LANDASAN PENDAHULUAN
1.1.2 Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Genetik merupakan faktor predisposisi dari asma bronkhial.
b. Faktor Presipitasi
1. Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contohnya: debu,
bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi.
b. Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contohnya: makanan dan obat-
obatan.
c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contohnya:
perhiasan, logam, dan jam tangan.
2. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
3. Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma. Stress juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada
4. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma.Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
5. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
6. Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau olah raga yang berat.
1.1.3 Fisiologi
Pada sirkulasi pulmunal, arteriol tidak aktif dan tekanan rendah, ini
menghindari filtrasi cairan yang terjadi pada kapiler sistemikdan mencegah
alveoli dari kebanjiran cairan jaringan. Pada sirkulasi sistemik, arteriol
sebagai keseluruhan sebagian terkontraksi, ini mempertahankan tahanan
perifer dan karenanya tekanan darah tinggi.
Tekanan pada atrium kanan harus selalu lebih rendah dari yang ada
pada vena, atau jantung akan tidak berisi. Tekanan sejati disini, tekanan vena
sentral dapat diukur dengan melewatkan selanghalus sepanjang vena lengan,
melalui vena subclavia kedalam atrium kanan. Tekanan vena sangat stabil
pada orang sehat karena penyesuaian kontinue aliran bvalik vena.
Aliran darah pada arteri adalah berdenyut dan cepat. Pada kapiler
aliran lambat dan halus.tekanan darah normal beragam nilainya, bergantung
pada keadaan seseorang.
1.1.3 Patofisiologi
Asma akibat alergi bergantung kepada respon IgE pada limfosit T dan
B. Obat yang paling sering berhubungan dengan induksi asma akut adalah
aspirin, bahan pewarna (tartazin, antagonis beta-adrenerik, dan bahan sulfat).
Mekanisme yang menyebabkan bronkospasme karena penggunaan aspirin dan
obat lain tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan pembentukan
leukotrien yang diinduksi oleh aspirin.
Antagonis β-adrenergik menyebabkan obstruksi jalan napas pada klien
asma, dapatt menyebabkan peningkatan reaktifitas jalan napas. Obat sulfat
(kalium metabisulfit, kalium dan natrium bisulfit, natrium sulfit, dan suklfat
klorida) dapat menimbulkan obstruksi jalan napas akut pada klien yang
sensitif. Beberapa serangan internal dan eksternal pencetus asma akan
mengakibatkan timbulnya reaksi antigen dan antibodi. Reaksi ini akan
mengeluarkan substansi mekanisme pertahanan tubuh dalam menghadapi
serangan yang berupa zat histamin, bradikinin, dan anafilatoksin. Hasil reaksi
ini menimbulkan gejala yaitu berkontraksinya otot polos, peningkatan
permeabilitas kapiler, dan peningkatan sekret mukus.
Klasifikasi
Tipe asma berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi alergi, idiopatik,
dan nonalergik atau campuran (mixed).
1. Asma Alergik/Ekstrinsik, merupakan suatu bentuk asma dengan alergen
seperti bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain.
Alergen terbanyak adalah airbone dan musiman. Klien dengan asma
alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada keluarga dan
riwayat pengobatan aksim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alergi
akan mencetuskan serangan asma. Bentuk asma ini biasanya dimulai sejak
kanak-kanak.
2. Idiopatik atau nonalergik Asma /Intrinsik, tidak berhubungan secara
langsung dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti common cold,
infeksi saluran napas atas, aktivitas, emosi/stress, dan polusi ligkungan
akan mencetuskan serangan. Beberapa agen farmakologi, seperti antagonis
β-adrenergik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi
faktor penyebab. Serangan dari asma idiopatik atau nonalergik menjadi
lebih berat dan sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembang
menjadi bronkitis dan emfisema. Pada beberapa kasusu dapat berkembang
menjadi asma campuran. Bentuk asma ini biasanya dimulai ketika dewasa
(35 tahun).
3. Asma Campuran (Mixed Asma), merupakan bentuk asma yang paling
sering. Dikarakteristikkan dengan bentuk kkedua jenis asma alergi dan
idiopatik atau nonalergi.
1.1.6 Penatalaksanan
Prinsip-prinsip penatalaksanaan asam bronkial adalah sebagai berikut.
1. Diagnosa status asmatikius. Faktor penting yang harus diperhatikan :
1.) Saatnya serangan,
2.) Obat-obatan yang telah diberikan (macam dan dosis).
2. Pemberian obat bronkodilator.
3. Penilaian terhadap perbaikan serangan.
4. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid.
5. Penatalaksanaan setelah serangan mereda
1.) Cari faktor penyebab,
2.) Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya.
6. Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen dengan kecepatan 2-4 liter/menit, menggunakan air
1.2.1 Anamnesa
1. Biodata
Asma terjadi dapat menyerang segala usia tetapi sering dijumpai pada usia
dini. Separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga lainya
terjadi sebelum usia 40 tahun. Predisposisi laki-laki dan perempuan di usia
dini sebesar 2 : 1 yang kemudian sama pada usia 30 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma bronkial adalah
dispnea, batuk, dan mengi.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Terdapat data yang menyatakan adamya faktor predisposisi timbulnya
penyakit ini, di antaranya adalah riwayat alergi dan riwayat penyakit
saluran napas bagian bawah (rhinitis, urtikaria, dan eksim).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dengan asma bronkial sering kali didapatkan adanya riwayat
penyakit keturunan, tetapi pada beberapa klien lainnya tidak
ditemukan adanya penyakit yang sama pada anggota keluarga.
NOC
NOC
NIC
Monitor pernapasan
Definisi : sekumpulan data dan analisis keadaan pasien untuk memastikan
kepatenan jalan nafas dan kecukupan pertukaran gas
Monitor kecepatan, dan kesulitan Berikan bantuan resutitasi jika
bernafas diperlukan
Catat pergerakan dada dan catat Monitor kelelahan otot otot
ketidaksimetrisan diafragma dengan pergerakan
Pakai sensor pemantau oksigen parasoskikal
non invasif Monitor hasil pemeriksaan ventilasi
Perkusi torak anterior dan mekanik
posterior Monitor secara ketat pasien pasien
Catat lokasi trakea yang beresiko tinggi mengalam
Auskulati suara nafas setelah gangguan respirasi
tindakan untuk dicatat Monitor pola nafas
Catat perubahan pada saturasi o2
dan volume tidal akhir co2
Catat onset dan karakteristik
lamanya batuk
Monitor sekresi pernafasan
pasien
Monitor keluhan sesak nafas
pasien
Monitor suara serak dan
perubahan suara tersebu setiap
jam pada pasien
Monitor hasil foto torak
NIC
Manajement asma
Definisi ; mengindentifikasi, menangani dan mencegah reaksi inflamasi atau
kontriksi di jalan nafa
Tentukan dasar status Amati pergerakan dada termasuk
pernafasan sebagai titik juga simetris atau tidak
pembanding Berikan pengobatan dengan tepat
Dokumentasikan pengumpula sesuai kebijakan dan petunjuk
dasar dalam catatan klinik prosedur
Bandingkan status saat ini Auskultasi suara nafas pada paru
dengan status sebelumnya utnuk setelah dialkukan penanganan
mendeteksi perubahan dalam Ajarkan tehnik beranfas atau
status pernafasan relaksaai
Monitor puncak dari jumlah Informasikan klien atau keluarga
aliran pernafasan, dengan tepat mengenai kebijakan dan prosedur
Monitor reaksi asma Tetapkan jadwal perawatan teratur
Tentukan kepatuhan dengan lanjutan
penanganan yang diresepkan
NIC:
NOC
INDIKATOR
000101 Melakukan 1 2 3 4 5 NA
aktivitas rutin
000102 Aktivitas fisik 1 2 3 4 5 NA
000104 konsentrasi 1 2 3 4 5 NA
000106 Daya tahan otot 1 2 3 4 5 NA
000108 Libido 1 2 3 4 5 NA
000109 Pemulihan energi 1 2 3 4 5 NA
setelah istirahat
000112 Oksigen darah 1 2 3 4 5 NA
ketika
beraktivitas
000113 Hemoglobin 1 2 3 4 5 NA
000114 Hematocrit 1 2 3 4 5 NA
000115 Glukosa darah 1 2 3 4 5 NA
000116 Serum elektrolit 1 2 3 4 5 NA
darah
000110 Tenaga yang 1 2 3 4 5 NA
terkuras
000111 Letargi 1 2 3 4 5 NA
000118 Kelelahan 1 2 3 4 5 NA
NOC
INDIKATOR
000501 Saturasi oksigen 1 2 3 4 5 NA
ketika
beraktivitas
000502 Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 NA
ketika
beraktivitas
000502 Frekuensi 1 2 3 4 5 NA
pernapasan
ketika
beraktivitas
000508 Kemudahan 1 2 3 4 5 NA
bernapas ketika
beraktivitas
000504 Tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
sistolik ketika
beraktivitas
000505 Tekanan diastolic 1 2 3 4 5 NA
ketika
beraktivitas
000506 Temuan/hasil 1 2 3 4 5 NA
EKG
(elektrokardiogra
m)
000507 Warna kulit 1 2 3 4 5 NA
000509 Kecepatan 1 2 3 4 5 NA
berjalan
000510 Jarak berjalan 1 2 3 4 5 NA
000511 Toleransi dalam 1 2 3 4 5 NA
menaiki tangga
000516 Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5 NA
bagian atas
000517 Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5 NA
bagian bawah
000518 Kemudahan 1 2 3 4 5 NA
dalam melakukan
aktivitas hidup
harian (activities
of daily living
ADL)
000514 Kemampuan 1 2 3 4 5 NA
untuk berbicara
ketika melakukan
aktivitas fisik
NOC
NIC
Manajemen energy (0180)
Definisi : pengaturan energi yang digunakan untuk menangani atau mencegah kelelahan
dan mengo[timalkan fungsi
NIC
1.2.4 Evaluasi
1) Klien merasa nyaman
2) Pasien dapat mengungkapkan pola napas yang teratur
3) Pasien mengungkapkan pertukaran gas dalam tubuh membaik
4) Pasien dapat mengungkapakan pola napas efektif
DAFTAR PUSTAKA