Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL

Disusun Oleh :
YUYUN ARPRIANA
PB202305042

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN
2023
A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yangdapat hidup
diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapatdikatakan normal atau
spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisiletak belakang kepala dan
berlangsung tanpa bantuan alat-alat ataupertolongan, serta tidak melukai ibu dan
bayi. Pada umumnya proses iniberlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. (Jenny
J.S. Sondakh, 2013).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yangcukup
bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasentadan selanjutnya
selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2010).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2009).

B. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011).
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
1-3 estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.

C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PENCETUS


Sebab terjadinya partus merupakan teori yang kompleks. Faktor-faktor hormonal,
sirkulasi uterus, struktur uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi merupakan faktor-faktor yang
mengakibatkan partus dimulai. Progesteron yang merupakan penenang bagi otot-otot
uterus kadarnya akan menurun pada 1 – 2 minggu sebelum partus sehingga akan
menyebabkan terjadinya kontraksi. Plasenta juga akan menjadi tua dengan tuanya
kehamilan. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan sehingga kadar estrogen dan
progesteron menurun. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini merupakan faktor yang dapat
mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi dengan
demikian nutrisi menjadi berkurang. Bila nutrisi pada janin berkurang maka konsepsi akan
segera dikeluarkan.

D. FISIOLOGI
Partus dibagi menjadi 4 kala.Pada kala I serviks membuka sampai 10 cm. Kala I
dinamakan kala pembukaan. Kala II disebut kala pengeluaran karena berkat kekuatan his
dan berkat kekuatan mengejan janin dapat dilahirkan. Kala III adalah kala pengeluaran
plasenta. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah plasenta lahir.
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2009) yaitu:
Kala I
Partus dimulai apabila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan bloody show.
Lendir ini berasal dari kanalis serevikalis karena servik mulai membuka. Darah berasal
dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalisyang pecah
karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks
dibagi dalam dua fase:
1. Fase Laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran 3 cm.
2. Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase :
3. Fase akselerasi: Dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 4 cm.
4. Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepa, yaitu
dari 4 cm menjadi 9 cm.
5. Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan
mencapai pembukaan lengkap.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida.
Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 – 3 menit sekali.
Klien merasakan tekanan pada rektum dan terasa seperti ingin BAB. Labia mulai
membuka dan kepala janin tampak dalam vulva waktu his. Dengan his dan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi,
muka, dan dagu melewati perineum, kemudian badan sampai semuanya keluar. Pada
primigravida kalaII berlangsung rata-rata 11/2 jam dan pada multipara rata-rata ½ jam.
Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dinding uterus. Biasanya plasenta lepas selama 6 – 15 menit setelah bayi lahir dan keluar
spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenyta disertai dengan
pengeluaran darah.
Kala IV
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah plasenta lahir.Dalam
kala ini dilakukan observasi terhadap klien untuk mengamati adanya perdarahan post
partum dan adanya penyulit lain pasca persalinan.

E. BENTUK-BENTUK PERSALINAN
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
rangsangan
F. ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN UMUR KEHAMILAN & BERAT
JANIN YANG DILAHIRKAN :
1. Abortus
a) Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan
b) Umur hamil sebelum 28 minggu
c) Berat janin kurang dari 1000 gram
2. Persalinan prematuritas
a) Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
b) Berat janin kurang dari 2.449 gram
3. Persalinan Aterm
a) Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
b) Berat janin diatas 2500 gram
4. Persalinan Serotinus
a) Persalinan melampaui umur 42 minggu
b) Pada janin terdapat tanda postmaturitas
5. Persalinan Presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam

G. TANDA-TANDA PERSALINAN
1. Tanda persalinan sudah dekat
a) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut
3) Ketegangan ligamentum rotandum
4) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b) Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi ( beser kencing )
c) Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan sebagi
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang
sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his
palsu.
Sifat his permulaan (palsu)
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda Persalinan
a) Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
b) Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan
terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c) Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
H. TAHAP-TAHAP PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam 4 tahap/Kala yaitu :
1. Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm )
proses ini terbgi dalam dua fase yeitu :
 Fase laten ( 8 jam ) serviks membuka sampai 3 cm
 Fase aktif ( 7 jam ) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif
2. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
3. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.

I. LANGKAH- LANGKAH PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL


1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6
cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat
dilakukan episiotomi median,mediolateral atau lateral
2. Episotomi dilakukan pada saat his dan ,mengejan untuk mengurangi sakit,tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi
3. Persiapan kelahiran kepala,tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi
robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4. Stelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os aksiput kearah punggung
5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirtkan bahu depan,ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah
kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi
6. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lender
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas
dari hambatan
7. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
 Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang
dengan sempurna
 Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm
sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
 Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang
masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus
hemolitik dan kern ikterus
8). Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
9). Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
 Kateterisasi kandung kemih
 Menjahit luka spontan atau luka episiotomy.

J. DIAGNOSIS DAN PENANGANAN PERSALINAN


1. Kala I
a) Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan
kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b) Penanganan
1) Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
2) Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
3) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
4) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur
yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
5) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah
buang air besar/.kecil.
6) Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara :
gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi
sebelumnya.
7) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup
minum
8) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
c) Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang
ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
1) Warna cairan amnion
2) Dilatasi serviks
3) Penurunan kepala ( yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar )
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin
diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap
periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada
tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan
in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.

Kemajuan Persalinan dalam Kala I


Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
 Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
 Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
 Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
 Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
 Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif
 Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
d) Kamajuan pada kondisi janin
1) Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih
dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
2) Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna
digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
3) Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani
penyebab tersebut.
e) Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
1) Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau
kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan
anlgesia secukupnya.
2) Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
3) Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang
segera berikan dektrose I.V.
2. Kala II
a. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
b. Penanganan
1) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu
agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
2) Menjaga kebersihan diri
3) Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
4) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan
ibu
5) Mengatur posisi ibu
6) Menjaga kandung kemih tetap kosong
7) Memberikan cukup minum
c. Posisi saat meneran
1) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
2) Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambik nafas
3) Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan
janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
d. Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
1) Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
2) Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
3) Tidak turunnya janin dijalan lahir
4) Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
e. Kelahiran kepala Bayi
1) Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi
lahir
2) Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
3) Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
4) Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
5) Periksa tali pusat:
a) Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali
pusat melalui kepala bayi
b) Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian
digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
f. Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
1) Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
2) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
3) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
4) Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
5) Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
6) Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
7) Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan
bayi
8) Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit
30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
9) Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera
mulai resusitasi bayi
10) Klem dan pototng tali pusat
11) Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada
siibu.
12) Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan
pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya
panas tubuh.
3. Kala III
a. Manajemen Aktif Kala III
1) Pemberian oksitosin dengan segera
2) Pengendalian tarikan tali pusat
3) Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
b. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
1) Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
2) Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi
guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg.
IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
3) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama
kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial –
kearah belakang dan kearah kepala ibu.
4) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
5) Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3
menit ).
6) Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus
dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
7) PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
8) Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau
klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke
bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang
plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan
selaput ketuban.
9) Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus
agar menimbulkan kontraksi.
10) Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu
15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15
menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
11) Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau
vagina atau perbaiki episotomi.
4. Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam
perut ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
1) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah
untuk menghentikan perdarahan .
2) Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
3) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
4) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
5) Biarkan ibu beristirahat
6) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
7) Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
8) Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
9) Ajari ibu atau keluarga tentang :
a) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
b) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :


Kala I :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian
presentasi,dilatasi/regangan, tegangan emosional
2. Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan
vagina berulang
Kala II :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi,
dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan
persalinan, pola kontraksi hipertonik,janin besar,pemakaian forcep.
3. Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi/posisi,pencetusan
kelahiran disproporsi, sefalopelvik ( CPD ).
Kala III :
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan
cairan secara tidak disadari, atonia uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen
plasenta
2. Nyeri ( akut ) berhubungan trauma jaringan , respons fisiologis setelah melahirkan
3. Risiko perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi, krisis
situasi
Kala IV :
1. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan,
edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan
anggota keluarga.

L. ALAT PERTOLONGAN PERSALINAN


Ruangan yang nyaman dan bersih dan ventilasi yang cukup, cahaya yang baik :
1. Persiapan diri :
a. 1 buah kaca mata
b. masker
c. Avron/celemek
d. Sepatu/sandal tertutup
2. Persiapan ibu dan bayi :
a. 1 huah handuk
b. Alas bokong
c. Selimut untuk mengganti
d. Softes dan celana dalam
e. Pakaian ibu
f. Kain/sarung yang bersih dan kering (±5 buah)
g. Pakaian bayi, topinya
h. 2 buah washlap

3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah ember yang berisi air dan deterjen
b. 3 buah tempat sampah tertutup, untuk sampah kering, sampah basah dan sampah
medis
c. 1 wadah larutan DTT untuk membersihkan ibu setelah persalinan selesai
d. 2 wadah larutan klorin 0,5% untuk membersihkan tempat ibu bersalin dari dan untuk
mencelupkan tangan saat melakukan dekontaminasi pada sarung tangan yang sudah
digunakan, dan satunya untuk merendam alat selama 10 menit
4. 2 buah bak instrumen :
Partus set :
a. 2 pasang hanscoen
b. 1 kateter nelaton
c. 2 buah klem koher
d. 1 buah ½ koher
e. 1 gunting episiotomy
f. 1 buah gunting tali pusat
g. Kain has secukupnya
h. Pengikat tali pusat
Heacting set
a. 1 pasang hanscoen
b. 1 buah dook
c. 1 pinset anatomi
d. 1 pinset sirurgik
e. 1 guntuing benang
f. Nailpoeder dengan jarumnya (jarum otot dan jarum kulit)
g. Kain has secukupnya
5. 1 kom kapas DTT, 1 kom larutan DTT
6. 1 spoit 3 cc, 1 spoit 1 cc, 1 spoit 5/10 cc
7. Laenec, korentang, bengkok
8. Alat pemeriksaan TTV : tensimeter dan stetoskopnya, thermometer, jam.
9. Set infuse : cairan RL/D5% selang infuse, abochet 16/18 cm, plester
10. Obat-obatan
a. Lidocain
b. Oxytosin
c. Ergometrin
d. Vit. K
e. Tetes mata
f. Hepatitis B
g. Benang untuk menjahit
h. Bethadine
11. Tempat plasenta
12. Alat resusitasi
a. Meja yang bersih, datar dan keras
b. 1 buah kain untuk mengalas meja
c. 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
d. 1 buah kain di gelar di atas perut ibu
e. Lampu sorot 60 watt
f. Alat penghisap lendir (bola-bola karet/ de lee)
g. Jam dinding
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin,, 2012 , Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Abdul Bari Saifuddin,, 2011 , Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID
FKUI. (2010). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Gary dkk. (2009). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Hacher/Moore, 2011, Esensial Obstetric Dan Ginekologi, Hypokrates , Jakarta
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat
dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-
pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)
Marlyn Doenges, Dkk, 2011, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
Mc Closky & Bulechek. (2010). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.
Meidian, JM. (2009). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2012). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.
Sarwono, 2009, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Sarwono, Jakarta.
Mengetahui
Pembimbing Klinik Mahasiswa

Reny Suciyani Amd.Keb Yuyun Apriana, S.Kep

Pembimbing Akademik

Sri Sat Titi H, S.Kep,Ns, M.Kep

Anda mungkin juga menyukai