Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PERSALINAN KALA 1

Dosen Pengampu :

Umi Ma'rifah SST, MKes

Disusun Oleh:

Massuna Vitriya 20221660078

Fara Dina Putri 20221660083

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2024


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah waktu yang menguras emosi dan ketegangan ibu, di mana ibu
biasanya akan mengalami ketakutan dan kesakitan (Cahyani dkk. 2017). Kala 1
persalinan yaitu awal kontraksi persalinan nyata dengan perubahan serviks yang
progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I
yang berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Nyeri
yang terjadi saat persalinan menjadi kewajaran pada saat hamil aterm di mana ibu
memiliki waktu untuk bersiap diri menuju persalinan. Biasanya nyeri berlangsung jarang
dalam waktu singkat hingga intens sampai proses persalinan berakhir (Safitri, 2017;
Seftianingtyas dkk, 2021).
Nyeri pada saat persalinan berlangsung di pembukaan 1 cm sampai pembukaan 10
cm. kontraksi akan terjadi saat pembukaan serviks antara 1-3 cm, waktu yang lama,
teratur selama 8 jam (Syahida, 2022). Jumlah dan tingkatan nyeri uterus akan meningkat
bersama rasa sakit sampai pembukaan lengkap pada ibu yang pertama kali mengalami
persalinan yang berlangsung selama 4-6 jam dan pada ibu bersalin anak ke 2 dan
selanjutnya berlangsung selama 2,5 jam (Seftianingtyas dkk, 2021).
Nyeri persalinan kala I merupakan salah satu pengalaman yang paling menyakitkan
dan melelahkan bagi sebagian besar ibu bersalin di Indonesia. Kala I persalinan, yang
dimulai dari pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm),
seringkali menjadi fase yang paling menantang dalam proses persalinan. Pada saat
kontraksi, uterus mengalami penyempitan yang hebat, menekan isi rongga panggul,
termasuk pleksus hipogastrik inferior yang merupakan sumber utama nyeri persalinan
(Prawirohardjo, 2014).
Secara fisiologis, nyeri persalinan kala I disebabkan oleh dilatasi progresif serviks
dan segmen bawah uterus, distensi korpus uteri oleh kontraksi, serta kompresi struktur
pelvis oleh kepala janin yang turun. Intensitas nyeri cenderung meningkat seiring
berjalannya waktu dan semakin terbukanya serviks. Selain itu, terdapat pula beberapa
faktor yang dapat memengaruhi persepsi nyeri persalinan, seperti usia, paritas,
dukungan selama persalinan, kecemasan, budaya, dan pengalaman persalinan
sebelumnya (Judha et al., 2012).

B. Tujuan
• Tujuan umum
1. Memahami tentang asuhan keperawatan nyeri pada persalinan kala 1.
• Tujuan khusus
1. Memahami tentang nyeri pada persalinan kala 1.
2. Mampu melakukan pengkajian nyeri pada persalinan kala 1.
3. Маmpu menegakkan diagnosa keperawatan nyeri pada persalinan kala 1.
4. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan nyeri pada persalinan kala
1.
C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman
mendalam secara teoritis dan praktis mengenai asuhan keperawatan nyeri pada
persalinan kala 1.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010).
Persalinan juga didefinisikan sebagai proses pengeluaran janin dan uri
(plasenta/ari-ari) dari dalam kandungan ibu. Persyaratan persalinan adalah janin sudah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan (usia kehamilan viable). Persalinan
dapat terjadi melalui jalan lahir (vagina) atau jalan lain seperti operasi sesar (sectio
caesarea). Persalinan dapat terjadi secara spontan dengan kekuatan ibu sendiri atau
dengan bantuan tenaga medis.
Persalinan kala 1 adalah kala pembukaan yang dimulai dari his persalinan teratur
dan adanya pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm) dan
PersalinankalaIberlangsung18-24jam. (Prawirohardjo, 2014).
B. Klasifikasi
Persalinan kala 1 terbagi menjadi dua fase, yaitu:
1. Fase Laten
Fase laten adalah periode waktu dari awal persalinan hingga mencapai
pembukaan 3-4 cm. Pada fase ini, his datang tidak teratur, tidak terlalu sering, dan
tidak terlalu kuat. Lamanya fase laten sangat bervariasi, tetapi biasanya berlangsung
selama 8 jam pada primigravida dan lebih singkat pada multigravida (Manuaba,
2010).
2. Fase Aktif
Fase aktif adalah periode waktu dari pembukaan 4 cm hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). Pada fase ini, his datang lebih kuat, lebih sering, dan
lebih teratur. Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Fase aktif
berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase:
a. Periode akselerasi: berlangsung 2 jam dari pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
b. Periode dilatasi maksimal: berlangsung 2 jam dari pembukaan 4 cm berlangsung
cepat menjadi 9 cm
c. Periode deselarasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9
cm menjadi 10 cm atau lengkap.
Pada fase ini akan timbul kontraksi, mulai dari kontraksi yang kecil dan sebentar
sampai kontraksi yang makin kuat, sering, dan teratur. Kontraksi diawali dengan
selang waktu 30 menit sampai 1 jam dari kontraksi pertama ke kontraksi berikutnya,
sampai kontraksi yang makin kuat dan lama dengan selang waktu kurang lebih 3-5
menit selama 1-1.5 menit per kontraksinya. Pada fase pembukaan ini juga mulai
terjadi penipisan pada segmen bawah rahim, yang diikuti oleh keluarnya lendir yang
bercampur darah, sampai ke tahap terjadinya pembukaan jalan lahir dan pecahnya
ketuban. Proses persalinan yang normal dimulai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, terbukanya jalan lahir, dan yang kemudianan diikuti oleh pecahnya ketuban.
Jika proses ini berjalan dengan baik (ketuban pecah terlebh dahulu), persalinan ini
dapat dikatakan normal (Kuswanti, 2019).
C. Etiologi
Etiologi persalinan kala 1 belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa
faktor yang diduga berperan adalah:
1. Peningkatan kadar hormon oksitosin
Oksitosin menyebabkan kontraksi uterus yang akan memicu proses persalinan.
Kadar oksitosin meningkat seiring usia kehamilan mendekati aterm.
2. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron
Penurunan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan kepekaan
uterus terhadap oksitosin sehingga terjadi kontraksi uterus.
3. Peregangan uterus
Peregangan uterus oleh janin yang semakin membesar pada akhir kehamilan
menyebabkan kontraksi Braxton Hicks yang dapat berperan dalam persalinan.
4. Teori oksigen Pada akhir kehamilan,
Terjadi penurunan kadar oksigen di dalam uterus yang memacu pelepasan mediator
biokimia untuk memulai kontraksi.
5. Teori plasenta matur Pada kehamilan aterm,
Plasenta mengalami kemunduran fungsi sehingga memproduksi hormon yang dapat
memicu kontraksi uterus.

Menurut Maryunani (2018) nyeri berkaitan dengan kala I persalinan adalah unik
dimana nyeri ini menyertai proses fisiologis normal. Meskipun persepsi nyeri dalam
persalinan berbeda-beda diantara wanita, terdapat suatu dasar fisiologis terhadap rasa
tidak nyaman/nyeri selama persalinan. Nyeri selama kala I persalinan berasal dari:

• Dilatasi serviks, dimana merupakan sumber nyeri yang utama.


• Peregangan segmen uterus bawah.
• Tekanan pada struktur-struktur yang berdekatan.
• Hipoksia pada sel-sel otot uterus selama kontraksi.
• Area nyeri meliputi dinding abdomen bawah dan area-area pada bagian lumbal
bawah dan sakrum atas.

Menurut Andarmoyo (2018) nyeri persalinan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

a. Faktor Internal

Kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi.


peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia pada korpus uteri, dan peregangan
segmen bawah rahim.

b. Faktor Eksternal

1) Budaya

Budaya mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara. Budaya


mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin.

2) Emosi (cemas dan takut)

Stress atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus
menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Ibu dalam kondisi inpartu tersebut
mengalami stress maka secara otomatis tubuh akan melakukan. reaksi defensif sehingga
secara otomatis dari stress tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor
yaitu hormon katekolamin dan hormon adrenalin. Katekolamin ini akan dilepaskan
dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa
takutnya sebelum melahirkan, berbagai respon tubuh akan muncul, akibat respon tubuh
tersebut maka uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke
dalam otot-otot terus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya
adalah rasa nyeri yang tak terelakkan.

3) Pengalaman persalinan

Pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap


nyeri. Ibu yang mempunyai pengalaman menyakitkan dan sulit pada persalinan
sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi
sensifitas rasa nyeri.

4) Support System

Dukungn dari pasangan, keluarga maupun pendampingan persalinan dapat membantu


memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu mengatasi rasa nyeri.

5) Persiapan persalinan

Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa nyeri, namun
persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri
persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai tehnik atau metode latihan agar ibu
dapat mengatasi ketakutannya.

6. Akibat tidak mengatasi nyeri

Nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi ventilasi, sirkulasi
metabolisme dan aktivitas uterus. Nyeri saat persalinan bisa menyebabkan tekanan
darah meningkat dan konsentrasi ibu selama persalinan menjadi terganggu, yang dapat
mempengaruh fisik dan psikis, baik pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya
misalnya mengakibatkan kecacatan jasmani dan kemunduran kepandaian serta mental
emosional nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Rasa
cemas yang berlebihan juga menambah nyeri (Mander, 2019).

D. Anatomi fisiologi
Anatomi Persalinan Kala 1:
• Uterus Organ utama yang bertanggung jawab untuk kontraksi yang mengarah pada
pembukaan serviks dan mendorong bayi keluar.
• Serviks Bagian leher rahim yang awalnya ditutup rapat. Selama persalinan kala 1,
serviks mulai membuka (dilatasi) untuk memungkinkan bayi untuk melalui jalan lahir.
• Panggul. Struktur tulang di bagian bawah tubuh yang memberikan ruang bagi bayi
untuk melewati saat persalinan.
• Jalan Lahir Terdiri dari vagina, vulva, dan struktur sekitarnya yang memberikan rute
keluar untuk bayi.
Fisiologi Persalinan Kala 1:
• Kontraksi Rahim: Proses dimulai oleh pelepasan hormon oksitosin yang
menyebabkan uterus berkontraksi secara teratur. Kontraksi ini bertujuan membuka
serviks.
• Pembukaan Serviks. Kontraksi uterus menyebabkan pembukaan secara progresif
serviks. Ini berlangsung selama fase pembukaan persalinan.
• Penurunan Presentasi: Bayi mulai bergerak ke arah bawah menuju panggul ibu. Ini
dapat disertai dengan penurunan atau penyesuaian posisi bayi untuk memasuki
jalan lahir.
• Penurunan Engke: Setelah serviks terbuka sepenuhnya, bayi bergerak lebih jauh ke
bawah panggul ibu. Engkel bayi akan melalui jalan lahir.
• Penurunan Ibu: Saat bayi bergerak lebih dekat ke jalan lahir, ibu mungkin merasakan
dorongan atau keinginan untuk mendorong.
• Peluncuran: Proses akhir persalinan kala 1 di mana bayi lahir melalui jalan lahir.
E. Patofisiologi
Patofisiologi Persalinan Kala 1:
a. Dysfunctional Uterine Contractions: Kontraksi uterus yang tidak efektif atau tidak
teratur dapat menghambat pembukaan serviks yang diperlukan untuk memulai
persalinan.
b. Cephalopelvic Disproportion (CPD): Ketidakcocokan antara ukuran bayi dan panggul
ibu dapat menghambat penurunan bayi melalui jalan lahir.
c. Malpresentation: Presentasi abnormal bayi, seperti sungsang atau bahu melintang,
dapat menyebabkan kesulitan dalam melahirkan bayi.
d. Failure of Engagement: Bayi gagal untuk terlibat dalam panggul ibu, yang dapat
menghambat proses persalinan.
e. Maternal Fatigue: Kondisi fisik atau kelelahan emosional ibu dapat mengganggu
kemampuannya untuk mendorong selama persalinan.
f. Obstructed Labor: Hambatan fisik seperti plasenta previa atau tali pusat terjepit
dapat menghambat penurunan bayi melalui jalan lahir.
F. Manifestasi klinis
• Kontraksi Rahim: Kontraksi uterus menjadi lebih teratur, lebih sering, dan lebih kuat
seiring berjalannya waktu. Mereka biasanya dimulai dengan interval yang panjang
dan perlahan menjadi lebih pendek dan lebih sering.
• Pembukaan Serviks: Serviks mulai membuka (dilatasi) secara progresif. Awalnya,
pembukaan mungkin lambat, tetapi meningkat secara bertahap seiring berjalannya
waktu.
• Perubahan pada Vulva dan Vagina: Vulva dan vagina dapat menunjukkan tanda-
tanda pembukaan, seperti pembukaan vulva dan penurunan presentasi bayi.
• Perubahan Emosional: Ibu dapat menunjukkan perubahan emosional, termasuk
kecemasan, ketakutan, atau kegembiraan, tergantung pada pengalaman persalinan
dan dukungan sosial yang diterima.
• Penurunan Presentasi Bayi: Bayi mulai bergerak lebih jauh ke bawah panggul ibu,
dan ibu mungkin merasakan peningkatan tekanan pada panggul dan daerah panggul.
• Penurunan Engkel: Engkel bayi bergerak di bawah tulang panggul dan bisa teraba
oleh bidan atau dokter kandungan selama pemeriksaan dalam.
• Perubahan Posisi Ibu: Ibu mungkin merasa perlu bergerak atau mengubah posisi
tubuh untuk meredakan ketidaknyamanan atau membantu penurunan bayi.
G. Kompikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan kala 1 lengkap meliputi:
a. Distosia: Kesulitan dalam proses pembukaan serviks yang bisa disebabkan oleh
berbagai faktor seperti kontraksi rahim yang tidak efektif, posisi janin yang tidak
tepat, atau masalah anatomi pada ibu.
b. Proses persalinan yang lambat: Pembukaan serviks yang berlangsung lebih lama dari
yang diharapkan.
c. Prolonged rupture of membranes: Pecah ketuban yang terjadi sebelum persalinan
dimulai atau berlangsung terlalu lama dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu
dan janin.
d. Infeksi: Risiko infeksi meningkat jika persalinan berlangsung terlalu lama atau jika
ada luka pada jalan lahir.
e. Hipoksia janin: Kurangnya pasokan oksigen ke janin selama persalinan dapat
menyebabkan kerusakan pada janin.
f. Masalah dengan presentasi janin: Misalnya, presentasi bokong atau bahu yang dapat
menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan.
H. Penatalaksanaan
langkah-langkah penatalaksanaan yang umum dilakukan:
1. Pemantauan dan Evaluasi:
• Monitor kontraksi rahim dan detak jantung janin secara teratur.
• Lakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kemajuan persalinan, termasuk
pembukaan serviks dan penurunan presentasi bayi.
• Tinjau riwayat medis ibu untuk mengetahui faktor risiko potensial.
2. Dukungan dan Pemantauan Ibu:
• Berikan dukungan emosional dan fisik kepada ibu selama proses persalinan.
• Monitor tanda vital ibu secara teratur.
• Bantu ibu dalam mengatur posisi tubuh yang nyaman dan efektif selama
persalinan.
3. Manajemen Nyeri:
• Berikan metode pengurangan nyeri, seperti relaksasi, teknik nafas, pijat, atau
pemberian analgesik jika diperlukan.
4. Fasilitasi Persalinan:
• Dorong ibu untuk bergerak dan beraktivitas selama persalinan untuk
memfasilitasi penurunan bayi.
• Berikan bimbingan dan dukungan selama fase mendorong saat serviks sudah
cukup terbuka.
5. Intervensi Medis:
• Pertimbangkan pemberian oksitosin sintetis untuk meningkatkan kontraksi
rahim jika diperlukan.
• Lakukan episiotomi jika diperlukan untuk memfasilitasi kelahiran bayi.
• Siapkan untuk tindakan emergensi jika terjadi komplikasi, seperti disfungsi
jantung janin atau perdarahan postpartum.
6. Perawatan Postpartum:
• Evaluasi kondisi ibu dan bayi setelah persalinan.
• Berikan perawatan pasca persalinan, termasuk pemeriksaan luka episiotomi dan
penanganan pendarahan postpartum jika diperlukan.
• Berikan dukungan untuk inisiasi menyusui dan bonding antara ibu dan bayi.

I. WOC
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

1) Identitas klien

Mengkaji identitas klien yang meliputi nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, lamanya perkawinan, dan alamat. Usia ibu dalam kategori usia subur (15-49
tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang 32 dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35
tahun) merupakan kelompok resiko. tinggi.

2) Identits penanggung jawab

Mengkaji identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, lamanya perkawinan, dan alamat.

3) Keluhan utama

Klien mengeluh sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur keluar lender
dan bercampur darah.

1) Riwayat penyakit sekarang

Usia kehamilan 37-40 minggu, klien mengeluh sakit perut dan keluar lender bercampur
pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada

2) Riwayat penyakit keluarga

Perlu dikaji adanya riwayat penyakit dalam keluarga yang dapat memperburuk kondisi
klien saat persalinan.

4) Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penykit sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi kerumah sakit atau pada saat
pengkajian seperti pendarahan pervaginan di luar siklus haid, pembesarang lebih besar dari usia
kehamilan.

5) Riwayat penyakit dahulu

1) Riwayat pembedahan

Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan, kapan,
oleh siapa, dan dimana tindakan tersebut berlangsung.

2) Riwayat penyakit yang pernah dialami


Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya; DM, jantung, hipertensi,
masalah ginekologi atau urinary, penyakit endokrin dan penyakit- penyakit lainnya.

6) Riwayat keluarga berencana Meliputi alat kontrasepsi yang digunakan, lama penggunaan,
keluhan selama penggunaan, jumlah anak yang direncanakan. (Yuli R, 2017)

7) Riwayat obstetri

1) Keadaan haid

Yang perlu diketahui pada keadaan haid adalah tentang menarche, siklus haid, hari
pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah keluar, lamanya haid, nyeri atau tidak,
bau.

2) Perkawinan

Yang perlu ditanyakan berapa kali kawin dan sudah berapa lama.

3) Riwayat kehamilan

Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali melakukan ANC (Ante Natal
Care), selama kehamilan periksa dimana, perlu di ukur berat badan dan tinggi badan.

8) Riwayat kehamilan sekarang

1) Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak,
meliputi:

2) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan

3) Hari Perkiraan Lahir (HPL): Untuk mengetahui perkiraan lahir

4) Keluhan-keluhan Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester 1.11


dan II

5) Ante Natal Care (ANC): Mengetahui riwayat ANC, teratur tidak, tempat ANC, dan saat
kehamilan berapa (Wiknjosastro, 2010)

9) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

1) Kehamilan: Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan
kehamilan

2) Persalinan: Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan atau tidak,
waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan..
3) Nifas: Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah dalam
kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada masa nifas, dan
apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya. (Wiknjosastro, 2010).

10) Pola kebiasaan sehari-hari menurut virgina handerson

2. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek (Prihardjo, 2008). Pada persalinan
normal keadaan umum klien baik (Nugroho, 2010).

2) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran klien apakah composmetis, apatis, sommmmolen.


delirium, semi koma dan koma. Pada kasus ibu bersalin dengan letak sunsang kesadarannya
composmentis.

3) Tanda vital

1) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas normalnya 120/80
mmHg

2) Nadi

Untuk mengetahui nadi klien yang dihitung dafam menit. Batas normalnya 69- 100 x/
menit

3) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan klien yang dihitung dalam 1 menit. Batas
normalnya 12-22 x/ menit

4) Suhu

Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/ infeksi dengan


menggunakan skala derajat celcius. Suhu wanita saat bersalin tidak lebih dari 38°.
(Saifuddin, 2010).

4) Pemeriksaan fisik Head To Toc (Sulistyowati, 2013)

1) Kepala
• Bentuk kepala oval dan bulat, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam dan tidak
rontok, Muka oedem, tidak ada nyeri tekan.

• Mata: simetris kanan dan kiri, sklera mata berwarna putih, konjungtiva berwarna merah
muda.

• Telinga : Simetris kanan kiri, bersih tidak ada serumen, pendengaran berfungsi dengan
baik.

• Hidung: Bentuk normal, keadaan bersih, tidak ada polip, pertumbuhan rambut merata,
penciuman normal.

• Mulut: bentuk normal, kedaan bersih, tidak ada kesulitan menelan.

2) Leher Normal, tidak terdapat pembengkakan kelenjar dan vena jugularis

3) Dada:

• Payudara

Payudara simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, areola mamae berwarna hitam
merata, payudara terasa padat, papilla mammae menonjol. colostrum ada, tidak ada
kelainan pada payudara.

• Paru paru

Jalan nafas spontan, vokal fremitus getarannya sama, tidak teraba massa, perkusi sonor,
suara nafas vesikuler, ada suara nafas tambahan atau tidak yaitu wheezing atau ronchi.

• Jantung

Kecepatan denyut apical reguler, irama jantung normal, umumnya tidak ada kelainan
bunyi jantung, tidak ada nyeri tekan.

• Abdomen

Abdomen mungkin masih menonjol atau membesar, terdapat luka operasi tertutup
perban. Nyeri pada luka bekas operasi. Tinggi fundus uterus turun 1-2 jari setiap 24 jam,
konsistensi uterus keras atau lembek. Perkusi timpani pada usus, bising usus normal

• Genetalia

Jumlah dan jenis lochea biasanya terdapat pengeluaran lochea rubra (berwarna merah)
yang menetap selama 3 hari. Berapa kali ganti pembalut dalam sehari.
• Ekstermitas Atas: Pada pasien persalinan normal Lingkar Lengan Atas. 23 cm, tidak ada
edema.

Ekstremitas bawah: Ada edema, tidak ada varises

4) VT (pemeriksaan dalam)

Untuk mengetahui keadaan vagina, portio keras atau lunak, pembukaan servik berapa,
penurunan kepala, UKK dan untuk mendeteksi panggul normal atau tidak
(Prawirohardjo, 2010)

5) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, jenis penentuan, waktu


pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk
sifilis.

3.Diagnosa Keperawatan
• Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
ditandai dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh mual, postur tubuh berubah D.0074
• Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang situasi persalinan ditandai dengan
gelisah dan takut D.0080
• Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan energi ditandai dengan sesak
D.0005
4.Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)

1. Gangguan rasa status kenyamanan meningkat. manajemen nyeri I.08238


nyaman D.0074 L.08064
Observasi
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 x 24 jam, • Identifikasi lokasi,
maka status kenyamanan karakteristik, durasi, frekuensi,
meningkat, dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
• Keluhan tidak nyaman • Identifikasi skala nyeri
menurun
• Idenfitikasi respon nyeri non
• Gelisah menurun verbal
• Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
• Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
• Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
• Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
• Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik

• Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
• Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi

• Jelaskan penyebab, periode,


dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan
nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
• Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
• Ajarkan Teknik farmakologis
untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi

• Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
.
2. Ansietas D.0080 Tingkat ansietas menurun diberi Reduksi ansietas I.09314
kode L.09093
Observasi
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 x 24 jam, • Identifikasi saat tingkat
maka tingkat ansietas menurun, ansietas berubah (mis: kondisi,
dengan kriteria hasil: waktu, stresor)
• Identifikasi kemampuan
• Verbalisasi kebingungan mengambil keputusan
menurun • Monitor tanda-tanda ansietas
• Perilaku gelisah menurun (verbal dan nonverbal)
• Perilaku tegang menurun
Terapeutik
• Konsentrasi membaik
• Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
• Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
• Pahami situasi yang membuat
ansietas
• Dengarkan dengan penuh
perhatian
• Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
• Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
• Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
• Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi

• Jelaskan prosedur, termasuk


sensasi yang mungkin dialami
• Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
• Anjurkan keluarga untuk tetap
Bersama pasien, jika perlu
• Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
• Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
• Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
• Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
• Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi

• Kolaborasi pemberian obat


antiansietas, jika perlu.
3. Pola napas tidak Pola napas membaik kode
Manajemen jalan napas I.01011
efektif D.0005 L.01004
Observasi
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 x 24 jam, • Monitor pola napas (frekuensi,
maka pola napas membaik, kedalaman, usaha napas)
dengan kriteria hasil: • Monitor bunyi napas
tambahan (misalnya: gurgling,
• Dispnea menurun mengi, wheezing, ronchi
• Penggunaan otot bantu kering)
napas menurun • Monitor sputum (jumlah,
• Pemanjangan fase warna, aroma)
ekspirasi menurun
• Frekuensi napas membaik Terapeutik
• Kedalaman napas
• Pertahankan kepatenan jalan
membaik
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw thrust jika curiga
trauma fraktur servikal)
• Posisikan semi-fowler atau
fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
• Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
• Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill
• Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi

• Anjurkan asupan cairan 2000


ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
• Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi

• Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.

5.Implementasi

Implementasi keperawatan dalam konsep asuhan keperawatan adalah pengelolahan dan


perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan yang
mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi yang didasarkan oleh hasil keputusan. bersama
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain. (Mitayani, 2011).

6. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk mencapai objectif,
elisien, dan efektif serta untuk mengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga membantu
pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek program perencanaan yang
akan dating (Craven, 2010).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan adalah di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uretus
ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah
37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

Terdapat 4 tahapan dalam proses persalinan, yaitu kala I, yang dimulai dari kala
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Kala II atau disebut dengan kala
pengeluaran, ketika kepala janin telah turun masuk ruang panggul. Kala III atau yang
disebut dengan kala Uri, yaitu dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Tujuan dari asuhan persalinan normal yaitu, memberikan asuhan yang memadai selama
bersalinan berlangsung serta mengupayakan kelangsungan hidup. dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya.

Perubahan pada proses adaptasi fisiologi dan psikologi persalinan yaitu dengan adanya
perubahan pada organ reproduksi, yaitu kontraksi uterus, dan perubahan bentuk rahim,
sedangkan pada perubahan sistem kardiovaskuler yaitu tekanan darah meningkat, dan
detak jantung naik selama kontraksi, adanya perubahan metabolisme, suhu tubuh,
pernafasan, sistem renal, gastrointestinal, hematologi, endoktrin dan perubahan pada
sistem muskuloskeletal.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu sambungan informasi dan referensi
tambahan ilmu pengetahuan terkait perawatan pada nyeri persalinan kala 1 agar selalu
memperdalam ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam
pelaksanaan Asuhan keperawatan nyeri persalinan kala 1 dengan menggunakan
literatur-literatur terbaru.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Panduan Praktis Pelayanan Antenatal


Terpadu. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2017). Pedoman Teknis


Penyelenggaraan Pelayanan Persalinan yang Aman. Jakarta: Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Standar Pelayanan Minimal Bidang


Kesehatan Maternal. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. (2017). Pedoman Tatalaksana Persalinan


Normal. Jakarta: Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Standar Pelayanan Kedokteran Persalinan.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai