Anda di halaman 1dari 21

Asuhan keperawatan pada pasien HEMAPTOE (BATUK DARAH)

I. KONSEP DASAR
1. Pengertian

Hemaptoe (batuk darah) adalah darah berdahak yang dibatukkan yang berasal dari saluran
pernafasan bagian bawah (dari glotis dan ke distal).

Dikatakan batuk darah masif apabila jumlah darah yang keluar 600 ml dalam waktu 24 jam.

Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar dengan tepat, maka batasan yang lebih longgar
adalah batuk yang mengancam jiwa penderita.

Hemaptoe adalahekspetorasi darah / mukus yang berdarah.

2. Etiologi
1. Keradangan
a. Tuberculosis d. Pneumonia
b. Bronklektasis e. Brokitis
c. Abses paru
2. Neoplasma
a. Karsinoma paru
b. Adenoma
3. Lain-lain
a. Trombo emboli paru
b. Trauma

3. Gejala Klinis

Batuk darah, bahwa perdarahan berasal dari tractus respiratorius bukan dari nasopharing /
gastrointestinal.

Sesak nafas

Hipertermi.
4. Komplikasi

Afiksia.

Syock hemoragic

Penyebaran ke sisi paru yang sehat

5. Diagnosa Banding

Muntah darah (gastrointestinal)

Perdarahan

Ciri-ciri batuk darah


- Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
- Darah berbuih bercampur udarah.
- Darah segar warna merah segar.
- Kadang-kadang anemia
- Benzidin test (-)

6. Patofisiologi
7. Penatalaksanaan
Setiap pasien hemoptoe harus dirawat untuk observasi dan evaluasi lebih lanjut. Hal-hal ini
yang perlu dievaluasi :

Banyaknya / jumlah perdarahan yang terjadiSaat terjadinya batuk dicatat dan setiap darah yang
dibatukkan harus dikumpulkan dalam pot pengukur untuk mengetahui jumlah secara tepat
dalam suatu periode tertentu (biasanya 24 jam). Jumlah darah yang dikeluarkan tidak selalu
menggambarkan jumlah perdarahan yang terjadi karena mungkin saja sebagian darah
tertinggal atau terjadi aspirasi dalam paru / saluran napas.

Pemeriksaan fisik

Diperhatikan adanya insufisiensi pernapasan atau sirkulasi, berupa hipotensi sistemik / syok,
penurunan kesadaran, takikardi, takipnea / sesak napas, sianosis, dan lain-lain. Bila ditemukan
ronki basah difus di lapangan bawah paru perlu dicurigai telah terjadi aspirasi yang akan
mengganggu pernapasanPenatalaksanaan pasien hemoptisis bergantung dari beratnya
perdarahan yang terjadi dan keadaan klinis (kecenderungan perdarahan untuk berhenti /
bertambah, tanda-tanda asfiksia / gangguan fungsi paru). Bila tidak / kurang masif dapat
ditangani secara konservatif yang bertujuan menghentikan perdarahan yang terjadi dan
mengganti darah yang hilang dengan tranfusi atau pemberian cairan pengganti.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

Menenangkan pasien sehingga perdarahan lebih mudah berhenti dan tidak takut membatukkan
darah di saluran nafas.

Pasien diminta berbaring pada posis bagian paru yang sakit dan sedikit trendelenburg, terutama
bila refleks batuknya tidak adekuat.

Jalan napas dijaga agar tetap terbuka. Bila ada tanda-tanda sumbatan, lakukan penghisapan.
Bila perlu dipasang pipa endotrakeal. Pemberian oksigen hanya berarti bila jalan napas telah
bebas hambatan.

Pemasangan jalur intravena untuk penggantian cairan atau pemberian obat intravena.

Transfusi darah dilakukan bila Ht turun di bawah nilai 25-30% atau Hb di bawah 10% sedangkan
perdarahan masih berlangsung.

Perdarahan yang masif dan mengancam jiwa memerlukan usaha agresif invasif, berupa
bronkoskopi atau operasi sito. Indikasi pembedahan segera untuk hemoptisi masif adalah :

Bila batuk darah lebih dari 600 ml/24 jam dan dalam pengamatan tidak berhenti.

Bila batuk darah kurang dari 600 ml/24 jam tetapi lebih dari 250 ml / jam, kadar Hb kurang dari
10g% dan berlangsung terus.

Bila batuk darah kurang dari 600 ml/24 jam tetapi lebih dari 250 ml/24 jam, Hb lebih dari 10g%
tetapi dalam observasi selama 48 jam perdarahan tidak berhenti.
II. ASUHAN KEPERAWATAN
Merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dan menentukan
kebutuhan Asuhan Keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosa
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil
Asuhan yang telah di berikan.
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, pendidikan, No. registrasi, diagnosa
medis, dan tanggal masuk RS.
2. Keluhan Utama
Biasanya pasien hemaptoe ditandai dengan sesak nafas, batuk dan berat badan menurun.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang.
Pada umumnya pasien hemaptoe sering panas lebih dari 2 minggu sering batuk yang disertai
dengan darah, anorexia, lemah, dan berkeringat banyak pada malam hari.
b. Riwayat kesehatan lalu.
Pasien mempunyai riwayat tertentu seperti, penyakit jantung, TBC dan lain-lain.
c. Riwayat kesehtan keluarga.
Biasanya keluarganya mempunyai penyakit menular atau tidak menular
d. Riwayat psikososial.
Riwayat psikososial sangat berpengaruh dalam psikologis pasien dengan timbul gejala-gejala
yang dialami dalam proses penerimaan terhadap penyakitnya, meliputi : perumahan yang
padat, lingkungan yang kumuh dan kotor, keluarga yang belum mengerti tentang kesehatan.

4. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya klien mempunyai kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, dan kebiasaan olah raga.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Meliputi : nafsu makan menurun, diit khusus / suplemen, fluktuasi berat badan dan anoreksia.
c. Pola eliminasi
Biasanya klien tidak mengalami gangguan eliminasi
d. Pola istirahat dan tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur / istirahat.
e. Pola sensori dan kognitif
Biasanya klien tidak mengalami gangguan pada indera
f. Pola hubungan peran
Meliputi : hubungan pasien dengan keluarga, dan masyarakat sekitar.
g. Pola penanggulangan stres
Meliputi : penyebab stres, koping terhadap stres, dan pemecahan masalah.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan penyakit, kesadaran, suhu meningkat, dan BB menurun.
b. Thorax
Bentuk thorax pasien hemaptoe biasanya tidak normal (Barrel chest)
c. Paru
Bentuk dada tidak simetris, pergerakan paru tertinggal, adanya whezing atau ronkhi.
d. Jantung
Didapatkan suara 1 dan suara 2 tambahan
e. Abdomen
Biasanya terdapat pembesaran limpha dan hati
6. Pemeriksaan Penunjang
a. X-foto
- Di dapatkan pembesaran kelenjar para tracheal dengan atau tanpa adanya infiltrat.
- Gambaran milier atau bercak kalsifikasi.

b. Pemeriksaan sputum / Bakteriologis


- Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis TB.
- Pemeriksaan sputum dilakukan dengan cara pengambilan cairan di lambung dan dilakukan
setiap pagi 3 hari berturut-turut yaitu sewaktu pagi – sewaktu.
c. Pemeriksaan mantoox test
- Sebagai standar dipakai PPO SIU atau OT 0,1 mg.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hemoragic syock berhubungan dengan batuk darah
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental atau darah.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit

III. PERENCANAAN
Diagnosa 1 :
Hemoragic syock berhubungan dengan batuk darah
Tujuan : pasien tidak batuk darah
Kriteria Hasil :
- Tidak terjadi hemoragik syoc
- Pasien tidak batuk darah
Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan komunikasi yang baik.
2. Berikan posisi ½ duduk
3. Auskultasi paru sebelum dan sesudah batuk
4. Berikan terapi tranfusi darah
5. Observasi batuk klien
6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi
Rasional :
1. Diharapkan pasien dan keluarga kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
3. Membantu mengevaluasi keefektifan batuk kline.
4. Untuk memenuhi kebutuhan darah pasien.
5. Untuk mengetahui perkembangan batuk klien.
6. Menentukan pemberian terapi yang tepat.

Diagnosa 2 :
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental atau darah.
Tujuan : kebersihan jalan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil :
- Mencari posisi yang memudahkan peningkatan udara
- Mendemonstrasikan batuk efektif.
- Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan pada klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan terdapat penumpukan sekret
di saluran pernafasan.
2. Ajarkan kx tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
3. Anjurkan klien nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
4. Anjurkan klien melakukan pernafasan diafragma
5. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi :
Rasional :
1. Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap
rencana teraupetik.
2. Agar batuk terkontrol dan tidak menyebabkan kelelahan.
3. Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
4. Untuk menurunkan frekwensi nafas.
5. Membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.
6. Menentukan pemberian terapi yang tepat pada klien.

Diagnosa 3 :
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
Tujuan : meningkatkan asupan nutrisi
Kriteria Hasil :
- Nafsu makan meningkat.
- Klien dapat menghabiskan 1 porsi.
- Intake sesuai dengan porsi yang diberikan.

Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan pada pasien.
2. Jelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh.
3. Berikan posisi tidur dengan kepala lebih tinggi dari badan saat makan.
4. Berikan makan sedikit tapi sering.
5. Pantau intake dan output nutrisi klien.
6. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian nutrisi
Rasional :
1. Diharapkan pasien dan keluarga kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pentingnya nutrisi.
3. Mencegah timbulnya regurgitasi.
4. Untuk meningkatkan nafsu makan klien.
5. Untuk mengetahui perkembangan nutrisi klien.
6. Untuk menentukan diit yang tepat.

IV. IMPLEMENTASI
Merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan, yang meliputi beberapa bagian
yaitu validasi, rencana keperawatan, dan memberikan asuhan keperawatan (Lismidar, 1990).

V. EVALUASI
Adalah perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan dari masalah kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien dan tim kesehatan lainnya (Efendi, 1995).

DAFTAR PUSTAKA
- M Amin , 1999. Ilmu penyakit Paru. Surabaya : Airlangga university press.
- Carpenito, L. J., (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2. Jakarta ;
EGC.
- Carpenito, L. J. (2000). Buku Diagnosa Keperawatan, edisi 8. Jakarta: EGC.
- Dongoes. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC.
- Mansjoer, Arif., et all, (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI : Media
Aesculapius.
- Makalah Kuliah, Tidak diterbitkan.

PENGKAJIAN
I. BIODATA.

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.S

Umur : 52 Thn.

Jenis kelamin : Laki-Laki.

Pendidikan : SMA

Agama : Islam.

Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia.


Status perkawinan : Kawin.

Alamat : Jln.Sutoyo S Rt.07

Tgl masuk RS / Pusk : 10-01-2011

Tgl pengkajian : 10-01-2011

Nomor register : 91 65 28

Dignosa medis : TB + HEMAPTOE.

A. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB.

Nama : Tn. A.

Umur : 42 th.

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Swasta.

Agama : Islam.

Hubungan dgn pasien : Saudara Kandung

II. RIWAYAT PENYAKIT.

A. Keluhan utama.

Klien mengeluh sesak nafas, batuk berdarah ,dan tidak nafsu makan

B. Riwayat penyakit sekarang.

Klien mengeluh batuk darah sejak tadi malam, warna merah segar berbau amis, selanjutnya klien ada
muntah berwarna putih berisi makanan yang dimakan, batuk sejak 4 bulan yang lalu , berdahak warna
putih lender , riwayat pengobatan TB pada 2 bulan yang lalu, berjalan 2 minggu di stop oleh klien, sejak
2 minggu yang lalu klien sesak dan sesak tidak berkurang dengan istirahat.
C. Riwayat penyakit terdahulu.

Klien menderita penyakit TB, dan telah di berikan pengobatan di puskesmas ,

tetapi setelah 2 minggu pengobatan, klien menghentikan pengobatan , klien tidak

menderita hipertensi.

III. PEMERIKSAAN FISIK.

A. Keadaan umum.

Kesadaran : Composmentis. GCS : 4 5 6

Vital sign  TD : 100 / 70 mmhg  Temp : 37,2 C

 Nadi : 100 x / mt  Resp : 30 x / mt

B. Kulit.

 Akral hangat, kelembaban kulit baik.

 Turgor cepat kembali < dari 2 detik setelah dicubit.

 Syanosis tidak ada. Lesi tidak ada.

C. Kepala.

 Bentuk kepala mesosepal, tidak terdapat adanya benjolan.

 Distribusi rambut merata, warna rambut hitam , sebagian ditumbuhi uban.

 Kulit kepala bersih, tidak terdapat adanya kotoran / ketombe.

D. Penglihatan.

 Gerakan bola mata simetris, refleks terhadap cahaya (+).

 Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikteric, gejala peradangan (-).

 Pasien menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata).


E. Penciuman & Hidung.

 Bentuk hidung simetris.

 Lubang hidung bersih, tidak terdapat adanya sekret.

 Penciuman berfungsi baik, pasien dapat membedakan aroma / bau-bauan.

F. Pendengaran & Telinga.

 Letak telinga simetris dextra dan sinistra.

 Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.

 Pendengaran berfungsi baik, dapat mendengarkan detakan jam tangan.

G. Mulut.

 Bentuk bibir simetris atas dan bawah.

 Mukosa bibir dan mulut lembab, tidak terdapat adanya gejala cyanosis.

 Jumlah gigi tidak lengkap, sebagian ada yang tanggal,

H. Leher.

 Tidak ada peningkatan DVJ.

 Tidak ada pembatasan gerak leher.

I. Dada / Pernafasan / Sirkulasi.

 Bentuk dada simetris.

 Fremitus vokal simetris dextra dan sinistra.

 Terdengar BJ 1 dan Bj 2 tunggal

 Terdengar ronchi basah pada dada kiri dan kanan.


 Terdengar whezzing pada dada kiri atas

J. Abdomen.

 Bentuk simetris. Kembung (-).

 Tidak teraba pembesaran hati dan limfe.

 Terdengar peristaltik usus.

K. Sistem reproduksi.

 Jenis kelamin Laki-Laki.

 Klien mengatakan tidak ada masalah dengan system reproduksi nya.

L. Ekstremitas atas & bawah.

 Akral hangat. Bentuk tangan simetris kiri dan kanan. Jumlah jari lengkap. Tidak ada pembatasan gerak
ekstremitas atas.

 Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala dan tanda oedema. Tidak ada pembatasan gerak ekstremitas
bawah.

IV. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.

A. Aktivitas & Istirahat.

 Sebelum masuk RS : klien mengatakan istirahat siang biasa 1-2 jam, dan tidur malam 7-8 jam.

 Sesudah masuk RS : klien istirahat siang 1 jam , dan tidur malam 6-7 jam , karena pada malam hari
klien mengalami batuk-batuk.

B. Personal hygiene.
 Sebelum masuk RS : di rumah klien mandi 2x sehari , gosok gigi 2x sehari dan potong kuku bila panjang.

 Sesudah masuk RS : Klien mandi hanya 1x sehari , dan gosok gigi 1x sehari , dan klien belum potong
kuku.

C. Nutrisi.

 Sebelum masuk RS : frekuensi makan 2x sehari, minum biasa nya 5-7 gelas sehari ( teh/air putih )

 Sesudah masuk RS : makan 3x sehari, dengan diet BBTKTP , dan minum 5 -6 gelas sehari , pasien hanya
menghabis kan ½ Porsi dari makanan yang di sediakan di rumah sakit.

D. Eliminasi.

 Sebelum masuk RS : BAB 1x sehari, BAK 6-8x sehari , warna kuning muda , nyeri saat BAK tidak ada

 Sesudah masuk RS : BAB tidak ada , BAK 7-9x sehari dan klien tidak terpasang kateter

E. Psikososial.

 Pasien tampak ramah dan kooperatif terhadap perawat dan pasien lainnya, komunikasi lancer , selama
klien di rawat klien di tunggu oleh istri nya.

F. Spiritual.

 Klien seorang yang beragama islam , selama di rawat tampak klien tidak melaksanakan shalat 5 waktu ,
klien hanya dapat berdoa meminta kesembuhan.

V. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.

A. Laboratorium 10-01-2011

Hb : 10,8 ( 14,0-18,0 )

Leukosit : 8.100 ( 4.100-10.500 )

Eritrosit : 4,18 ( 4,50-6,00 )


Hematokrit : 30 ( 40-50 )

Trombosit : 559.000 ( 150.000- 450.000 )

B. BTA SPUTUM

Sputum sewaktu : Muco Purulen

Sputum pagi : Muco Purulen

D. Pengobatan :

 IVFD RL 18 TPM + DRIP NB 5000 1 Amp/hari

 Injeksi Ceftriaxon 2x1 Gram

 Injeksi Ondancentron 3x4 Gram

 P.Oral Codein 3x2 Mg

 P.Oral Salbutamol 3x10 Mg

ANALISA DATA

NO DATA SUBYEKTIF & OBYEKTIF ETIOLOGI MASALAH


1. Data Subyektif : Anoreksia Intake nutrisi tidak
adekuat.
Klien mengatakan tidak
nafsu makan.

Data Obyektif :
 Klien hanya menghabiskan
½ porsi dari yang disediakan
oleh RS

Data Subyektif :

Pasien mengatakan sesak


bila beraktivitas, batuk Bersihan jalan nafas tak
berdahak disertai darah. efektif.
2. Sekresi yang
kental/darah
Data Obyektif :

 Batuk berdahak bercampur


darah.

 Terdengar ronchi basah


pada dada kiri dan kanan.

 Frekuensi nafas 30 x / mt.


Ritme tidak teratur.

Data Subyektif :

Pasien menyatakan hanya


mandi 1x sehari dan gosok
gigi 1x sehari

Data Obyektif : Gangguan personal


hygiene
 Klien tampak sedikit kotor Kelemahan
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA PERENCANAAN
HARI & KEPERAWATAN
NO IMPLEMENTASI
TANGGAL
TUJUAN TINDAKAN RASIONALISASI

1. 10-01- Bersihan jalan nafas Bersihan jalan1. Berikan 1. Meningkatkan1. Berikan posisi
11 tak nafas efektif posisi yang inspirasi yang nyaman
efektif berhubungan setelah di nyaman maksimal , sesuai
dengan sekresi yang lakukan sesuai meningkatkan dengan
kental/darah , tindakan dengan ekspansi paru indikasi dari
ditandai dengan : keperawatan. indikasi dari dan ventilasi dokter.
dokter. pada sisi yang
kriteria tidak sakit
evaluasi :
 Batuk berdahak
bercampur darah.
2. Untuk 2. Observasi
 Terdengar ronchi -respirasi 2. Observasi mengetahui TTV.
basah pada dada kiri normal TTV. perkembanga
dan kanan. n klien.
-tidak ada
3. Pertahankan
 Frekuensi nafas 30 batuk
3. Pertahankan perilaku
x / mt. Ritme tidak darah lagi
perilaku 3. Agar klien tenang,
teratur.
tenang, tidak cemas bantu klien
bantu klien untuk control
untuk diri dengan
control diri pernafasan
dengan lambat dan
pernafasan dalam.
lambat dan
dalam.
Intake nutrisi tidak
adekuat
berhubungan 1. Kaji 1. Kaji
dengan anoreksia. penyebab. penyebab.
Ditandai dengan :

 Penurunan nafsu 2. Anjurkan 2. Anjurkan


makan. Pemenuhan klien makan 1. Mengetahui klien makan
nutrisi sedikit tapi penyebab. sedikit tapi
 Klien hanya terpenuhi sering. sering.
menghabiskan ½ dalam 3 hari
porsi dari yang perawatan. 2. Memenuhi
disediakan oleh RS
Kriteria 3. Beri motivasi kebutuhan 3. Beri motivasi
evaluasi: terus untuk nutrisi klien. terus untuk
makan makan
2. -Pasien
tampak 3. Agar klien
10-01-
menghabiskan mau makan 4.
11
porsi makan 4. Penyuluhan demi
Penyuluhan
tentang tentang
-Pasien tidak penting nya kesembuhan penting nya
mengeluh makan. nya. makan.
tidak nafsu
Gangguan personal makan lagi
4. Agar klien
hygiene
mengerti
berhubungan
penting nya
dengan kelemahan
pemenuhan
Ditandai dengan :
nutrisi untuk
 Klien tampak sedikit penyembuha
kotor n.
1. Anjurkan 1. Anjurkan
melakukan melakukan
kebersihan kebersihan
perorangan perorangan
sesuai sesuai
kemampuan kemampuan
Personal klien klien
hygiene
terpenuhi 1. Melatih klien
dalam 2 hari agar mandiri
perawatan. 2. Libatkan dalam 2. Libatkan
keluarga kebersihan keluarga
Kriteria dalam perorangan dalam
evaluasi: kebersihan kebersihan
diri klien diri klien
-pasien
tampak bersih 2. Agar
dan segar. kebersihan
perorangan
benar-benar
3. terlaksana

10-01-
11

CATATAN PERKEMBANGAN.

HARI /
NO NO DXN PARAF
TANGGAL PERKEMBANGAN
1. 10-01-11 No 1 S : Pasien mengatakan batuk
(+) berdahak

O : Batuk (+). Sputum di sertai


darah.

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi.

S : Pasien mengatakan tidak


nafsu makan

O : Klien hanya
2. 10-01-11 No 2 menghabiskan

½ porsi dari yang disediakan


oleh RS

: Masalah belum teratasi.

: Lanjutkan Intervensi.

: Klien menyatakan hanya


mandi 1x sehari dan gosok gigi
1x sehari
3. 10-01-11 No 3
: Klien tampak kotor.

: Masalah belum teratasi.

: lanjutkan intervensi.

: Klien mengatakan batuk


berkurang dan tidak ada
batuk darah lagi

: RR : 23x/menit
1 11-01-11 No 1
Batuk klien tidak di sertai
darah lagi.

: Masalah teratasi.

: Hentikan Intervensi.
: Klien mengatakan
sudah nafsu makan.

: klien menghabiskan makanan


yang di sediakan oleh RS

: Masalah teratasi.
2 11-01-11 No 2
: Hentikan intervensi.

: Klien mengatakan mandi 2x


sehari ( di seka oleh
keluarga ) dan sikat gigi 2x
sehari

: Klien tampak bersih.

: Masalah teratasi.
3 11-01-11 No 3
: Hentikan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai