ASMA
• Asma adalah salah satu penyakit kronis paling umum di dunia dengan
sekitar jumlah penderita sekitar 300 juta orang
• Asma adalah penyebab utama absen kerja dan sekolah
• Pengeluaran/Biaya perawatan dan maintanance kesehatan untuk asma
sangat tinggi
• Negara maju pasien menghabiskan 1-2 persen dari total pengeluaran
perawatan kesehatan untuk asma.
• Negara berkembang cenderung menghadapi peningkatan permintaan obat
di RS karena meningkatnya prevalensi asma Karena asma yang tidak
terkontrol membuat biaya lebih mahal
DEFINISI
a. Infeksi respiratori
Virus syncytial respiratori, rhinovirus, infuenza, parainfluenza,
Mycoplasma pneumonia
Respon inflamatori terhadap infeksi viral diperkirakan berhubungan
langsung dengan peningkatan hiperreaktivitas bronkus.
b. Allergen
Serbuk sari, debu rumah tangga, kecoa, spora jamur, bulu
binatang.
Menyebabkan peningkatan hiperreaktivitas bronkial dengan
peningkatan terkenanya alergen
Asma alergi tergantung pada respon IgE: adanya pelepasan mediator
kimia akibat degranulasi sel mast setelah terjadi reaksi antigen-IgE.
PEMICU/STIMULUS ASMA
c. Lingkungan
Udara dingin, kabut, dioksida nitrogen, asap tembakau.
Mekanisme yang terjadi diperkirakan akibat kerusakan epitel dan inflamasi mukosa saluran nafas.
d. Emosi
Kecemasan, stress, tertawa
bronkokonstriksi dari faktor psikologis tampaknya dimediasi utamanya melalui input parasimpatik
yang berlebihan.
e. Obat atau pengawet
• Aspirin/obat NSAID menghambat jalur siklooksigenase
• ACE inhibitor: menyebabkan batuk
• Beta bloker: menghambat adrenalin yang dibutuhkan untuk bronkodilator
• Obat yang menyebabkan alergi: penisilin, sulfonamida
• Pengawet mengandung sulfit dapat menghambat jalur siklooksigenase
PEMICU/STIMULUS ASMA
f. Stimulus pekerjaan
pemanggang roti (tepung), petani & berkebun (serbuk sari, debu), pekerja kimia
(pewarna azo, antrakuinon, etilendiamin), pekerja kayu (serbuk kayu)
Mekanisme: pelepasan mediator akibat degranulasi sel mast
g. Asma nokturnal
Selama tidur pada malam hari.
Kegagalan fungsi paru-paru yang signifikan antara waktu tidur dan bangun
diurnal sekresi endogen kortison dan sirkulasi epinefrin
h. Olahraga
Beratnya olahraga yang dilakukan, temperatur udara, kelembapan udara, & keadaan
obstruksi saluran nafas
KLA SIFIKASI ASMA
DIAGNOSIS
Mengidentifikasi &
menghindari stimulus asma
Edukasi Pasien
Periodic Assessment
& Monitoring
Terapi Farmakologi
TERAPI FARMAKOLOGI
• dibagi menjadi :
• 1) Pemberian oksigen, baik melalui kanula maupun melalui masker dengan
kecepatan yang disesuaikan dengan tingkat intensitas asma. Biasanya dibutuhkan
antara 1-15 liter per menit tergantung PaO2.
• 2) Pemberian bronkodilator Pemberian ini dibagi dalam 2 tahap yaitu 250 mg
aminofilin dalam bentuk bolus dalam glukosa 40%, kemudia dilanjutkan dengan
pemberian dosis pemeliharaan per infus 250 mg.
• 3) Kortikosteroid Dosis kortikosteroid bervariasi, tetapi sebagai pegangan dapat
diberikan hidrokortison 4mg/kg BB/jam, dapat pula diberikan mukolitik dan
ekspektoransia.
• 4) Bila pengeluaran cairan tinggi atau terjadi dehidrasi maka dapat dikontrol
dengan pemberian cairan.
TERAPI OBAT
Evaluasi Keparahan
Kondisi PEF: Nilainya < 50%
dari nilai terbaik yang dianjurkan
Terapi Awal
Inhalasi agonis 2 kerja pendek
Hubungi dokter untuk instruksi lebih Hubungi dokter secepatnya (pada Segera ke unit darurat
lanjut hari itu juga) untuk instruksi
selanjutnya
MANAJEMEN OLEH DOKTER UMUM ATAU DOKTER ANAK
Dalam pengaturan medis, hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam kasus eksaserbasi:
• Riwayat medis singkat dan pemeriksaan fisik
• Penilaian keparahan eksaserbasi
• Inisiasi terapi segera
• Riwayat medis harus mencakup:
• Waktu dan penyebab eksaserbasi
• Tingkat keparahan gejala (kinerja fisik dan tidur)
• Tanda-tanda anafilaksis
• Faktor risiko kematian terkait asma (Tabel 6)
• Obat (pereda dan pengontrol, kepatuhan, dan perubahan terbaru)
• Pemeriksaan klinis harus meliputi:
• Tanda vital dan tanda keparahan (lihat Gambar 6)
• Tanda-tanda komplikasi (mis., Anafilaksis, pneumonia, pneumotoraks)
• Tanda-tanda diagnosis alternatif (mis., Benda asing, emboli paru, gagal jantung, disfungsi saluran pernapasan atas)
TERAPI NON FARMAKOLOGI
TERAPI NON FARMAKOLOGI
TERAPI ASMA
OBAT OBAT YANG BEKERJA PADA TERAPI A SMA
AGONIS ADRENERGIK
• Mekanisme relaksasi dan desensitisasi β2-adrenoceptor (β2-AR) pada otot polos jalan napas
(ASM). Pengikatan agonis spesifik terhadap β2-AR menstimulasi protein Gs reseptor-
berpasangan, yang mengaktifkan adenylyl cyclase (AC). Peningkatan yang dihasilkan dari
siklik 3 ', 5'-adenosin monofosfat (cAMP) mengaktifkan protein kinase A (PKA), yang
memfosforilasi inositol 1,4,5-trisphosphate receptor (IP3R) dari sarcoplasmic reticulum
(SR) dan membuka Ca2 +-diaktifkan K + (BKCa) saluran, sehingga mengarah ke relaksasi.
• Namun, PKA teraktivasi memfosforilasi β2-AR, melepaskannya dari protein Gs. Paparan sel
mast yang peka terhadap alergen menyebabkan pelepasan leukotrien (LT). Interaksi mereka
dengan reseptor spesifik, yaitu, LT-R, mengaktifkan protein Gq, yang meningkatkan
aktivitas fosfolipase C (PLC). PLC mengkatalisis hidrolisis fosfatidylinositol 4,5-bifosfat
(PIP2), yang menghasilkan IP3 dan diasilgliserol (DAG). IP3 mengarah ke kontraksi dengan
meningkatkan pelepasan Ca2 + dari SR sementara DAG mengaktifkan protein kinase C
(PKC). Yang terakhir memfosforilasi beberapa substrat seperti calponin dan CPI-17, yang
merupakan inhibitor myosin-light-chain phosphatase (MLCP
Selain itu, PKC
memfosforilasi baik β2-AR
dan Gs-protein. Rangkaian
kejadian serupa tampaknya
terjadi sebagai respons
terhadap asetilkolin (ACh)
yang dilepaskan oleh saraf
kolinergik melalui reseptor
M3-muskarinik. Selain itu,
aktivasi reseptor M2-
muskarinik menghambat
AC, sehingga menurunkan
tingkat cAMP dan aktivitas
PKA. ATP: adenosine
trisphosphate;
AGONIS ADRENERGIK
Untuk penanganan asma agonis selektif reseptor 2 (kerja cepat & kerja
lambat)
c. Agonis kerja cepat untuk mengurangi gejala simptomatik asma
Agonis adrenoseptor beta-2 selektif kerja pendek digunakan untuk
menghilangkan gejala asma dengan segera
albuterol, terbutalin
AGONIS ADRENERGIK