(SNA)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan Volume Cairan
Kelebihan volume cairan ditunjukkan dengan adanya keluhan pasien yang mengalami
penurunan frekuensi BAK , jumlah urin sedikit, serta observasi berupa adanya edema.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Jika didapatkan data berupa kondisi pasien yang nampak pucat, konjungtiva anemis,
punggung kuku pucat, nilai Hb menurun, serta CRT memanjang
3. Risiko Defisit Nutrisi
Adanya risiko ditunjukkan dengan data berupa keluhan tidak nafsu makan, mual,
muntah
4. Risiko Infeksi
Risiko infeksi ditunjang dengan adanya data klien kulit kering dan mengelupas, kadar
ureum meningkat, penurunan kadar Hb, penurunan kadar limfosit, sehingga keadaan
tersebut meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi
5. Kerusakan Integritas Kulit
Keadaan klien dengan meningkatnya kadar ureum juga menjadi penunjang munculnya
kerusakan integritas kulit. Data tambahannya adalah keluhan klien mengenai rasa gatal
pada kulit
6. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas dibuktikan dengan adanya data keluhan pasien lemas, serta
berdasarkan pemeriksaan pasien tampak lemah, dan juga pemenuhan ADL dan bed rest
dibantu keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Perempuan An. B umur 3 tahun badannya bengkak. Ibu pasien mangatakan bahwa
anaknya menderita sakit panas sejak seminggu yang lalu, seluruh badannya bengkak
sehingga pada hari itu keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke RS untuk
mendapatkan perawatan. Kemudian didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, nadi 120x/mnt, suhu 37.5̊C, RR 23x/mnt, berat badan 18kg, tinggi badan
100cm, status gizi baik. Pemeriksaan fisik didapatkan muka pucat, edema, mata
konjungtiva pucat, mukosa bibir kering, stomatitis, tidak karies, genetalia bersih, tangan
kanan dipasang infus D5 ¼ NS 500cc/24jam. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
proteinuria +++ (positif 3), sediment leukosit 2-4/LPB, eritrosit 0-2/LPB, dan epitel
penuh/LPK. Total protein serum 3,8 mg/100 mL, albumin 2,0 mg/100 mL, kolestrol total
361 mg/100 mL, ureum 35,2 mg/100 mL, kreatinin 0,16 mg/100 mL, Hb 8,8 gr/dL,
trombosit 591.000/mm3, Ht 35%, leukosit 13.100/mm3, LED 80mm/jam.
B. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. B
Umur : 3 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
2. Riwayat Kesehatan
Sejak seminggu lalu anak mengalami sakit panas dan seluruh badan bengkak
D. Pemeriksaan Laboratorium
- Proteinuria : Positif 3
- Sediment leukosit : 2-4/LPB
- Eritrosit : 0-2/LPB
- Leukosit :13.100/mm3
- Trombosit : 591.000/mm3
- Protein serum : 3,8 mg/100mL
- Albumin : 2,0 mg/100mL
- Kolestrol : 361 mg/100mL
- Ureum : 35,2 mg/100mL
- Kreatinin : 0,16 mm/100mL
- Hb : 11,8 gr/dL
- Ht : 35%
- LED : 80mm/jam
F. Analisis Data
G. Diagnosis Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien tampak lemah
2. Gangguan integritas kulit atau jaringan b.d kelebihan volume cairan d.d kerusakan
jaringan atau lapisan kulit (pembengkakan)
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d muka pucat
H. Intervansi Keperawatan
Edukasi
1. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
2. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
3. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
Gangguan Luaran utama : Integritas kulit PERAWATAN INTEGRITAS
integritas KULIT
kulit atau dan jaringan Observasi
jaringan Setelah dilakukan tindakan selama Identifikasi penyebab gangguan
2x24 jam sesuai intervensi integritas kulit
diharapkan :
Terapeutik
Kerusakan jaringan pada pasien di Ubah posisi tiap 2 jam
skala 1 (meningkat) ditingkatkan
ke skala 4 (cukup menurun) Edukasi
1. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
2. Anjurkan meningkatkan asupan
sayur dan buah
Perfusi Luaran utama : Perfusi perifer PERAWATAN SIRKULASI
perifer tidak Observasi
efektif Setelah dilakukan tindakan selama 1. Periksa sirkulasi perifer
2x24 jam sesuai intervensi (edema, warna)
diharapkan : 2. Monitor bengkak
Warna kulit pucat pada pasien di
Edukasi
skala 4 (cukup meningkat) Informasikan tanda dan gejala
ditingkatkan ke skala 2 (cukup darurat yang harus dilaporkan
menurun) (rasa sakit atau hilangnya rasa)
I. Implementasi
J. Evaluasi
HARI,
TANGGAL, DIAGNOSIS CATATAN PERKEMBANGAN
WAKTU KEPERAWATAN
Senin, 08 Intoleransi aktivitas b.d S: Pasien mengatakan ia sudah tidak terlalu lemas
November kelemahan O: Pasien menjalani istirahat yang teratur
2021 A: Masalah teratasi sebagian
08.30-09.00 P: Intervensi tetap dilanjutkan
09.30-10.00 Perfusi perifer tidak efektif S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya lebih
bugar
O: Pasien tampak tidak pucat lagi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Eva Yuliani, Syamsuddin, Indrawati. (2019). Kualitas Hidup Anak Sindrom Nefrotik di Poli
Anak RSUD Majene. J-HEST, 10-15.
Fany Angraini, Arcellia Farosyah Putri. (2016). Pemantauan Intake Output Cairan pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik dapat Mencegah Overload Cairan. Keperawatan
Indonesia, 152-160.
Joyce M Black, Jane Hokanson. (2021). Gangguan Eliminasi, Sistem Ginjal, dan
Perkemihan. Singapore: Elsevier.
Kumar Abbas Aster. (2020). Buku Ajar Patologi Dasar. Singapore: Elsevier.
Nurul Muth Mainnah, Hendriyono, Selli Muljanto. (2019). Gambaran Kadar Kalsium Total
dan Vitamin D Pada Anak Sindrom Nefrotik di RSUD Ulin Banjarmasin.
Homeostatis, 451-460.
Partini Pudjiastuti, Djajadiman Gatot, Yulia Ariani. (2006). Sindrom Nefrotik Sekunder pada
Anak dengan Limfoma Hodkin. Sari Pediatri, 37-42.
Putri Srikandi, DKK. (2019). Pengenalan dan Edukasi Penyakit Sindrom Nefrotik di
Kompleks Ancol Selatan 2, Jakarta Utara. Berdikari, 14-18.
Randiana Hoar, Ardiyanti Hidayah. (2019). Asuhan Kebidanan pada An. B, Umur 3 Tahun
dengan Sindrom Nefrotik. Akademika Husada, 33-45.
Roy Meadow, Simon Newell. (2005). Lecture Notes Pediatrika. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudung O, Pardede. (2017). Tata Laksana Non Imunosupresan Sindrom Nefrotik pada Anak.
Sari Pediatri, 53-62.