Pendahuluan
Hak asasi manusia atau yang sering disebut dengan HAM adalah suatu hak yang
dimiliki seseorang sejak lahir seperti hak untuk hidup seperti yang tertuang dalam UUD
1945 dalam pasal 28 A yang berbunyi “setiap orang berhak untuk hidup dan
mempertahankan hidupnya” artinya setiap orang berhak untuk hidup, memenuhi
kebutuhannya, serta mempertahankannya dengan tenang dan bebas. Tanpa
diganggu dan dicampur tangani oleh siapapun, baik oleh individu, kelompok, maupun
oleh Negara. Mereka berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Dasar hokum yang menjamin hak untuk hidup di Indonesia juga terdapat dalam
pasal 9 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
yang berbunyi :
1. setiap orang berhak untuk hidup mempertahankan hidup dan meningkatkan
taraf kehidupannya
2. setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan
batin
3. setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
kejahatan terhadap umat manusia adalah istilah di dalam hokum internasional yang
mengacu pada tindakan pembunuhan dengan penyiksaan terhadap tubuh dari orang-
orang, sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain.
Dalam hal ini Pertanggung jawaban komandan militer dan atasan sipil komandan
militer dapat dipertanggung jawabkan atas pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh
pasukan atau anak buah yang berada di bawah komandonya. Ketentuan ini terdapat
dalam pasal 42 yaitu : komandan militer atau seseorang yang secara efektif bertindak
sebagai komandan militer dapat dipertanggung jawabkan terhadap pelanggaran HAM
berat yang dilakukan pasukan yang berada di bawah komando dan pengendaliannya
yang efektif, atau di bawah kekuasaan dan pengendalian yang efektif dan pelanggaran
HAM berat tersebut merupakan akibat dari tidak dilakukan pengendalian pasukan
secara patut, yaitu komandan militer atau seseorang tersebut mengetahui bahwa pasukan
tersebut sedang melakukan atau baru saja melakukan pelanggaran HAM berat dan ii.
Komandan militer atau seseorang tersebut tidak melakukan tindaka yang layak dan
diperlukan dalam ruang lingkup kekuasaannya untuk mencegah atau menghentikan
perbuatan tersebutatau menyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenang untuk
dilakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.
1
seperti halnya dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh oknum TNI prada DP
yang membunuh pacarnya, Fera Oktaria secara sadis.
Pembunuhan secara harfiah berarti menghilangkan nyawa orang lain sengan cara
melawan hukum dan merugikan kepentingan pihak lain, dalam hal ini menghilangkan
nyawa seseorang dapat dikatakan sangat bertentangan dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dari sekian
banyak kejahatan yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah kejahatan
terhadap tubuh dan nyawa, artinya kejahatan terhadap nyawa ( misdrijven tegen bet
leven ) berupa penyerangan terhadap nyawa orang lain.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Prada DP adalah seorang siswa ( anggota TNI) yang tengah menjalani pendidikan,
Prada DP diduga membunuh Fera Oktaria tak lain adalah kekasihnya yang ditemukan
membusuk dengan kondisi tangan terpotong dan tanpa busana di kamar penginapan di
Musi Banyuasin, Jumat (10/5). Dari petunjuk yang ada, petugas menyimpulkan
pelakunya adalah Prada DP yang kabur dari tempat pendidikan sejak 4 Mei 2019.
Pembunuhan ini terjadi lantaran Prada DP belum siap menikahi korban karena
tengah menjalani masa pendidikan sebagai anggota TNI. Setelah membunuh korban,
Prada DP memutuskan untuk kabur namun akhirnya ditangkap Pomdam II Sriwijaya
saat berada di salah satu padepokan di serang, Banten, Kamis (13/6).
Anggota TNI Prada DP membunuh pacarnya, fera oktaria secara sadis. Dalam
persidangan di Pengadilan Militer 1-04 Jakabaring Palembang, terungkap kekejaman
DP saat menghabisi Fera.
Perubahan sandi ponsel itu membuat terdakwa curiga. Dia merasa korban telah
memiliki pacar lain sehingga menyembunyikan rahasia. Terdakwa yang emosi
membenturkan kepala korban ke dinding hingga pingsan. Dalam keadaan emosi,
terdakwa lalu membekap mulut korban hingga tewas.
Dalam persidangan Prada DP (22) mengaku sempat berhubungan badan dua kali
dengan pacarnya, Fera Oktaria (21), di penginapan sebelum pembunuhan.
3
Korban menyebut dirinya tengah hamil 2 bulan akibat hubungan terlarang yang
telah dilakukan antara korban (fera ) dan terdakwa (Prada DP).
“kamu mau enak saja berhubungan (bersetubuh) terus, kapan kamu mau
menikahi saya?, ya sekarang saya sudah hamil dua bulan”. Kata Oditur Mayor D
Butar menirukan ucapan korban saat membacakan dakwaan.
“gergaji itu patah sebelum tangan korban putus,” ungkap Mayor D Butar Butar
di pengadilan Militer 1-04 Jakabaring Palembang, Kamis (1/8).
Tak ingin rencananya gagal total, terdakwa pergi ke pasar menggunakan sepeda
motor korban. Terdakwa membeli gergaji, tas, koper, dan buah jeruk. Setelah itu
diapun kembali ke kamar penginapan. Tak lama-lama berpikir, terdakwa
kembali mencoba memotong tubuh korban. Dia berencana memasukkan
potongan tubuh itu ke dalam koper yang ia beli.
“tangan korban putus, tapi gergaji itu kembali patah,” kata dia (Prada DP).
4
3. Masukkan Mayat Pacar Ke Koper Usai Gagal Dimutilasi &
Dibakar
Setelah dua kali mencoba memutilasi tubuh korban namun gagal karena dua
gergaji yang di pakai patah semua. Hanya tangan kanan korban saja yang sempat
terpotong.
Selain itu, terdakwa berusaha membakar mayat korban dan hasilnya juga gagal
lantaran obat nyamuk yang dibakar padam. Padahal, dia sudah menyiramkan
bahan bakar jenis pertalite ke sekujur tubuh korban.
Gagal dengan usaha itu, terdakwa mencoba usaha lain. Dia bermaksud
memasukkan korban ke koper yang di belinya di pasar. Lagi-lagi gagal karena
tidak muat.
“ setelah diukur terdakwa, ternuyata tidak pas. Dia membatalkan memasukkan
jasad korban,” ungkap Mayor D butar butar dalam persidangan di pengadilan
Militer I-04 Jakabaring Palembang, kamis (1/8).
Terlebih apabila sikap anggota TNI bertentangan dengan tugas pokok TNI
sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat (1) UU TNI yang menyatakan bahwa:
“tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan
keutuhan wilayah Negara kesatuan republic Indonesia yang berdasarkan
undang-undang dasar Negara republic Indonesia tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara”.
5
1 mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu
melakukan tindak pidanan adalah :
a. Prajurit
b. Yang berdasarkan undang-undang dipersamakan dengan prajurit
c. Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan
atau dianggap sebagai prajurit berdasarkan undang-undang
d. Seseorang yang tidak masuk golongan huruf a, huruf b, dan huruf c, tetapi
atas keputusan panglima dengan persetujuan menteri kehakiman harus
diadili oleh suatu pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.
Pasal 1 angka (13) UU TNI menyatakan bahwa prajurit adalah anggota TNI.
Dengan demikian, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di atas,
setiap anggota TNI yang sedang bertugas atau tidak, yang melakukan tindak pidanan
diadili di pengadilan dalam lingkungan militer.
Secara khusus, aturan tindak pidana yang dilakukan oleh anggota TNI tertuang
dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana MIliter (KUHPM). Namun demikian, pada
praktiknya ketentuan yang digunakan bagi anggota TNI yang melakukan tindak pidanan
selama dikategorikan sebagai tindak pidana umum, tetap menggunakan aturan yang
terdapat dalam kitab undang-undang hokum pidana (KUHP) akan tetapi tetap diadili di
pengadilan militer.
6
Prada DP akan menjalani proses persidangan di Pengadilan Militer I-04
Palembang setelah terlibat kasus pembunuhan serta mutilasi Fera Oktaria (21)
yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak asasi manusia atau yang sering disebut dengan HAM adalah suatu hak yang
dimiliki seseorang sejak lahir seperti hak untuk hidup seperti yang tertuang dalam UUD
1945 dalam pasal 28 A yang berbunyi “setiap orang berhak untuk hidup dan
mempertahankan hidupnya” artinya setiap orang berhak untuk hidup, memenuhi
kebutuhannya, serta mempertahankannya dengan tenang dan bebas.
Terkait kasus pembunuhan yang telah dilakukan oleh Prada DP sudah melanggar
HAM dan termasuk pelanggaran HAM berat karena membunuh dan memutilasi
kekasinya yang tak lain adalah Fera Oktaria.
Prada DP adalah seorang siswa ( anggota TNI) yang tengah menjalani pendidikan,
Prada DP diduga membunuh Fera Oktaria tak lain adalah kekasihnya yang ditemukan
membusuk dengan kondisi tangan terpotong dan tanpa busana di kamar penginapan di
Musi Banyuasin, Jumat (10/5). Dari petunjuk yang ada, petugas menyimpulkan
pelakunya adalah Prada DP yang kabur dari tempat pendidikan sejak 4 Mei 2019.
Pembunuhan ini terjadi lantaran Prada DP belum siap menikahi korban karena
tengah menjalani masa pendidikan sebagai anggota TNI. Setelah membunuh korban,
Prada DP memutuskan untuk kabur namun akhirnya ditangkap Pomdam II Sriwijaya
saat berada di salah satu padepokan di serang, Banten, Kamis (13/6).
3.2 Saran
Perlu adanya penegakan hukum untuk para pelanggar HAM berat khususnya di
Indonesia terkait pembunuhan atau penghilangan secara paksa nyawa seseorang.
Bahkan oknum TNI Prada DP juga harus menjalani Proses hokum akibat tindakan dan
perbuatan yang telah ia lakukan.
Demikian makalah yang kami buat bila ada kesalahan kata dalam penulisan kami
mohon maaf atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/palembang
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp.