BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
A. Data fokus
1. Data fokus yang berkaitan dengan kasus
Pengkajian pada Ny.J dilakukan pada tanggal 02 Mei 2016, pasien
masuk rumah sakit pada tanggal 29 April 2016, pada pukul 10.30 WIB,
pasien mengeluh batuk-batuk dengan sekret yang terasa mengental
ditenggorokkan, bunyi nafas ronchi basah. Batuk berdahak lebih dari 1
bulan. Pasien mengatakan badan terasa lemas sehingga tidak kuat untuk
melakukan aktifitas terlalu lama sehingga aktifitas hanya bisa dibantu, bed
rest dan mobilisasi di tempat tidur. Sesak napas timbul apabila pasien
melakukan aktifitas seperti berjalan. Keadaan umum pasien lemah, infus
terpasang Ringer Laktat 20tetes/menit, O2 terpasang 2liter, TD 110/70
mmHg, Suhu 36,5C, Nadi 98x/menit, pernafasan 22x/menit, SaO 2 98%,
pasien juga mengeluh tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, hanya
1-6 sendok, penurunan berat badan sebelum sakit : 68 kg dan saat sakit :
45 kg, pasien tampak kelelahan, pasien mengatakan tidak bisa tidur
nyenyak karena sering terbangun apabila batuk, tampak pasien dan
keluarga tidak menggunakan masker dan pasien membuang sputum di
tempat khusus yang terbuka.
Program terapi
a. Oral
Ambroxol 3x1tab
OAT ( Etambutol, INH, Rifampisin)
b. Parenteral
Infus RL + aminophilin 1 ampul
Infus Aminofluid
Injek ranitidine 2x1 ampul
31
B. Analisa Data
Data Objektif :
berulang
Data Subjektif : -
Data Objektif :
keluarga tidak
menggunakan masker
- tampak pasien
membuang sputum di
tempat khusus yang
terbuka
- pemeriksaan hematologi
WBC : 14,2
Data Objektif :
Intervensi :
1. Catat status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat badan
dan derajat kekurangannya berat badan, riwayat mual atau muntah, diare.
2. Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.
3. Selidiki anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan
dengan obat, awasi frekuensi, volume konsistensi feces.
4. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein.
5. Kolaborasi, rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
Rasional :
1. Berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan
intervensi yang tepat.
2. membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan pertimbangan keinginan
individu dapat memperbaiki masukan diet.
3. Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area pemecahan
masalah untuk meningkatkan pemasukan atau penggunaan nutrien.
4. Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu atau
kebutuhan energi dari makan makanan banyak dari menurunkan iritasi
gaster.
5. Bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan diet.
V. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses perawatan yang diberikan
pada Ny. J yang dilakukan setelah memberikan tindakan perawatan sesuai
intervensi. Adapun hasil evaluasi yang didapat untuk masing-masing diagnosa
yaitu :
A. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan secret kental. Masalah
ini dapat teratasi sebagian pada hari kedua dengan data penunjang pasien
mengatakan dahak berkurang, TD 110/70mmhg, Nadi 98x/menit, RR
20x/menit, Suhu 37oC. Pada hari ketiga pasien mengatakan batuk berdahak
mulai berkurang.
B. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia. Masalah masih mucul pada hari kedua, pasien mengatakan belum
ada nafsu makan. Masalah ini teratasi sebagian karena pada hari ketiga pasien
sudah mau makan dan berat badan pasien masih 45 kg.
C. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berulang berhubungan dengan
pertahanan primer tidak adekuat Masalah ini dapat teratasi pada hari kedua
perawatan dengan data pasien mengatakan batuk yang berkurang, tampak
pasien dan keluarga menggunakan masker, tampak pasien batuk/bersin pada
tisu sekali pakai dan membuang sputum di tempat khusus yang diberi
penutup.
D. Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk. Masalah ini dapat teratasi
pada hari ketiga perawatan dengan data pasien mengatakan dapat tidur
nyenyak pada malam hari, tidak sering terbangun, tidur malam kurang lebih 6
jam, pasien tidak tampak mengantuk.
42