Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang sering
dikeluhkan ibu post partum. Nyeri post partum dapat terjadi karena
berbagai macam sebab, antara lain: kontraksi uterus selama periode
involusi uterus, pembengkakan payudara karena proses laktasi yang
belum adekuat, perlukaan jalan lahir, dan perlukaan insisi bedah
pada ibu post sectio caesarea (SC).
Nyeri dapat dirasakan pada berbagai macam tingkatan mulai
dari nyeri ringan-sedang sampai nyeri berat. Tingkatan nyeri yang
dirasakan pasien post partum tergantung dari banyaknya sumber
penyebab nyeri, toleransi pasien terhadap nyeri, dan
faktor psikologis dan lingkungan (Carpenito,2000; Potter dan Perry,
2006; Bobak, 2005; Rohmah. N. & Walid, S. 2008).
Nyeri berdampak sangat komplek bagi perawatan ibu post
partum, antara lain: terhambatnya mobilisasi dini, terhambatnya
laktasi, terhambatnya proses bonding attachment, perasaan lelah,
kecemasan, kecewa karena ketidaknyamanan, gangguan pola
tidur, dan bahkan bila nyeri berkepanjangan akan meningkatkan
risiko post partum blues. Dampak-dampak negatif ini bila tidak
diatasi akan mempengaruhi proses pemulihan ibu post partum.
Nyeri pada ibu post partum terutama dirasakan pada hari pertama
dan kedua, dimana fase adaptasi psikologis ibu masuk pada tahap
taking in yaitu tahap dependent. Tahap ini ibu masih membutuhkan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan porsi
terbesar yang pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur dan nutrisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah persalinan itu ?
2. Apakah nyeri persalinan itu ?
3. Bagaimana memanajemen nyeri bagi ibu intranatal dan postpartum ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang nyeri persalinan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang cara memanajemen nyeri intranatal
dan postnatal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persalinan
1. Pengertian dan Definisi Persalinan Normal
Rasa nyeri pada persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan
segmen bawah rahim (selanjutnya serviks) dan iskemia (hipoksia) otot-
otot rahim. Reaksi terhadap nyeri merupakan respons yang sifatnya sangat
individual. Reaksi ini tergantung pada kepribadian, kondisi emosional
serta tingkat pemahaman pasien, latar belakang kultural, keluarga serta
pendidikannya, dan pengalaman sebelumnya. (Farrer, 2001). Pada kala
satu persalinan, nyeri timbul akibat pembukaan servik dan kontraksi
uterus. Sensasi nyeri menjalar melewati syaraf simposis yang memasuki
modula spinalis melalui segmen posterior syaraf spinalis torakalis 10, 11
dan 12. Penyebaran nyeri pada kala satu persalinan adalah nyeri punggung
bawah yang dialami ibu disebabkan oleh tekanan kepala janin terhadap
tulang belakang, nyeri ini tidak menyeluruh melainkan nyeri disuatu titik.
Akibat penurunan janin, lokasi nyeri punggung berpindah ke bawah, ke
tulang belakang bawah serta lokasi denyut jantung janin berpindah ke
bawah pada abdomen ibu ketika terjadi penurunan kepala (Mander, 2003).
Persalinan adalah proses hasil pengeluaran konsepsi yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui bantuan dan tanpa bantuan (Mochtar, 2003). Persalinan normal
merupakan suatu proses pengeluaran janin, plasenta, dan selaput membran
ke dunia lahir.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Saifuddin, 2006). Intranatal adalah
suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif daru serviks, kelahiran bayi,
dan kelahiran plasenta dimana proses tersebut merupakan proses alamiah
(Yuliatun, 2008).
2. Jenis Persalinan
Beberapa jenis persalinan adalah :
a. Persalinan Spontan
Persalinan dikatakan spontan jika berlangsung dengan kekuatan
ibunya sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan Bantuan
Persalinan bantuan adalah persalinan yang berlangsung dengan
bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau
dilakukan operasi sectio caesarea.
c. Persalinan Anjuran
Persalinan anjuran dilakukan bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya
pemberian pitocin dan prostagladin.
3. Tahapan Persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala ini berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
9cm. Pada permulaan kala his pembukaan berlangsung tidak terlalu
kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan (Manuaba, 1988).
Proses pembukaan serviks sebagai akibat his dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam, pembukaan terhadu sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase laten
merupakan periode awal persalinan hingga ketitik ketika
pembukaan mulai berjalan secara progresif.
2) Fase Aktif
Berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4cm
sampai 10cm. Pada fase ini kontraksi terjadi lebih sering dan
stabil. Fase aktif terbagi dalam 3 fase antara lain:
a) Fase Akselerasi terjadi dalam waktu 2 jam sehingga
pembukaan 3cm tadi menjadi 4cm.
b) Fase Dilaktasi maksimal terjadi dalam waktu 2 jam,
pembukaan berlangsung sangat cepat yang awalnya 4cm
menjadi 9cm.
c) Fase Deselerasi, pembukaan terjadi dalam waktu 2 jam yang
awalnya 9cm menjadi pembukaan lengkap.
b. Kala II (Kala Pengeluaran)
Kala ini dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi
lahir. Gejala utama kala II adalah:
1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50
sampai 100 detik.
2) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
3) Ketuban pecah pada pembukaan diikuti keinginan mengejan
karena adanya fleksus franker hauser.
4) Kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga kepala membuka pintu lahir
5) Kepala lahir sepenuhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala dan panggul.
6) Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
multigravida rata-rata 0,5 jam.
c. Kala III (Kala Pelepasan Plasenta)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit, jika lebih dari 30 menit maka
harus diiberi penanganan yang lebih atau dirujuk. Lepasnya plasenta
sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda:
1) Uterus menjadi bundar
2) Uterus terdorong keatas karena plasenta ke segmen bawah rahim
3) Tali pusar bertambah panjang
4) Terjadi pendarahan
d. Kala IV (Kala Pengawasan/Pemulihan)
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
pendarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah:
1) Tingkat kesadaran penderita
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
3) Kontraksi uterus
4) Terjadi pendarahan
Penanganan persalinan tergantung dari jenis persalinan dan kondisi
ibu. Untuk persalinan normal dilakukan penanganan sesuai dengan standar
asuhan persalinan normal.
B. Nyeri Persalinan
1. Definisi Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang
pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International
Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat
terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Secara umum nyeri
merupakan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam
tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional
(Hidayat A, 2008).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri
adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan
kesehatan (Smeltzer & Bare, 2002). Caffery sebagaimana dikutip oleh
Potter & Perry (2005), menyatakan nyeri adalah segala sesuatu yang
dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja ketika
seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri.
Nyeri persalinan merupkan sensasi yang tidak menyenangkan
akibat stimulasi saraf sensorik, nyeri tersebut terdiri atas dua komponen
yaitu komponen fisiologis dan komponen psikologis. Komponen
fisiologis merupakab proses penerimaan impuls tersebut menuju saraf
pusat. Sementara itu, komponen psikologis meliputi rekognisi sensasi
interpretasi rasa nyeri dan rekasi terhadap hasil interpretasi nyeri tersebut
(Laily Yuliatun, 2008).
Nyeri persalinan merupakansuatu kondisi yang fisiologis dan nyeri
persalinan merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi selama
proses persalinan. Secara fisiologi nyeri persalinan mulai timbul pada
persalinan kala I fase laten dan fase aktif. Pada fase aktif terjadi
pembukaan mulai 3-10 cm. Nyeri disebabkan karena kontraksi uterus dan
dilatasi serviks. Makin lama nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat.
Puncak nyeri terjadi pada fase aktif dimana pembukaan lengkap sampai
10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan mempengaruhi kondisi
psikologis ibu, prses persalinan dan janin (Potter dan perry, 2005)
0 1 2 3 44 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0 : Tidak nyeri.
e. Kehadiran Pendamping
Kehadiran pendamping selama proses persalinan, sentuhan,
penghiburan, dan dorongan orang yang mendukung sangat besar
artinya karena dapat membantu ibu saat proses persalinan.
Pendamping ibu saat proses persalinan sebaiknya adalah orang yang
peduli pada ibu dan yang paling penting adalah orang yang
diinginkan ibu untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas merupakan sesuatu yang fisiologis terjadi terhadap ibu
setelah melahirkan. Masa dimana semua organ kandungan akan
kembali seperti sebelum terjadinya kehamilan. Didalam melewati
masa nifas, seorang bidan haruslah memberikan informasi atau cara
untuk seorang ibu agar dapat memanajemen atau mengurangi rasa
nyeri setelah melahirkan.
B. Saran
1. Perlunya dikembangkan cara-cara lainnya untuk penanganan
terhadap nyeri.
2. Pensosialisasian tentang nyeri pada ibu post partum harus di
tingkatkan lagi agar masyarakat Indonesia paham betul dengan
pengertian nyeri sesungguhnya .
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Prraktik, edisi 4. Jakarta: EGC.
Saifuddin, A. B. 2006. Buku Acuan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga.