisis bedah dari arteri ke vena baik end atau side to side
untuk dialisis ginjal
14. Jalur umbilikal : rute akses yang biasa pada UPI neonatus

10. Riwayat Perubahan Dokumen

No Disiapkan oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:

1.

2.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai