Anda di halaman 1dari 30

KONSEP KEPERAWATAN

IBU BERSALIN

Kelompok 4
1. Riani
2. Sinta Fathinnisah Zahra
3. Sisilia Chandra
4. Siti Maroah
5. Trie Utami Agustina
6. Vera Octaferina
7. Yulia Tamasari
8. Zahatu Qolbi Fajri
A. Definisi Intranatal

Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran


bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

Teori-Teori Intranatal

A. Teori Estrogen-Progesteron
Teori ini mengajukan bahwa rasio estrogen-progesteron penting
dalam mempertahankan kehamilan dan memulai proses persalinan,
kadar kedua hormon tersebut mengatur perubahan konsentrasi
reseptor oksitosin dalam uterus, Diyakini bahwa awitan persalinan
dihasilkan dari penurunan progesteron pada saat estrogen relatif
mendoominasi , namun bukti penting tidak menunjukkan bahwa
penurunan progesteron terjadi saat persalinan dimulai
B, Teori Oksitosin
Teori oksitosin menyatakan bahwa oksitosin menstimulasi kontraksi
uterus dengan bekerja secara langsung pada miometrium dan secara tidk
langsung meningkatkan produksi prostagladin di dalam desidua.

C. Teori Endokrin Janin


Teori kontrol endokrin janin mengajukan bahwa pada waktu
maturitas janin yang tepat, kelenjar adrenal janin menyekresi kortikosteroid
yang memicu mekanisme persalinan.

D. Teori Prostaglandin
Hipostesis teori prostaglandin menyatakan bahwa persalina
dimulai oleh serangkaian kejadian,termaasukpelepasan prekursor lipid, yang
kemungkinan dipicu oleh kerja steroid, pelepasan asam arakidonat dari
prekursor ini, mungkin pada sisi membran janin, Peningkatan sintesis
prostagladin dari asam arakidonat ,dan peningkatan kontraksi uterus sebagai
akibat dari kerja prostaglandin pada otot utrus.
Periode persalinan dibagi dalam 4 kala seperti berikut ini:
Kala I : pembukaan servis dari 1-10cm (lengkap)
Kala II : pengeluaran janin
Kala III : pengeluaran dan pelepasan plasenta
Kala IV : dari lahirnya uteri selama 1-2 jam

B.Tanda-tanda Persalinan

Tanda Peringatan Persalinan


1. “Lightening” atau penurunan kepala janin kedalam panggul
2. Kontraksi Braxton Hicks
3. Pelembutan, penipisan, dan kadang-kadang dilatasi serviks
4. Peningkatan rabas (discharge) vagina
5. Pengeluaran lendir disertai darah (show)
6. Tekanan pada nervus iskadius
7. Peningkatan frekuensi berkemih
8. Dorongan energi
9. Kadang-kadang ruptur selaput ketuban
a. Perbedaan antara persalinan sejati dan persalinan semu
Persalinan semu Persaliinan sejati

1. Dilatasi dan penipisan serviks


1. Tidak ada atau sedikit perubahan yang progresif
pada serviks
2. Ketidaknyamanan, biasanya terjadi 2. Ketidaknyamanan dimulai pada
pada abdomen bawah dan pangkal bagian punggung dan
paha menyebar ke sekitar abdomen
3. Kontraksi terjadi pada interval 3. Kontraksi terjadi dengan
yang tidak teratur interval teratur
4. Tidak ada peningkatan frekuensi 4. Frekuensi, intensitas, dan
dan intensitas kontraksi durasi kontraksi meningkat
5. Interval anatara kontraksi tetap secara progresif
panjang 5. Interval antara kontraksi
6. Berjalan tidak memberi efek secara bertahap memendek
pningkatan kontraksi. Seringkali
malah menghilangkan kontraksi 6. Kontraksi meningkat dengan
berjalan
b. Pengeluaran Lendir Disertai Darah (Show)

Salah satu tanda persalinan adalah pengeluaran rabas vagina yang


berwarna pink yang umum disebut show. Sekumpulan lendir yang mengisi saluran
serviks selama kehamilan (dan yang mengandung akumulasi sekresi serviks)
mungkin dapat dikeluarkan saat serviks melembut pada beberapa hari terakhir
kehamilan.

c. Pecah Ketuban
Pecah ketuban seringkali menjadi tanda-tanda awal mulainya proses persalinan.
Setelah ketuban pecah, selalu ada kemungkinan prolaps tali pusat jika bagian bawah
janin tidak terasa adekuat mengisi pintu atas panggul. Kondisi ini paling mungkin
terjadi jika presentasi janin sungsang kaki, presentasi bahu, atau pada presentasi
verteks tetapi janin tidak turun cukup jauh kedalam panggul sebelum terjadi pecah
ketuban
C. Proses Persalinan

a. Kala I Persalinan
Kala I persalinan, tahap dilatasi servik dimulai dengan awitan kontraksi
persalinan yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks secara lengkap. Tahap ini
dibagi dalam tiga fase yaitu :
1. Fase Laten
Fase laten diawali dengan kontraksi uterus, berlangsung selama beberapa
jam dan mencapai pelunakan, penipisan, dan sedikit dilatasi (3-4 cm) serviks.

2. Fase Aktif
Dengan mulainya fase aktif, intensitas dan lama kontraksi terjadi lebih
sering yaitu 3-5 menit. Fase ini berakhir ketika dilatasi serviks mencapai sekitar 7 cm.

3. Fase Transisi
Fase transisi dimulai ketika serviks mengalami dilatasi serviks mengalami
dilatasi lengkap, yaitu 8-10 cm dan dicirikan dengan kontrakeksi uterus yang intens
terjadi setiap 2-3 menit.
b. Kala II Persalinan
Kala II persalinan, tahap panggul dimulai dengan dilatasi serviks
secara lengkap dan akhiri dengan pelahiran atau kelahiran bayi. Selama
kala II persalinan, intensitas kontraksi menigkat, berlangsung selama 50-
70 detik, dan terjadi pada interval 2 atau 3 menit. Jika ketuban belum
pecah, maka pecah ketuban cairan ketuban dari vagina
Menjelang akhir kala II, tekanan kepala janin ke bawah pada vagina
menyebabkan anus menjadi meregang dan menonjol dan seringkali
partikel kecil dari materi feses dikelurkan dari rektum pada saat
kontraksi. Setelah kepala lebih jauh turun, daerah perineum mulai
menggembung dan kulit perineum menjadi tegang dan berkilau. Pada
saat ini, kulit kepala janin dapat dideteksi melalui lubang vulva yang
menyerupai celah.
Pada setiap kontraksi berikutnya, perineum menjadi lebih
menggembung dan vulva menjdi lebih terdilatasi dan terdistensi oleh
kepala, lubang vulva secara bertahap berubah bentuk menjadi oval
kemudian terakhir menjadi berbentuk lingkaran. Setiap kontraksi
berhenti, lubang vulva menjadi lebih kecil dan kepala janin masuk
kembali sampai kemudian kembali keluar saat terjadi kontraksi
berikutnya.
c. Kala III Persalinan
Kala III persalinan, tahap plasenta, dimulai dengan kelahiran bayi dan diakhiri
dengan pelahiran plasenta. Segera setelah lahir, sisa cairan amnion keluar, kemudian biasanya
diikuti dengan sedikit aliran darah. Uterus dapat dirasakan sebagai masa berbentuk globular
yang keras tepat di bawah umbikulus. Sesaat kemudian, uterus relaks dan berbentuk seperti
kepingan (discoid). Dengan setiap kontraksi atau relaksasi berikutnya, bentuk uterus
berubah dari globular ke bentuk kepingan sampai plasenta terpisah, setelah itu bentuk
uterus tetap globular.

Kala III persalinan terdiri atas dua fase, yaitu pelepasan plasenta dan ekspulsi
(pengeluaran) plasenta:
1. Pelepasan plasenta
Saat uterus yang isinya telah berkurang berkontraksi pada interval teratur, area
tempat menempelnya plasenta menjadi sangat berkurang. Perbedaan proporsi yang besar,
antara menurunnya ukuran tempat penempelan dan ukuran plasenta menyebabkan
pelipatan atau penggantungan plasenta dipermukaan maternal, dan pelepasan pun terjadi.
2. Pengeluaran plasenta
Pengeluaran plasenta bisa terjdi dengan upaya mengejan ibu jika ia tidak dianestesi.
Jika tidak dapat dilakukan, pelepasan plasenta biasanya dicapai dengan tangan yang menekan
fundus uterus secara lembut. Jangan memberikan tekanan berlebihan pada fundus untuk
mencegah kemungkinan terjadinya inversi uterus.
d. Kala IV Persalinan

Kala IV persalinan, tahap pemulihan, dimulai dengan pelahiran plasenta dan


berlanjut sampai 1 hingga 4 jam pertama pascapartum. 4 jam pertama pascapartum
atau kala IV persalianan merupakan waktu pengembalian stabilitas fisiologis. Selama
periode ini, kontraksi dan reteraksi miometrium, disertai dengan trombosis
pembuluh darah, bekerja secara efektif untuk mengontrol perdarahan dari tempat
plasenta.
Priode ini juga penting untuk pembentukan awal hubungan ibu-bayi dan
konsolidasi keluarga. Interaksi awal orangtua dengan bayi baru lahir dan bayi baru
lahir dengan orangtua diyakini mempengaruhi kualitas hubungan mereka selanjutnya.

Durasi Persalinan

Rata – rata durasi persalinanpertama primigravida adalah sekitar 14 jam,


sekitar 13 jam pada kala 1,5 menit sampai 1 jam pada kala II dan 10 menit pada kala
III. Rata – rata durasi persalinan multipara adalah sekitar 6 jam lebih pendek
dibandingkan persalinan pertama ( 7 jam 20 menit ) pada kala 1,15 sampai 30 menit
pada kala II dan 10 menit pada kala III.
Pengkajian Asuhan Keperawan persalinan

Pengkajian Ibu Bersalin

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data lengkap. Pengkajian ini


diprioritaskan untuk menentukan kondisi ibu dan janin. Selain pengkajian
data fokus, perawat seharusnya mengkaji keadaan ibu dan janin agar
tersedia dukungan untuk ibu. Adapun informasi data dasar yang harus
dikumpulkan adalah :
Alasan masuk ke klinik bersalin atau rumah sakit : apakah ada kontraksi,
ketuban pecah, dan lain-lain.
a. Riwayat perawatan prenatal, kapan mulainya dan jumlah kunjungannya.
b. Kapan taksiran persalinan.
c.Status obstetri (gravid, partus, Abortus, Hidup – GPAH), riwayat medis,
operasi dan kehamilan.
d. Riwayat alergi, obat-obatan, dan makanan.
e. Asupan nutrisi, jenisnya, dan kapan dikonsumsi.
f. Penggunaan rokok, alkohol.
g. Rencana persalinan dan bagaimana metode mengurangi nyeri.
h. Dukungan keluarga.
Pengkajian Fetus
Presentasi dan posisi janin dengan pemeriksaan
dalam (vagina touher – VT) dan palpasi Leopold. DJJ
diperiksa secara auskultasi atau pemantauan secara
elektronik. Pemeriksaan denyut jantung (DJJ) dilakukan
melalui auskultasi dengan kriteria sebagai berikut :
 Frekuensi batas bawah 110-120 kali per menit dan batas
atas 150-160 kali per menit.
 Irama teratur.

 Akselerasi Denyut Janting Janin (DJJ).


 Tanda-tanda Vital
Perlu pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) ibu
untuk mengidentifikasi tanda hipertensi dan infeksi.
Hipertensi selama kehamilan dengan kenaikan sistole
140 mmHg dan distole 90 mmHg. Suhu 38ºC atau lebih
menandakan kemungkinan terjadinya infeksi pada ibu.
 Status Persalinan
Status persalinan ibu ditentukan melalui
kontraksinya. Pemeriksaan dalam dilakukan ketika tidak
ada kontraksi dan kapan pecah ketuban. Kontraksi dikaji
dengan cara palpasi, pemantauan fetal atau keduanya.
Dilatasi dan penipisan serviks, status presentasi, dan
posisi janin dikaji melalui VT,VT dikontraindikasikan pada
ibu dengan ketuban pecah dini dan perdarahan.
 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bermanfaat untuk mengevaluasi
kesehatan ibu. Observasi yang penting, yaitu adanya
edema, jaringan parut pada abdomen, dan pada palpasi
ditentukan tinggi fundus.
Prosedur Masuk Rumah Sakit
Identifikasi waktu, rencana, dan cara pertolongan
persalinan ibu dengan mengumpulkan data berikut :
 Status obstetri G, P, A, H.
 Taksiran persalinan (TP).
 Pola kontraksi
 Tanda vital ibu.
 Reaksi persalinan seperti menggunakan teknik
mengurangi nyeri, cemas, dan adanya dukungan keluarga.
 Informed Consent
Ibu menandatangani persetujuan setelah diberi
informasi (informed consent) untuk perawatan selama
persalinan, anestesi, persalinan per vaginam, atau
kemungkinan seksio caesaria. Informed consent untuk
neonatus juga perlu dilengkapi.
 Uji Laboratorium
Bagi ibu yang rutin melakukan perawatan prenatal,
tidak dilakukan uji laboratorium kecuali jika ada indikasi
khusus. Uji laboratorium yang dilakukan adalah
pemeriksaan hematokrit dan urine.
 Akses Intravena
Apabila dibutuhkan pemasangan intravena, dimulai
dari pemasangan kateter. Cairan yang digunakan adalah
ringer laktat (RL).
Masalah keperawatan
Masalah keperawatan pada ibu pada kala I,II,III, dan IV yaitu:
Masalah keperawatan pada ibu kala I :
 Cemas
 Nyeri
 Kekurangan volume cairan
 Gangguan mobilisasi fisik
 Perubahan pola eliminasi urine
 Penurunan asupan cairan
 Tirah baring
 Kurangnya privasi
 Resiko cidera
 Gangguan pertukaran gas
 Koping ( penyesuaian diri) keluarga tidak efektif
Masalah keperawatan pada ibu kala II
 Beberapa masalah pada ibu kala II yaitu :
 Resiko cedera pada ibu dan janin
 Harga (kepercayaan) diri rendah
 Koping ( penyesuaian diri) indivdu tidak efektif
 Nyeri
 Cemas

Masalah keperawatan pada ibu kala III :


 Koping ( penyesuaian diri) indivdu tidak efektif
 Cemas
 Risiko kekurangan cairan
 Risiko perdarahan
Masalah keperawatan pada ibu kala IV :
 Risiko kekurangan cairan
 risiko cedera
 perubahan proses keluarga
 tidak efektifnya proses menyusui bayi
Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan ibu pada kala I,II,III, dan IV yaitu :
Perencanaan Keperawatan Pada Kala I
Tujuan perencanaan pada kala I :
 Kemajuan persalinan berlangsung dengan normal
 Ekspresi ibu puas terhadap dukungan yang diberikan
 Kooperatif selama persalinan
 Status hidrasi adekuat
 Tidak terjadi distensi kandung kemih
 Menciptakan perasaan ama dan nyaman

Perencanaan Keperawatan Pada Kala II


 Tujuan Dari Keperawatan Pada Kala II :
 Partisipasi aktif ibu selama proses persalinan
 Tidak ada cedera selama persalinan
 Rasa aman dan nyaman terpenuhi
Perencanaan Keperawatan Pada Kala III
Tujuan Perencanaan Yang Dilakukan Pada Klien Kala III:
 Plasenta lahir normal
 Perdarahan kurang dari 500 cc
 Kontraksi uterus kuat
 Koping ( penyesuaian ) keluarga terhadap ibu efektif

Perencanaan Keperawatan Pada Kala IV


Tujuan Perencanaan Keperawatan Pada Kala IV:
 Perdarahan lokia normal
 Keseimbangan cairan dan nutrisi
 Kebersihan personal
 Eliminasi normal
 Istirahat dan tidur terpenuhi
 Ibu mengungkapkan rasa nyaman
Implementasi Keperawatan

 Kala 1
Implementasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada kala 1 :
1. Memonitor tekanan darah, suhu badan, dan denyut nadi
setiap 4 jam.
2. Mendengarkan denyut jantung janin setiap 1 jam pada fase
laten dan 30 menit pada fase aktif.
3. Memeriksa kontraksi uterus setiap 1 jam pada fase laten dan
30 menit pada fase aktif.
4. Memonitor pembukaan serviks, penurunan bagian terendah.
5. Memonitor pengeluaran urine setiap 2 jam.
6. Seluruh hasil pemantauan dicatat dalam partograf.
7. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu, seperti
suami, keluarga, atau teman dekat untuk mendampingi ibu.
Lanjutan.....
8. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan
selanjutnya serta kemajuan persalinan dan meminta persetujuan
ibu untuk menjalani rencana asuhan selanjutnya.
9. Mengatur aktivitas dan posisi, juga membimbing relaksasi
sewaktu ada his.
10. Menjaga privasi ibu.
11. Menjaga kebersihan diri.
12. Memberi rasa aman dan menhindarkan rasa panas, mengurangi
rasa nyeri ketika his, misalnya dengan membuat minuman yang
menyejukkan dan melakukan pijatan.
13. Memberikan cukup minum dan makan.
14. Memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap
kosong.
15. Menciptakan kedekatan antara perawat dan ibu, misalnya
dengan sentuhan.
 Kala II
Berikut ini merupakan tindakan keperawatan pada kala II :
 Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu.
 Memastikan kecukupan makan dan minum.
 Mempertahankan kebersihan diri.
 Mempersiapkan kelahiran bayi.
 Membimbing ibu mengerang pada waktu ada his.
 Memantau keadaan ibu dan denyut jantung janin terus-
menerus.
 Melakukan amniotomi.
 Melakukan episiotomi jika diperlukan.
 Melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan
lahir
Lanjutan......
 Melonggarkan atau melepaskan lilitan tali pusat pada kepala
dan badan bayi jika ada.
 Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi.
 Menilai tanda-tanda kehidupan bayi, minimal tiga aspek
usaha bernafas, denyut jantung, dan warna kulit.
 Mengklem atau menjepit tali pusat di dua tempat dan
memotong dengan gunting steril/DTT.
 Menjaga kehangatan bayi.
 Merangsang pernafasan bayi bila diperlukan.
 Kalla III
Berikut ini merupakan tindakan yang dilakukan pada kala III :
 Melaksanakan manajemen aktif kala III.
 Melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi
lain.
 Memberikan injeksi oksitosin 10 U/IM diberikan dalam 2
menit segera setelah bayi lahir tunggal.
 Pemberian oksitosin dapat diulangi setelah 15 menit
plasenta masih belum lahir.
 Jika oksitosin tidak tersedia, rangsang puting susu ibu bisa
menghasilkan oksitosin.
Lanjutan.....

 Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT).


 Setelah tampak tanda pelepasan plasenta, lahirkan
plasenta dengan prasat Brandt Andrew.
 Memotong dan mengikat tali pusat.
 Mendekatkan bayi pada ibunya secara skin to skin (kulit
bayi kontak langsung dengan kulit ibu) untuk Isiasi
Menyusui Dini (IMD).
 Kalla IV
Berikut ini merupakan tindakan yang diberikan pada Kala
IV :
 Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran
darah, dan tanda-tanda vital :
a. Sebanyak 2-3 kali selama 10 menit pertama.
b. Setiap 15 menit selama 1 jam.
c.Setiap 20-30 menit selama jam kedua.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan
pijatan pada fundus uteri.
Lanjutan...

 Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum.


 Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan
selaputnya.
 Menganjurkan ibu dan keluarga cara memijat uterus.
 Memantau pengeluaran darah yang hilang.
 Memantau pengeluaran lochea.
 Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.
KESIMPULAN
Proses kehamilan merupakan matarantai yang
bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa
dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh
kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
Perkembangan janin pada dua minggu pertama, hasil
konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum yang
dibuahi, dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut mudigah
(embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus.
Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada
berbagai periode kehamilan.
Tanda dan gejala kehamilan diantaranya adalah Tanda-tanda
presumptif, Tanda-tanda kemungkinan hamil dan Tanda pasti
(tanda positif).

Anda mungkin juga menyukai