Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

pada ANAK DENGAN SINDROM NEFROTIK AKUT

(SNA)

Nama : Anita Pratamah (1933026)

Prodi : Ilmu Keperawatan

Mata Kuliah : Keperawatan Anak II

Dosen Pengajar : Ns. Maria Tarisia Rini, M.Kep

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
A. Pengkajian
1. Identitas
Pada anak yang umurnya kurang dari 16 tahun seringkali ditemukan nefropati lesi yaitu
minimal 75%-85%, yang 80% nya dari pasien berusia kurang dari 6 tahun dan ketika
dibuat diagnosis dengan rata-rata umur 2,5 tahun. Didapatkan bahwa angka penderita
sindrom nefrotik di Indonesia tahun 2015 yaitu 6 per 100.000 anak setiap tahunnya,
dengan perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan adalah 2:1.
2. Riwayat Kesehatan
- Ditandai dengan edema yang timbul pertama kali pada daerah sekitar mata dan
ekstremitas bawah.
- Tekanan darah meningkat pada 25% anak
- Diare akibat edema intestinal
- Distres pernafasan akibat edema pulmonal atau efusi pleura dapat di temukan.
- Dapat disertai hipertensi dan hematuria.
- Disertai oliguria dan gejala infeksi
- Nafsu makan berkurang
- Diare.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan Volume Cairan
Kelebihan volume cairan ditunjukkan dengan adanya keluhan pasien yang mengalami
penurunan frekuensi BAK , jumlah urin sedikit, serta observasi berupa adanya edema.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Jika didapatkan data berupa kondisi pasien yang nampak pucat, konjungtiva anemis,
punggung kuku pucat, nilai Hb menurun, serta CRT memanjang
3. Risiko Defisit Nutrisi
Adanya risiko ditunjukkan dengan data berupa keluhan tidak nafsu makan, mual,
muntah
4. Risiko Infeksi
Risiko infeksi ditunjang dengan adanya data klien kulit kering dan mengelupas, kadar
ureum meningkat, penurunan kadar Hb, penurunan kadar limfosit, sehingga keadaan
tersebut meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi
5. Kerusakan Integritas Kulit
Keadaan klien dengan meningkatnya kadar ureum juga menjadi penunjang munculnya
kerusakan integritas kulit. Data tambahannya adalah keluhan klien mengenai rasa gatal
pada kulit
6. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas dibuktikan dengan adanya data keluhan pasien lemas, serta
berdasarkan pemeriksaan pasien tampak lemah, dan juga pemenuhan ADL dan bed rest
dibantu keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Perempuan An. B umur 3 tahun badannya bengkak. Ibu pasien mangatakan bahwa
anaknya menderita sakit panas sejak seminggu yang lalu, seluruh badannya bengkak
sehingga pada hari itu keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke RS untuk
mendapatkan perawatan. Kemudian didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, nadi 120x/mnt, suhu 37.5̊C, RR 23x/mnt, berat badan 18kg, tinggi badan
100cm, status gizi baik. Pemeriksaan fisik didapatkan muka pucat, edema, mata
konjungtiva pucat, mukosa bibir kering, stomatitis, tidak karies, genetalia bersih, tangan
kanan dipasang infus D5 ¼ NS 500cc/24jam. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
proteinuria +++ (positif 3), sediment leukosit 2-4/LPB, eritrosit 0-2/LPB, dan epitel
penuh/LPK. Total protein serum 3,8 mg/100 mL, albumin 2,0 mg/100 mL, kolestrol total
361 mg/100 mL, ureum 35,2 mg/100 mL, kreatinin 0,16 mg/100 mL, Hb 8,8 gr/dL,
trombosit 591.000/mm3, Ht 35%, leukosit 13.100/mm3, LED 80mm/jam.

B. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. B
Umur : 3 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
2. Riwayat Kesehatan
Sejak seminggu lalu anak mengalami sakit panas dan seluruh badan bengkak

C. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


- Nadi : 120x/menit
- Suhu : 37.5̊C
- RR : 23x/menit
- Berat badan : 18 kg
- Tinggi badan : 100 cm

D. Pemeriksaan Laboratorium
- Proteinuria : Positif 3
- Sediment leukosit : 2-4/LPB
- Eritrosit : 0-2/LPB
- Leukosit :13.100/mm3
- Trombosit : 591.000/mm3
- Protein serum : 3,8 mg/100mL
- Albumin : 2,0 mg/100mL
- Kolestrol : 361 mg/100mL
- Ureum : 35,2 mg/100mL
- Kreatinin : 0,16 mm/100mL
- Hb : 11,8 gr/dL
- Ht : 35%
- LED : 80mm/jam

E. Tindakan yang Telah Dilakukan


Tangan kanan telah terpasang infus D5 ¼ NS 500cc/24jam

F. Analisis Data

N DATA PENYEBAB MASALAH


O KEPERAWATAN
01. DS: Kelemahan Intoleransi aktivitas
Pasien mengeluh lemas
DO:
Keadaan umum pasien
lemah
02. DS: Kelebihan volume cairan Gangguan integritas
Ibu pasien mengatakan kulit atau jaringan
semenjak semingguyang
lalu seluruh badan
anaknya bengkak
DO:
1. Edema
2. Mukosa bibir kering
3. Stomatitis
03. DS: Penurunan konsentrasi Perfusi perifer tidak
Ibu pasien mengatakan hemoglobin efektif
badan anaknya
membengkak
DO:
1. Muka pucat
2. Edema

G. Diagnosis Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien tampak lemah
2. Gangguan integritas kulit atau jaringan b.d kelebihan volume cairan d.d kerusakan
jaringan atau lapisan kulit (pembengkakan)
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d muka pucat

H. Intervansi Keperawatan

DIAGNOSIS LUARAN INTERVENSI


Intoleransi Luaran utama : Toleransi MANAJEMEN ENERGI
aktivitas
aktivitas Observasi
Setelah dilakukan tindakan selama 1. Monitor pola dan jam tidur
2x24 jam sesuai intervensi 2. Identfiikasi gangguan fungsi
diharapkan : tubuh yang mengakibatkan
Keluhan lelah pasien pada skala 2 kelelahan
(cukup meningkat) dipertahankan 3. Monitor kelelahan fisik dan
di skala 2 lalu ditingkatkan di emosional
skala 4 (cukup menurun)
Teraupetik
1. Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis:
cahaya, suara, kunjungan)
2. Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan

Edukasi
1. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
2. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
3. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
Gangguan Luaran utama : Integritas kulit PERAWATAN INTEGRITAS
integritas KULIT
kulit atau dan jaringan Observasi
jaringan Setelah dilakukan tindakan selama Identifikasi penyebab gangguan
2x24 jam sesuai intervensi integritas kulit
diharapkan :
Terapeutik
Kerusakan jaringan pada pasien di Ubah posisi tiap 2 jam
skala 1 (meningkat) ditingkatkan
ke skala 4 (cukup menurun) Edukasi
1. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
2. Anjurkan meningkatkan asupan
sayur dan buah
Perfusi Luaran utama : Perfusi perifer PERAWATAN SIRKULASI
perifer tidak Observasi
efektif Setelah dilakukan tindakan selama 1. Periksa sirkulasi perifer
2x24 jam sesuai intervensi (edema, warna)
diharapkan : 2. Monitor bengkak
Warna kulit pucat pada pasien di
Edukasi
skala 4 (cukup meningkat) Informasikan tanda dan gejala
ditingkatkan ke skala 2 (cukup darurat yang harus dilaporkan
menurun) (rasa sakit atau hilangnya rasa)

I. Implementasi

DIAGNOSIS WAKTU TINDAKAN


KEPERAWATAN

Intoleransi aktivitas 10.00-10.30  Memonitor pola dan jam tidur


b.d kelemahan
 Mengidentfiikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan

 Memonitor kelelahan fisik dan emosional

10.30-11.30  Menyediakan lingkungan yang nyaman


dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara,
kunjungan)

 Memberikan aktifitas distraksi yang dapat


menenangkan

 Anjurkan untuk melakukan aktivitas


secara bertahap

 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda


dan gejala kelelahan tidak berkurang

Gangguan 15.00-16.00  Mengidentifikasi penyebab gangguan


integritas kulit atau integritas kulit
jaringan b.d  Mengubah posisi tiap 2 jam
kelebihan volume  Menganjurkan meningkatkan asupan
cairan nutrisi
 Menganjurkan meningkatkan asupan sayur
dan buah

Perfusi perifer tidak 16.00-16.30  Memeriksa sirkulasi perifer (edema,


efektif warna)
 Memonitor bengkak
 Anjurkan keluarga pasien untuk
menginformasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan (rasa sakit
atau hilangnya rasa)

J. Evaluasi

HARI,
TANGGAL, DIAGNOSIS CATATAN PERKEMBANGAN
WAKTU KEPERAWATAN

Senin, 08 Intoleransi aktivitas b.d S: Pasien mengatakan ia sudah tidak terlalu lemas
November kelemahan O: Pasien menjalani istirahat yang teratur
2021 A: Masalah teratasi sebagian
08.30-09.00 P: Intervensi tetap dilanjutkan

09.00-09.30 Gangguan integritas kulit S: Pasien mengatakan bengkaknya mengecil


atau jaringan b.d kelebihan O: Bengkak pada pasien sudah sedikit mengempis
volume cairan A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi tetap dilanjutkan

09.30-10.00 Perfusi perifer tidak efektif S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya lebih
bugar
O: Pasien tampak tidak pucat lagi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Eva Yuliani, Syamsuddin, Indrawati. (2019). Kualitas Hidup Anak Sindrom Nefrotik di Poli
Anak RSUD Majene. J-HEST, 10-15.

Fany Angraini, Arcellia Farosyah Putri. (2016). Pemantauan Intake Output Cairan pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik dapat Mencegah Overload Cairan. Keperawatan
Indonesia, 152-160.

Joyce M Black, Jane Hokanson. (2021). Gangguan Eliminasi, Sistem Ginjal, dan
Perkemihan. Singapore: Elsevier.

Kumar Abbas Aster. (2020). Buku Ajar Patologi Dasar. Singapore: Elsevier.

Nurul Muth Mainnah, Hendriyono, Selli Muljanto. (2019). Gambaran Kadar Kalsium Total
dan Vitamin D Pada Anak Sindrom Nefrotik di RSUD Ulin Banjarmasin.
Homeostatis, 451-460.

Partini Pudjiastuti, Djajadiman Gatot, Yulia Ariani. (2006). Sindrom Nefrotik Sekunder pada
Anak dengan Limfoma Hodkin. Sari Pediatri, 37-42.

Putri Srikandi, DKK. (2019). Pengenalan dan Edukasi Penyakit Sindrom Nefrotik di
Kompleks Ancol Selatan 2, Jakarta Utara. Berdikari, 14-18.

Randiana Hoar, Ardiyanti Hidayah. (2019). Asuhan Kebidanan pada An. B, Umur 3 Tahun
dengan Sindrom Nefrotik. Akademika Husada, 33-45.

Roy Meadow, Simon Newell. (2005). Lecture Notes Pediatrika. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sudung O, Pardede. (2017). Tata Laksana Non Imunosupresan Sindrom Nefrotik pada Anak.
Sari Pediatri, 53-62.

Anda mungkin juga menyukai