DEMAM TYPHOID
Disusun Oleh :
NPM : 2214901110019
Kelompok/Ruangan : 2A/Al-Farabi
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh Salmonella
tipe A, B, dan C yang dapat menular melalui oral, fekal, makanan, dan minumanyang
terkontaminasi (Wulandari dan Erawati 2016).
Demam typhoid adalah penyakit infeksi bakteri yang menyerang sistem pencernaan
manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan gejala demam satu minggu
atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran (Ulfa dan Handayani 2018).
Salmonella parathyphi terdiri 3 jenis yaitu A, B, dan C. Ada dua sumber penularan
Salmonella typhi yaitu pasien dengan demam thypoid dan pasien dengan carrier.
Carrier adalah orang yang sembuh dengan demam typoid dan masih terus
mengekskresi Salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari satu
tahun.
3. Phatway
4. Diagnosa keperawatan
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Manajemen Energi ; 1. Membatasi aktifitas yang
keperawatan selama 2x24 ingin dilakukan
Definisi : jam, diharapkan toleransi Obeservasi 2. Untuk mengatur kebutuhan
Ketidakcukupan energi aktivitas pada pasien - Identifikasi gangguan istirahat tidur yang cukup
untuk melakukan meningkat dengan keriteria fungsi tubuh yang 3. Agar pasien merasa nyaman
aktivitas sehari-hari hasil : mengakibatkan dan tenang pada saat
1. Frekuensi nadi dalam kelelahan beristirahat
Batasan karakteristik : batas normal - Monitor pola jam tidur 4. Untuk menghindari aktivitas
meningkat >20% dari batas normal Terapeutik 5. Agar dapat menambah energi
kondisi istirahat 3. Kemudahan melakukan - Sediakan lingkungan jika asupan makan terpenuhi
3. Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi : 1. Untuk mengetahui apakah
keperawatan selama 1X24 setelahm intervensi adakah
Definisi :
Beresiko mengalami jam, diharapkan Status Obeservasi perubahan
asupan nutrisi tidak Nutrisi pada pasien 2. Agar mengetahui tidak adanya
- Monit or asupan
cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme meningkat dengan keriteria makanan penurunan berat badan
hasil : - Monitor berat badan 3. Untuk menghindari terjadinya
Faktor Risiko :
1. Ketidakmampuan 1. Kekuatan otot komplikasi
menelan makanan pengunyah meningkat 4. Untuk menambah nafsu
2. Ketidakmampuan Terapeutik
mencerna makanan 2. Kekuatan otot menelan - Berikan makanan tinggi makan
3. ketidakmampuan meningkat 5. Sebaiknya jika makan dengan
mengabsorpsi nutrien serat untuk mencegah
4. Peningkatan kebutuhan 3. Ungkapan keinginan konstipasi posisi duduk
metabolisme untuk meningkat nutrisi 6. Untuk memenuhi kebutuhan
- Berikan suplemen
5. Faktor ekonomi (mis. meningkat makanan, jika perlu nutrisi yang seimbangan
finansial tidak
4. Pengetahuan tentang Edukasi
mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. pilihan - Anjurkan posisi duduk,
stress, keengganan
makanan/minuman yang jika mampu
untuk makan)
sehat meningkat
Kondisi Klinis Terkait : 5. Sikap terhadap Kolaborasi
1. Stroke
2. Mobius syndrome makanan/minuman - Kolaborasi dengan ahli
3. Cerebral palsy sesuai dengan tujuan gizi untuk menentukan
4. Clept lip
5. Clept palate kesehatan meningkat jumah kalori dan jenis
6. Amyotropical lateral 6. Berat badan membaik nutrisi yang dibutuhkah,
sclerosis
7. Luka bakar 7. Nafsu makan membaik jika perlu
8. Infeksi 8. Bising usus membaik
9. AIDS
9. Index massa tubuh (SDKI. I.03119)
(SDKI. 2017. D. 0032) membaik
10. Membran mukosa
11. Frekuensi makan
membaik
(SLKI. L.03030)
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 1
ed. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 1
ed. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Ulfa, Farissa dan Oktia Handayani. 2018. “KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PAGIYANTEN.” HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
RESEARCH AND DEVELOPMENT 2:227–38.
Wulandari, Dewi dan Meira Erawati. 2016. BUKU AJAR KEPERAWATAN. Pustaka Pelajar