Anda di halaman 1dari 17

DEMAM TYPHOID

• DI SUSUN OLEH:
AGUS HERI
Latar Belakang
• Demam thypoid atau typhus abdominalis dan parathypoid
merupakan salah satu penyakit infeksi endemis di Asia,
Afrika, Amerika Latin, Karibia Oceania
• Berdasarkan data Puskesmas DTP Rajamandala kasus
demam typhoid 3 bulan terakhir yaitu periode Desember
2018- Februari 2019 yaitu sebanyak 104 kasus atau rata
rata 36 orang dirawat karena demam Thypoid
• angka ini terbilang cukup tinggi dibandingkan periode
sebelumnya September 2018 - Nopember 2018 yaitu
sebanyak 78 kasus atau meningkat 30 %, berikut angka
kejadian typhoid periode Desember 2018 - Februari 2019
Kajian Teori
• Typoid adalah penyakit infeksi akut usus halus
yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan leukosit

2. Pemeriksaan sgot sgpt

3. Biakan darah

4. Uji Widal
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada typoid menurut Doenges (1999: 476-485)
a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Kelelahan, kelemahan, malaise, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan
aktivitas.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardi, bradikardi, relatif, hipotensi, kulit/membran mukosa buruk, lidah kotor.
c. Integritas Ego
Gejala : Ansietas, felisah, emosi, kesal
Tanda : Menolak, perhatian menyempit
d. Eliminasi
Gejala: Diare/konstipasi
Tanda : menurunnya bising usus/tak ada peristaltik meningkat pada konstipasi
e. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual dan muntah
Tanda : menurunnya lemak subkutan, kelemahan, tonus otot munurun
Lanjutan
f. Hygiene
Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, bau
badan.
g. Nyeri/keamanan
Gejala : Hepatomegali, Spenomegali, nyeri epigastrium
Tanda : Nyeri tekan pada hipokondrium kanan
h. Keamanan
Gejala : Penglihatan kabur, gangguan mental delirium/psikosis.
i. Interaksi sosial
Gejala : Menurunnya hubungan orang lain, berhubungan dengan
kondisi yang dialami
j. Penyuluhan/pembelajaran
k. Gejala : riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dari intake yang tidak adekuat
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
(infeksi).
3. Resiko Kekurangan volume cairan berhubungan intake
yang tidak adekuat.
4. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi.
5. Konstipasi berhubungan dengan
penurunan mortilitas traktus gastrointestinal
(penurunan motilitas usus).
6. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Perubahan nutrisi 1. Tidak ada 1. Kaji pola makan 1. Untuk menetukan


kurang dari mual, dan 2. Berikan makanan intervensi
kebutuhan tubuh kembung yag tidak 2. Mencegah iritasi
berhubungan dengan 2. Nafsu makan merangsang asam abdomen
intake makanan yang meningkat lambung 3. Mencegah
tidak adekuat 3. Makan habis 3. Berikan makan terjadinya iritasi
1 porsi lunak usus
4. Berat badan 4. Berikan makan 4. Mencegah mual
normal/ dengan porsi kecil dan muntah
meningkat tapi sering
5. Berikan anti 5. Untuk megontrol
emetik sesuai mual dan muntah
dengan program
medik
6. Berikan nutrisi 6. Mengistirahatkan
parenteral jika pencernaanl dan
makanan oral memberikan
tidak dapat nutrisi untuk
diberikan tubuh
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Hipertermia Suhu tubuh dalam 1. Kaji dan catat 1. Sebagai dasar


berhubungan dengan batas normal 36-37 suhu tubuh setiap untuk
proses penyakit derajat Celcius 2 jam atau 4 jam menentukan
(infeksi). 2. Berikan minum 2- intervensi
2,5 liter /24 jam 2. Kebutuhan cairan
3. Berikan kompres tubuh cukup
hangat pada untuk mencegah
daerah dahi, panas.
ketiak, dan lipat 3. memberikan efek
paha vasodilatasi
4. Anjurkan untuk pembuluh darah
mengunakan sehingga
pakain yang tipis mempercepat
dan menyerap penguapan panas
keringat 4. Pakaian tipis
5. Berikan antipretik memudahkan
dan anti biotik penguapan panas,
sesuai program 5. Untuk menurunk
medik an panas dan
6. Observasi adanya mencegah
peningkatan suhu penyebaran
terus menerus infeksi
6. kemungkinan
terjadinya
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Resiko tinggi terjadi 1. Intake dan output 1. Observasi tanda 1. Hipotensi,
kurang volume seimbang tanda vital setiap takikardi , demam
cairan berhubungan 2. Tanda tanda vital 4 jam menunjukkan
dengan kurangnya dalam batas normal 2. Monitor tanda respon terhadap
intake cairan dan 3. Membrane mukosa tanda kekurangan kehilangan cairan
peningkatan suhu lembab cairan 2. Tanda tersebut
tubuh 4. Pengisian kapiler 3. Observasi dan menunjukkan
baik(kurang dari 2 catat intake dan kehilangan cairan
detik) output cairan berlebihan/
5. Produksi urine 4. Berikan cairan dehidrasi.
normal peroral 2-2,5 liter
6. Berat badan normal perhari
7. Haemotokrit dalam 5. Timbang berat
batas normal badan klien setiap
hari dengan alat
ukur yang sama
6. Berikan cairan
perenteral sesuai
dengan program
medik
7. Awasi data
laboratorium
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Nyeri akut 1. Pasien terlihat 1. Kaji tingkat, 1. Sebagai dasar


berhubungan dengan tenang dan rileks frekuensi, untuk
proses infeksi. 2. Tidak ada keluhan intensitas, dan menentukan
nyeri reaksi nyer intervensi
2. Ajarkan teknik 2. menurunkan
distraksi dan intensitas nyeri,
relaksasi nafas meningkatkan
dalam oksigenasi darah,
3. Libatkan keluarga dan menurunkan
dalam tatalaksana inflamasi.
nyeri dengan 3. menurunkan atau
memberikan menghilangkan
kompres hangat. rasa nyeri,
4. Atur posisi pasien membuat otot
senyaman tubuh lebih rileks,
mungkin sesuai dan
keinginan pasien memperlancar
5. Pemberian obat aliran darah.
analgetik sesuai 4. posisi yang
indikasi nyaman membuat
klien melupakan
rasa nyerinya.
5. Untuk membantu
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Konstipasi 1. Mempertahankan 1. Monitor tanda dan 1. Sebagai dasar


berhubungan dengan bentuk faeses gejala konstipasi untuk
penurunan mortilitas lunak setiap 1-3 2. Monitor bising menentukan
traktus hari. usus intervensi
gastrointestinal 2. Bebas dari 2. Agar dapat segera
(penurunan motilitas ketidaknyamanan diambil tindakan
usus). untuk menimalkan
tanda dan gejala
yang muncul
3. Monitor feses: 3. untuk mengetahui
frekuensi, adanya komplikasi
konsistensi dan darin konstipasi
volume cairan
4. Kolaborasi 4. agar dapat
pemberian laksatif mempercepat
penyembuhan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Kecemasan 1. Pasien 1. Monitor respon 1. Digunakan dalam


berhubungan mampu fisik seperti mengevaluasi tingkat
dengan mengungkap kelemahan, kesadaran/ konsentrasi ,
prognosis kan perubahan tanda khususnya ketika melakukan
penyakit dan perasaannya vital, gerakan yang komunikasi verbal
misterpretasi kepada berulang ulang, 2. Kesempatan diberikan pada
informasi perawat catat kesesuaian pasien untuk mengekspresikan
2. Pasien dapat respon verbal dan rasa takut dan kekhawatiran
mendemonst non verbal selama tentang penyakitnya
rasikan komunikasi 3. anggota keluarga dengan
keterampilan 2. Anjurkan pasien respon pada apa yang terjadi
pemecahan dan keluarga untuk dan kecemasan ny dapat
masalahnya mengungkapkan disampaikan kepada pasien.
perubahan rasa takutnya. 4. meningkatkan distraksi dan
3. Catat reaksi dari pikiran pasien dengan kondisi
pasien/ keluarga. sakit
Berikan 5. Agar pasien menjadi
4. Anjurkan aktivitas tenang/rileks
pengalih perhatian
sesuai kemampuan
individu
5. Ajarkan teknik

Anda mungkin juga menyukai