OLEH :
RIKA PUTRI PERMATA
NIM : 01.3.21.00500
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Mengetahui,
Ketua Program Studi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih Anugerah-
Nya, Penyertaan-Nya, Perlindungan-Nya, serta Petunjuk-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan “ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN DIARE
AKUT DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN “
Dalam kesempatan ini dengan suka cita saya mengucapkan terima kasih
kepada:
Ibu Maria Anita Y, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing pada praktik
profesi asuhan keperawatan anak yang memberikan kesempatan dan bimbingan
kepada kami dalam melaksanakan kegiatan.
Saya menyadari bahwa laporan asuhan keperawatan ini jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran dalam perbaikan langkah selanjutnya sangat saya harapkan.
Penyusun
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Teori
1.1.1 Definisi
Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses.
Diare pada anak dapat bersifat akut atau kronik (Carman, 2016)
Diare adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar
dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi di sertai muntah-muntah atau ketidaknyaman abdomen (Muttaqin
& Sari, 2011).
Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan
frekwensi defekasi (lebih dari 3kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih
dari 200g per hari) dan perubahan konsistensi (cair) (Brunner&Suddart,
2014).
1.1.2 Etiologi
Etilogi diare menurut Brunner&Suddart (2014):
a. Faktor infeksi : Bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
b. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
c. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
d. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
e. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
f. Medikasi tertentu, formula untuk pemberian makanan melalui selang,
gangguang metabolisme dan endokrin, deficit sfingter anal, sindrom
Zollinger-Ellison, ileus paralitik, AIDS, dan obstruksi usus.
1.1.4 Klasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Diare akut merupakan penyebab utama keadaan sakit pada anak-anak balita.
Diare akut didefenisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-
tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam
traktus GI. Diare akut biasanya sembuh sendiri (berlangsung kurang dari 14
hari) dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
Diare infeksius akut (Gastroenteritis Infeksiosa) dapat disebabkan oleh
virus, bakteri dan parasit yang patogen.
b. Diare kronis sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi dan
kandungan air dalam feses dengan (lamanya sakit lebih dari 14 hari). Kerap
kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom malabsorbsi,
penyakit inflamasi usus, defisiensi kekebalan, alergi makan, 5 intoleransi
laktosa, atau diare nonspesifik yang kronis, atau sebagai akibat dari
penatalaksanaan diare akut yang tidak memadai.
c. Diare intraktabel pada bayi merupakan sindrom yang terjadi pada bayi
dalam usia beberapa minggu pertama serta berlangsung lebih lama dari 2
minggu tanpa ditemukannya mikroorganisme patogen sebagai penyebab
dan bersifat resisten atau membandel terhadap terapi. Penyebab yang paling
sering adalah diare infeksius akut yang tidak ditangani secara memadai.
d. Diare kronis nonspesifik, yang juga dikenal dengan istilah kolon iritabel
Pada anak atau diare todler, merupakan penyebab diare kronis yang sering
dijumpai pada anak-anak yang berusia 6 hingga 54 minggu. Anak-anak ini
memperlihatkan feses yang lembek yang sering disertai partikel makanan
yang tidak tercerna, dan lamanya diare melebihi 2 minggu. Anak-anak yang
menderita diare kronis nonspesifik ini akan tumbuh secara normal dan pada
anak-anak ini tidak terdapat gejala malnutrisi dan tidak ada darah dalam
fesesnya serta tidak tampak infeksi enterik.
1.1.5 Patofisiologi
Menurut Muttaqin & Sari (2011) secara umum kondisi peradangan pada
gastrointestinal disebabkan oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa,
memproduksi enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini
menghasilkan peningkatan sekresi cairan atau menurunkan absorpsi cairan
sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit. Mekanisme
dasar yang menyebabkan diare meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Gangguan osmotik, kondisi ini berhubungan dengan asupan
makanan atau zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2) Respons inflamasi mukosa, terutama pada seluruh permukaan
intestinal akibat produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan
respons peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding
usus ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus, terjadinya hiperperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare.
1.1.6 Patway
Faktor infeksi F.malabsorbsi F.makanan F.Psikologi
KH,Lemak,Protein
DIARE
Defisit Nutrisi
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
a. Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
b. Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
c. AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat,
HCO3 menurun )
d. Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
SIKI
Pemantauan Elektrolit I. 03122
Definisi : mengumpulkan dan menganalisis data terkait regulasi keseimbangan elektrolit
Tindakan
Observasi :
- mengidentifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
- monitor kadar elektrolit seru
- monitor kehilangan cairan, jika perl
- monitor mual, muntah dan diar
- monitor tanda dan gejala hipokalemia (misalnya, kelemahan otot, interval
berkepanjangan, gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen ST,
gelombang U, kelelahan, paresthesia, penurunan refleks, anoreksia,
konstipasi, penurunan motilitas usus, depresi pernapasan)
- monitor tanda dan gejala hiperkalemia (misalnya rangsangan, gelisah, mual,
muntah, takikardia yang menyebabkan bradikardia, fibrilasi atau takikardia
ventrikel, gelombang T tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS tumpul,
blok jantung yang mengarah ke acitol)
- monitor tanda dan gejala hiponatremia (misalnya disorientasi, otot berkedut,
sakit kepala, selaput lendir kering, hipotensi postural, kejang, lesu, penurunan
kesadaran)
- monitor tanda dan gejala hipernatremia (misalnya haus, demam, mual,
muntah, gelisah, mudah marah, selaput lendir kering, takikardia, hipotensi,
lesu, kebingungan, kejang) monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis, peka
rangsang, tanda Chvostek [spasme otot wajah], tanda Trousseau [spasme
karpal], kram otot, interval QT memanjang)
- monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis, nyeri tulang, haus, anoreksia,
letargi, kelemahan otot, segmen QT memendek, gelombang T lebar, kompleks
QRS lebar, interval PR memanjang)
- monitor tanda dan gejala Hipomagnesium (mis, depresi pernafasan, apatis,
tanda Chvostek, tanda Trousseau, konfusi, disritmia)
- monitor tanda dan gejala hipermagnesemia (mis, kelemahan otot, hiporefleks,
bradikardia, depresi SSP, letargi, koma, depresi)
Terapeutik :
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- informasikan hasil pemantauan, Jika perlu
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Perasaan cepat
1 2 3 4 5
kenyang
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Berat badan
Indek Massa 1 2 3 4 5
Tubuh (IMT)
Frekuensi makan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit
1 2 3 4 5
trisep
Membran mukosa 1 2 3 4 5
Manajemen Nutrisi
I.03119
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang
Tindakan
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI