NIM : PO713211221030
1. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan normal menurut WHO (World Health Organization) adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan,
bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap
dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat (JNPK-KR Depkes RI, 2012).
2. Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor okstosin dalam otot rahim sehingga
mudah terangsang saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi, diduga bahwa
oksitosin dapat menimbulkan pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung.
3. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.
Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi, baik dalam air ketuban
maupun darah perifer ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
yang menjadi tua seiring bertambahnya usia kehamilan menyebabkan kadar estrogen dan
progesteron turun. Hal ini juga mengakibatkan kejang pada pembuluh darah sehingga akan
menimbulkan kontraksi.
5. Distensi Rahim
Seperti halnya kandung kemih yang bila dindingnya meregang karena isinya, demikian pula
dengan rahim. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan maka otot-otot rahim akan semakin
meregang. Rahim yang membesar dan meregang menyebabkan iskemi otot-otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi utero plasenter kemudian timbullah kontraksi.
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (Fleksus Franker Hauser). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi.
janin juga memegang peranan dalam terjadinya persalinan pada janin anancepalus kehamilan
lebih lama dari biasanya.
Sumber : Buku ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN BAYI BARU LAHIR Oleh: Annisa Ul Mutmainnah,
S.SiT., M.Kes., Hj. Herni Johan, S.E., S.K.M., M.Si., M.Kes., dan Stephanie Sorta Llyod, S.SIT., M.Kes (2017) .
3. TAHAPAN PERSALINAN
1. Kala I
Persalinan Kala I atau Kala Pembukaan adalah periode persalinan yang dimulai dari his persalinan yang
pertama samapai pembukaan cervix menjadi lengkap (Yanti, 2010). Berdasarkan kemajuan pembukaan
maka Kala I dibagi menjadi :
a. Fase Latent, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai 3 cm yang membutuhkan
waktu 8 jam.
b. Fase Aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat membutuhkan waktu 6 jam yang terbagi lagi
manjadi: 1) Fase Accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2
jam. 2) Fase Dilatasi Maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam. 3) Fase
Decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm yang dicapai dalam 2 jam (Yanti,
2010).
2. Kala II
Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)
sampai lahirnya bayi (Yanti, 2010). Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida. Pada kala ini his lebih cepat dan kuat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi normal
kepala janin sudah masuk dalam rongga panggul (Sumarah, dkk, 2009).
3. Kala III
Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta.
Berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Yanti, 2010). Setelah bayi lahir uterus teraba keras dan fundus
uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya (Prawirohardjo, 2008).
4. Kala IV Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plesenta lahir. Dalam Klinik, atas pertimbangan-
pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir
adalah masa dimulainya masa nifas (puerpurium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan
(Yanti, 2010). Observasi yang harus dilakukan pada Kala IV adalah :
c. Kontraksi uterus
d. Terjdinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400
sampai 500 cc. e. Isi kandung kemih (Saifuddin, 2008).
Sumber : buku ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. Oleh : Sulis Diana, M.Kes. ,Erfiani
Mail, M.Kes., Zulfa Rufaida, S.Keb.Bd.,M.Sc (2019).
4. TANDA-TANDA PERSALINAN
1. Kontraksi (His)
Ibu terasa kenceng-kenceng sering, teratur dengan nyeri dijalarkan dari pinggang ke paha.Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormon oksitosin yang secara fisiologis membantu dalam proses
pengeluaran janin.
Ada 2 macam kontraksi yang pertama kontraksi palsu (Braxton hicks) dan kontraksi yang sebenarnya.
Pada kontraksi palsu berlangsung sebentar, tidak terlalu sering dan tidak teratur, semakin lama tidak ada
peningkatan kekuatan kontraksi. Sedangkan kontraksi yang sebenarnya bila ibu hamil merasakan
kenceng-kenceng makin sering, waktunya semakin lama, dan makin kuat terasa, diserta mulas atau nyeri
seperti kram perut. Perut bumil juga terasa kencang. Kontraksi bersifat fundal recumbent/nyeri yang
dirasakan terjadi pada bagian atas atau bagian tengah perut atas atau puncak kehamilan (fundus),
pinggang dan panggul serta perut bagian bawah. Tidak semua ibu hamil mengalami kontraksi (His) palsu.
Kontraksi ini merupakan hal normal untuk mempersiapkan rahim untuk bersiap mengadapi persalinan.
Biasanya pada bumil dengan kehamilan pertama, terjadinya pembukaan ini disertai nyeri perut.
Sedangkan pada kehamilan anak kedua dan selanjutnya, pembukaan biasanya tanpa diiringi nyeri. Rasa
nyeri terjadi karena adanya tekanan panggul saat kepala janin turun ke area tulang panggul sebagai
akibat melunaknya rahim. Untuk memastikan telah terjadi pembukaan, tenaga medis biasanya akan
melakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher).
Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini bercampur darah. Itu terjadi karena pada
saat menjelang persalinan terjadi pelunakan, pelebaran, dan penipisan mulut rahim. Bloody show
seperti lendir yang kental dan bercampur darah. Menjelang persalinan terlihat lendir bercampur darah
yang ada di leher rahim tsb akan keluar sebagai akibat terpisahnya membran selaput yang menegelilingi
janin dan cairan ketuban mulai memisah dari dinding rahim.
Tanda selanjutnya pecahnya ketuban, di dalam selaput ketuban (korioamnion) yang membungkus
janin, terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar terlindungi, bisa bergerak bebas dan
terhindar dari trauma luar. Terkadang ibu tidak sadar saat sudah mengeluarkan cairan ketuban dan
terkadang menganggap bahwa yang keluar adalah air pipisnya. Cairan ketuban umumnya berwarna
bening, tidak berbau, dan akan terus keluar sampai ibu akan melahirkan. Keluarnya cairan ketuban dari
jalan lahir ini bisa terjadi secara normal namun bias juga karena ibu hamil mengalami trauma, infeksi,
atau bagian ketuban yang tipis (locus minoris) berlubang dan pecah. Setelah ketuban pecah ibu akan
mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih intensif.
Terjadinya pecah ketuban merupakan tanda terhubungnya dengan dunia luar dan membuka potensi
kuman/bakteri untuk masuk. Karena itulah harus segera dilakukan penanganan dan dalam waktu kurang
dari 24 jam bayi harus lahir apabila belum lahir dalam waktu kurang dari 24 jam maka dilakukan
penangana selanjutnya misalnya caesar.
Sumber : Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan, oleh : Yulizawati, Aldina Ayunda Insani, Lusiana
El Sinta B, Feni Andriani. Edisi Pertama: Sidoarjo: Indomedia Pustaka, 2019.
5. TUJUAN PERSALINAN
1. meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dalam memberikan pelayanan persalinan normal dan
penanganan awal penyulit beserta rujukannya
2. memberikan pengetahuan dan keterampilan pelayanan persalinan normal dan penanganan awal
penyulit beserta rujukan yang berkualitas.
Sumber : Buku ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN BAYI BARU LAHIR Oleh: Annisa Ul Mutmainnah,
S.SiT., M.Kes., Hj. Herni Johan, S.E., S.K.M., M.Si., M.Kes., dan Stephanie Sorta Llyod, S.SIT., M.Kes (2017) .
6. FAKTOR PERSALINAN
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan antara lain:
1. Passenger
Malpresentasi atau malformasi janin dapat mempengaruhi persalinan normal (Taber, 1994). Pada faktor
passenger, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, maka ia dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
2. Passage away
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus
(lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
3. Power
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke
bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam
rongga panggul (Wiknjosastro dkk, 2005). Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara
bersamaan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
4. Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi tegak memberi sejumlah
keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaki
sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok (Bobak, Lowdermilk & Jensen,
2004).
5. Psychologic Respons
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya. Rasa
takut, tegang dan cemas mungkin mengakibatkan proses kelahiran berlangsung lambat. Pada
kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan
kerja keras selama jamjam dilatasi dan melahirkan kemudian berakhir ketika wanita dan keluarganya
memulai proses ikatan dengan bayi. Perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya
dalam melalui proses persalinan supaya dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat. Wanita yang
bersalin biasanya akan mengutarakan berbagai kekhawatiran jika ditanya, tetapi mereka jarang dengan
spontan menceritakannya (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004)
Sumber : BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN, oleh : Yulizawati, SST.,M.Keb Aldina
Ayunda Insani, S.Keb Bd.,M.Keb Lusiana El Sinta B, SST.,M.Keb Feni Andriani,S.Keb Bd., M.Keb (2019) .