Anda di halaman 1dari 37

RETENSI URIN DALAM KEHAMILAN

NADZIEFAH GHINA FAIQAH, S.KED


10542050113

Pembimbing:
DR. dr. H. Nasrudin A. M, Sp.OG(K), MARS
PENDAHULUAN

Kehamilan

Terjadi perubahan anatomi maupun


fisiologi sesuai dengan usia kehamilan

Salah satunya traktus urinarius


IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. S
• Usia : 34 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Wirausaha
• Pendidikan terakhir : D3
• Agama : Islam
• Suku : Makassar
• Alamat : Jl. Dg. Regge lr. 3, Kel. Wala Walayyam
Kec. Tallo, Makassar
• MRS : 10 Februari 2019 (Pukul 23.00WITA)
ANAMNESIS
 Keluhan Utama :

Tidak bisa BAK dan BAB

 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien masuk IGD RSIA Sitti Khadijah pada tanggal 10 Februari 2019
pukul 23.00 WITA. Pasien datang dengan keluhan tidak bisa BAK yang
dirasakan sejak jam 6 sore SMRS. Sebelumnya pasien terakhir BAK pada
jam 2 siang.

Selain itu pasien mengeluh susah BAB sejak 4 hari yang lalu. Pasien
mengatakan nyeri perut bagian bawah dan susah untuk berjalan.
Nyeri perut tembus ke belakang (-), pelepasan darah (-), lendir (-), air
ketuban (-).Riwayat mual (-), muntah (-).Riwayat ANC 3x di Sp.OG, TT :
tidak pernah, riwayat kontrasepsi (-), riwayat hipertensi (-), DM (-), alergi
(-), asma (-).

Riwayat Obstetri :

1. 2014/Laki-laki/2100gr/aterm/normal di RSIA Sitti Khadijah


1/hidup/ditolong oleh dokter

2. 2018 bulan Agustus / Abortus.

3. 2019 Kehamilan saat ini


 Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Hipertensi (-), penyakit ginjal (-), penyakit jantung (-), DM (-


), asma (-), Operasi (-), riwayat konsumsi obat-obatan (-),
 Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama sebelumnya dengan


pasien.
 Riwayat Alergi :

Tidak ada
Riwayat Kontrasepsi :

Pasien tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun.


Riwayat Ginekologi :

 Pasien menikah pada umur 27 tahun, pernikahan yang pertama,


sudah menikah selama 7 tahun.

 Haid pertama usia 13 tahun, teratur, saat haid tidak nyeri, lama
haid 7 hari. Siklus haid 28 hari, HPHT 23 Oktober 2018.

 Riwayat ANC : 3x di dokter Sp.OG, TT (-)


Status Generalis

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 158 cm (IMT : 21,2 /normal)
Tanda - Tanda Vital
o Tekanan darah : 120/80 mmHg
o Frekuensi nadi : 82 x/menit
o Frekuensi napas : 20 x/menit
o Suhu : 36,8oC
Pemeriksaan Fisik Umum
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterus (-/-)
Jantung : BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas : Edema (-), akral teraba hangat
 Pemeriksaan Luar
TFU : 2 jari dibawah umbilicus
Massa Tumor : -
Nyeri Tekan : + daerah suprapubik
Gerakan anak : Dirasakan ibu

 Pemeriksaan Dalam Vagina


Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Urinalisa
 Tes Kehamilan : (+)

 Di RS Budi Mulia tanggal 28/01.19 :


Gravid intra uterin, FHR (+), CRL 6,65 cm.
sesuai UK 13 mgg 0 hr, EDD 05/08/2019

 Di RSIA Sitti Khadijah tanggal


10/02/2019 :
Gravid tunggal hidup intra uterin, FHR (+), Gambar 1. Hasil USG
EFW 118 gr, GA 15 mgg 1 hr
Diagnosis masuk : G3P1A1 gravid 15 minggu 1 hari + retensi urin akut

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad fungsional : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Kateterisasi
Pasien masuk IGD RSIA Sitti Khadijah pada tanggal 10 Februari
2019 pukul 23.00 WITA. Pasien datang dengan keluhan tidak bisa
BAK yang dirasakan sejak jam 6 sore SMRS. Sebelumnya pasien
terakhir BAK pada jam 2 siang. Selain itu pasien mengeluh susah
BAB sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengatakan nyeri perut bagian
bawah dan susah untuk berjalan. Riwayat ANC 3x di Sp.OG, HPHT
23 Oktober 2018.
Riwayat Obstetri, kehamilan I pada tahun 2014 melahirkan bayi
Laki-laki dengan berat 2100 gram secara normal dengan usia
kehamilan aterm di RS, kehamilan II tahun 2018 bulan Agustus
mengalami abortus, dan kehamilan III tahun 2018 bulan Oktober
hamil kembali.

Pada pemeriksaan fisis pasien dalam keadaan sadar, baik


dengan gizi yang normal. Tekanan Darah : 120/80mmHg, Nadi :
82x/mnt, Pernapasan : 20x/mnt, Suhu 36,8ºC.
Pada pemeriksaan luar diperoleh TFU 2 jari dibawah umbilicus dan nyeri
tekan pada suprapubik. Pada pemeriksaan USG diperoleh hasil gravid
tunggal hidup intra uterin, FHR (+), EFW 118 gr, GA 15 mgg 1 hr.

Pada pemeriksaan urinalisa diperoleh tes kehamilan (+). Terapi yang


diberikan berupa tindakan pemasangan kateter Foley. Setelah diobservasi,
keadaan pasien membaik dan pasien akhirnya pulang sekitar jam 01.00 wita
malam tanggal 11 Februari 2019. Dan hanya 2 jam di IGD RS.
Anatomi Traktus Urinarius
Traktus Urinarius disebut juga sebagai sistem
ekskretori yaitu sistem organ yang memproduksi,
menyimpan, dan mengalirkan urine.

Terdiri dari :

1. Ginjal

2. Ureter

3. Vesika Urinaria (kandung kemih), dan 4.


Uretra.

Gambar 2. Anatomi Traktus Urinarius


Gambar 3. Vesica Urinaria7 Gambar 4. Urethra pada perempuan6

Mukosa kandung kemih dilapisi oleh epitel transisional yang mengandung ujung-ujung saraf sensoris.
Otot polos kandung kemih adalah otot detrusor yang terdiri dari lapisan otot longitudinal pada lapisan
luar dan dalam sedangkan otot sirkuler pada bagian tengahnya.
Fisiologi Berkemih
Proses berkemih menghasilkan serangkaian kejadian berupa

kontraksi otot pembukaan dari relaksasi otot


detrusor leher kandung lurik uretra
kandung kemih kemih dan uretra (rhabdosfingter),
RETENSI URIN
Kesulitan berkemih akibat ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih sehingga menyebabkan
distensi kandung kemih.

Retensi urin pada kehamilan merupakan retensi urin yang


biasanya terjadi pada trimester kedua maupun pada post
partum.
Epidemiologi
Hasil penelitian kohort di Taiwan
mengatakan sebanyak 308 kasus
retensi urin diidentifikasi di antara
65.490 kehamilan selama masa
studi. Selain itu risiko retensi urin
terutama lebih tinggi pada wanita
hamil> 30 tahun dibandingkan pada
mereka yang berusia <20 tahun.

Gambar 5. Frekuensi Kejadian Retensi Urin pada Kehamillan4


Etiologi & Fakor Resiko

 Perubahan anatomi
 Uterus retroversi • Panggul abnormal
 Uterus leiomioma • Infeksi urogenital
 Kehamilan ektopik
 ISK
 Penyakit disk lumbar
Klasifikasi
• Ketidakmampuan berkemih yang tiba-tiba dan disertai
rasa sakit dikarenakan buli-buli terisi penuh.

Akut • Tidak dapat berkemih sama sekali


• Kandung kemih penuh, terjadi tiba-tiba
• Disertai rasa nyeri.

• Retensi urin ‘tanpa rasa nyeri’ yang disebabkan oleh


peningkatan volume residu urin yang bertahap.
• Masih dapat berkemih, namun tidak lancar
Kronik • Sulit memulai berkemih (hesitancy)
• Tidak dapat mengosongkan kandung kemih dengan
sempurna.
Patofisiologi

Selain itu, otot-otot dari


Pembesaran uterus
kandung kemih
menekan & menggeser
Hamil kandung kemih bagian
meregang dan dapat
mempengaruhi saraf-
bawah.
saraf disekitarnya

Dapat
mengesampingkan
lubang uretra internal
Retensi Urin dan mengganggu
drainase ke dalam
uretra,
Retensi urin biasanya terjadi akibat Retensi urin dapat diakibatkan karena

uterus yang arahnya retroversi. ketika pada ibu hamil mengalami peningkatan

dinding rahim posterior memadati hormon progesterone dimana terjadi

ruang panggul, kadang-kadang uterus proses relaksasi pada kerja otot halus

dapat membuat dampak pada seperti otot detrusor sehingga

panggul. sehingga bisa menekan menyebabkan lemahnya otot detrusor.

saluran kemih bagian bawah.


Gambar 6. Uterus Retroversi13

Retroversi atau uterus yang terbalik bisa menempati pelvis dan mengangkat serviks secara
superior sehingga dapat mengompresi kandung kemih bagian bawah sampai menghalangi
orifisium uretra internal sehingga bisa terjadi retensi urin.
Gejala Klinis

- Mengedan bila miksi


- Rasa tidak puas sehabis miksi
- Frekuensi miksi bertambah
- Nokturia atau pancaran kurang kuat
- Ketidak nyamanan daerah pubis (nyeri perut bagian bawah)
- Distensi vesika urinaria
Diagnosis

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

PEMERIKSAAN
FISIK
DR

Urin rutin
ANAMNESIS
USG transabdominal
Videocystourethrography
 Kateterisasi Foley, untuk drainase urin suprapubik

 Penyebabnya harus ditentukan untuk


memungkinkan pengobatan definitif.

 Namun, beberapa kasus mungkin memerlukan


intervensi yang lebih agresif, seperti pengurangan
manual (sistostomi), amnioreduction, atau

eksplorasi bedah.

Gambar 7. Kateter Folley


Kaidah Dasar Bioetika dalam
Pengambilan Keputusan Medis
• Yaitu prinsip yang menghormati hak-hak
pasien, terutama hak otonomi pasien dan
Autonomy merupakan kekuatan yang dimiliki pasien
untuk memutuskan suatu prosedur medis.

• Yaitu prinsip moral mengutamakan


Beneficence tindakan yang ditujukan ke kebaikan pada
(murah hati) pasien dan menyeimbangkan keuntungan
tersebut dengan risiko dan biaya.
Justice atau keadilan
Adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap
maupun dalam mendistribusikan sumber daya atau pendistribusian dari keuntungan,
biaya dan risiko secara adil dimana seorang dokter wajib memberikan perlakuan sama
rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.

Non-maleficence (tidak merugikan)

Adalah prinsip menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip moral yang melarang
tindakan yang memperburuk keadaan pasien.
Etika klinik Jonsen – Slegler W
Pembuatan keputusan etik, terutama dalam situasi klinik, dapat juga dilakukan dengan
pendekatan yang berbeda dengan pendekatan kaidah dasar moral diatas. Jonsen, Slegler dan
Winslade (2002) mengembangkan teori etik yang menggunakan 4 topik yang esensial dalam
pelayanan klinik, yaitu :

Patient
Medical Quality of Contextual
Preferenc
Indication Life Features
e
Kaidah Bioetik Islam

• Kaidah Niat (Qaidah Niyyat). Prinsip ini meminta dokter agar


berkonsultasi dengan hati nuraninya. Terdapat banyak masalah
mengenai prosedur dan keputusan medis yang tidak diketahui
orang awam.

• Kaidah Kepastian (Qaidah al yaqiin). Tidak ada yang benar-


benar pasti (yaqiin) dalam ilmu kedokteran, artinya tingkat
kepastian (yaqiin) dalam ilmu kedokteran tidak mencapai standar
yaqiin yang diminta oleh hukum.
• Kaidah Kerugian (Qaidah al dharar). Keseimbangan antara kerugian
dan keuntungan

• Kaidah Kesulitan / Kesukaran (Qoidah al Masyaqqat). Dalam kasus


ini, segala bentuk gangguan serius yang dapat terjadi pada pasien harus
segera di minimalisir untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental pada
pasien.

• Kaidah Kebiasaan (Qoidah al urf). standar yang diterima secara


umum, seperti standard operational procedure (SOP/Protap) untuk
perawatan klinis dianggap sebagai hukum dan diperkuat oleh syari’ah.
KAJIAN KEISLAMAN
Perkembangan keluarga melalui proses keturunan, menjadikan wanita berada di
posisi terpenting dalam melahirkan generasi baru dari manusia. Proses kehamilan
yang sepenuhnya diemban oleh seorang calon ibu, merupakan sebuah kerja keras
dan penuh resiko.

Di dalam al-Qur’an ditegaskan bahwa kehamilan mengalami perkembangan dan


perubahan mulai dari yang masih ringan dan terus bertambah berat, sebagaimana
dinyatakan di dalam Q.S. Al a’raf (7):189, berbunyi:
Artinya: “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia
merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya,isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan
teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami istri)
bermohon kepada Allah, tuhan seraya berkata: “sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna,
tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”. (QS. Al a’raf (7):189)
Telah disampaikan oleh Rasulullah bahwa setiap penyakit itu ada obatnya

kecuali kematian, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,


bahwa Rasulullah bersabda yang bersabda:

Artinya :
“Tidakalah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya”
(HR.Bukhari & Muslim).
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai