Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN

TELP : (021) 5522250 – (021) 55733740


JL. Dr. SITANALA - TANGERANG 15121 FAX : (021) 5522250

LEMBAR OBSERVASI

Nama Mahasiswa :

NIM :

Hari/Tanggal Ujian :

Tindakan : PEMERIKSAAN FISIK MUSKULOSKELETAL

No KEGIATAN 0 1 2
1. Identifikasi kebutuhan pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur
3. Persiapan alat
- Sarung tangan jika diperlukan
- Meteran
3. Tutup sampiran.
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
5. Atur posisi pasien duduk atau berbaring, terlentang ataupun dalam keadaan
berdiri.
6. Otot
1. Inspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan
amati adanya atrofi atau hipertrofi
2. Jika didapatkan adanya perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya
dengan menggunakan meteran
3. Amati adanya otot dan tendon untuk mengetahui kemungkinan
kontraktur (hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi secara
pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi) yang ditunjukkan oleh
malposisi suatu bagian tubuh
4. Lakukan palpasi pada saat otot istirahat dan pada saat otot bergerak
secara aktif dan pasif untuk mengetahui adanya kelemahan (flasiditas),
kontraksi tiba-tiba secara involunter (spastisitas)
5. Uji kekuatan otot dengan cara menyuruh klien menarik atau mendorong
tangan pemeriksa, bandingkan kekuatan otot ekstremitas kanan dengan
ekstremitas kiri dengan menggunakan skla 0-5, yaitu :
a. Nilai 0, jika tidak ada respon total
b. Nilai 1, jika tidak ada gerakan tetapi terlihat adanya kontraksi otot
c. Nilai 2, jika mampu menahan gaya gravitasi tetapi dengan sentuhan
jatuh
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN

TELP : (021) 5522250 – (021) 55733740


JL. Dr. SITANALA - TANGERANG 15121 FAX : (021) 5522250

d. Nilai 3, jika mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan


dorongan pemeriksa
e. Nilai 4, jika gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
sedikit penahanan
f. Nilai 5, jika gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
penahanan penuh (kekuatan utuh).
6. Amati kekuatan suatu bagian tubuh dengan cara memberi penahanan
secara resisten
7. Tulang
1. Amati kenormalan susunan tulang dan adanya deformitas
2. Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan
3. Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan
8. Persendian
1. Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian
2. Palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan,
bengkak, nodul, dan lain-lain
9. Kaji tentang gerak persendian (ROM atas dan bawah)
a. Fleksi
b. Ekstensi
c. Hiperekstensi
d. Abduksi
e. Adduksi
10. Rapihkan pasien dan alat
11. Cuci tangan
12. Dokumentasi tindakan.
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASE

Keterangan :
 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna
 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : tindakan tidak dilakukan sama sekali
 Presentase : total nilai X 100%
24
 Nilai lulus ujian praktek : 75 (3,25)

Mahasiswa yang diuji Penguji

(...............................................................) (..............................................................)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN

TELP : (021) 5522250 – (021) 55733740


JL. Dr. SITANALA - TANGERANG 15121 FAX : (021) 5522250

SOP Pemeriksaaan Fisik Sistem Muskuloskeletal

A. Definisi
Pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
pada tulang, persendian dan otot. Biasanya, pengkajian sistem muskoloskeletal merupakan
bagian kecil dari keseluruhan pengkajian fisik, terutama untuk klien yang mempunyai
keluhan lain. Tetapi, jika pengkajian umum menunjukkan abnormalitas atau riwayat gejala,
maka pengkajian yang lengkap terhadap sistem tersebut akan diperlukan

B. Tujuan
1. Memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendiaan.
2. Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian – bagian
tertentu.

C. Persiapan alat
1. Meteran

D. Prosedur pelaksanaan
1. Otot
2. Inspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya atrofi atau
hiperatrofi.
3. Jika didapatkan perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan menggunakan meteran.
4. Amati adanya otot dan tendo untuk mengetahui kemungkinan kontraktur yang ditunjukkan
oleh malposisi suatu bagian tubuh.
5. Lakukan palpasi pada saat otot istirahat dan pada saat otot bergerak secara aktif dan pasif
untuk mengetahui adanya kelemahan (flasiditas), konstraksi tiba – tiba secara involunter
(spastisitas).
6. Uji kekuatan otot dengan cara menyuruh klien menarik atau mendorong tangan pemeriksa,
bandingkan kekuatan otot ekstremitas kanan dengan ekstremitas kiri.
7. Amati kekuatan suat bagian tubuh dengnan cara memberi penahanan secara resisten.

2. Tulang
1. Amati kenormalan susunan tulang dan adanya deformitas.
2. Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan.
3. Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan.

3. Persendiaan
1. Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendiaan.
2. Palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak, nodul, dll.
3. Kaji rentang gerak persendian (Range Of Motion, ROM)
4. Catat hasil pemeriksaa.

4. Sumber
Priharjo, Robert . Pengkajian Fisik Keperawatan . 2006 . Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai