NURHAMIZA MUTAR
BT1901056
II B
CI LAHAN CI INSITITUSI
WATAMPONE
2021
I. KONSEP MEDIK
A. DEFENISI
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketubankeluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usiakehamilan
yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.Persalinan dimulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkanperubahan pada serviks (membuka
dan menipis dan berakhir dengan lahirnyaplasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum
inpartu jika kontraksi uterus tidakmengakibatkan perubahan serviks (Damayanti, dkk,
2015).
Persalinan dapat didefinisikan secara medis sebagai kontraksi uterus yang teratur dan
semakin kuat, menciptakan penipisan dan dilatasi serviks di sepanjang waktu, yang
menimbulkan dorongan kuat untuk melahirkan janin melalui jalan lahir melawan
resistansi jaringan lunak, otot, dan struktur tulang panggul (Betsy B.Kennedy, 2013).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan (37-42 minggu) atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
plasenta selaput janin dari tubuh ibu atau proses pengeluaran produk konsepsi yang
viable melalui jalan lahir (Dewi Setiawati, 2013).
Persalinan normal adalah persalinan dengan presentase belakang kepala yang
berlangsung secara spontan dengan lama persalinan dalam batas normal, beresiko rendah
sejak awal persalinan hingga partus dengan masa gestasi 37-42 minggu (World Health
Organization).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persalinan normal adalah
proses pengeluaran seluruh hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan 37-42 minggu
tanpa disertai komplikasi baik pada ibu maupun janinnya dengan lahir spontan.
B. ETIOLOGI
1. KALA I
Persalinan kala I meliputi fase pembukaan 1-10 cm, yang di tandai dengan penipisan
dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan lender bercampur darah (show)
melalui vagina. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler serta kanalis
servikalis karena pergeseran serviks mendatar dan terbuka (Ai Nursiah, dkk 2014:66).
Kala I dibagi atas 2 fase yaitu :
a. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai 3
cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi
dalam 3 subfase, yaitu :
1) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
3) Periode deselerai : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10 cm
atau lengkap (Nurul, 2017: 5-6).
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggab adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam
waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin. Dari pembukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau
10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata per jam (primipara) atau lebih 1 cm
hingga 2 cm (multipara) (Ai Nursiah, dkk 2014: 66).
2. KALA II
Kala II dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi, gejala dan tanda kala
II adalah :
a. Adanya pembukaan lengkap (tidak teraba lagi bibir porsio), ini terjadi karena
adanya dorongan bagian terbawah janin yang masuk kedalam dasar panggul
karena kontraksi uterus yang kuat sehingga porsio membuka secara perlahan.
b. His yang lebih sering dan kuat (± 2-3 menit 1 kali) dan timbul rasa mengedan,
karena biasanya dalam hal ini bagian terbawah janin masuk ke dasar panggul
sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa menegdan.
c. Adanya pengeluaran darah bercampur lendir, di sebabkan oleh adanya robekan
serviks yang meregang.
d. Pecahnya kantung ketuban, karena kontraksi yang menyebabkan terjadinya
perbedaan tekanan yang besar antara tekanan di dalam uterus dan diluar uterus
sehingga kantun ketuban tidak dapat menahan tekanan isi uterus akhirnya kantung
ketuban pecah.
e. Anus membuka, karena bagian terbawah janin masuk kedasar panggul sehingga
menekan rectum dan rasa buang air besar, hal inimenyebabkan anus membuka.
f. Vulva terbuka, perineum menonjol, karena bagian terbawah janin yang sudah
masuk PBP dan di tambah pula dengan adanya his serta kekuatan mengedan
menyebabkan vulva terbuka dan perineum menonjol, karena perineum bersifat
elastic.
g. Bagian terdepan anak kelihatan pada vulva, karena labia membuka, perineum
menonjol menyebabkan bagian terbawah janin terlihat divulva, karena ada his
dan tenaga mengedan menyebabkan bagian terbawah janin dapat dilahirkan
(Widia, 2015: 129-130).
3. KALA III
Kala III dimulai sejak bayi bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri. Partus kala III
disebut juga kala uri. Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume
rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat perlengektan
menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi
berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus (Ina Kuswanti, dkk 2014:
199). Tanda – Tanda Lepasnya Plasenta yaitu :
a. Berubahan Bentuk dan Tinggi Fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk
bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat.Setelah uterus berkontraksi
dan plasenta terdorong kebawah, uterus berbentuk segi tiga, atau seperti buah pir
atau alpukat dan fundus berada diatas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
b. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld)
c. Semburan darah yang mendadak dan singkat.
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar dibantu oleh gaya gravitasi.Apabila kumpulan darah (retroplacenta
pooling) dalam ruang daintara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta
melebihi kapasitas tampungnya, darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang
lepas (Ai Nursiah, dkk 2014: 154-155).
4. KALA IV
Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah plasenta lahir lengkap, hal ini
dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong persalinan masih mendampingi anita
setelah persalinan selama 2 jam (2 jam post partum). Dengan cara ini kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan karena perdarahan postpartum dapat dikurangi atau
dihindarkan (Dwi Asri,dkk 2012: 95). Tanda Bahaya Kala IV selama kala IV, bidan
harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya :
a. Demam
b. Perdarahan aktif
c. Pembekuan darah banyak
d. Bau busuk dari vagina
e. Pusing.
f. Lemas luar biasa.
g. Kesulitan dalam menyusui
h. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa (Widia, 2015:
239)
E. KOMPLIKASI
1. Perdarahan : Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria perdarahan
didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
a. Kehilangan darah lebih dai 500 cc
b. Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg
c. Hb turun sampai 3 gram %.
Tiga penyebap utama perdarahan antara lain :
a. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik
dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post partum.
b. laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan
perdarahan banyak bila tidak direparasi dengan segera dan terasa nyeri.
c. Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta
disebapkan oleh gangguan kontraksi uterus.
2. Infeksi puerperalis di definisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa
post partum. Insiden infeksi puerperalis ini 1 % - 8 %, ditandai adanya kenaikan suhu
> 38 0 dalam 2 hari selama 10 hari pertama post partum.
3. Endometritis adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi
puerperalis. Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko
tinggi terjadinya endometritis
4. Mastitis Yaitu infeksi pada payudara.
5. Infeksi saluran kemih Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba
coli dan bakterigram negatif lainnya.
6. Tromboplebitis dan thrombosis Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor
koagulasi dan meningkatnya status vena menyebapkan relaksasi sistem vaskuler,
akibatnya terjadi tromboplebitis (pembentukan trombus di pembuluh darah
dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan trombus)
tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500 – 750 kelahiran pada 3 hari
pertama post partum.
7. Emboli yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil
8. Post partum depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya. Tandanya antara
lain, kurang konsentrasi, kesepian tidak aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan
kontrol, dan lainnya.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Rekaman kardiotogravi.
Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop leance atau
doptone yaitu sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut jantung janin.
Dilakukan pada kala 1 untuk mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim serta
kemajuan persalinan.
2. Partograf
Patograf adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan
membantu petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam penatalaksanaan
pasien. Partograf berbentuk kertas grafik yang berisi data ibu, janin dan proses
persalinan. Partograf dimulai pada pembukaan mulut rahim 4 cm (fase aktif).
3. Ultrasonografi (USG).
Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam kandungan (Endjun,
2004).
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Identitas Ibu
Nama, nama panggilan, alamat, bahasa yang digunakan. Usia ibu dalam kategori usia
subur (15-49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua
(lebih dari 35 tahun) merupakan kelompok resiko tinggi. Pendidikan dan pekerjaan
klien.
2. Keluhan Utama
Berisi keluhan ibu sekarang saat pengkajian dilakukan. Pada umumnya, klien akan
mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his yang makin sering,
teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kecil, bila buang air
kecil hanya sedikit-sedikit.
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu dikaji untuk mengetahui apakah ibu mempunyai riwayat
penyakit seperti diabetes mellitus, dll. Riwayat penyakit keluarga dikaji untuk
mengetahui adakah riwayat penyakit menurun atau menular, adakah riwayat keturunan
kembar atau tidak.
4. Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan antara 38-42 minggu
disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar
ke perut, his makin sering, teratur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur
lendir), kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
b) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus,
TBC, hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat
memperberat persalinan
c) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular
seperti TBC dan hepatitis, menurun seperti jjantung dan DM.
d) Riwayat Obstetri
Riwayat haid. Ditemukan amenorrhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang dari
37 minggu.
e) Riwayat kebidanan.
Adanya gerakan janin, rasa pusing, mual muntah, dan lain-lain. Pada primigravida
persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1 cm/ jam, sehingga pada
multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm/ jam.
f) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga.
g) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani.
h) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya perkawinan.
i) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil
pemeriksaan kehamilan
2) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan atau
tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
3) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah
dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada
masa nifas, dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya.
j) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu resti atau
tidak, meliputi :
1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan
2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk mengetahui perkiraan lahir
3) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester I,II dan II
4) Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur / tidak, tempat ANC, dan saat kehamilan
berapa
k) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah sebelum kehamilan ini pernah menggunakan alat
kontrasepsi atau tidak, berapa lama penggunaan nya
5. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, jelek . Pada kasus persalinan normal
keadaan umum pasien baik
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien composmentis, apatis, somnolen,
delirium, semi koma dan koma. Pada kasus ibu bersalin dengan persalinan normal
kesadarannya composmentis
c) Tanda vital
1) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas
normalnya 120/80 mmHg
2) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin,
2010). Batas normalnya 69-100x/ menit
3) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1
menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12-22x/ menit
4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/ infeksi
dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu wanita saat bersalin tidak lebih
dari 38°C (Wiknjosastro, 2009). Suhu tubuh pada ibu bersalin dengan persalinan
normal 38°C
d) Pemeriksaan fisik B1-B6
1) Breath (B1)
Inspeksi : Respirasi rate normal (20x/ menit), tidak ada retraksi otot bantu nafas,
tidak terjadi sesak nafas, pola nafas teratur, tidak menggunakan alat bantu nafas,
terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi areola mammae
dan papilla mammae.
Palpasi :Pergerakan dinding dada sama
Auskultasi : Suara nafas regular, tidak ada suara tambahan seperti wheezing dan
ronchi
Perkusi : Suara perkusi sonor
2) Blood (B2)
Inspeksi : Anemis (jika terjadi syok akibat perdarahan post partum)
Palpasi : Pulsasi kuat, tidak ada pembesaran vena jugularis, CRT < 2 detik, akral
hangat, takikardi (jika terjadi syok)
Auskultasi : Pada auskultasi didapatkan suara jantung normal (S1 dan S2 normal),
S1 ; Lup dan S2 ; Dup
3) Brain (B3)
Inspeksi : Kesadaran : Composmentis, GCS : (eyes : 4, verbal : 5, motorik : 6),
tidak ada kejang
Palpasi : Tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudzinsky
4) Bladder (B4)
Inspeksi : Disuria, perineum menonjol, vagina dan vulva berwarna kemerahan dan
agak kebiru-biruan (livide), cairan ketuban keluar pervaginam berwarna putih
keruh mirip air kelapa atau sudah berwarna kehijauan.
Palpasi : Kandung kemih biasanya kosong, pada VT terdapat pembukaan lengkap
5) Bowel (B5)
Inspeksi : Mulut bersih, mukosa lembab, keadaan anus terbuka, ada strie dan linea
Palpasi : Distensi abdomen, TFU 3 jari dibawah prosesus xifoideus, nyeri perut
karena kontraksi uterus.
Pada pemeriksaan Leopold :
1. Leopold I : TFU : Teraba 3 jari dibawah prosesus xifoideus dan di bagian
fundus uteri teraba bulat lunak tidak melengking (bagian bokong janin)
2. Leopold II : Umumnya saat di palpasi bagian kanan teraba keras memanjang
(punggung janin), dan bagian kecil janin (ekstremitas) di sepanjang sisi kiri
3. Leopold III : Di palpasi bagian terendah janin teraba keras bulat (presentasi
kepala)
4. Leopold IV : Di palpasi teraba sudah masuk PAP
Pada tahapan persalinan :
1. Kala 1 : Umumnya HIS ; 3-4x dalam 10 menit lama kekuatan 30 detik dengan
frekuensi kuat, Pemeriksaan Leopold : Leopold 1 TFU : Umumnya teraba 3
jari dibawah prosesus xifoideus dan di bagian fundus uteri teraba bulat lunak
tidak melengking (bagian bokong janin), Leopold II: Pada umumnya saat di
palpasi bagian kanan teraba keras memanjang (punggung janin), dan bagian
kecil janin (ekstremitas) di sepanjang sisi kiri, Leopold III : Di palpasi bagian
terendah janin teraba keras bulat (presentasi kepala), Leopold IV : Di palpasi
teraba sudah masuk PAP, umumnya cairan ketuban merembes, pemeriksaan
VT pembukaan lengkap
2. Kala 2 : Perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingterani membuka, dan
meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
3. Kala 3 : Keluar nya plasenta disertai dengan keluarnya darah pada vulva,
umumnya darah yang keluar tidak lebih dari 50-100 cc
4. Kala 4 : Normalnya keadaan ibu baik, tidak ada penurunan kesadaran, TTV
dalam keadaan normal, serta terjadinya perdarahan (keluarnya darah nifas)
yang tidak lebih dari 400-500 cc
Auskultasi : DJJ < 120x/ menit atau > 160x/ menit
6) Bone (B6)
Inspeksi : Kemampuan pergerakan sendi bebas, warna kulit sawo matang, tidak
terdapat oedema, kebersihan kulit bersih
Palpasi : Akral hangat, tidak terdapat fraktur, turgor kulit elastis, kulit pasien
lembab.
e) VT (pemeriksaan dalam)
Untuk mengetahui keadaan vagina, portio keras atau lunak, pembukaan servik
berapa, penurunan kepala, UKK dan untuk mendeteksi panggul normal atau tidak
f) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, jenis penentuan, waktu
pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk
sifilis. (Taufan, 2014)
III. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutuan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
yang baru. (Rohmah,2016)
VII. EVALUASI KEPERAWATAN
Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. (2014). Asuhan kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Asri, Dwi dan Cristine Clervo P. (2012). Asuhan persalinan normal plus contoh askeb dan
patologi persalinan, Yogyakarta : Nuha Medika.
Damayanti, I.P, dkk. (2015). Panduan lengkap keterampilan dasar kebidanan ii. Yogyakarta:
Deepublish.
Ilmiah, Widia Shofa. (2015). Buku ajar asuhan persalinan normal. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursiah, Ai, dkk. (2014). Asuhan persalinan normal bagi bidan. Bandung : PT. Refika Aditama.
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar diagnosia keperawatan indonesia edisi 1 : Jakarta:
DPP PPNI.
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar intervensi keperawatan indonesia edisi 1 : Jakarta:
DPP PPNI.
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar luaran keperawatan indonesia edisi 1 : Jakarta: DPP
PPNI.
Taufan. 2014. Asuhan kebidanan pada masa antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.