Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM RESPIRASI

ASMA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4

1. Eva Sukmawardani
2. Elmi Nafisa
3. ZULHADI
4. Ahmad Mahsan Efendi
5. Citra Annora Badriah
Definisi

• Asma adalah penyakit obstruksi saluran


pernapasan akibat penyempitan saluran nafas
yang sifatnya reversible (penyempitan dapat
hilang dengan sendiirnya)yang ditandai oleh
episode obstruksi pernafasan diantara dua
interval asimtomatik. Namun, ada kalanya
sifar reversible ini berubah menjadi kurang
reversible (penyempitan baru hilang setelah
mendapat pengobatan).
Etiologi
• Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas yang
reversibel yang disebabkan oleh :
• Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga
terjadi penyempitan jalan nafas.
• Pembengkakan membran bronkus.
• Terisinya bronkus oleh mukus yang kental
faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asthma bronkhial.
• Faktor predisposisi (genetik)
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi
• Faktor Presipitasi (Pencetus )
Alergen
Dimana alergen dibagi menjadi tiga jenis , yaitu :
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Seperti debu, bulu
binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
Ingestan, yang masuk melalui mulut. Seperti makanan dan obat-obatan.
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. seperti : perhiasan,
logam dan jam tan
Klasifikasi
• Atopi adalah suatu keadaan respon seseorang
yang tinggi terhadap protein asing yang sering
bermanifestasi berupa rhinitis alergika,
urtikaria, atau dermatitis. Asma yang
berkaitan dengan atopi digolongan sebagai
asma ekstrinsik atau asma alergik, sedangkan
yang tidak berkaitan dengan atopi digolongkan
sebagai asma intrinsic atau asma idiosinkratik.
Manifestasi Klinis
• Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah
batuk, dyspne, dari wheezing. Dan pada sebagian
penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada
penderita yang sedang bebas serangan tidak
ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu
serangan tampak penderita bernafas cepat,
dalam, gelisah, duduk dengan tangan
menyanggah ke depan serta tampak otot-otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras
Patofisiologi
• Asma ialah penyakit paru dengan cirri khas yakni
saluran napas sangat mudah bereaksi terhadap
barbagai ransangan atau pencetus dengan
manifestasi berupa serangan asma. Kelainan yang
didapatkan adalah: Otot bronkus akan mengkerut
( terjadi penyempitan) Selaput lendir bronkus
udema Produksi lendir makin banyak, lengket dan
kental, sehingga ketiga hal tersebut menyebabkan
saluran lubang bronkus menjadi sempit dan anak
akan batuk bahkan dapat sampai sesak napas.
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemerikasaan laboratorium
• Pemeriksaan sputum
Adanya badan kreola adalah karakterestik untuk serangan asama yang berat, karena hanya reaksi
nebat yang menye
babkan transudasi dari edema mukosa
• Pemeriksaan darah (analisa gas darah/AGD/Astrub)
–Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia
atau asidosis.
–Peningkatan dari SGOT dan LDH
–Hiponatremia dan kadar leukosit diatas 15.000/mmᵌ dimana menandakan terdapat suatu infeksi
•Sel eosinofil
Dapat mencapai 1000-1500/mmᵌ, sedangkan hitungan sel eosinofil normal antara 100-200/mmᵌ
B. Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan tes kulit
• Scanning paru
• Spirometer
Komplikasi
• Komplikasi yang dapat terjadi pada klien
dengan asma adalah mengancam pada
gangguan keseimbanga asam basa dan gagal
nafas, pneumonia, bronkhiolitis, chronic
persistent bronchitis, emphysema.
Penatalaksanaan
• Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
– Menghilangkan obstruksi jalan nafas
– Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
– Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun
penjelasan penyakit.
• Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :
a. Pengobatan dengan obat-obatan seperti :
1) Beta agonist (beta adrenergik agent)
2) Methylxanlines (enphy bronkodilator)
3) Anti kolinergik (bronkodilator)
4) Kortikosteroid
5) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)
b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :
• Oksigen 4-6 liter/menit.
• Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer dan
pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin
0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.
• Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam.
• Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak ada respon segera atau klien sedang
menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

• Pengkajian
Asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerjasama antara perawat dengan klien, keluarga, atau masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang, optimal didalam memberikan asuhan
keperawatan dugunakan metode proses keperawatan yang meliputi:pengkajian,
diagnosa keperawatanm, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data.
• Identitas klien.
• Riwayat penyakit sekarang.
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat kesehatan keluarga.
• Riwayat spikososial
• Pola fungsi kesehatan
• Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan

• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan


produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler –
alveolar
• Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus..
• Nyeri akut; ulu hati berhubungan dengan proses penyakit.
• Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut sufokasi.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor psikologis dan biologis yang mengurangi pemasukan makanan
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor-faktor pencetus asma.
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh
• Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
• Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
intervensi
Contoh intervensi dari diagnose bersihan jalan nafas tidak epektif
Dapat di lihat pada buku SIKI
• Observasi
• monitor pola napas (frekuensi, kedalaman dan usaha napas)
• monitor bunyi napas tambahan (wheezing, mengi, ronchi)
• monitor sputum (jumlah, warna)
• Terapeutik
–perhatikan kepatenan jalan napas
–posisikan fowler atau semi fowler
–berikan minum air hangat
–lakukan fisioterapi dada
–lakukan penghisapan lender
–berikan nebulizier
• Edukasi
• 1. anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
• 2. ajarkan teknik batuk efektif
• Kolaborasi
• 1. kolaborasi pemberian bronkudilator, ekspektoran atau mukolitik jika perlu
Implementasi

• Implementasi merupakan tindakan yang


sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarakan analisis dan
kesimpulan perawatan dan bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan lain.
EVALUASI
Evaluasi adalah stadium pada proses
keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan
kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan(Brooker,
2001).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai