Anda di halaman 1dari 47

KONSEP DASAR ASKEB PADA IBU

DALAM MASA PERSALINAN


OLEH
HADIDJAH BANDO, S.ST., M.Kes.
PERSALINAN
1. Pengertian
• Persalinan ad/ suatu proses yg dimulai
dengan adanya kontraksi uterus yg
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif
dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran
plasenta; dan proses tersebut merupakan
proses alamiah.
NEXT…
• Persalinan ad/ dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi, sehingga menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka & menipis)
dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap (APN 2007)

• Bentuk persalinan berdasarakan definisi:


 Persalinan spontan
 Persalinan Buatan
 Persalinan Anjuran
Next…

• Menurut Cara persalinan:


 partus biasa (normal)
 partus luar biasa (abnormal) yaitu partus
dengan bantuan alat atau sectio caesaria
Next…

• Menurut Usia Kehamilan


 Abortus: berat janin > 1000 gr dan usia kehamilan
dibawah 28 minggu.
 Partus prematur: berat janin antara 1500-2500 gr
dan usia kehamilan 28-36 minggu.
 Partus matures/aterm: berat badan diatas 2500 gr
dan usia kehamilan 37-40 minggu.
 Partus postmaturus/serotinus: terjadi 2 minggu
atau lebih dari taksiran persalinan.
 Partus presipitatus: berlangsung cepat
 Partus percobaan: pembuktian ada dan tidaknya
CPD (cephalo Pelvik Disproportion).
2. Sebab-sebab Mulainya Persalinan
ada beberapa teori persalinan:
 Teori Keregangan
Rahim mampu meregang dalam batas tertentu,
setelah melewati batas akan terjadi kontraksi.

 Teori Penurunan Progesteron


o Penuaan plasenta dimulai umur kehamilan 28
minggu, yaitu terjadi penimbunan jaringan
ikat sehingga pembuluh darah mengalami
penyempitan.
Next…

o Produksi progesteron menurun sehingga otot


rahim lebih sensitif terhadap oksitosin sehingga
otot rahim berkontraksi.

 Teori Oksitosin Internal


o Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesteron dapat mengubah sensivitas otot
rahim sehingga terjadi kontarksi Braxton Hicks.
o Menurunya progesteron akibat semakin tuanya
kehamilan, menyebabkan oksitosin meningkatkan
aktivitas sehingga persalinan dimulai.
Next…

 Teori Prostaglandin
o Konsentrasi prostglandin meningkat sejak
umur kehamilan 15 minggu.
o Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim .
TUJUAN ASUHAN PERSALINAN
1. Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru
lahir
2. Memberi dukungan pada persalinan normal,
mendeteksi dan menatalaksana komplikasi
tepat waktu
3. Memberi dukungan serta cepat bereraksi
terhadap kebutuhan ibu , pasangan dan
keluarganya selama persalinan dan kelahiran
bayi
TANDA-TANDA PERSALINAN
1. Terjadi Lightening
• Usia kehamilan 36 minggu pada
primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi masuk PAP. Pada
multigravida tdk begitu kelihatan.
• Menurunnya bagian terbawah janin ke
pelvis terjadi sekitar 2 minggu menjelang
persalinan
• Rasa ketidaknyamanan akibat tekanan bagian
bawah pada daerah pelvis. Secara spesifik akan
mengalami:
a. Kandung kemih tertekan sedikit, sehingga
frekuensi berkemih meningkat
b. Tekanan pada saraf yg, melewati foramen
obturator yg menuju ke kaki menyebabkan
sering kram pada kaki.
c. Tekanan pada pembuluh darah menyebabkan
oedema pada bagian bawah tubuh.
2. Terjadinya his permulaan (palsu)
• Rasa nyeri ringan dibagian bawah
• Datang tidak teratur
• Tidak ada perubahan pada serviks dan
pembawaan tanda
• Durasi pendek
• Tidak bertambah bila beraktivitas
3. Perut terlihat lebih melebar, fundus uteri
turun.
4. Perasaan sering atau susah buang air kecil
karena kandung kemih tertekan oleh bagian
bawah janin.
5. Serviks menjadi lembek, mendatar, dan
sekresinya bertambah kadang bercampur
darah (blody show).
6. Mendekatnya persalinan serviks menjadi
matang dan lembut dan sedikit dilatasi
Sifat His Persalinan
1. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
2. Sifatnya teratur, interval makin pendek dan
kekuatannya makin besar
3. Mempunyai pengaru terhadap pembukaan
serviks
4. Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin
bertambah (his).
3. Tahapan Persalinan (kala I, II, III dan IV)
KALA I

Sejak terjadinya kontraksi dan pembukaan serviks


hingga mencapai 10 cm

Inpartu lendir bercampur darah, serviks mulai membuka


dan mendatar

Fase Laten Fase Aktif

• Dimulai sejak awal kontraksi • Ø 4-10 cm


sampai Ø 3 cm. • Berlangsung selama 6
• Berlangsung 7-8 jam jam
Next…

• Fase aktif dibagi dalam 3 subfase yaitu:

 Periode Akselerasi; berlangsung selama 2


jam, pembukaan menjadi 4 cm.
 Periode Dilatasi Maksimal: berlangsung
selama 2 jam pembukkan berlangsung cepat
menjadi 9 cm.
 Periode Deselerasi; berlangsung lambat,
dalam 2 jam pembukaan menjasi 10 cm atau
lengkap.
 Pada fase aktif persalinan frekuensi dan lama
kontraksi meningkat, dianggap adekuat jika
terjadi 3x atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih.

 Pembukaan serviks pada primigravida terjadi


1cm/jam dan multigravida 2cm/jam.

 pada primigravida OUI terlebih dahulu


membuka sehingga serviks mendatar dan
menipis, dikuti OUE pada waktu yg sama.
Perubahan Fisiologis Pada Kala I
1. Tekanan Darah, meningkat selama terjadinya
kontraksi (sistol naik 10-20 mmHg dan diastol
naik 5-10 mmHg).

2. Metabolisme
metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob
akan meningkat secara berangsu-angsur
disebabkan kecemasa dan aktivitas otot
dintandai peningkatan suhu tubuh, denyut
nadi, cardiac output pernapasan dan
kehilangan cairan.
3. Suhu Tubuh, sedikit meningkat selama dan
setelah persalinan berkisar 0,5-1 cm.
4. Detak Jantung, berhubungan dengan
peningkatan metabolisme detak jantung akan
meningkat secara dramatis selama kontraksi.
5. Pernapasan, terjadi sedikit peningkatan laju
pernapasan yg dianggap normal.
6. Ginjal, poliuri sering terjadi selama proses
persalinan karena peningkatan cardiac
output, proteinuria yg sedikit dianggap
normal dalam persalinan.
7. Gastrointestinal
 Motilitas lambung dan absorbsi makanan
padat berkurang.
 Berkurangnnya pengeluaran getah
lambung .
 Pengosongan lambung menjadi sangat
lambat
8. Hematologi, hemoglobin meningkat sampai
1,2 gr/100 ml
KALA II

Persalinan dimulai ketika pembukaan


serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi.
Tanda dan Gejala Kala II
1. His semakin kuat, interval 2-3 menit
2. Ibu merasa ingin meneran bersama dengan
terjadinya kontraksi
3. Ibu merasa makin menigkatnya tekanan pada
rektum dan vagina
4. Perineum terlihat menonjol
5. Vulva vagina dan sfingter ani terlihat
membuka
6. Peningkatan pengeluaran lendir
Penatalaksanaan Fisiologi Kala II
1. saat pembukaan lengkap dan terlihat bagian
kepala bayi pada introitus vagina anjurkan
ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan
alamiahnya dan istirahat diantara dua
kontraksi.
2. Pada waktu terjadinya his kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka da perineum
meregang
3. Dengan his meneran yg terpimpin maka akan
lahir kepaa diikuti oleh seluruh badan janin.
Perubahan Psikologis Kala II

His yang terkoordinasi kuat, cepat dan lebih


lama. Kepala janin telah turun dan masuk
keruang panggul. Sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yg secara
reflektori menimbulkan rasa ingin meneran
Karena tekanan rektum ibu merasa seperti
buang air besar.
KALA III

• Persalinan dimulai setelah


lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban
• Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir.
Perubahan Fisiologis Kala III
1. Berkurangnnya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba setelah bayi lahir.
2. Tempat implantasi plasenta semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah.
3. Plasenta akan menekuk, menebal kemudian
terlepas dari dinding uterus.
4. Setelah lepas plasenta akan turun kebawah
uterus. (APN, 2007)
Tanda tanda lepasnya plasenta

Tiga tanda lepasnya plasenta

1. Perubahan bentuk dan tinggi uterus


2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah mendadak dan singkat
KEUNTUNGAN MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA

 persalinan kala tiga lebih singkat


Mengurangi jumlah kehilangan darah
Mengurangi kejadian retensio plasenta
LANGKAH UTAMA MANAJEMEN
AKTIF KALA TIGA

 Suntikan Oksitosin

 Penegangan Tali-pusat Terkendali


 Masase Uterus
Suntikan Oksitosin
1. Letakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan di perut
bawah ibu atau pendampingnya untuk membantu memegang bayi
2. Pastikan tidak ada bayi lain (undiagnosed twin) di dalam uterus
3. Beritahu ibu bahwa akan disuntik
4. Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10
unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis)
5. Dengan mengerjakan semua prosedur tersebut terlebih dahulu maka akan
memberi cukup waktu pada bayi untuk memperoleh sejumlah darah kaya
zat besi dan setelah itu (setelah 2 menit) baru dilakukan tindakan
penjepitan dan pemotongan tali pusat
6. Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk insiasi menyusu
dini (IMD) dan kontak kulit dengan ibu
7. Tutp kembali perut bawah ibu dengan kain bersih
Penegangan Tali-pusat Terkendali
1. Berdiri disamping ibu
2. Pindahkan klem pada tali pusat sekittar 5-10 cm dari vulva
3. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu ( beralaskan kain) tepat
diatas simfisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus
dan menekan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat.
Setelah terjadi kontraksi yang kuat ,tegangkan tali pust dengan satu
tangan dan tangan laijn (pada dinding abdomen)menekan uterus kearah
lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial)
4. Bila plasenta belum lepas,tunggu hingga uterus berkontraksi kembali
(sekitas 2/3 menit berselang)
5. Saat mulai kontraksi tgangkan tali pusan kearah bawah,lakukan tekanan
dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak
keatas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan
6. Tetapi jika langkah 5 diatas tidak berjalan sebagaimana mestinya dan
plasenta tidak turun setelah 30 – 40 detik dimulainya penegangan tali
pusat dan tidak ada tanda tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta,
jangan teruskan penegangan tali pusat
7. Setelah plasenta terpisah,anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta
terdorong keluar melalui introitus vagina.
8. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan mengangkat tali pusat keatas dan menopang plasenta dengan
tangan lainnya untuk diletakkan dalam wadah penampung
9. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan
selaput ketuban
10. Jika selaput ketuban robek dan tertinggal dijalan lahir saat melahirkan
plasenta, dengan hati hati periksa vagina dan serviks dengan seksama.
Masase Uterus
1. Letakkan telapak tangan pada fundus uteri
2. Jelaskan tindakan kepada ibu,katakan bahwa ibu mungkin merasa agak
tidak nyaman. Anjurkan ibu untuk meraik napas dalam perlahan dan
rileks
3. Dengan lembut tapi mantap gerakkan tangan dengan arah memutar
pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi.
4. Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap
dan utuh
5. Periksa kembali uterus setelah satu hingga dua menit untuk
memastikan uterus berkontraksi
6. Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua
pascapersalinan
Perubahan Psikologis Kala III
1. Ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluk
bayinya
2. Merasa gembira, lega dan bangga akan
dirinya; juga merasa sangat lelah
3. Memusatkan dirinya dan kerap bertanya
apakah vaginanya perlu dijahit
4. Menaruh perhatian terhadap plasenta
KALA IV (PENGAWASAN)

Dimulai setelah lahirnya plsenta dan berakhir 2


jam setelah proses tersebut
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV:
1. Tingkat kesadaran
2. Pemeriksaan TTV: TD, N, R
3. Kontraksi uterus
4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap
masih normal jika jumlahnya tidak melebihi
400-500 cc.
FISIOLOGI KALA IV
  Persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai
dengan 2 jam sesudahnya, adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai
uterus kembali dalam bentuk normal. Hal ini dapat
dilakukan dengan rangsangan taktil (masase) untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.
Perlu juga dipastikan bahwa plasenta telah lahir
lengkap dan tidak ada yang tersisa sedikitpun dalam
uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi
perdarahan lanjut.
Pemeriksaan serviks, vagina dan perineum

• servik dan vagina harus diperiksa secara


menyeluruh untuk mencari ada tidaknya
laserasi dan dilakukan perbaikan lewat
pembedahan kalau diperlukan.
• Servik, vagina dan perineum dapat
diperiksa lebih mudah sebelum pelepasan
plasenta karena tidak ada perdarahan
rahim yang mengaburkan pandangan
ketika itu.
NEXT…

• Setelah kelahiran plasenta perhatian harus


ditujukan pada setiap perdarahan rahim yang
dapat berasal dari tempat implantasi plasenta.
Kontraksi uterus yang mengurangi perdarahan
ini dapat dilakukan dengan pijat uterus dan
penggunaan oksitosin.
NEXT…

• Memijat fundus seperti memeras untuk


mempercepat pelepasan plasenta tidak
dianjurkan karena dapat meningkatkan
kemungkinan masuknya sel janin ke dalam
sirkulasi ibu.
Asuhan dan Pemantauan Kala IV
1. Lakukan masase pada uterus untuk
merangsang kontraksi
2. Evaluasi TFU dengan dengan meletakkan jari
tangan secara melintang antara pusat dan
fundus uteri
3. Perkirakan kehilangan darah secara
keseluruhan
4. Periksa perineum dari perdarahan aktif
(misalnya laserasi atau episiotomi)
Next…

5. Evaluasi kondisi ibu secara umum


6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan
selama kala IV persalinan dihalaman
belakang partograf.
Tujuan Asuhan Persalinan
•Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya
melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
secara optimal

•Memberikan asuhan persalinan yang memadai selama


persalinan dalam upaya mencapai pertolongan
persalinan yang bersih dan aman dengan
memperhatikan asuhan sayang ibu.
Lima Benang Merah

 Pengambilan keputusan klinik


 Sayang ibu berarti sayang
bayinyaa
 Aspek pencegahan infeksi
 Pencatatan (rekam medik)
 rujukan

Anda mungkin juga menyukai