Anda di halaman 1dari 13

DIFTERI

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
NILAKARMILA (2019205201029)
LAILI FITRIA (2019205201023)

FAKULUTAS KESEHATAN PRODI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2021
KONSEP DASAR PENYAKIT DIFTERI
PENGERTIAN DIFTERI
Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut yang menular,
disebabkan oleh corynebacteri um diphtheriae dengan ditandai
pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa.

Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini
ditularkan melalui percikan ludah yang dari batuk penderita atau benda
maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri
PATOFISIOLOGI
Corynebacterium diphteriae masuk kehidung atau mulut dimana basil akan
menempel di mukosa saluran nafas bagian atas, kadang-kadang kulit, mata atau
mukosa genital. Setelah 2-4 jam hari masa inkubasi kuman dengan corynephage
menghasilkan toksik yang mula-mula diabsorbsi oleh membran sel, kemudian
penetrasi dan interferensi dengan sintesa protein bersama-sama dengan sel kuman
mengeluarkan suatu enzim penghancur terhadap Nicotinamide Adenine
Dinucleotide (NAD).
 
MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas 3-7 hari khas adanya pseudo membrane, selanjutnya gejala klinis
dapat dibagi dalam gejala umum dan gejala akibat eksotoksin pada jaringan yang
terkena.
Tanda dan Gejala
Tergantung  pada berbagai faktor, maka manifestasi  penyakit ini bisa bervariasi
dari tanpa gejala sampai  suatu keadaan/penyakit yang hipertoksik serta fatal.
Sebagai faktor primer adalah imunitas penderita terhadap toksin  diphtheria,
virulensi serta toksinogenesitas (kemampuan membentuk toksin)
Corynebacterium diphtheriae, dan lokasi penyakit secara anatomis. 
KLASIFIKASI
 Difteria hidung
 Difteria faring dan tonsil (difteria fausial)
 Diftheria Laring dan trachea
 Diftheria Faeraneus
  
KOMPLIKASI
 Aluran Pernafasan
 Kardiovaskuler
 Urogenital
 Susunan draf
PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan Mandiri
 Penatalaksanaan Medis

PENCEGAHAN
 Umum
Kebersihan dan pengetahuan tentang bahaya penyakit  ini 
bagi anak-anak. Padaumumnya setelah menderita  penyakit 
diphtheria  kekebalan penderita terhadap penyakit ini sangat 
rendah sehingga perlu imunisasi.
 Khusus
Terdiri dari imunisasi DPT dan pengobatan carrier
 
KONSEP PENGKAJIAN KEPERAWATAN
•  
PENGKAJIAN
 Identitas : dapat terjadi pada semua golongan umur tapi sering dijumpai pada
anak (usia 1-10 tahun).
 Keluhan utama : biasanya klien dating dengan keluhan kesulitan bernapas pada
waktu tidur, nyeri pada waktu makan , dan bengkak pada tenggorokan /leher.
 Riwayat kontak dengan keluarga perlu dikaji.

PEMERIKSAAN FISIK
 Pada difteri tonsil-faring terdapat malise, suhu tubuh > 38,9C, terdapat
pseudomembran pada tonsil dan dinding faring, serta bullnek.
 Pada difteri laring terdapat stidor,suara parau, dan batuk kering, sementara pada
obstruksi laring yang besar terdapat retraksi supra sterna, sub costal, dan supra
clavicular.
 Pada difteri hidung terdapat pilek ringan,secret hidung yang serosauinus sampai
mukopurulen dan membrane putih pada septum nasi.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Untuk menentukan diagnosis pasti diperlukan sediaan langsung dengan kultur dan
pemeriksaan toksigenitas.
 
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan
napas.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan intake makanan.
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber
informasi.
• Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
•  
RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak NOC NIC
efektif berhubungan Setelah diberikan askep 1. Berikan pasien posisi semi atau fowler
dengan obstruksi jalan selama 3x24 jam 2. Ajarkan cara batuk efektif
napas. diharapkan bersihan jalan 3. Catat kemampuan untuk mengeluarkan
  napas pasien efektif dengan secret , catat karakter, jumlah sputum,
criteria hasil : ada atau tidak hemoptisis.
1. Orangtua klien 4. Kaji fungsi pernapasan klien (bunyi
mengatakan sesak napas,kecepatan,dan irama napas pasien)
anaknya mulai 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian
berkurang obat bronkodilator dan mukolitik.
2. Tidak ada retraksi dada 6. Bersihkan secret dari saluran pernapasan
3. RR : 15-30 x /menit dengan suction bila perlu
4. Penurunan produksi
sputum
5. Tidak sianosis
6. Batuk efektif
2. Ketidakseimbanga NOC NIC
n nutrisi kurang Setelah diberikan askep selama 1. Berikan kalori sesuai
dari kebutuhan 3x24 jam diharapkan kebutuhan kebutuhan nutrisi.
tubuh nutrisi pasien terpenuhi dengan 2. Kaji BB klien.
berhubungan criteria hasil : 3. Monitor turgor kulit.
dengan penurunan 1. Adanya peningkatan berat badan 4. Monitor kalori dan intake
intake makanan. sesuai tujuan. nutrisi.
  2. Nafsu makan pasien meningkat. 5. Monitor nafsu makan klien.
3. Berat badan ideal sesuai tinggi 6. Monitor pertumbuhan dan
badan. perkembangan.
4. Tidak terjadi penurunan berat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi
badan yang berarti. untuk menentukan jumlah
5. Mampu mengidentifikasi kalori dan nutrisi yang
kebutuhan nutrisi. diperlukan klien.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian makanan yang tepat
7. Turgor kulit elastic
3. Kurang pengetahuan NOC NIC
berhubungan dengan Setelah diberikan askep 1x60 1. Jelaskan kepada klien dan
tidak mengetahui menit diharapkan klien dan keluarga tentang gejala,
sumber informasi. keluarganya dapat memahami pengobatan, proses
  tentang penyakitnya dengan penyakit,cara penanganan,
criteria hasil : tentang penyakit yang dialami
1. Pasien dan keluaraga klien.
menyatakan paham tentang 2. Sediakan sumber informasi
penyakit yang dideritanya, yang tepat tentang kondisi
kondisi prognosis, dan pasien
program pengobatan. 3. Instruksikan pasien mengenai
2. Pasien dan klien mampu tanda dan gejala yang terjadi
melakukan prosedur yang untuk dilaporkan pada
dijelaskan dengan benar. perawat
3. Pasien dan klien mampu
menjelaskan kembali apa
yang telah dijelaskan oleh
perawat atau tim kesehatan
yang lainnya.
4 Hipertermi berhubungan NOC NIC
dengan proses penyakit Setelah diberikan 1. Monitor suhu pasien
askep 2x24 jam 2. Monitor warna kulit pasien
diharapkan suhu 3. Monitor WBC, dan Hb pasien
badan klien ada 4. Kompres pasien pada lipat paha dan
dalam rentang aksila
normal dengan 5. Kolaborasi pemberian antibiotic
criteria hasil : sesuai indikasi dokter
 Suhu badan pasien
dalam rentang normal
yaitu 36-38⁰ C
 Badan pasien sudah
tidak hangat lagi
 Warna kulit pasien
normal,yaitu tidak
kemerahan
EVALUASI KEPERAWATAN
Anak tidak menunjukan tanda dan gejala adanya
komplikasi / infeksi 
Fungsi pernafasan anak membaik 
Tingkat aktifitas anak sesuai dengan usianya
 
Thank You

Anda mungkin juga menyukai