Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT TRANSIENT Kelompok 4 :

TACHYPNEU 1. Apriliza Yanti


2. Husnul Hotimah
OF THE NEWBORN (TTN) 3. M. khairul fatihin Asari
SUMBER :
https://www.suara.com/health/2020/11/18/07050
0/kenali-penyebab-dan-gejala-ttn-sakit-yang-
dialami-anak-oki-setiana-dewi?page=all
PENGERTIAN
Transient tachypnea of the newborn (TTN atau TTNB) adalah gangguan respirasi
 yang muncul pada neonatus sesaat setelah lahir. TTN merupakan kondisi yang dapat
sembuh sendiri yang ditandai dengan laju pernapasan meningkat (takipneu), tarikan
dinding dada (retraksi) ringan, hipoksia, dan merintih. Biasanya tanpa adanya tanda
distres respiratori berat.
Menurut (Mcgraw, 2013) transient tachypnea of the newborn adalah penyerapan
cairan dalam paru yang terlambat dapat terjadi pada bayi cukup bulan atau bayi
kurang bulan.
MANIFESTASI KLINIS
TTN memiliki gejala dan tanda yang lebih ringan daripada kondisi Respiratory
Distress Syndrome (RDS) yang lebih berat. Gejala yang muncul dapat berupa
takipneu retraksi ringan, hipoksia, dan merintih, biasanya tanpa adanya tanda distres
respiratori berat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan laju penapasan meningkat (takipneu) yang dapat
bertahan selama 2 jam hingga 72 jam. Semakin tinggi laju pernapasan, akan semakin
lama TTN bertahan. Pada pemeriksaan gas darah sering menunjukkan
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis respiratorik.
Pemeriksaan rontgen toraks dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis. Pada foto
rontgen toraks didapatkan gambaran ‘streaky’ berupa gambaran garis-garis
radioopak, cairan pada fisura paru, hiperinflasi atau hiperekspansi, dan terkadang
ada efusi pleura.
PATOFISIOLOGI
TTN disebabkan oleh terlambatnya reabsorpsi dan pembersihan cairan paru.
Peningkatan cairan pada paru menyebabkan peningkatan tahanan jalan napas dan
mengurangi kemampuan paru untuk mengembang. Pada persalinan dengan operasi
sesar sering terjadi TTN. Pelepasan prostaglandin pasca persalinan akan
menyebabkan pembuluh limfatik melebar, yang mengangkut cairan paru ketika
sirkulasi pulmonal meningkat saat neonatus bernapas pertama kali. Pada persalinan
sesar, proses ini tidak dilalui. Immaturitas paru juga telah dianggap sebagai faktor
penyebab. Defisiensi surfaktan ringan juga telah dianggap sebagai faktor kausatif.
PENATALAKSANAAN
1. Bantuan oksigen
2. Tes darah untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah
3. Tekanan jalan napas positif berkelanjutan untuk menjaga saluran udara kecil di
paru-paru tetap terbuka
4. Pemberian cairan infus IV (intravena) untuk memastikan bayi mendapatkan
nutrisi dan hidrasi
5. Pemberian makan melalui tabung jika kecepatan napasnya terlalu tinggi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KASUS TRANSIENT TACHYPNEA OF
THE NEWBORN (TTN ATAU TTNB)
PENGKAJIAN
1. identitas
7. Pemeriksaan fisik

2. Keluhan utama 8. Pemeriksaan penunjang


3. Riwayat keperawatan sekarang
4. Riwayat keperawatan sebelumnya
5. Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan
6. Riwayat kesehatan keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan belum terbentuknya zat
surfaktan dalam tubuh.
2. Resiko tinggi gangguan termoregulasi : hipotermi b.d belum terbentuknya lapisan
lemak pada kulit.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menerima nutrisi.
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
INTERVENSI
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Posisikan pasien semi powler
berhubungan dengan belum selama 1x24 jam, pertukaran gas pasien 2. Auskultasi suara napas, catat
terbentuknya zat surfaktan menjadi efektif dengan kriteria Hasil: adanya suara napas tambahan
dalam tubuh. 1. Tidak ada sianosis dan disipnea, 3. Monitor respirasi dan status
Batasan karakteristik: mendemonstrasikan batuk efaktif dan O2,TTV
-Takipneu suara nafas yang bersih 4. Berikan pelembab udara kasa
-Dispnea 2. Menunjukan jalan nafas yang basah Nacl lembab
-Nafas cuping hidung paten(pelayan tidak merasa 5. Ajarkan batuk
-Sianosis tercekik,tidak ada suara nafas abnormal) efektif,suction,pustural drainage.
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
2 Resiko tinggi gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 Perawatan hipotermia
termoregulasi : hipotermi b.d belum x 24 jam diharapkan suhu tubuh tetap normal. 1. Monitor suhu tubuh tiap 2 jam
terbentuknya lapisan lemak pada Kriteria hasil : 2. Monitor warna kulit dan suhu kulit
kulit. 1. suhu dalam batas normal 3. Kaji tanda tanda hipertermi atau hipotermi
atasan karakteristik: 2. nadi dan HR dalam batas normal 4. Tingkatjkan intake nutrisi dan cairan
-suhu dibawah batas normal 3. tidak sianosis 5. Selimuti pasien intuk mencegah hilangnya
-pucat 4. tidak pucat kehangatan tubuh
-kulit dingin 5. kulit hangat
-kuku sianosis
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Tujuan : 1. Berikan cairan IV dengan kandungan
dari kebutuhan tubuh berhubungan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi glukosa sesuai kebutuhan neonatus.
dengan ketidakmampuan Kriteria hasil: 2. Mengidentifikasi factor yang
menerima nutrisi. a. Klien mendemonstrasikan intake makanan menyebabkan sulit menelan.
yang adekuat dan metabolismetubuh. 3. Rujuk kepada ahli diet untuk membantu
b. Intake makanan meningkat, tidak ada memilih cairan yang dapat memenuhi
penurunan BB lebih lanjut, menyatakan kebutuhan gizi
perasaan sejahtera.
4 Risiko tinggi infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Kontrol infeksi:
dengan penurunan daya tahan 2 x 24 jam diharapkan pasien akan terbebas dari 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
tubuh. resiko infeksi dengan kriteria hasil: 2. Pertahankan teknik isolasi
a. bebas dari tanda tanda infeksi 3. Batasi pengunjung bila perlu
b. kemampuan mencegah infeksi 4. Intruksikan pengunjung untuk mencuci
c. jumlah leukosit dalam batas normal tangan sebelum dan sesudah berkinjung
d. suhu dalam batas normal 5. Gunakan sabun antimikrobauntuk cuci
tangan
6. 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah
perawatan pasien
7. Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatuskesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
EVALUASI
Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai