Manajemen Nutrisi
1. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrian
3. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogatstrik
4. Monitor asupan makanan
5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Manajemen mual
1. Kendalikan factor lingkungan penyebab mual (mis. Bau tak sedap,
suara, dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual misalnya
kecemasan, ketakutan, kelelahan)
3. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
4. Anjurkan sering membersihkan mulut
5. Anjurkan penggunakan teknik non-farmakologis untuk mengatasi
mual (mis. Hypnosis, relaksasi, terapi music dan akupresure)
6. Kriteria Evaluasi Manajemen Cairan
Manajemen Mual
1. Identifikasi pengalaman mual
2. Identifikasi factor penyebab mual
3. Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada
kehamilan)
4. Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
5. Monitor asupan nutrisi dan kalori
Monitor status hidrasi
1. Monitor hemodinamik
2. Observasi tanda-tanda nonverbal ketidaknyamanan
3. Lakukan penilaian terhadap mual.
1. Evaluasi Hidrasi
1. Membrane mukosa lembab
2. Turgor kulit kembali <2 detik
3. Tidak ada penurunan tekanan darah dan peningkatan nadi.
4. Tidak diare
Kontrol mual
Mampu menggunakan teknik pencegahan mual
2. Informasi dan Ajari teknik nonofarmakologi mengatasi mual (teknik relaksasi)
Edukasi
3. Discharge 1. Dorong pola makan sedikit tapi sering.
planning 2. Ajarkan cara mengenali penyebab mual dan diare.
3. Pasien dan keluarga mampu membantu dalam pemberian makanan
yang baik.
4. Nasehat 1. Kontrol sesuai instruksi DPJP
pulang/instruksi 2. Obat diminum teratur.
control 3. Awasi tanda-tanda diare dan kekurangan volume cairan.
5. Rehabilitasi Teknik nonfarmakologi (teknik relaksasi)
Pemenuhan kebutuhan cairan melalui oral.
DEMAM TIFOID
1. Pengertian Asuhan keperawatan dengan diagnose medis Demam tifoid merupakan
penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella
typhii atau Salmonella paratyphii
2. Assesmen Demam
keperawatan Nutrisi : Mual, Muntah
Pola Eliminasi : Diare, Konstipasi
Gangguan rasa nyaman
Bio, psiko, social, spiritual, dan budaya
3. Diagnosa 1. Hipertermia
Keperawatan 2. Defisit Nutrisi
3. Risiko ketidakseimbangan cairan
4. Diare
5. Konstipasi
6. Nyeri akut
7. Gangguan pola tidur
4. Kriteria 1. Hipertermia (D.0130)
Evaluasi Ekspetasi termoregulasi membaik, dengan kriteria hasil :
1. Menggigil menurun
2. Kulit merah menurun
3. Suhu tubuh membaik
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
Ekspektasi : nutrisi membaik dengan kriteria hasi :
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat
2. Persaan cepat kenyang menurun
3. Berat badan membaik
4. IMT membaik
5. Napsu makan membaik
6. Bising usus membaik.
3. Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
Ekspektasi Kondisi volume cairan intra vaskuler, interstitial atau intra
seluler membaik dengan kriteria hasil:
1. kekuatan nadi meningkat.
2. Out put urine meningkat
3. Membran mukosa lembab meningkat
4. Rasa haus menurun
5. Turgor kulit membaik
6. Suhu tubuh membaik
4. Diare (D0020)
Ekpektasi: eliminasi membaik, dengan kriteria hasil:
1. Distensi abdomen menurun.
2. konsistensi feses membaik
3. Frekkuensi BAB membaik.
4. Peristaltik usus membaik
4. Diare (D0020)
Ekpektasi: eliminasi membaik, dengan kriteria hasil:
1. Distensi abdomen menurun.
2. konsistensi feses membaik
3. Frekkuensi BAB membaik.
4. Peristaltik usus mebaik
5. Konstipasi (D.00490)
Ekpektasi : eliminasi membaik, dengan kriteria hasil :
1. Kontrol pengeluaran feses meningkat
2. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
3. Mengejan saat defekasi menurun
4. Distensi abdomen menurun.
6. Nyeri akut (D.0077)
Ekspektasi nyeri menurun, dengan kriteria hasil :
1. Kemampuan menuntaskan aktifitas meningkat
2. keluhan nyeri menurun.
3. Frekuensi nadi membaik
4. Pola napas membaik
5. Tekanan darah membaik
6. Proses berfikir mebaik.
7. Fokus membaik
7. Gangguan pola tidur (D0055)
Ekpektasi kualitas dan kuantitas tidur membaik, dengan kriteria hasil :
1. Kemampuan aktifitas meningkat
2. Keluhan sulit tidur menurun
3. Keluhan tidak puas tidur menurun
4. keluhan pola tidur berubah menurun.
5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun.
5. Intervensi 1. Hipertermia (D.0130)
Keperawatan a. Manajemen hipertermia (I.15506)
Tindakan :
1) Obeservasi
a) Identifikasi penyebab hipertermi (missal dehidrasi, terpapar
lingkungan panas)
b) Monitor Suhu tubuh
c) Monitor haluaran urine.
2) Terapeutik
a) Longgarkan atau lepaskan pakaian
b) Berikan cairan oral
c) Berikan oksigen jika perlu
3) Edukasi
Anjurkan tirah baring
4) Kolaborasi
Pemberian elektrolit dan intra vena.
HIPOGLIKEMIA
1. Pengertian Panduan asuhan keperawatan asfiksia adalah suatu panduan yang dibuat untuk
mempermudah perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien Hipoglikemia.
2. Assesmen 1. Kejang tremor
keperawatan 2. Keringat dingin
3. Letargi dan sulit menyusu
4. KGA < 50 mg%
5. Sianosis
6. Tangis lengah atau melengking
7. Faktor resiko hipoglikemia pada bayi : bayi dari ibu dengan DM, BBLR,
BMK, bayi sakit
3. Diagnosa 1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Keperawatan 2. Risiko hipotermia
3. Defisit nutrisi
4. Kriteria Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Evaluasi Kriteria hasil : kestabilan kadar gula darah
a) Kadar gula dalam darah normal
b) Tidak merasakan pusing
Hipotermia
Kriteia hasil : Termoregulasi
a) Suhu tubuh normal
b) Suhu kulit normal
Defisit nutrisi
Kriteria hasil : status nutrisi
a) Porsi makan yang dihabiskan meningkatkan
b) Berat badan normal