Anda di halaman 1dari 19

TUGAS GINEKOLOGI

KANKER PAYUDARA

Oleh : Kelompok 1
Yesy Nur Yaerina 011211231001 Rahma Anugerah O 011411223001
Zuhrotul Mufidah 011211231002 Rossy Handayani 011411223002
Himmatul ‘Inayah 011211231003 Torvia Indriyani 011411223003
Asti Yulia Firdani 011211231004 Iqsyadina Fikriya 011411223004
Reza Fitryesta R 011211231005 Rachmawati SP 011411223005
Irmaya Paramita 011211231006 Yulia Mufidah 011411223006
Wahyu Mahar P 011211231007 Rohmatu Sangadah 011411223007
Dewi Sinta R 011211231008 Yulia Tuti 011411223008
Romadhinniar F 011211231009 Yeni Mustika 011411223009
Ni Komang Ayu DA 011211231010 Grace Riyanti S 011411223010
Aulia Ayu D 011211231011 Lucky Citra S 011411223011
Rizqotul Maghfiroh R 011211231012 Anisa Mardiati I 011411223012
Nur Ayu Fitriani 011211231013 Monita Lia A 011411223014
Fenny Alvionita 011411223015

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ginekologi dan menambah
pengetahuan kepada pembaca.
Makalah ini berisi tentang gambaran kanker payudara yang terjadi pada
wanita dan dampak fisik yang dialami pada penderita kanker payudara.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman :
Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3


2.1 Definisi Kanker Payudara ............................................................................. 3
2.2 Etiologi Kanker Payudara ............................................................................. 4
2.3 Anatomi dan Fisiologi Payudara ................................................................... 5
2.4 Patofisiologi Kanker Payudara ...................................................................... 6
2.5 Deteksi Dini Kanker Payudara ...................................................................... 8
2.6 Diagnosa dan Penatalaksanaan Kanker Payudara ......................................... 8

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................ 14


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14
3.2 Saran ............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan
payudara seseorang. Etiologi kanker payudara masih belum diketahui. Kanker
payudara merupakan jenis kanker pembunuh nomor dua wanita Indonesia
setelah kanker serviks. Oleh karena itu kanker payudara perlu diwaspadai dan
dideteksi dini. Salah satunya dengan melakukan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri).
Menurut data WHO tahun 2008, menunjukkan bahwa 548.000 mortalitas
per tahun karena kanker payudara terjadi pada wanita. Kejadian di Amerika
Serikat, satu dari setiap 9-11 wanita Amerika akan mengalami kanker
payudara pada suatu saat dalam hidupnya. Umur rata-rata dan median kejadian
kanker payudara adalah 60-61 tahun. Faktor resiko kanker payudara, yang
sebagian besar didasarkan pada riwayat pasien dan riwayat keluarga.
Kanker payudara telah menyebabkan banyak kematian wanita karena
kurangnya deteksi dini payudara yang bisa dilakukan sendiri. Berdasarkan
sistem informasi RS seluruh Indonesia tahun 2013 jumlah pasien rawat jalan
maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7
%). 40% dari semua kanker dapat dicegah bahkan seperti kanker payudara
dapat disembuhkan jika terdeteksi dini, kebanyakan ditemukan datang dalam
keadaan sudah stadium lanjut. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran
dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker.
Sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien, dan sekitar
5% ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Penemuan awal,
pada sebagian besar kanker payudara (66%), berupa massa keras atau kokoh,
tidak lunak, terfiksir dengan batas tidak tegas (karena invasi lokal). Pada kira-
kira 11% kasus, tanda yang timbul berupa massa di payudara yang nyeri.
Tanda-tanda lain berupa discharge puting (9%), edema lokal (4%), retraksi
puting (3%) dan krusta pada puting. Gejala-gejala awal berupa ulserasi, gatal,
nyeri pembesaran, kemerahan atau adenopati aksila jarang terjadi.
Dari kejadian kanker payudara pada wanita berdampak fisik pada
payudara itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh gejala yang terjadi pada
payudara tersebut dan tindakan seperti kemotrapi maupun tindakan
pembedahan yang memberi bekas. Lebih parahnya lagi apabila diharuskan
untuk pengangkatan payudara itu sendiiri. Sehingga dari aspek penglihatan
akan mempengaruhi estetika dari perempuan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi kanker payudara?
2. Bagaimana etiologi kanker payudara?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologis payudara?
4. Bagaimana patofisiologi kanker payudara?
5. Bagaimana deteksi dini kanker payudara?
6. Bagaimana diagnosa dan penatalaksanaan kanker payudara?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:
1. Menjelaskan definisi kanker payudara.
2. Menjelaskan etiologi kanker payudara.
3. Menjelaskan anatomi dan fisiologi payudara.
4. Menjelaskan patofisiologi kanker payudara.
5. Menjelaskan deteksi dini kanker payudara.
6. Menjelaskan diagnosa dan penatalaksanaan kanker payudara.

2
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kanker Payudara


Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan
kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh
melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah
tubuh dan menyebar ke organ lain. Proses ini disebut metastasis. Metastasis
merupakan penyebab utama kematian akibat kanker (WHO, 2009).
Menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah
untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan
dapat menyerang jaringan di sekitarnya.
Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma
ganas, dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker
(Price et al., 2006).
Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma,
sesuai definisi Wills, adalah “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal
serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut
telah berhenti” (Kumar et al., 2007).
Istilah tumor kurang lebih merupakan sinonim dari istilah neoplasma.
Semua istilah tumor diartikan secara sederhana sebagai pembengkakan atau
gumpalan, dan kadang-kadang istilah “tumor sejati” dipakai untuk
membedakan neoplasma dengan gumpalan lainnya. Neoplasma dapat
dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya; ada yang jinak, ada pula yang ganas
(Price et al., 2006).
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis
kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat
terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di
antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan
jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong,
W., 2005).
Umur penderita kanker payudara termuda adalah 20 sampai 29 tahun,
yang tertua adalah 80 sampai 89 tahun, yang terbanyak adalah berumur 40
sampai 49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas ( Wiknjosastro,
2007).
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006).
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari
sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran
susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Medicastore,
2011).

2.2 Etiologi Kanker Payudara


Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap jenis kanker
mempunyai banyak faktor dan tahapan, yang mengarah pada terjadinya
perubahan sel normal menjadi sel kanker. Berdasarkan studi epidemiologi
kanker payudara pria/wanita 1:100, lebih banyak diderita pada usia >30 tahun
(Grace, 2006). Menurut Buku Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini
sekitar 5-10% dari kanker terjadi akibat adanya kelainan genetik yang
diturunkan, termasuk pada kanker payudara. Faktor genetik memegang

4
peranan penting meskipun tidak eksklusif, dalam timbulnya kanker. Faktor
predisposisi terjadinya kanker payudara, riwayat kanker payudara dalam
keluarga yang kuat (faktor genetik), menarche lebih awal dan menopause
terlambat, biasanya pada wanita nulipara (Grace,2006). Faktor predisposisi
lainnya menurut Buku Ajar Bedah (Sabiston,1995) adalah obesitas,
penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon estrogen, serta faktor
penyusuan yang mana wanita yang pernah menyusui dianggap menurunkan
resiko terjadinya kanker payudara, wanita dengan riwayat penyakit proliferatif
dan atau hiperplasia atipik, dan radiasi.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Payudara


Payudara wanita membentang dari iga ke-2 sampai ke-6 dan dari sisi
sternum sampai linea mid-aksilaris. Payudara terletak di dalam fascia, yang
memisahkannya dari musculus pectoralis mayor dan otot lain. Areola adalah
area berpigmen disekeliling papila mamae. Kelenjar areolar (Montogometry)
adalah kelenjar sebaseus besar di dalam areola. Payudara terdiri dari 15-20
lobulus jaringan kelenjar, terbenam di dalam lemak. Lobulus dipisahkan satu
sama lain oleh jaringan fibrosa. Payudara menonjol ke arah puting susu, dan
setiap lobulus bermuara ke dalam sebuah saluran yan bermuara pada puting
susu. Payudara mendapat suplai darah oleh arteri dari arteria axilaris dan oleh
cabang perforantes arteria mammaria enterna, yang berjalan di bagian dalam
dada dan di belakang tulang rawan iga dan memberikan cabang melalui ruang
sela iga (Gibson,2003).

5
Gambar: Anatomi Mammae Atlas Anatomi Netter

2.4 Patofisiologi Kanker Payudara


Pada umumnya tumor pada payudara bermula dari sel epitelial,
sehingga kebanyakan kanker payudara dikelompokkan sebagai karsinoma
(keganasan tumor epitelial). Sedangkan sarkoma, yaitu keganasan yang
berangkat dari jaringan penghubung, jarang dijumpai pada payudara.
Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar yaitu in situ karsinoma dan invasive karsinoma.
Karsinoma in situ dikarakterisasi oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus
maupun di lobular, tanpa adanya invasi melalui membran basal menuju stroma
di sekelilingnya. Sebaliknya pada invasive karsinoma, membran basal akan
rusak sebagian atau secara keseluruhan dan sel kanker akan mampu
menginvasi jaringan di sekitarnya menjadi sel metastatik (Hondermarck,
2003).
Kanker payudara pada umumnya berupa ductal breast cancer yang
invasif dengan pertumbuhan tidak terlalu cepat (Tambunan, 2003). Kanker
payudara sebagian besar (sekitar 70%) ditandai dengan adanya gumpalan
yang biasanya terasa sakit pada payudara, juga adanya tanda lain yang

6
lebih jarang yang berupa sakit pada bagian payudara, erosi, retraksi,
pembesaran dan rasa gatal pada bagian puting, juga secara keseluruhan timbul
kemerahan, pembesaran dan kemungkinan penyusutan payudara. Sedangkan
pada masa metastasis dapat timbul gejala nyeri tulang, penyakit kuning atau
bahkan pengurangan berat badan (Bosman, 1999). Sel kanker payudara dapat
tumbuh menjadi benjolan sebesar 1-2 cm dalam waktu 8-12 tahun (Tambunan,
2003).
Pada tumor yang ganas, benjolan ini besifat solid, keras, tidak beraturan,
dan nonmobile. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi edema kulit,
kemerahan, dan rasa panas pada jaringan payudara (Lindley dan Michaud,
2005). Meskipun mekanisme molekuler yang mempengaruhi risiko terjadinya
kanker payudara dan progresi dari penyakit ini belum dapat diketahui secara
persis namun aktivasi onkogen yang disebabkan oleh modifikasi genetik
(mutasi, amplifikasi atau penyusunan ulang kromosomal) atau oleh modifikasi
epigenetik (ekspresi berlebihan) dilaporkan mampu mengarahkan pada
terjadinya multiplikasi dan migrasi sel. Beberapa onkogen telah diketahui
mempengaruhi karsinogenesis kanker payudara, diantaranya Ras, c-myc,
epidermal growth factor receptor (EGFR, erb-B1), dan erb-B2 (HER-2/neu)
(Greenwald, 2002). Perubahan ekspresi maupun fungsi dari gen supresor
tumor seperti BRCA1, BRCA2 dan p53 tidak sepenuhnya bertanggungjawab
dalam tingginya prevalensi kanker payudara spontan. Mutasi atau ketiadaan
BRCA1 terdapat pada <10% kanker payudara, sementara itu mutasi p53
terjadi pada lebih dari 30% kanker payudara (Bouker et al., 2005).
Diperkirakan perkembangan tumor dari perubahan seluler pertama kali
sampai kemudian terlihat melalui mammografi memerlukan waktu 6 sampai 8
tahun. Adanya perubahan sel kanker payudara menjadi sel yang ganas
telah membentuk heterogenisitas dalam lingkungan di dalam sel. Selain itu,
inflamasi lokal yang terjadi pada kasus kanker payudara mengindikasikan
aktivitas sel sistem imun dan interaksinya dengan tumor (Hondermarck,
2003). Histologi kanker payudara menurut Grace, 2006: adenokarsinoma
berkembang dari epitel kelenjar. Tipe yang paling sering adalah karsinoma

7
duktal invasif (90%) atau lobularis (10%). Penyakit paget merupakan
karsinoma duktal yang melibatkan puting.

2.5 Deteksi Dini Kanker Payudara


Meskipun beberapa resiko dapat diturunkan dengan melakukan
pencegahan, deteksi dini merupakan strategi yang tidak dapat dihilangkan.
Deteksi dini kanker payudara diharapkan dapat meningkatkan angka harapan
hidup penderita kanker payudara.
Menurut WHO 2015 ada 2 tipe dalam deteksi dini :
1. Deteksi dini atau waspada pada tanda dan gejala yang simptomatik
2. Skrining pada kelompok populasi yang dianggap memungkinkan untuk
terjadi kanker payudara.
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan skrining
menggunakan mammografi, SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan
Pemeriksaan Payudara Klinis (Clinical Breast Examination).

2.6 Diagnosa dan penatalaksanaan Kanker Payudara


Menurut Davey (2005), dignosis harus ditegakkan dengan pemeriksaan
histologis (jaringan) atau sitologis (sel). Kanker harus di diagnosis, ditentukan
stadiumnya dan kemudian ditentukan terapinya. Sampel sel (aspirasi jarum
halus) atau jaringan kecil (biopsi jarum) biasanya cukup. Stadium
mencerminkan mekanisme penyebaran tumor (invasi lokal, penyebaran
melalui limfe atau darah).
Gambaran klinis (Grace, 2005)
- Dapat diraba, keras, iregular, terfiksasi, biasanya tidak nyeri
- Retraksi puting dan cekungan kulit (skin dimpling)
- Eksim puting susu pada penyakit Paget
- Peau d’orange (edema di kulit akibat obstruksi limfatik)
- KGB aksila yang teraba.

8
Gambar: Infiltrating ductal carcinoma

Gambar: histologi pada infiltrating ductal carsinoma

Pemeriksaan penunjang (Grace, 2005)


Penilaian 3 langkah: klinis/radiologis/sitologis
- Penilaian radiologis: mammografi (USG pada wanita muda dengan
payudara yang padat dan besar).
- Gambaran pada mammografi: irregular, berspikula, massa radioopak
dengan mikrokalsifikasi.
- Penilaian sitologis: FNAC atau core biopsy
- Biopsi payudara: biopsi eksisi kadang dibutuhkan untuk diagnosis

9
- Pemeriksaan penunjang stadium untuk karsinoma yang telah terbukti
semua: rontgen toraks, DPL, fosfatase alkali serum, γ-glutamil
transpeptidase, kalsium serum (menunjuk adanya metastasis ke hati atau
tulang)
Pembagian stadium kanker payudara menurut Yayasan Kanker Payudara
Indonesia, 2015:
1. Stadium 0 (disebut carcinoma in situ)
Lobular carcinoma in situ (LCIS) adalah sel-sel yang abnormal yang
terdapat pada kelenjar di payudara yang mempunyai risiko berkembang
menjadi kanker payudara. Ductal carcinoma in situ (DCIS) adalah sel-sel
yang abnormal pada saluran duktus. Perempuan dengan DCIS memiliki
risiko tinggi penyebaran kanker di payudaranya. Pilihan pengobatan sama
dengan pasien kanker payudara dengan stadium 1.
2. Stadium I
Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan belum
menyebar di luar payudara.
3. Stadium II
Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan telah
menyebar sampai ke kelenjar getah bening di bawah lengan; atau ukuran
tumor antara 2 dan 5 cm (dengan atau tanpa penyebaran di kelenjar getah
bening di bawah lengan); atau tumor berukuran lebih dari 5 cm dan belum
menyebar dari payudara.
4. Stadium III
Stadium lanjut kanker payudara, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan telah
menyebar sampai ke kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker
berada pada kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker telah
menyebar di dekat tulang payudara atau jaringan lain di sekitar payudara.
5. Stadium IV
Kanker payudara dimana telah terjadi penyebaran di luar payudara ke
organ tubuh lainnya.

10
Stadium Kanker Payudara TNM
Staging UICC 1997
T : Tumor
Tx : Tumor primer tidak bisa diketahui
T0 : Tumor primer tidak teraba
Tis : Carcinoma insitu
 Intra ductal carcinoma
 Lobular carcinoma
 Paget’s disease of the nipple dengan tidak ada tumor teraba
T1 : Tumor ukuran terbesar < 2cm
 T1a  < 0,5
 T1b 0,5cm >  < 1cm
 T1c 1cm >  > 2cm
T2 : Tumor > 2cm tetapi < 5cm
T3 : Tumor > 5cm
T4 : Setiap T yang diekstensi ke kulit atau dinding dada
 T4a : Ekstensi ke dinding dada
 T4b : Edema (peau d’orange) : ulserasi atau satelit nodule pada
payudara ipsilat
 T4c : Kedua-duanya T4a dan T4b
 T4d : Mastitis karsinomatosa

N : KGB regional
N : N tidak dapat ditentukan
N0 : Tidak ada meta KGB regional
N1 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan mobil (tidak terfixir)
N2 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan terfixir satu sama lain atau
ke struktur lain
N3 : Metastase pada KGB mammary interna ipsi lateral

11
M : Metastase jauh
Mx : Adanya metastase jauh tidak dapat diketahui
M0 : Tidak ada metastase jauh
M1 : Ada metastase jauh (termasuk metastase pada KGB supra klav.
Ipsilateral)

Group Stadium
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 AnyN M0
AnyT N3 M0
Stadium IIIA : AnyT AnyN M1

Penatalaksanaan penting (Grace, 2005)


1. Kanker payudara dini
a. Terapi lokal biasanya: lumpektomi + radioterapi payudara atau
masektomi sederhana
b. Penatalaksanaan terhadap kelenjar terhadap kelenjar getah bening
aksila penting pada kasus kanker invasif (untuk penentuan stadium,
prognosis dan terapi) yang biasa dilakukan adalah diseksi dan
pengangkatan kelenjar getah bening aksila atau pengambilan sampel

12
kelenjar getah bening aksila dan radioterapi selektif terhadap aksila.
Biopsi kelenjar getah bening sentinel semakin banyak digunakan untuk
menentukan apakah pembesaran aksila atau radioterapi diperlukan.
c. Pencegahan terhadap penyebaran sistemik biasanya berupa: terapi
hormonal (misalnya tamoksifen atau inhibitor aromatase); atau
kemoterapi ajuvan (antrasiklin, cyclofosfamid, metotreksat, 5FU) jika
memiliki resiko tinggi (KGB positif, gambarah histologis buruk)
d. Prognosis tergantung pada status KGB, ukuran tumor dan derajat
histologis: secara keseluruhan angka ketahanan 10 tahun sebesar 80%.
2. Kanker payudara lanjut
a. Terapi lokal bertujuan untuk mengontrol rekurensi lokal-
lupektomi/masektomi/redioterapi.
b. Metastasis jauh: radioterapi untuk meredakan nyeri akibat metastasis
tulang, terapi hormon (tamoksifen, inhibitor aromatase, fulvestran) bila
reseptor estrogen positif. Kemoterapi dengan antrasiklin atau taksan
atau agen biologis (herseptin) bila HER2 positif.
c. Prognosis: buruk, hanya 30-40% merespon terhadap terapi dengan
ketahan hidup rata-rata selama 2 tahun, dimana pasien yang tidak
merespon biasanya meninggal.

13
14

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ca Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca
Mamae ini bisa disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda
dan gejala yang biasa muncul pada pasien Ca Mamae adalah adanya
benjolan/massa di payudara, terasa nyeri dan terjadi pembesaran yang
abnormal.

3.2 Saran
1. Kita harus selalu waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar
apabila terdapat kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap
yang paling tinggi dan sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih
jauh.
2. Untuk mencegah terjadi penyakit ca mamae, maka seorang wanita
hendaknya menjaga kesehatan dengan mengurangi atau menjauhi faktor
resiko yang bisa menyebabkan ca mamae dan menjaga/memperbaiki pola
makan/gizi serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini,
sebab kebanyakan ca mamae berkembang dalam jangka waktu yang lama,
dan sering kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala pada
stadium awal. Dalam proses promotif, preventif dan protektif ini
hendaknya ada kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan
pemerintah serta komponen lainnya demi menurunkan angka kesakitan
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Mohamad. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC.
Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll. 2013. Buku Saku Obstetri & Ginekologi.
Jakarta: EGC.
Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi UGM.
Kanker Mammae. Anonim. 2014. 23 Maret 2012.
<http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=885>.
Carpenito Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Davey, Patrick. 2006. At Glance: Medicine. Jakarta: Erlangga.
Gibson, John. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Editor Ester
Monica. 2003. 23 Maret
2012.<https://books.google.co.id/books?id=fhq0XZVHwAC&printsec=frontc
over&hl=id#v=onepage&q&f=false>.
Grace A. Pierce & Borley R. Nell. 2003. At Glance: Ilmu Bedah. Jakarta:
Erlangga.
http://eprints.unika.ac.id/16007/2/08.40.0049_Cristina_Johana_BAB_I.pdf.
Hukom A. Ronald. Penatalaksana Kanker Payudara Terkini. 2003. 23 Maret
2012.https://books.google.co.id/books?id=YmfVskk6QOgC&pg=PA24&dq=
derajat+keganasan+kanker+payudara&hl=id&sa=X&ei=LxEQVfqiD8nuQS
QtoHoDw&ved=0CB8Q6AEwAQ#v=onepage&q=stadium&f=false.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px). Jakarta :EGC.
Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah. Editor Oswari Jonatan. 1995. 23 Maret
2012.<https://books.google.co.id/books?id=qgdPlhdlc0C&pg=PA341&dq=de
rajat+keganasan+kanker+payudara&hl=id&sa=X&ei=LxEQVfqiD8nuQSQto

15
HoDw&ved=0CCQQ6AEwAg#v=onepage&q=derajat%20keganasan%20kan
ker%20payudara&f=true>.
Yayasan kanker payudara Indonesia. Treatment Options. Anonim. 2013.23 Maret
2012.<http://www.pitapink.or.id/content.php?id=4>.

16

Anda mungkin juga menyukai