Anda di halaman 1dari 55

Sistem Reproduksi:

Fungsi Seksual
Capaian Pembelajaran

1. Menjelaskan respon seksual.


2. Menjelaskan fungsi seksual pria.
3. Menjelaskan fungsi seksual wanita.
Respons Seksual

• Mencakup respon fisiologis, psikologis, emosional, dan


kognitif (Kaplan)
• 3 fase: desire/ keinginan, arousal/ gairah/ bangkitan, & orgasme
• Merupakan respon fisiologis terhadap rangsangan seksual
(Masters & Johnson)
• 4 fase: excitement, plateau, orgasme, and resolusi
Pengaruh Hormon

Hormon steroid
 Biasanya disebut sebagai "hormon seks pria" dan "hormon seks wanita,"
meskipun kedua jenis kelamin menghasilkan kedua jenis hormon.
 Testosteron: androgen utama, hormon seks pria
 Pria: diproduksi di testis (>>>) & kelenjar adrenal
 Wanita: diproduksi kelenjar adrenal & ovarium (sedikit sekali).
 Pria menghasilkan testosteron 20-40X lebih banyak dibandingkan wanita.
 Estrogen: hormon seks utama wanita
 Diproduksi oleh ovarium & testis.
 Testis menghasilkan jumlah estrogen yang jauh lebih kecil dari dari ovarium.
Pengaruh Hormon

Hormon neuropeptida: Oksitosin


• Sering disebut "hormon cinta;"
• Suatu neuropeptida (protein rantai pendek tersusun atas 9 asam amino) yang
diproduksi di hipotalamus pada kedua jenis kelamin.
• Tampaknya mempengaruhi daya tarik erotis dan emosional satu sama lain.
Hormon dalam perilaku seksual: laki-laki
Testosteron berhubungan dengan gairah seksual laki-laki (libido)
 pria dengan [testosteron] yang rendah dapat mencapai ereksi penuh dan
orgasme tetapi memiliki ↓ minat seksual.

Evidence
1. Penelitian pada pria yang telah menjalani kastrasi menunjukkan ↓ yang
signifikan dalam gairah dan aktivitas seksual.
2. Obat blocking-androgen (antiandrogen)
 Depo-Provera (medroxyprogesterone acetate, MPA) telah terbukti mengurangi
gairah dan aktivitas seksual pada pria dan wanita.
3. Hipogonadisme: gangguan endokrin menyebabkan defisiensi testosteron
pada laki-laki; juga menyebabkan penurunan besar dalam hasrat seksual
yang dapat diobati dengan penggantian testosteron.
Testosteron

M Zitzmann and E Nieschlag. 2001. European Journal of Endocrinology . 144 183-197


Hormon dalam perilaku seksual: Wanita

Testosteron berhubungan dengan gairah seksual wanita (libido)


Evidence
1. Terapi pengganti testosteron ↑ gairah seksual pada wanita pasca-menopause
dan wanita lainnya dengan [testosteron] yang rendah
2. Pada wanita dengan [testosteron] normal, testosteron tambahan
menyebabkan ↑ respon genital yang signifikan dalam beberapa jam.
3. Wanita dengan riwayat dorongan seks yang rendah dan hambatan gairah
memberikan respons yang positif dengan pemberian testosteron.
4. Perbandingan perempuan dengan riwayat dorongan seks yang normal dan
perempuan riwayat libido rendah menunjukkan bahwa pada wanita kelompok
libido rendah memiliki [testosteron] lebih rendah.
Hormon dalam perilaku seksual: Wanita

• Estrogen:
• Berkontribusi pada sensasi umum dari well-being/ sehat/ bugar
• Membantu menjaga ketebalan & elastisitas lapisan dinding vagina
• Berkontribusi pada lubrikasi vagina
• Perannya dalam perilaku seksual wanita masih belum jelas.
• Ada temuan/ penelitian yang bertentangan tentang apakah pemberian estrogen
pada wanita dapat meningkat atau menurun libido.
Oksitosin dalam perilaku seksual pria & wanita
• Menstimulasi sekresi ASI selama menyusui;
• memfasilitasi ikatan ibu-anak
• Penelitian menunjukkan oksitosin penting untuk memfasilitasi ikatan
sosial dan pengembangan perasaan cinta.
• Stres menurunkan sekresi oksitosin
Oksitosin dalam perilaku seksual pria & wanita
 Dirilis selama keintiman / sentuhan fisik
 [Oksitosin] ↑ selama gairah/ bangkitan seksual dan mencapai puncak saat orgasme
pada kedua jenis kelamin
o ↑ sensitivitas terhadap sentuhan
o Pria, berperan dalam
 Emisi, kontraksi vas deferens, sekresi prostat & vesikula seminalis, ejakulasi
o Wanita; berperan dalam
 kontraksi otot polos di dalam uterus yang ↑ transport sperma menuju tuba
uterina.
 Kadarnya tetap tinggi setelah orgasme ( 5 menit);
o memberikan kontribusi untuk ikatan emosional & erotik pada pasangan seksual
Sexual arousal/ gairah seksual

• Suatu keadaan termotivasi untuk mencapai kenikmatan seksual dan


mungkin orgasme, dan melibatkan
1. Pengolahan informasi dari stimuli yang relevan
2. Gairah
3. motivasi insentif
4. Respon genital.
Otak dan gairah seksual

• Gairah seksual dapat terjadi dengan atau tanpa stimulus indera


• Dapat terjadi melalui pikiran dan fantasi.
• Stimuli yang dapat membangkitkan gairah dipengaruhi oleh kondisi
budaya.
• Fitur/ gambaran/ penampakan yang dianggap menarik bervariasi dari satu
budaya ke budaya lain
• Stimuli yang dapat membangkitkan gairah bersifat individual
Daerah anatomik otak yang terlibat dalam gairah &
respon seksual
Korteks serebri: sistem limbik:
pusat berpikir otak berhubungan dengan
emosi & motivasi;
juga mencakup
“pusat kesenangan”
Sistem Limbik

 Berhubungan dengan emosi, motivasi, dan memori


 melibatkan beberapa struktur otak:
 Hipotalamus, hipokampus, amigdala, gyrus cingulate
 Stimulasi sistem limbik (yang dilakukan untuk tujuan terapeutik):
pasien melaporkan adanya kenikmatan seksual yang intens.
 Kerusakan pada bagian-bagian tertentu dari hipotalamus tampak
mengurangi perilaku seksual jantan & betina di beberapa spesies
secara dramatis.
Neurotransmitter dan gairah seksual
 Dopamin
 Dirilis di "pusat kesenangan" di sistem limbik
 Memfasilitasi gairah seksual & respon seksual
 Testosteron merangsang rilis dopamin pada laki-laki & perempuan.
 Okstosin (sudah dijelaskan sebelumnya)
 Serotonin
 Menghambat aktivitas seksual
 menghambat rilis dopamin
 Antidepresan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor)
o meningkatkan kadar serotonin di otak
o efek samping yang sering terjadi antara lain ↓ libido & respon seksual.
Gairah seksual: peran indera

 Sentuhan/ taktil merupakan stimulus indera “seksual” yang dominan

 zona Erogen/ sensitif seksual primer: merupakan area tubuh yang


mengandung ujung saraf dengan kepadatan tinggi.
 Meliputi: daerah genital, bokong, anus, perineum, payudara, paha bagian
dalam, ketiak, umbilikus, leher, daun telinga, mulut.
 Bervariasi dari satu orang ke orang lain.

 zona Erogen/ sensitif seksual sekunder: merupakan area tubuh yang telah
menjadi sensitif secara erotis melalui pembelajaran dan pengalaman.
 Hampir setiap daerah tubuh lainnya - tergantung pada pengalaman erotis
individual.
Gairah seksual: peran indera
 Penglihatan: biasanya merupakan indera penting kedua dalam gairah seksual.
 Penelitian terdahulu mendukung gagasan bahwa laki-laki lebih terangsang oleh
stimulus visual daripada perempuan.
 Mencerminkan banyak pengaruh sosial, antara lain:
o Secara budaya: tidak pantas bagi perempuan untuk melihat pornografi.
o Kebanyakan pornografi khusus dibuat untuk menarik laki-laki.
o Kini pornografi dan erotika yang menarik banyak tersedia bagi wanita.
 Studi menggunakan alat perekam fisiologis ketika subyek melihat pornografi
menunjukkan tanda-tanda fisiologis gairah seksual yang sama pada laki-laki dan
perempuan.
 Ketika gairah seksual dinilai berdasarkan self-reporting, wanita cenderung kurang
untuk melaporkan adanya keadaan terangsang secara seksual oleh erotika visual.
Gairah seksual: peran indera
• Pembauan: sangat dipengaruhi oleh riwayat seksual seseorang dan
pengkondisian sosial.
• Dalam beberapa budaya, bau cairan genital dianggap sebagai stimulan seksual.
• digunakan sebagai 'parfum' oleh beberapa wanita di Eropa.

• Banyak laporan yang menyatakan menjadi terangsang oleh bau pasangan


mereka, atau oleh orang yang mereka tertarik kepadanya.
Gairah seksual: peran indera
• Pembauan:
• Feromon: bau yang dihasilkan oleh tubuh yang berhubungan dengan fungsi
reproduksi (misalnya kesuburan).
• Sangat penting dalam gairah dan respon seksual dalam banyak spesies.
• Penelitian masih belum jelas tentang perannya pada manusia.
• Penelitian Cerda-Molina dkk (2013) menunjukkan:
• Aroma ketiak & Vulva wanita mempengaruhi kadar testosteron & gairah seksual
pria
• Aroma ketiak & Vulva fase periovulasi  ↑ kadar testosteron & gairah
seksual pria ( tertinggi pada menit ke-15)
• Aroma ketiak & Vulva fase luteal  ↓ kadar testosteron & gairah seksual
pria ( tertinggi pada menit ke-15)
Gairah seksual: peran indera
• Pengecapan: belum jelas.

• Pendengaran: sangat bervariasi.


• Kata-kata, percakapan erotis, erangan, berisik, dll dapat menjadi stimulus
kuat gairah sekual
• Yang lainnya lebih suka seks yang sunyi.
• Orang yang berbeda memperoleh pesan budaya yang berbeda tentang
apakah aktivitas seksual “Baik/ tidak baik" untuk berbicara atau membuat
kebisingan saat berhubungan seks.
Afrodisiak

 Definisi: zat yang diduga membangkitkan gairah seksual dan meningkatkan


kapasitas untuk aktivitas seksual.
 Makanan:
 Banyak makanan yang menyerupai penis: pisang, asparagus, mentimun, tanduk
badak, banteng dan rusa (asal-usul istilah horny/ terangsang)
o Hampir tidak ada zat ini benar-benar berefek!
 Obat: (Lihat tabel)
 Alkohol, amfetamin, barbiturat, kokain, LSD, ganja, amil nitrit, L-dopa
 Tidak satupun yang benar-benar memenuhi syarat sebagai stimulan seksual
o Beberapa justru menghambat, beberapa dapat menghambat kemampuan untuk
berpikir jernih dan membuat keputusan sadar.
 Beberapa dapat memiliki efek samping yang berbahaya.
List of alleged
aphrodisiacs
Afrodisiak: yohimbine
 alkaloid kristal berasal dari kulit pohon yohimbe yang tumbuh di Afrika Barat
 Efek afosidiak:
 Pada tikus, ekstrak yohimbine menginduksi gairah dan aktivitas seksual
 Efek positif terhadap gairah dan kinerja seksual pada pria dengan gangguan
ereksi
 ↑ gairah seksual pada wanita pasca menopause dengan tingkat gairah seksual di
bawah normal.
 Kekhawatiran/ perhatian:
 Dosis yang tepat untuk setiap orang sulit untuk ditentukan.
 Efek samping yang umum, antara lain jantung berdebar, berkeringat, gelisah,
mual, insomnia.
 Tidak boleh diberikan kepada orang dengan masalah medis: antara lain masalah
jantung, hipertensi, masalah hati, diabetes
Anafrodisiak
 Definisi: zat yang dapat menghambat perilaku seksual
 Pil kontrasepsi (yang mengandung progesteron)
 ↓ gairah seksual dengan ↓ [testosteron]
 Opiat, tranquilizer, sedatif
 ↓ minat, aktivitas, dan fungsi seksual
 Nikotin
 ↓ minat dan fungsi seksual dengan ↓ [testosteron] darah dan mengkonstriksikan
pembuluh darah.
 Obat anti hipertensi, obat penyakit jantung
 Menghambat ereksi & ejakulasi, ↓ intensitas orgasme, ↓ minat seksual
 Antidepresan
 Menurunkan gairah, menimbulkan gangguan ereksi, orgasme yang lambat / tidak ada
 obat antikonvulsan dan antipsikotik
Model respons seksual: Model 4 fase Masters & Johnson
 excitement  plateau  orgasm  resolution
Model ini hanya berfokus pada fisiologi, tidak Ada banyak variasi individu
mengamati seluruh aspek respon seksual.

Pria siklus respon seksual Wanita siklus respon seksual


1 pola 3 pola
Dua respon fisiologis mendasar terhadap rangsangan
seksual yang efektif

• Vasokongesti: pembengkakan/ pembesaran struktur vaskuler


bagian tubuh tertentu dalam merespon rangsangan seksual

• Miotonia: ketegangan otot


Fungsi seksual laki-laki

• Arousal/ bangkitan/ gairah seksual


• Menimbulkan ereksi penis
• Pikiran erotis, stimulasi saraf sensorik di wilayah genital, pembauan
• Outflow: divisi parasimpatis saraf panggul
• Emisi dan ejakulasi
• Terjadi di bawah stimulasi simpatis
• Menghasilkan semen yang didorong/ ekspulsi ke arah osteum uretra eksternal
• Detumesen
• Ereksi secara bertahap berkurang hingga menjadi flaksid
• Dimediasi oleh sistem saraf simpatis
Fungsi seksual perempuan

• Tahapan yang sebanding dengan fungsi seksual laki-laki


• Arousal / Gairah menyebabkan ereksi klitoris
• Permukaan vagina menjadi basah
• Stimulasi parasimpatis menyebabkan pembengkakan/ pembesaran
struktur vaskuler di putting payudara
Penis
Ereksi
Mekanisme Ereksi
1. Dilatasi arteri & arteriol  ↑ aliran darah saat fase sistolik & diastolik
2. Darah yang masuk  terjebak & mengembangkan sinusoid
3. Kompresi pleksus venula subtunikal antara tunika albuginea dan sinusoid
perifer  ↓ aliran vena keluar/ outflow
4. Peregangan tunika hingga kapasitasnya  menyumbat vena emisaria
diantara lapisan sirkuler (dalam) dan longitudinal (luar) dan selanjutnya
menurunkan aliran vena hingga minimum (fase kaku-ereksi)
5. Peningkatan PO2 (sekitar 90 mmHg) dan tekanan intracavernosa (sekitar
100 mm Hg), menimbulkan perubahan penis dari posisi tergantung ke
keadaan ereksi (fase ereksi penuh)
6. Terjadi peningkatan tekanan lebih lanjut (beberapa ratus milimeter
merkuri) oleh kontraksi otot-otot ischiocavernosus (fase kaku-ereksi)
Mekanisme Ereksi
Hipotalamus Hipotalamus
Saraf somatis

Saraf simpatis Saraf simpatis Saraf parasimpatis

Kontraksi otot polos Relaksasi otot polos


Vaskuler CC & CS Vaskuler CC & CS

Arteri & arteriol konstriksi Arteri & arteriol dilatasi


parsial

• Nutrisi & O2 cukup Mekanisme vaskuler


• Tidak cukup untuk ereksi
menimbulkan
ereksi Kontraksi otot BC & IC

Flaksid Ereksi Tumesen


Mekanisme Adrenergik

seluler flaksid

α1

Ca2+
sensitisasi
Mekanisme seluler ereksi
Pengaturan Ereksi PVN: ParaVentricular Nucleus
mengandung neuron premotor
Stimulus dari supraspinal
MPOA: medial preoptic area
imajinatif visual taktil auditori pembauan

Kontrol supra spinal


5-HT

Hipotalamus Struktur Sistem


limbik lainnya
MPOA
DA
Area lain
NO PVN
Pusat Reflek supraspinal
OXT
Ereksi psikogenik
OXT

T11-12
OXT DA

Kontrol spinal Ereksi Reflektori


Stimulus dari penis (taktil)
S2-4

Penis
Ereksi
Perubahan anatomi eksternal & internal laki-laki selama
respon seksual
Excitement phase:
• pembesaran penis (korpus kavernosa dan spongiosa) dan testis
(vasokongesti)
• peningkatan ketegangan otot
• peningkatan denyut jantung dan tekanan darah
Perubahan anatomi eksternal & internal laki-laki selama
respon seksual
Plateau phase:
• Pembesaran dan elevasi testis
meningkat.

• Ketegangan otot, denyut jantung dan


tekanan darah lebih meningkatkan.

• Dapat terjadi sekresi kelenjar Cowper.


Perubahan anatomi eksternal & internal laki-laki selama
respon seksual
Emission phase of orgasm:
• Kontraksi struktur internal
• Kedua sfingter uretra internal dan eksternal kontraksi
• Hasil: semen terkumpul di bulbus uretra
Perubahan anatomi eksternal & internal laki-laki selama
respon seksual

Expulsion phase of orgasm:


• Kontraksi otot di pangkal penis dan di uretra pars penis
• Sfingter uretra eksternal relaksasi
• Hasil: ekspulsi semen
Perubahan anatomi eksternal & internal laki-laki selama
respon seksual

Resolution phase:
• Organ seksual kembali ke keadaan tidak terstimulasi
• Periode Refrakter (pada pria): waktu setelah orgasme pada pria di
mana ia tidak dapat mengalami orgasme lain.
Perubahan anatomi eksternal wanita selama respon
seksual
Excitement phase:
• Pembesaran klitoris, labia minora, vagina, dan puting (Vasokongesti);
menghasilkan lubrikasi vagina.
• Peningkatan ketegangan otot
• Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah

Unaroused state Excitement phase


Perubahan anatomi internal wanita selama respon
seksual
Excitement phase:
• Mulai lubrikasi vaginal (karena vasokongesti)
• Klitoris membesar terisi darah
• Elevasi uterus

Unaroused state Excitement phase


Perubahan anatomi eksternal wanita selama respon
seksual
Plateau phase:
• Ketegangan otot, denyut jantung dan tekanan darah lebih meningkat
• Warna labia minora menjadi lebih gelap lagi
• Klitoris tertarik ke belakang, berada dibawah tudung
Perubahan anatomi internal wanita selama respon
seksual
Plateau phase:
• Bentuk platform orgasme
• Uterus menjadi sepenuhnya elevasi
Perubahan anatomi eksternal wanita selama respon
seksual
Orgasm phase:
• Platform orgasmik (1/3 vagina bagian luar) kontraksi ritmik 3-15 kali
• Klitoris masih tetap tertarik ke belakang, berada dibawah tudung
Perubahan anatomi internal wanita selama respon
seksual

Orgasm phase:
• Uterus berkontraksi
Perubahan anatomi eksternal wanita selama respon
seksual
Resolution phase:
• Klitoris turun dan pembesarannya reda
• Labia kembali ke ukuran dan warna semula
Perubahan anatomi internal wanita selama respon
seksual
Resolution phase:
• Uterus turun ke posisi tidak terstimulasi
• Vagina memendek dan menyempit kembali ke keadaan tidak terstimulasi
Perubahan payudara selama respon seksual
(summarizes figures)
“G” spot

 Singkatan dari Grafenberg spot


 Ernest Grafenberg, seorang ginekolog yang pertama kali publikasi G spot pada
1950-an.
 Merupakan area yang sensitif erotis terletak di sepanjang anterior dinding vagina.
 Beberapa wanita dapat mengalami orgasme dan mungkin ejakulasi dari stimulasi
G spot.
 Jaringan G spot ini mirip dengan prostat laki-laki; Oleh karena itu, cairan yang
dihasilkan mungkin mirip dengan komponen sekret prostat.
o Didukung oleh penelitian yang menunjukkan adanya enzim dalam ejakulat wanita
dengan karakteristik sekret prostat
 Orgasme dari rangsangan G spot sama seperti orgasme dari rangsangan klitoris,
meskipun intensitasnya mungkin berbeda.
Penuaan dan siklus respon seksual Pria

Perlu waktu yang lebih lama dalam proses ereksi


o yaitu beberapa menit setelah stimulus vs 8-10 detik
Ereksi mungkin kurang keras/tegang.
o Ereksi penis penuh sering tidak dicapai sampai akhir fase plateau, sesaat
sebelum orgasme.
o Sisi positifnya, pria yang lebih tua sering lebih mampu mempertahankan fase
plateau lama, dapat meningkatkan kenikmatan bagi kedua pasangan.
Beberapa orang melaporkan berkurangnya intensitas orgasme
o berkurangnya jumlah kontraksi, kekuatan ejakulasi & produksi semen.
Resolusi lebih cepat
Periode refrakter semakin lama (bisa jam hingga hari)
Penuaan dan siklus respon seksual Wanita

Beberapa wanita melaporkan penurunan gairah seksual


Respon vasokongesti menurun, menyebabkan lubrikasi vagina lebih
sedikit dan lebih lambat
Elastisitas jaringan vagina dan uretra berkurang dan menjadi lebih
kering
Panjang dan lebar vagina berkurang, menurunkan kemampuan
pengembangan vagina bagian dalam selama fase arousal.
Jumlah kontraksi orgasmik berkurang.
Resolusi lebih cepat
Kepustakaan

• Auffenberg GB, Helfand BT, and McVary KT. 2011. Chapter 2. Normal Erectile Physiology. In:
McVary KT (Eds) Contemporary Treatment of Erectile Dysfunction Aclinical Guide. Humana
Press.

• Dean RC, Lue TF. 2005. Physiology of Penile Erection and Pathophysiology of Erectile
Dysfunction. The Urologic clinics of North America.;32(4):379-v.

Anda mungkin juga menyukai