WSD
KMB II
SISTEM PERNAFASAN
Mengeluarkan udara
Mengeluarkan cairan/ darah
1. Perdarahan pleura
2. Hematom paru- paru dan dinding
dada
3. Kegagalan pengembangan paru
4. Tension pneumothorax
5. infeksi
BEBERAPA ISTILAH PENTING
1. Pneumothorax : adanya udara di rongga
pleura
2. Hidropneumothorax: rongga pleura berisi
cairan, udara, dan gas
3. Hematothorax: Adanya cairan/ darah dalam
rongga pleura
4. Empiema; Cairan pus dalam rongga pleura
5. Tension Pneumothorax: Masuknya udara
dalam rongga pleura dan tidak bisa keluar
lagi karena mekanisme luka (Klep)
POSISI DAN LOKASI ALAT WSD
Posisi pasien semi fowler (15- 30°)
Letak alat WSD harus tampak jelas dan bebas,
seluruh panjang pipa harus nampak dan pipa
transparan
Cairan yang keluar dari pipa dada harus dapat jatuh
lurus tanpa terjadi lekukan pipa
Alat atau sarana lain untuk penderita tetap seperti
biasa (Kateter, Infus, NGT)
Penderita yang tidak boleh semi fowler boleh posisi
datar dan dg sistem pasif (P/ Trauma kepala)
Hal- hal yang perlu diperhatikan pada pasien
dengan WSD
1. Fungsi alat WSD
2. Adanya undulasi
3. Posisi slang atau drain WSD (jangan tertekuk/ terpelintir)
4. Sambungan drain WSD (hati- hati kebocoran)
5. Daerah masuknya drain (Observasi tanda infeksi)
6. Pernafasan Pasien
7. Fiksasi drain yang masuk ke pasien
8. Jumlah cairan yang keluar dan warnanya serta kelancaran
pengeluaran cairan (hati- hati bekuan/ gumpalan darah, dll)
Perencanaan yang mungkin muncul
1. Pola pernafasan tidak efektif b.d pengembangan paru tidak optimal ditandai
dengan:
- Sesak nafas (RR > 30x/ menit)
- Pernafasan cuping hidung
- Lelah
- Sianosis
Intervensi:
A. Observasi TTV tiap 2-4 jam
B. Pertahankan WSD sesuai petunjuk
C. Auskultasi bunyi nafas dan laporkan bila ada tanda penurunan suara nafas dan
distress pernafasan (gelisah, cemas, perubahan status mental)
D. Cek kelancaran fungsi WSD dan adanay undulasi
E. Yakinkan tidak ada kebocoran
F. Beri posisi semi fowler
G. Siapkan peralatan emergency
2. Resti Infeksi b.d Selang dada (chest tube)
Data:
• Luka insisi
• Jumlah AL meningkat
• Suhu meningkat
• Lamanya selang terpasang
Intervensi:
A. Observasi TTV tiap 4 jam
B. Kaji daerah pemasangan slang thd tanda infeksi
C. Rawat dengantehnik aseptik dan antiseptik
D. Monitor AL darah
E. Jelaskna pada pasien dan keluarga thd tanda infeksi
F. Anjurkan pasien untuk tidak menyentuh/ membuka/
menggaruk daerah pemasangan selang
G. Jelaskanpentingnya nutrisi dan peningkatan intake
H. Pertahankan PH pasien
I. Kolaborasi antibiotika
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan tindakannya b.d
kurang informasi.
Data:
- Pasien tidak tahu tentang penyaki dan tindakan yang
dialaminya
- Pasien tidak tahu manfaat pemasangan selang
Intervensi:
1. Kaji pengetahuan pasien dankeluarga
2. Kaji tingkat pendidikan
3. Jelaskan penyakit dan manfaat WSD (kolab. Dr)
4. Jelaskan lamanya pakai WSD dan kapan dicabut
5. Gunakan bahasa yang mudah dipahami
4. Nyeri akut b.d pemasangan slang WSD
Data:
- Pasien mengeluh sakit area WSD
- Prekuensi nadi dan pernafasan meningkat
- Ekspresi tegang dankesakitan
- Tidak dapat istirahat
Intervensi:
1. Kaji tingkat nyeri
2. Dengarkankeluhanpasien
3. Observasi TTV (N, RR, T)
4. Anjurkan tarik nafas dalam jika nyeri
5. Kolaborasi analgetik
6. Usahakan situasi lingkungan nyaman dan tenang
7. Anjurkan distraksi
8. Cek fungsi WSD dan posisi selang WSD
9. Libatkan orang terdekat
5. Kecemasan b.d pemasangan WSD
Intervensi:
1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan keluarga
2. Bina hubungan saling percaya dg pasiendan klg
3. Beri kesempatan u/ mengungkapkan kecemasan
4. Dengarkankeluhanpasien dengan sungguh- sungguh
5. Tunjukkan empati
6. Jelaskan alasan, tujuan, manfaat
7. Jawab pertanyaan dengan jujur dan benar
8. Libatkan klg dalam askep
6. Intoleransi aktivitas b.d keterbatasan gerak
Data:
- Pasien terpasang WSD
- Keterbatasan gerak
Intervensi:
1. Kaji kemampuan pasien dalam aktivitas
2. Kaji kebutuhan pasien sehari- hari
3. Bantu pasien dalam memenuhi; nutrisi, eliminasi,PH
4. Dekatkan barang yang terjangkau o pasien
5. Bantu pasien meningkatkan kemandirian
6. Libatkan keluarga
Masalah yang mungkin timbul dan
penanganannya
1. Resiko apa yang terbesar pada pasien dengan WSD dan
bgm cara mengatasinya?
Jawab:
- Periksa pipa slang terhadap kemungkinan
kebocoran udara
- Apabila tidak bocor kemungkinan tekanan
suction perlu ditambah o dr
3. Bagaimana kita dapat mengatakan slang WSD berjalan
dengan baik?
Jawab:
- Gelembung yang sedang jumlahnya dalam botol suction
pengontrol (bila memakai suction)
- Gelembung yang sedang jumlahnya dalam botol water
seal (p/pneumothorax)
- Permukaan air akan turun naik dalam water seal bila
pasien respirasi
4. Apa yang dilakukan bila gelembung bertambah banyak?
Jawab:
- Gelembung berlebihan indikasi kebocoran udara dalam pipa
sebelah luar atau dalam rongga dada pasien---- segera hub.
Dokter
- U/ menemukan kebocoran diklem pipa dada (dr p/), bila
gelembung berhenti/ stop berarti kebocoran pada rongga
dada atau dari samping insisi.
- Bila gelembung tidak berhenti, maka klem pipa dada di bag.
Lebih lanjut sepanjang pipa sampai pipa bagian bawah
hingga menemukan kebocoran, kmd plester penyambung
dibuka atau pipa slang dada diganti.
- Ingat: jangat pernah mengganti slang WSD (drain tube)
tanpa mengklem terlebih dahulu slang dada (Chest tube)
Apa yang harus dilakukan bika permukaan air tidak naik turun
pada botol WSD?
Jawab:
- Periksa semua pipa/ slang
- Pastikan pipa tidak tergulung, tertekuk atau terpelintir atau
tertekan di bawah tubuh pasien
- Amati adanya bekuan darah dalam pipa
- Anjurkan pasien batuk dan rubah posisi
- Bila tsb di atas tdk ada perubahan segera lapor dokter.
- INGAT: Tidak adanya naik turun dipermukaan air tanpa
sumbatan berarti paru pasien sudah mengembang dan tidak
perlu Grainage yang lebih lama lagi
6. Dalam keadaan apakah kita mengklem pipa dada?
Jawab:
- Segera jika botol WSD pecah
u pemeriksaan
- Transportasi pasien resiko botol pecah
Jawab:
- Ubah posisi teratur u/ mencegah penumpukan sekret (diskusikan
dulu dengan dokter posisi yang tidakboleh)
- Tempatkanpasien fowler atau semi fowler; memungkinkan udara
naik dan keluar mll pipa dada
- Ubah posisi tiap 2 jam dan yakinkan tidak ada pipa tertekuk dan
tertekan saat ubah posisi
- Monitor sambungan pipa agar tidak bocor stsu lepas
- Ajarkan latihan gerakan lengan pada daerah pemasangan pipa
- Yakinkan p/ dapat batuk dan nafas dalam setiap jam terutama
dalam fowler
- Ganti balutan dengan aseptik yang benar
- Lakukan fiksasi dengan baik dan benar
9. Bagaimana mencegah terjadinya bekuan darah yang
dapat menyebabkan sumbatan pipa dada?
Jawab:
Bisa terjadi pada pasien hematothorax atau thoracotomie.
- Sebaiknya botol penampung drainage diberi tanda setipa
1-2 jam atau setiap ganti shift tgt banyaknya perdarahan.
- Cara mencegah bekuan darah; dari ujung pangkal pipa
dari pasien dg satu tangan. Tekan atau pencet ujung
pipa tadi, perhatikan jangan sampai pipa tercabut.
- Dengan tangan lain, urut pipa dengan menggunakan jari
dan telunjuk, mulai dari pangkal pipa menuju ke
bawahsampai sepanjang pipa tanpa mengendorkan
tekanan pada tangan yang satu, lalu beri batas pada
botol penampung.
10. Apa yang harus dilakukan perawat pada pasien dengan
pemakaian WSD?
Jawab:
- Observasi jumlah, warna,konsistensi cairan drain yang ada
dalam pipa dan botolpenampung ( catat cairan dalam 24
jam)
- Cek tiap jam dalam 24 jam setelah pemasanagn kmd 2 jam.
- Bila terjadi perdarahan > 100cc/ jam, beritahu dokter.
- Jika cairan berkurang, sehera cek pipa mgkn ada masalah
atau p/ membaik
- Buat label botol penampung minimal 1-2 jam dan tuliskan
jumlah cairantiap shift.
DAFTAR PUSTAKA
Puruhito (1983), Pengantar tindakan bedah akut pada thorax,
surabaya: Airlangga University Press