R Usia 46 Tahun
dengan Diagnosis Tuberkulosis Paru
Di Ruang Perawatan Umum Tower A
Rs Hermina Kemayoran”
Penderita TBC di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 156.723 orang, Provinsi dengan
peringkat 5 tertinggi yaitu Jawa Barat sebanyak 23.774 orang, Jawa Timur sebanyak
21.606 orang, Jawa Tengah sebanyak 14.139 orang, Sumatera Utara sebanyak 11.771
orang, DKI Jakarta sebanyak 9.516 orang
Data terbaru yang didapatkan penulis di ruang perawatan umum Rumah Sakit Hermina
Kemayoran 3 Bulan terakhir Periode juli sampai dengan september 2023 jumlah pasien
tercatat 550 orang dengan 50% dari jumlah pasien dirawat dengan kasus TB Paru.
DEFINISI
TUBERKUL
OSIS PARU
Tuberkulosis (TB) Paru merupakan infeksi
kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang jaringan
parenkim paru. Mycobacterium tuberculosis
termasuk baktei aerob yang sering menginfeksi
jaringan yang memiliki kandungan oksigen
tinggi.
● Pekerjaan : Wiraswasta
KASUS
Keluhan utama : Batuk disertai sesak napas.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengeluh batuk sudah dirasakan sejak satu pekan yang lalu, disertai sesak.
Rasa tidak nyaman pada perut, mual ada muntah ada sampai saat pasien dilakukan
pengkajian. Pasien merasa lemas dan mudah lelah saat beraktivitas di tempat tidur.
Pasien mengeluh gelisah dan sering berkeringat saat malam hari sehingga tidak
bisa beristirahat nyenyak, nafsu makan menurun sejak 5 hari yang lalu. Porsi
makan tidak dihabiskan saat di rumah sakit.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5
Tanda vital : : TD 119/73 mmHg, Suhu 37 ºC, Nadi 79 x/m, RR : 24 x/m
BB : 61kg
Analisis Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Pasien mengeluh batuk dan agak sesak jika bernapas - Pasien nampak batuk saat diajak berbicara yang disertai adanya
- Pasien mengeluh mudah lelah jika sudah sering batuk. produksi sputum
- Pasien mengatakan ada riwayat merokok aktif sejak dari SMA - Tanda-Tanda Vital :
- Pasien mengeluh mual, Pasien mengeluh muntah 3 kali TD : 113/70 mmHg Nadi : 75x/menit
- Pasien mengeluh rasa pahit pada mulutnya Pernapasan : 23x/menit SaO2 : 98%
- Pasien mengeluh rasa tidak nyaman pada perutnya Suhu : 36,5derajat
- Pasien mengeluh tidak berminat makan dan tidak menghabiskan - Suara napas tambahan ronkhi
porsi nasi yang diberikan di RS - Nampak gelisah
- Pasien mengatakan mudah lelah saat beraktivitas di tempat tidur - Nampak lemah
- Pasien mengatakan berhenti terapi pengobatan OAT karena - Tidak ada sianosis dan retraksi dada
merasa keluhan sakitnya sudah mendingan
- Membran mukosa kering, pasien nampak lemas
- Pasien mengatakan justru jika ia rutin minum OAT ia selalu
merasa mual dan nafsu makannya turun. - Hasil pemeriksaan rontgen thoraks: TB Paru aktif .
- Hasil Leukosit meningkat : 14.000 /uL
DATA FOKUS
No. Analisa Data Masalah Etiologi/Faktor
Keperawatan Risiko
1 DS : Ketidakefektifan bersihan Produksi sputum berlebih
- Pasien mengeluh batuk dan agak sesak jika bernapas jalan napas
- Pasien mengeluh mudah lelah jika sudah sering batuk.
- Pasien mengatakan ada riwayat merokok aktif sejak dari SMA
DO :
- Pasien nampak batuk saat diajak berbicara yang disertai
adanya produksi sputum
- Frekuensi napas: 23x/menit
- SaO2 : 98%
- Suara napas tambahan ronkhi
- Nampak gelisah
5 - Leukosit : Leukosit meningkat : 14.000 /uL Risiko Tinggi Penyebaran Penyakit infeksius
Infeksi
- Pasien belum tau cara batuk efektif
- Pasien berada dalam ruang isolasi TB
- Pasien tidak menutup mulut saat batuk, baik menggunakan tissu
ataupun lengan bagian dalam
- Pasien putus obat OAT tahun 2022 yang lalu
- Hasil foto thoraks: TB Paru efektif
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Peningkatan Produksi
Sputum
Rencana Tindakan :
- Monitor keadaan umum
- Monitor tanda-tanda vital terutama RR
- Monitor SpO2, NCH, Retraksi dada, Sianosis
- Posisikan pasien semifowler
- Ajarkan pasien relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian terapi oksigen via nasal kanul
Diagnosa 2: Nausea
Rencana Tindakan :
- Monitor mual muntah (mis: frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
- Anjurkan memperbanyak istirahat dan tidur yang cukup
- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat, dan rendah lemak
- Kolaborasi pemberian terapi antiemetik
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 3 : Intoleransi Aktifitas
Rencana Tindakan :
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Diagnosa 4: Ketidakpatuhan
Rencana Tindakan :
- Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
- Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
- Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan
- Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani
- Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
- Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan
RENCANA KEPERAWATAN
13.00 WIB 6. Memberikan dan menjelaskan tentang Therapy Obat Yang akan diberikan Ondansentron 3x4
mg
Hasil: Pasien mengerti manfaat therpy obat tersebut, Serta Pasien Tanda tangan di
dokumentasi BRM
Implementasi Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
02 September 2023
08 .00 WIB 1. Mengidentifikasi adanya mual-muntah dan rasa tidak nyaman pada area perut
3. Mengajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat Sr.Awaliya
08.20 WIB
Hasil : Pasien tampak mengerti
4. Mereview Teknik Relaksasi nafas dalam serta etika batuk ke pasien dan keluarga pasien
08.30 WIB Hasil: Pasien maupun keluarga pasien mampu melakukan secara mandiri
5. Memberikan terapi obat : Ampisulbactam 3x1 gr iv, Ondansentron 3x4 mg, KSR 3X1 tab
13.00 WIB Hasil : pasien memahami jenis obat yang diberikan
Evaluasi Tindakan Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
30 Sept 2023 S : Pasien mengatakan batuk ada, kelelahan dan sesak nafas ada jika sudah sering batuk. Mual masih
14.00 WIB ada, muntah ada 2 kali sejak tadi pagi
O : - Pasien tampak batuk disertai produksi sputum tanpa menutup mulutnya menggunakan tissue
ataupun tangan dalam
- Pasien tampak lemah
- Pasien terpasang O2 3lpm
- Pasien tampak batuk
- Tidak ada NCH, Retraksi, sianosis
- TD : 120/80 mmhg Nadi : 78 x/m Suhu : 36,6 oC RR : 24 x/m
P : Lanjutkan intervensi
- Terapi obat dan IVFD, SaO2
- Observasi KU dan TTV
Evaluasi Tindakan Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
01 Sept 2023 S : Pasien mengatakan batuk ada, kelelahan dan sesak nafas ada jika sudah sering batuk. Mual masih Sr.Awaliya
14.00 WIB ada, muntah ada 2 kali sejak tadi pagi
O : Pasien tampak batuk disertai produksi sputum tanpa menutup mulutnya menggunakan tissue
ataupun tangan dalam
- Pasien tampak lemah
- Pasien terpasang O2 3lpm
- Pasien tampak batuk
- Tidak ada NCH, Retraksi, sianosis
- TD : 128/80 mmhg
- Nadi : 78 x/mnt
- Suhu : 36,6 oC
- RR : 24 x/m
A : DX I Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Teratasi
DX II Nausea
DX III : Ketidakpatuhan
DX IV Intolernasi aktivitas
DX V Risiko Tinggi Penyebaran Infeksi
P : Lanjutkan intervensi
- Terapi obat dan IVFD,
- Kaji RR dan SpO2
- Observasi KU dan TTV
Evaluasi Tindakan Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
02 Sept 2023 Jam 14:00 Sr.Awaliya
14.00 WIB S : Pasien mengatakan mual masih sudah bebas sesak sudah berkurang, batuk berdahak sudah tidak ada
O : Hasil TTV:
TD 120/70 mmHg
Nadi : 83 x/m
Suhu : 36,5 °C
RR : 21 x/m
- Mukosa bibir lembab dan turgor kulit elastis
- Makan habis 1 porsi
- Pasien bisa melakukan secara mandiri tentang tenkik relaksasi nafas dalam serta teknik etika batuk
A : DX I Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Teratasi
DX II Nausea
DX III : Ketidakpatuhan
Dx IV Intolernasi aktivitas
DX V Risiko tinggi penyebaran infeksi
P: Lanjutkan intervensi
- Terapi obat dan IVFD,
- Kaji RR dan SpO2
- Observasi KU dan TTV
KESIMPULAN
• Kesimpulan yang didapat dari pengkajian Tn.R dengan diagnosa TB Paru Usia 46 tahun. Diagnosa yang
didapat dalam kasus yaitu ada 5, Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif, Nausea, dan Intoleransi aktivitas,
Ketidakpatuhan, Risiko penyebaran Tinggi infeksi. Penyusunan perencanaan semua dalam diagnosa
memiliki tujuan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola nafas
efektif/teratur, mual muntah tidak ada, mampu beraktivitas secara bertahap dan tidak mudeh lelah, keadaan
umum pasien membaik, pasien tidak merasa lemas dan aktivitas bisa dibantu sebagian ataupun secara
mandiri.
• Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu memonitor keadaan umum, mengobservasi TTV, Posisikan
pasien semifowler, Ajarkan pasien relaksasi nafas dalam, Kolaborasi pemberian terapi oksigen, Monitor
mukosa bibir, turgor kulit, Ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat,
Berikan lingkungan yang tenang, Tingkatkan istirahat, Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Evaluasi untuk semua diagnosa sudah teratasi dan intervensi dihentikan.
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.