Anda di halaman 1dari 24

ASKEP KLIEN dengan

BRONKIEKTASIS
AFRI WIBOWO
AKHMAD SOIM H.
ARI YUSNIAH
EKA FITRIANI
EKA RIRIN S.
ENDANG R.A
DWI PUJIYANTI
DWI PUJI RAHAYU
 1. Faktor yang menyebabkan
Bronkiektasis ( secara teori ) :
 Kekurangan mekanisme pertahanan
yang didapat atau kongenital
 Kelainan struktur kongenital
 Penyakit paru primer
 2. Mekanisme terjadinya :
 a. Batuk berdahak :
 Kelainan struktur kongenital dan penyakit paru primer
mengakibatkan silia tidak berfungsi dengan baik dan
juga obstruksi jalan napas. Dan mengakibatkan
penumpulan sekret serta atelektasis; penyerapan
udara dari parenkim di sekitar daerah yang tersumbat
menyebabkan tekanan intrapleura menjadi lebih
negatif dan perbedaan antara tekanan atmosfir dan
tekanan intrapleura yang semakin negatif
menyebabkan bronkus berdilatasi. Dilatasi tersebut
mengakibatkan pengumpulan sekret. Sebagai
kompensasinya maka tubuh melakukan batuk.Karena
adanya sekret itulah batuk disertai dengan sekret /
dahak yang banyak.
 b. Sesak napas
 Akumulasi sekret merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan kuman dan dapat
menyebabkan infeksi dinding bronkus. Jika
dinding bronkus terinfeksi, terjadi
kerusakan pada jaringan otot, sehingga
timbul kerusakan bronkus yang menetap;
kemampuan bronkus untuk berkontraksi
selama ekspirasi menghilang, kemampuan
untuk mengalirkan sekret menurun,
sehingga terjiadi obstruksi saluran
pernapasan mengakibatkan sesak napas.
 c. Sianosis
 Sianosis timbul karena adanya sesak
napas yang menyebabkan suply
oksigen ke
 jaringan sedikit.
 d. Berat badan Tn. T sama sekali tidak ideal
 BBI = TB – 100 _+ 10 %
 =170 – 100 _+ 10%
 =70 _+ 10%
 =63 kg s/d 77 kg,
 Sedangkan Berat badan Tn.T hanya 40 kg. Hal ini bisa
terjadi karena batuk disertai dahak yang terus menerus.
Batuk juga membutuhkan energi untuk mengeluarkan
dahak. Pada penderita bronkiektasis dapat terjadi
aspirasi cairan lambung yang menyebabkan nausea dan
anorexia.Sehingga dapat terjadi ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan. Energi digunakan untuk
batuk sedangkan intakenya kurang.
 e. Perkusi pekak di bronkus
 Pada penderita bronkiektasis jika
dilakukan perkusi di bronkus
terdengar pekak karena adanya
massa berupa akumulasi
sekret/sputum yang banyak
 2. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada
penderita Bronkiektasis antara lain:
 a. Pemeriksaa sputum
 Meliputi volume sputum, warna sputum, sel-sel,
bakteri. Sputum biasanya berlapis 3 : lapisan atas
terdiri dari busa, lapisan tengah terdiri dari sereus
dan lapisan bawah terdiri dari pus dan sel-sel rusak.
Jika ada infeksi, volume sputum akan meningkat,
sputum menjadi lebih purulen dan mengandung lebih
banyak leukosit dan bakteri. Biakan sputum dapat
menghasilkn flora normal dari nasofaring,
streptokokus pneumoniae, hemofilus influensae,
stafilokokus aureus, klebsiela, aerobacter, proteus,
pseudomonas aeroginosa. Sputum yang berbau busuk
menunjukan infeksi oleh kuman anaerob.
 b. Pemeriksaan darah perifer
 Pada penderita Bronkiektasis,
pemeriksaan darah tepi biasanya
menunjukkan hasil dalam batas
normal. Leukositosis menunjukkan
adanya supurasi yang aktif anemia
menunjukkan infeksi yang menahun.
 c. Pemeriksaan urin
 Biasanya normal, kadang- kadang
ada proteinuria, yang disebabkan
oleh amiloidosis. Imunoglobulin
serum biasanya dalam batas normal,
tapi dapat saja salah satu fraksi
meningkat atau menurun.
 d. Elektrokardiographi
 Biasanya normal, kecuali pada
kasus lanjut mungkin sudah ada
komplikasi korpulmonal atau tanda
pendorongan jantung.
 e. Pemeriksaan Radiologi
 Sebaiknya dilakukan foto dada PA lateral karena
dimungkinkan ftoto dada yang normal terbukti
Bronkiektasis. Bronkiektasis paling sering mengenai
lobus bawah paru kiri, karena bronkus kiri utama
mempunyai diameter yang lebih kecil daripada
bronkus kanan dan letaknya menyilang mediastinum,
segmen lingula lobus atas kiri dan lobus medius paru
kanan ( sebab bronkus panjang dan sejumlah kelenjar
limfe mengelilingi lobus medius ).
 f. Bronkografi
 Dilakukan untuk menentukan diagnosis yang definitif,
lokasi kelainan, serta luas bronkiektasis.Bronkiektasis tidak
rutin dilakukan pada seiap kasu Bronkiektasis dan
indikasinya adalah untuk mengevaluasi penderita yang akan
dioperasi, yaitu penderita dengan pneumonia yang terbatas
pada suatu tempat dan berulang yang tidak menunjukan
peraikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif
yang adekuat atau pada penderita dengan hemoptisis yang
masif. Bronkografi sebaiknya dilakukan setelah keadaan
menjadi stabil, setelah pemberian antibiotik dan drainase
postural yang adekuat sehingga bronkus sebersih mungkin
dari sekret sebab sekret yang banyak akan mengganggu
interpretasi. Gagal jantung dan penurunan fungsi paru yang
cukup berat merupakan kontraindikasi untuk Bronkografi.
 4. Askep klien dengan Bronkiektasis
4. Askep klien dengan Bronkiektasis
 # PENGKAJIAN
 a. Identitas pasien :
 Nama :Tn. T
 Umur : 56 tahun
 b. Keluhan utama
 Batuk berdahak
 c. Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke RS Gombong dengan keluhan batuk
berdahak sejak _+ 1 bulan yang lalu kadang disertai
sesak napas, batuk bertambah ketika malam hari saat
tidur dan pagi hari saat bangun tidur.
 d. Riwayat Penyakit Dahulu
 -
 e. Riwayat Penyakit Keluarga
 -
 f. Pemeriksaan fisik
 -Wajah : Pucat
 -Bibir : Sianosis
 -Ujung jari : Sianosis
 -Auskultasi paru : Ronkhi
 -Perkusi paru : Pekak di area
bronkus
 Terdapat otot bantu pernapasan
 g. Pemeriksaan Penunjang
 -BB : 40 kg
 -TB : 170 cm
#ANALISA DATA
No Data fokus Etiologi Problem
1. DS: Pasien mengatakan batuk Akumulasi Bersihan
napas bertambah berdahak
disertai sesak ketika malam
sekret jalan
hari saat tidar dan pagi hari napas
saat bangun tidur tidak
DO: -Auskultasi paru: Ronkhi efektif
-Perkusi paru: Pekak di area
bronkus
-Terdapat otot bantu
pernapasan
-Bibir dan ujung jari sianosis
No Data fokus Etiologi Problem
2. DS: Pasien mengatakan Anoreksia Ketidaksei
lemas, tidak nafsu mbangan
makan nutrisi:
DO: -Pasien tampak kurang
pucat dari
kebutuhan
-BB : 40 kg
- TB : 170 cm
 # PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN

 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d


Akumulasi sekret
 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan b.d Anoreksia
# INTERVENSI KEPERAWATAN
No.Dx Tujuan Intervensi

1. Setelah dilakukan tindakan -Ajarkan klien untuk batuk efektif


-Beri minum hangat
keperawatan 2x24 jam
-Monitor TTV
diharapkan jalan efektif -Obserfasi karakteristik batuk
dengan krieria hasil: -Auskultasi bunyi paru
-suara napas terdengar -Posisikan semifowler
-Beri perawatan mulut setelah batuk
bersih
-Kolaborasi dengan tim kesehatan
-pasien mampu lain:
mengeluarkan sekret -Pemberian pengobatan sesuai
indikasi (ekspektoran/mukolitik)
dengan batuk efektif -Tindakan –tindakan fisioterapi,
postural drainase
-RR : 16-24 x/menit -Pemberian oksigen tambahan
2. Setelah dilakukan tindakan Kaji kebiasaan
keperawatan 2x24 jam makan,pemasukan
diharapkan kebutuhan
nutrisi terpenuhi dengan
makanan yang di
kriteria hasil: sukai/tidak di sukai
- Kaji adanya kesukaran
-pasien dapat menghabiskan menelan/mengunyah makanan
1/4porsi diit yang diberikan RS -Lakukan perawatan mulut
- secara teratur
-Hindarkan makanan yang sangat
panas/sangat dingin
-Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain:
-Pemberiian diit yang mudah di
cerna dan tidak merangsang
Pemberian penambah napsu
makan(curcuma).
ARIGATO

GOZAIMASU

Anda mungkin juga menyukai