0-03-V1
A. Tujuan :
Mendapatkan data yang akurat tentang kondisi klien yang mengalami gangguan
sistem endokrin.
B. Ruang Lingkup
Prosedur ini dilakukan pada klien yang mengalami gangguan sistem endokrin atau
pada yang memiliki resiko mengalami gangguan sistem endokrin. Pengkajian
keperawatan juga mencakup pada analisa data dan rumusan masalah keperawatan
klien.
C. Acuan
Buku Panduan Skill Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta
D. Definisi
Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin mungkin dapat dilakukan hanya sebagian dari
keseluruhan pengkajian.atau mungkin sebagian sudah dapat diatasi sendiri oleh klien
dengan pengetahuan dan kecurigaan terhadap masalah fungsi endokrin. Persiapan
Satu-satunya organ endokrin yang dapat dipalpasi adalah kelejar tiroid.Bagaimanapun
pengkajian lainnya dapat memperlihatkan informasi mengenai masalah endokrin
termasuk inspeksi pada kulit.rambut dan kuku. raut muka. refleks dan sistem
muskuloskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting seperti tandatanda vital yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap ketidakmampuan fungsi
sistem endokrin.
E. Prosedur
1. Tanggung jawab dan wewenang
a.Bagian akademik sebagai penanggung jawab pembelajaran
b. Koordinator mata ajaran KMB III yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
ketercapaian prosedur pengkajian dengan gangguan sistem endokrin
c.Pembimbing praktek pendidikan dan lahan yang bertanggung jawab dalam
membimbing dan menilai ketercapaian pelaksana prosedur tindakan setiap
peserta didik secara objektif baik di laboratorium maupun di lahan praktek.
2. Pelaksanaan
a. Persiapan Alat
1). Stetoskop
2). Bath scale ( timbangan )
FM-1-7.1.0-132.32.00.0-03-V1
3). Meteran
4). Sarung tangan
b. Persiapan Lingkungan
1) Mengatur lingkungan klien, memasang sampiran. Pastikan ruang periksa
hangat dan cukup penerangan.
c. Pengkajian awal
1) Persilahkan klien duduk atau berdiri menghadap ke sumber cahaya
sehingga sumber cahaya cukup menerangi bagian leher yang diperiksa
2) Aturlah posisi klien sedemikian rupa sehingga saat mengamati kelenjar
tiroid, posisi mata pemeriksa harus sejajar (horizontal) dengan leher orang
yang diperiksa. Mintalah klien untuk menunjukan ruas Ibu jarinya sebagai
acuan ukuran kelenjar tiroid..
d. Inspeksi
1) Lakukanlah pengamatan pada bagian leher klien pada posisi normal, tertama pada
lokasi kelenjar tiroidnya
2) Amatilah adanya pembesaran kelenjar tiroid yang tampak nyata
3) Jika kelenjar tiroid tidak tampak, mintalah klien untuk menelan dengan posisi
leher normal
4) Jika kelenjar tiroid tampak dengan jelas pada posisi menelan, dikatakan ada
pembesaran kelenjar tiroid tingkat
e. Palpasi
FM-1-7.1.0-132.32.00.0-03-V1
1) Berdirilah dibelakang klien, lalu letakanlah kedua jari telunjuk dan jari tengah
pada masing-masing lobus kelenjar tiroid yang letaknya beberapa cm dibawah
jakun
2) Rabalah (palpasi) daerah kelenjar tiroid. Perabaan (palpasi) jangan dilakukan
dengan tekanan terlalu keras atau terlalu lemah. Tekanan terlalu keras akan
mengakibatkan kelenjar masuk atau pindah kebelakang leher, sehingga
pembesaran tidak teraba. Perabaan terlalu lemah akan mengurangi kepekaan
perabaan
3) Jika kelenjar tiroid dapat teraba, walaupun ukurannya tidak membesar, dikatakan
ada pembesaran kelenjar tiroid tingkat 1
f. Auskultasi
1) Mendengarkan
bunyi
tertentu
dengan
bantuan
stetoskop
dapat
3) Pembesaran tingkat II : jika pembesaran kelenjar tiroid terlihat dengan nyata pada
gerakan menelan dengan posisi leher normal.
FM-1-7.1.0-132.32.00.0-03-V1
h. Tahap Terminasi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Mengevaluasi kembali
Merapihkan alat
Mengakhiri percakapan
Memberikan salam
Cuci tangan
Dokumentasi
Disusun Oleh
Diperiksa Oleh
Unit Akademik
Tanggal............
Ketua Pengelola
oleh
Tim M.A.....
Tanggal.......