KANKER PAYUDARA
Oleh : Kelompok 1
Yesy Nur Yaerina 011211231001 Rahma Anugerah O 011411223001
Zuhrotul Mufidah 011211231002 Rossy Handayani 011411223002
Himmatul ‘Inayah 011211231003 Torvia Indriyani 011411223003
Asti Yulia Firdani 011211231004 Iqsyadina Fikriya 011411223004
Reza Fitryesta R 011211231005 Rachmawati SP 011411223005
Irmaya Paramita 011211231006 Yulia Mufidah 011411223006
Wahyu Mahar P 011211231007 Rohmatu Sangadah 011411223007
Dewi Sinta R 011211231008 Yulia Tuti 011411223008
Romadhinniar F 011211231009 Yeni Mustika 011411223009
Ni Komang Ayu DA 011211231010 Grace Riyanti S 011411223010
Aulia Ayu D 011211231011 Lucky Citra S 011411223011
Rizqotul Maghfiroh R 011211231012 Anisa Mardiati I 011411223012
Nur Ayu Fitriani 011211231013 Monita Lia A 011411223014
Fenny Alvionita 011411223015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ginekologi dan menambah
pengetahuan kepada pembaca.
Makalah ini berisi tentang gambaran kanker payudara yang terjadi pada
wanita dan dampak fisik yang dialami pada penderita kanker payudara.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman :
Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................ iii
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:
1. Menjelaskan definisi kanker payudara.
2. Menjelaskan etiologi kanker payudara.
3. Menjelaskan anatomi dan fisiologi payudara.
4. Menjelaskan patofisiologi kanker payudara.
5. Menjelaskan deteksi dini kanker payudara.
6. Menjelaskan diagnosa dan penatalaksanaan kanker payudara.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
peranan penting meskipun tidak eksklusif, dalam timbulnya kanker. Faktor
predisposisi terjadinya kanker payudara, riwayat kanker payudara dalam
keluarga yang kuat (faktor genetik), menarche lebih awal dan menopause
terlambat, biasanya pada wanita nulipara (Grace,2006). Faktor predisposisi
lainnya menurut Buku Ajar Bedah (Sabiston,1995) adalah obesitas,
penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon estrogen, serta faktor
penyusuan yang mana wanita yang pernah menyusui dianggap menurunkan
resiko terjadinya kanker payudara, wanita dengan riwayat penyakit proliferatif
dan atau hiperplasia atipik, dan radiasi.
5
Gambar: Anatomi Mammae Atlas Anatomi Netter
6
lebih jarang yang berupa sakit pada bagian payudara, erosi, retraksi,
pembesaran dan rasa gatal pada bagian puting, juga secara keseluruhan timbul
kemerahan, pembesaran dan kemungkinan penyusutan payudara. Sedangkan
pada masa metastasis dapat timbul gejala nyeri tulang, penyakit kuning atau
bahkan pengurangan berat badan (Bosman, 1999). Sel kanker payudara dapat
tumbuh menjadi benjolan sebesar 1-2 cm dalam waktu 8-12 tahun (Tambunan,
2003).
Pada tumor yang ganas, benjolan ini besifat solid, keras, tidak beraturan,
dan nonmobile. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi edema kulit,
kemerahan, dan rasa panas pada jaringan payudara (Lindley dan Michaud,
2005). Meskipun mekanisme molekuler yang mempengaruhi risiko terjadinya
kanker payudara dan progresi dari penyakit ini belum dapat diketahui secara
persis namun aktivasi onkogen yang disebabkan oleh modifikasi genetik
(mutasi, amplifikasi atau penyusunan ulang kromosomal) atau oleh modifikasi
epigenetik (ekspresi berlebihan) dilaporkan mampu mengarahkan pada
terjadinya multiplikasi dan migrasi sel. Beberapa onkogen telah diketahui
mempengaruhi karsinogenesis kanker payudara, diantaranya Ras, c-myc,
epidermal growth factor receptor (EGFR, erb-B1), dan erb-B2 (HER-2/neu)
(Greenwald, 2002). Perubahan ekspresi maupun fungsi dari gen supresor
tumor seperti BRCA1, BRCA2 dan p53 tidak sepenuhnya bertanggungjawab
dalam tingginya prevalensi kanker payudara spontan. Mutasi atau ketiadaan
BRCA1 terdapat pada <10% kanker payudara, sementara itu mutasi p53
terjadi pada lebih dari 30% kanker payudara (Bouker et al., 2005).
Diperkirakan perkembangan tumor dari perubahan seluler pertama kali
sampai kemudian terlihat melalui mammografi memerlukan waktu 6 sampai 8
tahun. Adanya perubahan sel kanker payudara menjadi sel yang ganas
telah membentuk heterogenisitas dalam lingkungan di dalam sel. Selain itu,
inflamasi lokal yang terjadi pada kasus kanker payudara mengindikasikan
aktivitas sel sistem imun dan interaksinya dengan tumor (Hondermarck,
2003). Histologi kanker payudara menurut Grace, 2006: adenokarsinoma
berkembang dari epitel kelenjar. Tipe yang paling sering adalah karsinoma
7
duktal invasif (90%) atau lobularis (10%). Penyakit paget merupakan
karsinoma duktal yang melibatkan puting.
8
Gambar: Infiltrating ductal carcinoma
9
- Pemeriksaan penunjang stadium untuk karsinoma yang telah terbukti
semua: rontgen toraks, DPL, fosfatase alkali serum, γ-glutamil
transpeptidase, kalsium serum (menunjuk adanya metastasis ke hati atau
tulang)
Pembagian stadium kanker payudara menurut Yayasan Kanker Payudara
Indonesia, 2015:
1. Stadium 0 (disebut carcinoma in situ)
Lobular carcinoma in situ (LCIS) adalah sel-sel yang abnormal yang
terdapat pada kelenjar di payudara yang mempunyai risiko berkembang
menjadi kanker payudara. Ductal carcinoma in situ (DCIS) adalah sel-sel
yang abnormal pada saluran duktus. Perempuan dengan DCIS memiliki
risiko tinggi penyebaran kanker di payudaranya. Pilihan pengobatan sama
dengan pasien kanker payudara dengan stadium 1.
2. Stadium I
Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan belum
menyebar di luar payudara.
3. Stadium II
Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan telah
menyebar sampai ke kelenjar getah bening di bawah lengan; atau ukuran
tumor antara 2 dan 5 cm (dengan atau tanpa penyebaran di kelenjar getah
bening di bawah lengan); atau tumor berukuran lebih dari 5 cm dan belum
menyebar dari payudara.
4. Stadium III
Stadium lanjut kanker payudara, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan telah
menyebar sampai ke kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker
berada pada kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker telah
menyebar di dekat tulang payudara atau jaringan lain di sekitar payudara.
5. Stadium IV
Kanker payudara dimana telah terjadi penyebaran di luar payudara ke
organ tubuh lainnya.
10
Stadium Kanker Payudara TNM
Staging UICC 1997
T : Tumor
Tx : Tumor primer tidak bisa diketahui
T0 : Tumor primer tidak teraba
Tis : Carcinoma insitu
Intra ductal carcinoma
Lobular carcinoma
Paget’s disease of the nipple dengan tidak ada tumor teraba
T1 : Tumor ukuran terbesar < 2cm
T1a < 0,5
T1b 0,5cm > < 1cm
T1c 1cm > > 2cm
T2 : Tumor > 2cm tetapi < 5cm
T3 : Tumor > 5cm
T4 : Setiap T yang diekstensi ke kulit atau dinding dada
T4a : Ekstensi ke dinding dada
T4b : Edema (peau d’orange) : ulserasi atau satelit nodule pada
payudara ipsilat
T4c : Kedua-duanya T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosa
N : KGB regional
N : N tidak dapat ditentukan
N0 : Tidak ada meta KGB regional
N1 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan mobil (tidak terfixir)
N2 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan terfixir satu sama lain atau
ke struktur lain
N3 : Metastase pada KGB mammary interna ipsi lateral
11
M : Metastase jauh
Mx : Adanya metastase jauh tidak dapat diketahui
M0 : Tidak ada metastase jauh
M1 : Ada metastase jauh (termasuk metastase pada KGB supra klav.
Ipsilateral)
Group Stadium
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 AnyN M0
AnyT N3 M0
Stadium IIIA : AnyT AnyN M1
12
kelenjar getah bening aksila dan radioterapi selektif terhadap aksila.
Biopsi kelenjar getah bening sentinel semakin banyak digunakan untuk
menentukan apakah pembesaran aksila atau radioterapi diperlukan.
c. Pencegahan terhadap penyebaran sistemik biasanya berupa: terapi
hormonal (misalnya tamoksifen atau inhibitor aromatase); atau
kemoterapi ajuvan (antrasiklin, cyclofosfamid, metotreksat, 5FU) jika
memiliki resiko tinggi (KGB positif, gambarah histologis buruk)
d. Prognosis tergantung pada status KGB, ukuran tumor dan derajat
histologis: secara keseluruhan angka ketahanan 10 tahun sebesar 80%.
2. Kanker payudara lanjut
a. Terapi lokal bertujuan untuk mengontrol rekurensi lokal-
lupektomi/masektomi/redioterapi.
b. Metastasis jauh: radioterapi untuk meredakan nyeri akibat metastasis
tulang, terapi hormon (tamoksifen, inhibitor aromatase, fulvestran) bila
reseptor estrogen positif. Kemoterapi dengan antrasiklin atau taksan
atau agen biologis (herseptin) bila HER2 positif.
c. Prognosis: buruk, hanya 30-40% merespon terhadap terapi dengan
ketahan hidup rata-rata selama 2 tahun, dimana pasien yang tidak
merespon biasanya meninggal.
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ca Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca
Mamae ini bisa disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda
dan gejala yang biasa muncul pada pasien Ca Mamae adalah adanya
benjolan/massa di payudara, terasa nyeri dan terjadi pembesaran yang
abnormal.
3.2 Saran
1. Kita harus selalu waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar
apabila terdapat kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap
yang paling tinggi dan sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih
jauh.
2. Untuk mencegah terjadi penyakit ca mamae, maka seorang wanita
hendaknya menjaga kesehatan dengan mengurangi atau menjauhi faktor
resiko yang bisa menyebabkan ca mamae dan menjaga/memperbaiki pola
makan/gizi serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini,
sebab kebanyakan ca mamae berkembang dalam jangka waktu yang lama,
dan sering kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala pada
stadium awal. Dalam proses promotif, preventif dan protektif ini
hendaknya ada kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan
pemerintah serta komponen lainnya demi menurunkan angka kesakitan
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
15
HoDw&ved=0CCQQ6AEwAg#v=onepage&q=derajat%20keganasan%20kan
ker%20payudara&f=true>.
Yayasan kanker payudara Indonesia. Treatment Options. Anonim. 2013.23 Maret
2012.<http://www.pitapink.or.id/content.php?id=4>.
16