Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

NATAL DIAGNOSA PARTUM DENGAN G4P1A2 FASE LATEN

RUANG VERLOS KAMER RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

UPIK NOVENTI

( 14401.21.067 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

TAHUN 2023
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yangtelah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir ataumelalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2016).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Sarwono, 2017)

2. ETIOLOGI
1. Teori penurunan hormon progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2. Teori oksitoksin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron
yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan
menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
6. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot–otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.
7. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his
(Nugroho,2017).

3. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin,
dantekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR
dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament,
descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsikepala janin,
rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan
sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan
lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahimakan berhenti
5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area
plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempatinva si bakteri
secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan
pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami
penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
1. Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap 10cm.
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan
pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala1
terdapat dua fase yaitu :
a. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan
jam.
b. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar enam jam.

Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama
20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga2-4 kali tiap 10 menit,
dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya
darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang keluar
sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban pecah dini

2. Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir


Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan
waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm
hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah
spontan, dengan kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu3-4 kali tiap 10 menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin
yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-
otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari
dalam rahim.
3. Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim.
Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada
tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas
rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan
membutuhkan bantuan tambahan
4. Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan
dan tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh
ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan darah

4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang Wanita
mendekati persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami semua, sebagian atau
bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada dibawah:
1. Lightening : Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor.Pada
presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah lightening.Saat itu,
sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester 3 berkurang,karena kondisi
ini akan menciptakan ruang baru abdomen atas untuk ekspansi paru. Sebaliknya
ibu akan merasa menjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman akibat
tekanan panggul yang menyeluruh, kram padatungkai, dan peningkatan statis
pada vena.
2. Perubahan Servik: Mendekati persalinan serviks semakin matang.Konsistensi
servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
3. Ketuban pecah Dini: Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu
persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan
spontan dalam 24 jam.
4. Persalinan Palsu: Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,
yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan
palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang
telah terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
5. Bloody show
Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks
pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan penutup jalan lahir
selama kehamilan. Plak lender inilah yang dinamakan blody show
6. Lonjakan energi: Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jam
sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah beberapa
minggu dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat kehamilan
7. Gangguan saluran cerna: Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk
diare,kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan
gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini
(Nugroho, 2017)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupunadanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III
c. Pemeriksaan urin gula
d. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling
jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah gelombang
ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer
untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi
uterus pada saat yang sama (Nugroho, 2017)

5. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
2. Kala II Mengajari ibu untuk mengejan
3. Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
4. Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi Rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu
5. Ibu
a. 8 ampul oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2 ml U/ml)
b. 20 ml lidokain 1% tanpa epinefrin atau 10 ml lidokain 2% tanpa
epinefirin
c. 3 botol RL
d. 2 ampul metal ergometrin malcat (disimpan dalam suhu 2-70 C)

6. KOMPLIKSI
Menurut wiknjosostro (2016) komplikasi adalah sebagai berikut '
1. Perdarahan masa nifas
Perdarahan postpartum atau pendarahan pasca persalinan adalah perdarahan
dengan jumlah lebih dari 500 ml setelah bayi lahir. Ada dua jenis menurut
waktunya, yaitu perdarahan dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan
perdarahan nifas. Perdarahan post partum dalam 24 jam pertama biasanya masih
berada dalam pengawasan ketat dokter. Dalam dua jam pertama, kondisi terus
dipantau, salah satunya untuk mengetahui apakah terdapat perdarahan post
partum.sementara itu, perdarahan masa nifas dapat terjadi ketika sudah tidak
berada di rumahsakit lagi. oleh karena itu harus waspada terhadap kemungkinan
terjadinya perdarahan post partum.
2. Infeksi paska persalinan (post partum)
Infeksi post partum adalah infeksi yang terjadi setelah ibu melahirkan.keadaan
ini ditandai oleh peningkatan suhu tubuh, yang dilakukan padadua kali
pemeriksaan, selang waktu enam jam dalam 24 jam pertama setelah persalinan.
jika suhu tubuh mencapai 38 derajat celcius dan tidak ditemukan penyebab
lainnya (misalnya bronhitis), maka dikatakan bahwa telah terjadi infeksi post
partum. infeksi yang secara langsung berhubungan dengan proses persalinan
adalah infeksi pada rahim,daerah sekitar rahim, atau vagina. infeksi ginjal juga
terjadi segera setelah persalinan.
3. Ruptur uteri
Secara sederhana ruptur uteri adalah robekan pada rahim atau Rahim tidak utuh.
terdapat keadaan yang meningkatkan kejadian ruptur uteri,misalnya ibu yang
mengalami operasi caesar pada kehamilan sebelumnya. selain itu, kehamilan
dengan janin yang terlalu besar,kehamilan dengan peregangan rahim yang
berlebihan, seperti pada kehamilan kembar, dapat pula menyebabkan rahim
sangat teregang dan menipis sehingga robek.
4. Trauma perinium
Parineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara kelamin dananus.
trauma perineum adalah luka pada perineum sering terjadi saat proses
persalinan. Hal ini karena desakan kepala atau bagian tubuh janin secara tiba-
tiba, sehingga kulit dan jaringan perineum robek

B. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku/budaya, agama, tingkat
pendidikan, dll.
2. Riwayat Obstetria.
3. Pemeriksaan fisik
a.Penampilan atau keadaan umum
b. Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
c.Tanda-tanda vital
d. Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi adaatau
tidak, edema ada atau tidak
e. Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna kornea,
sklera ikterik atau tidak.
f. Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak,kesimetrisan,
kebersihan, kesimetrisan, kebersihan
4. Pengkajian
➢ . Kala I
a. Memeriksa tanda-tanda vital.
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan
penurunankarakteristitik yang mengambarkan kontraksi uterus:
frekuensi,internal, intensitas, durasi, tonus.
c. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks padakehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya.
d. Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yangmenentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dankemajuan persalinan.
e. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlahfetus,
letrak janin, penurunan janin.
f. Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station
g. Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin, tes darah, ruptur
membran, cairan amnion (warna, karakter dan jumlah).
➢ Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
adanya mual, bertambahnya perdarahan, geraka nekstremitas,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan
pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus
dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BA, pada waktu his
kepala janin tampak divulva.
b. Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan,
jarak,intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui
vagina),kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45–
60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit.
➢ Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
• Adanya kontraksi vunds yang kuat
• Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat
pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
• Keluarnya darah hitam dari introuterus
• Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasentaakan
keluar.
• Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaanvagina atau
rektal , atau membran poetus terlihat padaintroitus)
b. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai, curah
jantung meningkat dengan cepat pada saatsirkulasi maternal ke plasenta
berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan: Suhu, nadi, dan pernafasan,
pemeriksaan terhadap perdarahan (warna darah dan jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial
Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat
mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau
perubahan pernafasan
➢ Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk
diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.Pada
kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan
setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabilsebelum bersalin
selama 1 jam pertama dan mengalami perubahansetelah terjadi
persalinan yaitu dari cardiovaskuler
b. Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih.Jika
kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan
redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah
peregangan kandung kemih dan retensikandung kencing jika klien tidak
bisa kencing.
c. Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu
dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukurangumpalan darah jika
dilihat dicatat hasil dan bekuannya
d. Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkanuntuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atasdan dengan
perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
e. Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dansesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas
normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode
ini mungkin berhubungan dengandehidrasi atau kelelahan.
f. Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang
didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi
ketidaknyamanannya.
g. Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat menyebabkan
potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial
komplikasi (Nurarif, 2015)

2. PATHWAYS
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut SDKI (2017), diagnosa yang mungkin muncul pada intranatal meliputi:
1. Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
2. Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
3. Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
4. Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit
5. Risiko perdarahan b.d komplikasi pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Menurut (SLKI 2019 & SIKI 2018)

Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan


Nyeri persalinan b.d L.08066 Tingkat nyeri I.08238 Manajemen nyeri
kontraksi uterus Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan selama 1 x 24 1. Identifikasi lokasi,
jam di harapkan tingkat karakteristik, durasi
nyeri menurun dengan frekuensi,kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi respon
3. Sikap protektif menurun nyeri secara non verbal
4. Gelisah menurun 4. Identifikasi faktor yang
5. Perasaan tertekan memperberat dan
menurun memperingan nyeri
5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
7. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
8. Monitor efek samping
penggunaan analgesic

Terapeutik :
1. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Kolaborasi pemberian
analgesik

Nyeri persalinan b.d L.08066 Tingkat Nyeri I.08238 Manajemen nyeri


tekanan mekanis pada Setelah dilakukan tindakan Observasi:
bagian pretasi keperawatan selama 1 x 24 1. Identifikasi lokasi,
jam di harapkan tingkat karakteristik, durasi
nyeri menurun dengan frekuensi,kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi respon
3. Sikap protektif menurun nyeri secara non verbal
4. Gelisah menurun 4. Identifikasi faktor yang
5. Perasaan tertekan memperberat dan
menurun memperingan nyeri
5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
7. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
8. Monitor efek samping
penggunaan analgesic

Terapeutik :
1. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Kolaborasi pemberian
analgesik

Kekurangan volume b.d L.05020 Keseimbangan I.02067 pencegah


kehilangan cairan aktif cairan perdarahan
perdarahan Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 1 x 24 1. Monitor tanda dan
jam di harapkan gejala perdarahan
keseimbangan cairan 2. Monitor tanda-tanda
meningkat dengan kriteria vital
hasil : 3. Monitor koagulasi
1. Asupan cairan (fibrinogen degradasi
meningkat fibrin atau platelet)
2. Keluaran urine Terapeutik
meningkat 1. Pertahankan bedrest
3. Asupan makanan selama perdarahan
meningkat 2. Batasi Tindakan
invasive
Edukasi
1. Jelaskan tand dan
gejala pendarahan
2. Anjurkan segera
melapor jika terjadi
pendarahan

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan,jika perlu
Risiko infeksi b.d L.14137 Tingkat infeksi I.07227 Perawatan
gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan persalinan
kulit keperawatan selama 1 x 24 Observasi
jam di harapkan tingkat 1. Identifikasi kondisi
infeksi menurun dengan proses persalinan
kriteria hasil : 2. Monitor fisik dan
1. Nyeri menurun psikologis pasien
2. Bengkak menurun 3. Monitor tingkat nyeri
3. Kemerahan menurun selama persalinan

Terapeutik
Berikan metode alternatif
penghilang rasa sakit

Edukasi
1. Ajarkan Teknik
relaksasi nafas dalam
2. Ajarkan ibu mengenali
tanda-tanda persalinan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan- post
partum-normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten

http://dwitasari37.blogspot.com/2013/09/post-partum.html

http://serangkai-bacaan.blogspot.co.id/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana


Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku KedokteranEGC, Jakarta

Manuaba. 2016. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Jakarta: EGC.

Nuratif, A.H. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta:


Meidcation Jogja.

Nurhati, Ummi. 2009. Buku Pintar Kehamilan Lengkap 9 Bulan Yang Menakjubkan.
Jakarta : Garamond

Nugroho, Taufan. 2017 Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan Yogyakarta:
Nuha Medika

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan


Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan


Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI

PPNI. T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan


Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2014. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi.Jakarta:


Buku Kesehatan

Sarwono. 2017.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai