Anda di halaman 1dari 23

“Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn.

R Usia 46 Tahun
dengan Diagnosis Tuberkulosis Paru
Di Ruang Perawatan Umum Tower A
Rs Hermina Kemayoran”

Awaliya Ramadhani Ahyan


00230901

Unit Perawatan Umum Pria Tower A


RS Hermina Kemayoran
Jakarta Pusat
Latar Belakang
 Laporan kasus TB dunia oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, masih
menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor tiga di dunia setelah
India dan Cina, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000
penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000).

 Penderita TBC di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 156.723 orang, Provinsi dengan
peringkat 5 tertinggi yaitu Jawa Barat sebanyak 23.774 orang, Jawa Timur sebanyak
21.606 orang, Jawa Tengah sebanyak 14.139 orang, Sumatera Utara sebanyak 11.771
orang, DKI Jakarta sebanyak 9.516 orang

 Data terbaru yang didapatkan penulis di ruang perawatan umum Rumah Sakit Hermina
Kemayoran 3 Bulan terakhir Periode juli sampai dengan september 2023 jumlah pasien
tercatat 550 orang dengan 50% dari jumlah pasien dirawat dengan kasus TB Paru.
DEFINISI
TUBERKUL
OSIS PARU
Tuberkulosis (TB) Paru merupakan infeksi
kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang jaringan
parenkim paru. Mycobacterium tuberculosis
termasuk baktei aerob yang sering menginfeksi
jaringan yang memiliki kandungan oksigen
tinggi.

(Dr. Bernadette Dian Novita D, 2019)


ETIOLOGI
TUBERKULOSIS
TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
yang dapat ditularkan ketika seseorang penderita penyakit paru
aktif mengeluarkan organisme. Individu yang rentan menghirup
droplet dan menjadi terinfeksi. Bakteria di transmisikan ke
alveoli dan memperbanyak diri. Reaksi inflamasi menghasilkan
eksudat di alveoli dan bronkopneumonia, granuloma dan jaringan
fibrosa.
TANDA DAN
GEJALA
a. Gejala Respiratorik (batuk, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada nyeri)
b. Gejala Sistematik
• Demam
Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau malam hari
mirip demam atau influenza, hilang timbul, dan semakin lama semakin panjang
serangannya, sedangkan masa bebas serangan semakin pendek.
• Keluhan sistematis lain
Keluhan yang biasa timbul ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat
badan, dan malaise.
PATOFISIOLOGI
Basil tuberkel yang mengcapai permukaan alveoli lalu mengaktifkan membangkitkan reaksi
peradangan  Lekosit polimorfunuklear memfagosit bakteri tetapi tidak membunuh
organisme  Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala-gejala
pneumonia akut dan membentuk sel tuberkel spiteloid yang dikelilingi oleh limfosit 
Nekrosis berikan gambaran seperti keju, lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa  Lesi
primer paru –paru disebut focus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar limfe regional dan
lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang mengalami perkapuran ini dapat
dilihat pada orang sehat yang kebetulan menjalani pemeriksaan radiogram rutin. Respon lain
yang terjadi pada daerah nekrosis adalah percairan dimana bahan cair lepas ke dalam bronkus
 menimbulkan kavitas.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
01 02 03 04
Rontgen Pemeriksaan Pemeriksaan Tes Pemeriksaan
Thoraks dahak Cepat Molekuler Hostopatolog
mikroskopis (TCM) TB i
KASUS
● Tn. R, usia 46 tahun (informasi dari pasien dan
keluarga)

● Tiba diruangan tanggal 30 September 2023 pukul.


06.30 WIB Asesmen dimulai tanggal 30
September 2023 pukul 09.30 WIB saat dinas pagi.
Cara masuk: IGD

● Pekerjaan : Wiraswasta
KASUS
Keluhan utama : Batuk disertai sesak napas.
Riwayat penyakit sekarang:

Pasien mengeluh batuk sudah dirasakan sejak satu pekan yang lalu, disertai sesak.
Rasa tidak nyaman pada perut, mual ada muntah ada sampai saat pasien dilakukan
pengkajian. Pasien merasa lemas dan mudah lelah saat beraktivitas di tempat tidur.
Pasien mengeluh gelisah dan sering berkeringat saat malam hari sehingga tidak
bisa beristirahat nyenyak, nafsu makan menurun sejak 5 hari yang lalu. Porsi
makan tidak dihabiskan saat di rumah sakit.

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5
Tanda vital : : TD 119/73 mmHg, Suhu 37 ºC, Nadi 79 x/m, RR : 24 x/m
BB : 61kg
Analisis Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Pasien mengeluh batuk dan agak sesak jika bernapas - Pasien nampak batuk saat diajak berbicara yang disertai adanya
- Pasien mengeluh mudah lelah jika sudah sering batuk. produksi sputum

- Pasien mengatakan ada riwayat merokok aktif sejak dari SMA - Tanda-Tanda Vital :
- Pasien mengeluh mual, Pasien mengeluh muntah 3 kali TD : 113/70 mmHg Nadi : 75x/menit
- Pasien mengeluh rasa pahit pada mulutnya Pernapasan : 23x/menit SaO2 : 98%
- Pasien mengeluh rasa tidak nyaman pada perutnya Suhu : 36,5derajat
- Pasien mengeluh tidak berminat makan dan tidak menghabiskan - Suara napas tambahan ronkhi
porsi nasi yang diberikan di RS - Nampak gelisah
- Pasien mengatakan mudah lelah saat beraktivitas di tempat tidur - Nampak lemah
- Pasien mengatakan berhenti terapi pengobatan OAT karena - Tidak ada sianosis dan retraksi dada
merasa keluhan sakitnya sudah mendingan
- Membran mukosa kering, pasien nampak lemas
- Pasien mengatakan justru jika ia rutin minum OAT ia selalu
merasa mual dan nafsu makannya turun. - Hasil pemeriksaan rontgen thoraks: TB Paru aktif .
- Hasil Leukosit meningkat : 14.000 /uL
DATA FOKUS
No. Analisa Data Masalah Etiologi/Faktor
Keperawatan Risiko
1 DS : Ketidakefektifan bersihan Produksi sputum berlebih
- Pasien mengeluh batuk dan agak sesak jika bernapas jalan napas
- Pasien mengeluh mudah lelah jika sudah sering batuk.
- Pasien mengatakan ada riwayat merokok aktif sejak dari SMA

DO :
- Pasien nampak batuk saat diajak berbicara yang disertai
adanya produksi sputum
- Frekuensi napas: 23x/menit
- SaO2 : 98%
- Suara napas tambahan ronkhi
- Nampak gelisah

2 DS : Nausea Proses penyakit:


- Pasien mengeluh mual dispepsia, low intake
- Pasien mengeluh muntah 3 kali
- Pasien mengeluh rasa pahit pada mulutnya
- Pasien mengeluh rasa tidak nyaman pada perutnya
- Pasien mengeluh tidak berminat makan dan tidak menghabiskan
porsi nasi yang diberikan di RS
DO:
Membran mukosa kering, pasien nampak lemas
DATA FOKUS
No. Analisa Data Masalah Etiologi/Faktor
Keperawatan Risiko
3 DS : Intoleransi Aktivitas Kelemahan
- Pasien mengatakan mudah lelah saat beraktivitas di tempat tidur
- Pasien tmengatakan perlu bantuan keluarga jika hendak ke kamar
mandi

DO : Pasien nampak lemas

4 DS : Ketidakpatuhan Terapi lama putus Obat


- Pasien mengatakan berhenti terapi pengobatan OAT karena merasa
keluhan sakitnya sudah mendingan
- Pasien mengatakan justru jika ia rutin minum OAT ia selalu merasa
mual dan nafsu makannya turun.
DO :
- Hasil pemeriksaan radiologi : TB Paru aktif.

5 - Leukosit : Leukosit meningkat : 14.000 /uL Risiko Tinggi Penyebaran Penyakit infeksius
Infeksi
- Pasien belum tau cara batuk efektif
- Pasien berada dalam ruang isolasi TB
- Pasien tidak menutup mulut saat batuk, baik menggunakan tissu
ataupun lengan bagian dalam
- Pasien putus obat OAT tahun 2022 yang lalu
- Hasil foto thoraks: TB Paru efektif
RENCANA KEPERAWATAN
 Diagnosa 1 : Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Peningkatan Produksi
Sputum
Rencana Tindakan :
- Monitor keadaan umum
- Monitor tanda-tanda vital terutama RR
- Monitor SpO2, NCH, Retraksi dada, Sianosis
- Posisikan pasien semifowler
- Ajarkan pasien relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian terapi oksigen via nasal kanul
 Diagnosa 2: Nausea
Rencana Tindakan :
- Monitor mual muntah (mis: frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
- Anjurkan memperbanyak istirahat dan tidur yang cukup
- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat, dan rendah lemak
- Kolaborasi pemberian terapi antiemetik
RENCANA KEPERAWATAN
 Diagnosa 3 : Intoleransi Aktifitas
Rencana Tindakan :
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

 Diagnosa 4: Ketidakpatuhan
Rencana Tindakan :
- Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
- Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
- Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan
- Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani
- Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
- Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan
RENCANA KEPERAWATAN

 Diagnosa 5 : Risiko Tinggi Penyebaran Infeksi


Rencana Tindakan :
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi, gunakan masker
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Implementasi Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
30 September 2023

08 .00 WIB 1. Memonitor keadaan umum pasien


Hasil : Ku pasien sedang
08.15 WIB
2. Mengobservasi TTV
Hasil : TD 120/80, Nadi : 85x/m, Suhu : 36,7 , RR : 24x/mnt
08.20 WIB 3. Memposisikan pasien semifowler Sr. Awaliya
Hasil : Pasien tampak rileks dan nyaman
4. Mengajarkan ke keluarga pasien jika merasa sesak atur posisi tidur mejadi setengah
08.30 WIB
duduk/semi Fowler
Hasil : Pasien maupun keluarga sama-sama mengerti
08.40 WIB 5. Berkolaborasi pemberian terapi oksigen
Hasil : tekanan oksigen pasien dinaikan O2 3 lpm
6. Memonitor SpO2
10.00 WIB Hasil : SpO2 : 98%,

13.00 WIB 7. Memberikan terapi obat Acetyetilsistein 3x200 mg


Implementasi Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
01 September 2023

08 .00 WIB 1. Mengidentifikasi adanya demam, mual dan muntah


Hasil : Pasien mengeluh mual, muntah tidak ada suhu 36.7 C

08.15 WIB 2. Memonitor mukosa bibir, turgor kulit


Hasil : Mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastis
Sr.awaliya
08.20 WIB 3. Mengajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat
Hasil : Pasien tampak mengerti

4. Menjelaskan pada pasien pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan


08.30 WIB
Hasil : Pasien tampak mengerti apa yang dijelaskan perawat

08.40 WIB 5. Memberikan Edukasi ke pasien Tentang Etika batuk


Hasil : Pasien Mengerti dan mampu mempraktikan secara mandiri

13.00 WIB 6. Memberikan dan menjelaskan tentang Therapy Obat Yang akan diberikan Ondansentron 3x4
mg
Hasil: Pasien mengerti manfaat therpy obat tersebut, Serta Pasien Tanda tangan di
dokumentasi BRM
Implementasi Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
02 September 2023

08 .00 WIB 1. Mengidentifikasi adanya mual-muntah dan rasa tidak nyaman pada area perut

Hasil : Pasien mengatakan mual ada, muntah tidak ada

08.15 WIB 2. Memonitor mukosa bibir, turgor kulit

Hasil : Mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis

3. Mengajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat Sr.Awaliya
08.20 WIB
Hasil : Pasien tampak mengerti

4. Mereview Teknik Relaksasi nafas dalam serta etika batuk ke pasien dan keluarga pasien
08.30 WIB Hasil: Pasien maupun keluarga pasien mampu melakukan secara mandiri
5. Memberikan terapi obat : Ampisulbactam 3x1 gr iv, Ondansentron 3x4 mg, KSR 3X1 tab
13.00 WIB Hasil : pasien memahami jenis obat yang diberikan
Evaluasi Tindakan Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
30 Sept 2023 S : Pasien mengatakan batuk ada, kelelahan dan sesak nafas ada jika sudah sering batuk. Mual masih
14.00 WIB ada, muntah ada 2 kali sejak tadi pagi

O : - Pasien tampak batuk disertai produksi sputum tanpa menutup mulutnya menggunakan tissue
ataupun tangan dalam
- Pasien tampak lemah
- Pasien terpasang O2 3lpm
- Pasien tampak batuk
- Tidak ada NCH, Retraksi, sianosis
- TD : 120/80 mmhg Nadi : 78 x/m Suhu : 36,6 oC RR : 24 x/m

A : DX I Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Teratasi Sr. Awaliya


DX II Nausea
DX III : Ketidakpatuhan
Dx IV. Intoleransi Aktivitas
DX V. Risiko Tinggi Penyebaran Infeksi

P : Lanjutkan intervensi
- Terapi obat dan IVFD, SaO2
- Observasi KU dan TTV
Evaluasi Tindakan Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
01 Sept 2023 S : Pasien mengatakan batuk ada, kelelahan dan sesak nafas ada jika sudah sering batuk. Mual masih Sr.Awaliya
14.00 WIB ada, muntah ada 2 kali sejak tadi pagi
O : Pasien tampak batuk disertai produksi sputum tanpa menutup mulutnya menggunakan tissue
ataupun tangan dalam
- Pasien tampak lemah
- Pasien terpasang O2 3lpm
- Pasien tampak batuk
- Tidak ada NCH, Retraksi, sianosis
- TD : 128/80 mmhg
- Nadi : 78 x/mnt
- Suhu : 36,6 oC
- RR : 24 x/m
A : DX I Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Teratasi
DX II Nausea
DX III : Ketidakpatuhan
DX IV Intolernasi aktivitas
DX V Risiko Tinggi Penyebaran Infeksi
P : Lanjutkan intervensi
- Terapi obat dan IVFD,
- Kaji RR dan SpO2
- Observasi KU dan TTV
Evaluasi Tindakan Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Paraf
02 Sept 2023 Jam 14:00 Sr.Awaliya
14.00 WIB S : Pasien mengatakan mual masih sudah bebas sesak sudah berkurang, batuk berdahak sudah tidak ada
O : Hasil TTV:
TD 120/70 mmHg
Nadi : 83 x/m
Suhu : 36,5 °C
RR : 21 x/m
- Mukosa bibir lembab dan turgor kulit elastis
- Makan habis 1 porsi
- Pasien bisa melakukan secara mandiri tentang tenkik relaksasi nafas dalam serta teknik etika batuk
A : DX I Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Teratasi
DX II Nausea
DX III : Ketidakpatuhan
Dx IV Intolernasi aktivitas
DX V Risiko tinggi penyebaran infeksi
P: Lanjutkan intervensi
- Terapi obat dan IVFD,
- Kaji RR dan SpO2
- Observasi KU dan TTV
KESIMPULAN
• Kesimpulan yang didapat dari pengkajian Tn.R dengan diagnosa TB Paru Usia 46 tahun. Diagnosa yang
didapat dalam kasus yaitu ada 5, Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif, Nausea, dan Intoleransi aktivitas,
Ketidakpatuhan, Risiko penyebaran Tinggi infeksi. Penyusunan perencanaan semua dalam diagnosa
memiliki tujuan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola nafas
efektif/teratur, mual muntah tidak ada, mampu beraktivitas secara bertahap dan tidak mudeh lelah, keadaan
umum pasien membaik, pasien tidak merasa lemas dan aktivitas bisa dibantu sebagian ataupun secara
mandiri.

• Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu memonitor keadaan umum, mengobservasi TTV, Posisikan
pasien semifowler, Ajarkan pasien relaksasi nafas dalam, Kolaborasi pemberian terapi oksigen, Monitor
mukosa bibir, turgor kulit, Ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat,
Berikan lingkungan yang tenang, Tingkatkan istirahat, Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Evaluasi untuk semua diagnosa sudah teratasi dan intervensi dihentikan.
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai