NIM : 201914401023
2) Ringer Laktat
4) Dextrose 5% dalam air ( D5W)
2. Cairan hipotonik (hypotonic solutions)
a. Cairan yang konsentrasi zat terlarut kepekatannya kurang dari cairan tubuh
b. Cairan hipotonik yaitu cairan yang osmolaritasnya berada pada rentang kurang dari 250
miliosmosis per liter (<250 mOsm/L) osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum.
c. Indikasi cairan hipotonik diberikan pada treatment dehidrasi hipertonik. Dalam tubuh,
cairan ini akan membasahi sel dalam tubuh yang kering, menarik cairan dari pembuluh
darah atau pembuluh vascular ke area selular.
d. Cairan ini dapat menyebabkan kondisi hipotensi akibat berpindahan cairan dari pembuluh
darah ke sel tubuh, jangan memberikan cairan jenis ini pada pasien yang mengalami
hipotensi. Maka pengecekan tekanan darah sebelum memberikan cairan hipotonik
sangatlah penting.
Cairan yang tergolong hipotonik:
1) Dextrose 2,5% dalam Nacl 0,45%
2) Nacl 0,45%
3) Nacl 0,2%
3. Cairan Hipertonis (Hypertonic solutions)
a. Cairan yang konsentrasi zat terlarut kepekatannya melebihi cairan tubuh.
b. Cairan hipertonik yaitu cairan yang osmolaritanya berada pada rentang lebih dari 375
miliosmosis per liter (>375 mOsm/L) osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
c. Cairan ini untuk treatment pada kondisi dehidrasi, sirkulasi kolaps, meningkatkan
perpindahan cairan dari ruangan interstitial ke selular.
d. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi
edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik
e. Cara kerjanya adalah dengan menarik cairan dari intraseluar menuju ruang ekstrasellar
baik vaskuler maupun interstitial.
f. Cairan jenis ini bersifat iritan pada vena, jadi intervesi keperawatan mengobservasi titik
tusuk infus sangat penting.
g. Dapat menyebabkan overload cairan, jadi cairan ini harus diberikan dengan tetesan infus
yang lambat terutama pada pasien yang rentan.
h. Cairan ini juga dapat meningkatkan serum glukosa terutama pada pasien yang intoleran
pada gula, sehingga monitoring kadar gula darah menjadi intervensi yang sangat penting.
Contoh cairan hipertonis:
1) Dextrose 5% dalam Nacl 0,9%
2) Dextrose 5% dalam Nacl 0,45% (hanya sedikit hipertonis karena dextrose dengan
cepat dimetabolisme dan hanya sementara mempengaruhi tekanan osmotic).
3) Dextrose 10% dalam air
5) Nacl 3% dan 5%
6) Larutan hiperalimentasi
7) Dextrose 5% dalam ringer laktat
8) Albumin 25