Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An. K DENGAN


DIAGNOSA MEDIS DEMAM TYPOID

Disusun Oleh :
KADEK AYU ISTANANDA
NIM : 01.3.21.00493

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1 Tinjauan Medis
1.1.1 Definisi
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38 0 C atau lebih. Ada juga
yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400 C disebut
demam tinggi atau hiperpireksia (Julia, 2008).
Thyfus abodminalis adalah infeksi penyakit akut yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran
(Soeparman, 2009).
Menurut Suriadi (2007), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal. Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1) Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
2) Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3) Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4) Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5) Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
1.1.2 Etiologi
1. Salmonella typhosa, basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak
berspora.
2. Masa inkubasi 10 – 20 hari.
1.1.3 Fisiologi
Susunan saluran pencernaan terdiri dari : oris (mulut), faring (tekak), esophagus
(kerongkongan), ventrikulus (lambung), intestinum minor (usus halus), intestinum mayor (usus
besar), rectum dan anus. Pada kasus demam thypoid, salmonella typi berkembang biak di usus halus
( intestinum minor ). Intestinum minor adalah bagian dari system pencernaan makanan dan absorbsi
hasil pencernaan yang terdiri dari : lapisan usus halus, lapisan mukosa (sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar (muskulus sikuler), lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal) dan lapisan serosa
( sebelah luar ).
Mukosa usus halus merupakan permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa
dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorbsi. Lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub
mukosa yang dapat memperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili dilapisi oleh
epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam – macam hormone jaringan dan enzim yang
memegang perangan aktif dalam pencernaan.
Fungsi usus halus :
1. Menerima zat –zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler – kapiler
darah dan saluran – saluran limfe.
2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
3. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan
makanan, yaitu :
1. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.
2. Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino :
1) Laktase mengubah lactase menjadi monosakarida
2) Maltosa mangubah maltosa menjadi monosakarida
3) Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.
1.1.4 Patofisiologi

Salmonella thyposa

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar limfoid Hati Limpa Endotoksin


usus halus
Hepatomegali Metabolisme
Plaque peyeri di Splenomegali
tubuh
ileum terminalis
meningkat
Pendesakan ke
Tukak daerah ulu hati
Hipertermi
Nyeri
Merangsang perabaan
Resiko
Perdarahan impuls ke pusat
dan perforasi kenyang di Gangguan rasa
pada usus medulla nyaman nyeri
oblongata

Mual dan muntah

Intake cairan dan Intake nutrisi inadekuat


elektrolit inadekuat

Nutrisi kurang
Kekurangan dari kebutuhan
volume cairan tubuh

Sumber : Doengoes, 2008


Gambaran klinik demam tipoid pada anak biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa, masa
tunas 10-20 hari yang tersingkat 4 hari. Jika infeksi terjadi melalui makanan dan jika melalui
minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala pusing, tidak bersemangat dan nafsu makan kurang,
menyusul gambaran klinis yang sering ditemukan (Ngastiyah, 2007:156)
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remitten dan suhu
berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore
dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam pada minggu
ketiga. Suhu berangsur-angsur turun dengan normal kembali pada minggu ketiga.
Gagguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering,
pecah-pecah (rogaden), lidah tertutup selaput putih kotor (oated Tongue) ujung dan tepinya
kemerahan. Jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung
(Meteorismus) hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan biasanya sering terjadi
konstipasi tetapi juga dapat diare atau normal. Gangguan kesadaran. Umumnya kesadaran pasien
menurun walaupun tidak seberapa dalam yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi sopor, koma
atau gelisa (kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapat pengobatan). Disamping gejala-
gejala tersebut diatas mungkin pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu
bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yag dapat ditemukan pada minggu
pertama demam.
1.1.5 Manifestasi Klinis
1. Nyeri kepala, lemah, lesu.
2. Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama tiga minggu.
3. Gangguan pada saluran cerna : bibir kering dan pecah-pecah, lidah
ditutupi selaput putih kotor, mual, tidak nafsu makan dan disertai nyeri pada perabaan.
4. Gangguan kesadaran : penurunan kesadaran (somnolen apatis).
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah tepi
Didapatkan adanya anemia oleh karena intake makanan yang terbatas, terjadi gangguan
absorbsi, hambatan pembentukan darah dalam sumsum dan penghancuran sel darah merah
dalam peredaran darah. Leukopenia dengan jumlah lekosit antara 3000 – 4000 / mm3
ditemukan pada fase demam. Hal ini diakibatkan oleh penghancuran lekosit oleh
endotoksin. Aneosinofilia yaitu hilangnya eosinofil dari darah tepi. Trombositopenia terjadi
pada stadium panas yaitu pada minggu pertama. Limfositosis umumnya jumlah limfosit
meningkat akibat rangsangan endotoksin. Pemerikasaan IgM Salmonela hasil >2 atau lebih
dari 5.
2. Pemeriksaan urine
Didapatkan proteinuria ringan ( < 2 gr/liter ) juga didapatkan peningkatan lekosit dalam
urine.
3. Pemeriksaan tinja
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya perdarahan usus dan perforasi.
4. Pemeriksaan bakteriologis
Diagnosa pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman salmonella dan biakan darah tinja,
urine, cairan empedu atau sumsum tulang.
5. Pemeriksaan serologis
Yaitu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi ( aglutinin ). Adapun antibodi yang
dihasilkan tubuh akibat infeksi kuman salmonella adalah antibodi O dan H.
6. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi akbat demam
thypoid.
1.1.7 Komplikasi
1. Usus : Perdarahan usus, melena, perforasi usus, peritonitis.
2. Organ lain : Meningitis, kolesistitis, ensefalopati, bronkopneumoni.
1.1.8 Penatalaksanaan
1. Tirah baring total selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali. Seminggu
kemudian boleh duduk dan selanjutnya berdiri dan berjalan.
2. Makanan harus mengandung cukup cairan , kalori dan tinggi protein, tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
3. Obat terpilih adalah kloramfenikol 100 mg/KGB/hari dibagi dalam 4 dosis selama 10 hari.
Dosis maksimal klorampenikol 2 g/hari. Kloramphenikol tidak boleh diberikan bila jumlah
leukosit ≤ 2000/ul. Bila pasien alergi dapat diberikan golongan penisilin atau
kotrimoksazol.
1.2 Asuhan Keperawatan
1.2.1 Anamnesa
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku bangsa, agama, tanggal MRS,
nomor register dan diagnosa medik.
2. Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas/ demam yang tidak turun temurun, nyeri perut,
kepala pusing, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman Salmonella typhi ke dalam tubuh.
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, DM.
6. Riwayat psikososial dan spiritual
Biasanya anak rewel, bagaimana koping yang digunakan.
7. Pola fungsi kesehatan
1) Pola nutrisi dan metabolisme
Anak akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan
sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
2) Pola eliminasi
Eliminasi alvi. Anak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama.
Sedangkan elimnasi urine tidak mengalami gangguan, hanya warna urine menjadi
kuning kecoklatan. Klien dengan demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang
berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan
kebutuhan cairan tubuh.
3) Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak terjadi
komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
4) Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
1.2.2 Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Didapatkan anak tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38 – 41 0 C, muka kemerahan.
2. Tingkat kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai
somnolent. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.
3. Sistem respirasi
Pernafasan rata – rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran seperti
bronchitis.
4. Sistem integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambut agak kusam.
5. Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah – pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor ( khas ), mual, munyah,
anoreksia dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat.
6. Sistem muskuloskeletal
Klien lemah.
7. Sistem abdomen
Dapat ditemukan keadaan perut kembung ( meteorismus ), peristaltik usus meningkat.
2.1 Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia dengan kemungkinan penyebab proses penyakit (SDKI SLKI SIKI).
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi

HIPERTERMIA D.0130
Katagori : Lingkungan
Subkatagori : Keamanan dan Proteksi
Definisi : suhu tuhub meningkat di atas rentang normal tubuh.
Penyebab
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
4. Ketudaksesuaian pakain dengan suhu lingkungan
5. Peningkatatan laju metabolism
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebih
8. Penggunaan incubator

Gejala dan Tanda Mayor


Subyektif Obyektif
(tidak tersedia) 1. Suhu tubuh diatas nilai normal

Gejala dan Tanda Minor


Subyektif Obyektif
(tidak tersedia) 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Taikardi
4. Takipnea
5. Kilit terasa hangat

Kondisi Klinis Terkait


1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stoke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas

Termoregulasi L.14131
Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentan normal
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukum Meningkat
Memburuk Membaik
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Kosumsi
1 2 3 4 5
oksigen
Piloeraksi 1 2 3 4 5
Vasokonstriksi
1 2 3 4 5
rerifer
Kulit
1 2 3 4 5
memerota
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardi 1 2 3 4 5
Dasar kuku
1 2 3 4 5
sianolik
Hipoksia 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
memburuk membaik
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa
1 2 3 4 5
darah
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah
1 2 3 4 5
tinggi

Status kenyamanan L.08054


Definisi
Keseluruan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikis, psikologi, spiritual,social budaya,
dan lingkungan
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukum Meningkat
Memburuk Membaik
Kesejahteraan fisik 1 2 3 4 5
Kesejahteraan
1 2 3 4 5
psikologis
Dukungan sosial dari
1 2 3 4 5
keluarga
Dukungan sosial dari
1 2 3 4 5
teman
Perawatan sesuai
1 2 3 4 5
keyakinan budaya
Perawatan sesuai
1 2 3 4 5
kebutuhan
Kebebsan melakukan
1 2 3 4 5
ibadah rileks
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan tidak nyaman 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisingan 1 2 3 4 5
Keluhan sulit tidur 1 2 3 4 5
Keluhan kedinginan 1 2 3 4 5
Keluhan kepanasan 1 2 3 4 5
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintis 1 2 3 4 5
Menagis 1 2 3 4 5
Isitabilitas 1 2 3 4 5
Menyalahkan diri
1 2 3 4 5
sendiri
Konfusi 1 2 3 4 5
Kosumsi alkohol 1 2 3 4 5
Penggunaan zat 1 2 3 4 5
Percobaan bunuh diri 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk sedang Membaik
memburuk membaik
Memosi masa lalu 1 2 3 4 5
Suhu ruangan 1 2 3 4 5
Pola eliminasi 1 2 3 4 5
Postur tubuh 1 2 3 4 5
Kewaspadaan 1 2 3 4 5
Pola hidup 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5

1. Standar Intervensi keperawatan indonesia (SIKI)


Manajemen Demam 1.03099
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh akibat pirogen endogen
Tindakan
Observasi :
1. Monitor tanda tanda vital (mis. suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi nafas
dan tekanan darah)
2. Monitor intake dan otoput cairan
3. Monitor komplikasi akibat demam (mis. kejang, penurunan kesadaran, kadar
elekrolit abnormal, ketidakseimbangan asam-asam aritmia)
Terapeutik :
1. Tutupi badan dengan selimut/pakain dengan tepat (mis. selimut/pakaian tebal
saat merasa dingin dan selimut/pakaian tipis saat merasa panas)
2. Lakukan tepid sponge, jika perlu
Edukasi :
1. Ajurkan tirah baring
2. Ajurkan memperbanyak minum
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

Defisit Nutrisi D. 0019


Katagori :Fisiologis
Subkatagori : Nutrisi dan Cairan
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab
1. Ketidak mampuan menelan makanan
2. Ketidak mampuan mencerna makanan
3. Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi
4. Peningkatkan kebutuhan metabolism
5. Faktor ekomomi (mis. finasila tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. stress, keenganan untuk makan)

Gejala dan Tanda Mayor


Subyektif Obyektif
(tidak tersedia) 2. Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentan ideal

Gejala dan Tanda Minor


Subyektif Obyektif
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperatif
2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebih
8. Diare

Kondisi Klinis Terkait


1. Stroke
2. Parkison
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuronmuskular
9. Luka bakar
10. Kanker infeksi
11. Aids
12. Penyakit Crohn’s

Nafsu Makan L.03024


Definisi
Keinginan untuk makan
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukum Meningkat
Memburuk Membaik
Keinginan
1 2 3 4 5
makanan
Asupan
1 2 3 4 5
makanan
Energi untuk
1 2 3 4 5
makan
Kemampuan
merasakan 1 2 3 4 5
makanan
Kemampuan
menikmasti 1 2 3 4 5
makanan
Asupan nutrisi 1 2 3 4 5
Stimulus
1 2 3 4 5
untuk makan
Kelaparan 1 2 3 4 5

Status Nutrisi L.03030


Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukum Meningkat
Memburuk Meningkat
Porsi makana yang
1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot
1 2 3 4 5
mengunyah
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 5
Serum albumia 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan
untuk meningkatkan 1 2 3 4 5
nutrisi
Pengetahuan tentang
pilihan makanan yang 1 2 3 4 5
sehat
Pengetahuan tentang
pilihan minuman yang 1 2 3 4 5
sehat
Pengetahuan tentang
standar asupan nutrisi
yang tepat
Penyiapan dan
penyimpanan makanan
yang aman
Penyiapan dan
penyimpanan minuman
yang aman
Sikap terhadap maknan
dan minuman sesuai
dengan tujuan
kesehatan
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Perasaan cepat kenyang 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk sedang Membaik
memburuk membaik
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks Massa Tubuh 1 2 3 4 5
Frenkuensi makanan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit
1 2 3 4 5
trisep
Membrane mukosa 1 2 3 4 5
Manajemen Nutrisi 1.03119
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nuttsi yang seimbang
Tindakan
Observasi :
1. Indentifikasi status nutrisi
2. Indentifikasi alergi dan intoterasi makanan
3. Indentifikasi makanan disukai
4. Indentifikasi kebutuahn kalori dan jenis nutrisi
5. Indentifikasi perlunga penggunaan selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2. Fasilitas penentu pedoman diet (mis piramida mkananan)
3. Sajikan makanan sevara menraik dan suhu yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogatrik jika asuopan oral
dapat ditolenrasi
Edukasi :
3. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
4. Ajarkan diet yang diprogamkan
Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri antlemeti)
jika perlu
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrie
yang dibutuhkan, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Marilyn E., Doengus. (2008). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga. Jakarta : EGC.
Ngastiyah. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta.

Soeparman. (2009). Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Julia Iskandar. (2008). Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika :
Jakarta.

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI PENDIDIKANPROFESI NERS PROGRAM PROFESI
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
NAMA MAHASISWA : Kadek Ayu IstaNanda
NIM : 01.3.21.00493
TANGGAL : 29 November 2021

1. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : An. K No. Reg :-
Nama Panggilan : An.K
Umur : 6 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Bangsal
Diagnosa Medis : Demam Typoid
Tanggal MRS : 28 November 2021
Tanggal Pengkajian : 29 November 2021
Golongan Darah :-
Identitas Orang Tua
NamaAyah : Tn. O NamaIbu : Ny. K
Umur : 40 Tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wirausaha Pekerjaan : Guru
Penghasilan : - Penghasilan :-
Alamat : Bangsal Alamat : Bangsal

2. ALASAN KUNJUNGAN / KELUHAN UTAMA


Alasan Kunjungan :
Pada tanggal 28 November 2021 An.K masuk melalui IGD rumah sakit samarinda medika citra
Ibu pasien mengeluhkan An.K demam tinggi sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, An.K
mengalami mual muntah sebanyak 6 kali.
Keluhan Utama : Ibu pasien mengeluhkan An.K demam sejak 3 hari yang lalu.

3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


A. Prenatal : Status kehamilan : G3P3A0H3
Pemeriksaan kehamilan/ ANC teratur lebih dari 3 kali di bidan terdekat.
Sikap ibu terhadap kehamilan positif, Emosi ibu pada saat hamil stabil.
B. Natal : An K lahir pada tanggal 24 Mei 2015 BBL: 3800 gr, PBL: 48 cm, usia gestasi saat
lahir 38 minggu

C. Post Natal : Ibu melakukan insiasi menyusui dini (IMD), reflek hisap dan reflek menelan
baik

4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


A. Penyakit – Penyakit Waktu Kecil
Tidak ada
B. Pernah di Rawat di rumah Sakit
Ibu mengatakan An.K belum pernah dirawat dirumah sakit.
C. Penggunaan Obat – Obatan
Tidak ada
D. Tindakan (misalnya operasi atau tidakan lainya) : Tidak ada
E. Alergi
Tidak ada
F. Kecelakaan
Tidak ada
G. Imunisasi
An K sudah dilakukan imunisasi lengkap yaitu BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan campak

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan
pasien. Ibu mengatakan satu minggu yang lalu ada saudara dari An.K yang menderita penyakit
ISPA.

GENOGRAM

Keterangan :
: laki-laki : menikah
: perempuan : tinggal satu rumah
: pasien : garis keturunan

6. DATA PSIKOSOSIAL
A. Yang Mengasuh Anak :
An. K yang mengasuh adalah Ibu dan Ayah
B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga : Tidak Terkaji
C. Hubungan Dengan Teman Sebaya : Pasien biasanya bermain bersama saudara dan teman
sebayanya.

D. Pembawaan Secara Umum : Tidak Terkaji

7. KEBUTUHAN DASAR / POLA SEHARI – HARI


A. Makanan yang disukai / tidak disukai
Tidak Terkaji
Selera makan
Tidak Terkaji
Alat makan yang digunakan
Tidak Terkaji
Jam makan
Tidak terkaji
B. Pola tidur
Siang : 2 jam
Malam : 8 jam
Lama tidur : 10jam

Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur (Apakah perlu mainan, perlu dibacakan cerita


sebelum dibawakan tidur?)
Pasien tidak mempunyai kebiasaan sebelum tidur
Mandi
An. K mandi 2 x/ Hari, cuci rambut 3x/ Minggu,

Aktifitas bermain
An. K bermain bersama saudara dan teman sebayanya

Eliminasi
BAK: > 5 kali/hari, Warna : kuning
BAB: 1 kali/hari, Warna: cokelat, Konsistensi: Padat

8. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI / PENAMPILAN UMUM PASIEN


A. Diagnosa Medis
Demam Typoid
B. Tindakan Operasi
Tidak ada
C. Status Nutrisi
D. Jenis makanan yang diberikan pada An. K yaitu nasi tim dengan jumlah satu porsi frekuensi
makan 3x sehari

E. Status Hidrasi
F. An. R diberikan air putih dan susu

G. Obat – obatan
Sanpicilin 3x 600 mg: berfungsi untuk mengatasi infeksi akibat bakteri, 
Paracetamol 3x 200 mg :obat untuk meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri haid atau
sakit gigi
Rl 500 ml/21 tpm: cairan infus untuk menambah elektrolit tubuh.
H. Aktifitas
An. K sebelum sakit sekolah, bermain bersama keluarga dan teman sebayanya

I. X – ray
Tidak ada

9. TANDA – TANDA VITAL


Suhu tubuh : 38,3°C
Denyut nadi : 89x/menit
Pernapasan : 23x/menit
Tekanan darah :- mmHg
BB / TB : 30 Kg / 100 cm

10. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
Kesadaran Composmentis, An. K terpasang Infus RL 500ML/21 tpm
B. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala : Bentuk kepala normal, lingkar kepala 45cm, fontanel cekung.
Mata : Posisi mata klien simetris, tampak cekung
Hidung : tampak simetris dan bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : mukosa bibir kering,
Telinga : bentuk simetris, pemeriksaan pendengaran baik

C. Pemeriksaan Dada / Thorak


Inspeksi: tidak terlihat adanya retraksi dinding dada,
Palpasi :palpasi premitus kiri dan kanan sama
Perkusi: suara redup
Auskultasi: Vesikuler
JANTUNG
Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: teraba di RIC 4 midklafikula
Perkusi: suara redup
Auskultasi: Irama teratur/ reguler

D. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi: tidak tampak tonjolan dan terdapat luka
Auskultasi: bising usus normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: suara tympani

E. Pemeriksaan Genetalia dan Sekitarnya


An.K berjenis kelamin laki –laiki
F. Punggung (Skoliosis, Kiposis, Hiperlordose)
Tidak Terkaji
G. Pemeriksaan Neurologi (Composmetis)
Penilaian dengan GCS : E : 4 V : 5 M: 6
Keterangan
Respon Membuka Mata
1. tidak ada respon
2. dengan rangan nyeri (misalnya menekan kuku jari)
3. dnegan rangsang suara (suruh pasien membuka mata)
4. respon membuka mata spontan
Respon Verbal
1. tidak ada respon
2. suara tanpa arti
3. kata-kata saja (berbicara tidak jeas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu
kalimat)
4. bingun, berbicara mengacau (sering bertanya berulang-ulang), disorientasi (orang,
tempat, dan waktu)
5. orientasi baik
Respon motorik
1. tidak ada respon
2. Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dnegan jari mengepal
dan extensi saat diberi rangsangan nyeri)
3. flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada dan kaki extensi saat
diberi rangsangan nyeri)
4. menghindar / menarik estremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat di beri rangsangan
nyeri
5. menjangkau dan menjahui stimulus saat diberi rangsang nyeri
6. mengikuti perintah
H. Pemeriksaan Integumen
turgor kulit kembali cepat, kering, kulit teraba hangat, CRT kembali < 3 dtk, akral teraba
hangat.

I. Pemeriksaan Ekstremitas (Oedema, kelainan kongenital, reflek pattela)


Ekstermitas atas: Capillary refill < 3 dtk
Ekstermitas bawah: capillary refil kembali dalam dua detik, akral teraba hangat, edema tidak ada
11. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
A. Adaptasi Sosial
An. K Mudah beradaptasi terhadap perubahan

B. Bahasa
An. K bisa berbicara dengan baik dan sopan.
C. Motorik Halus
Tidak Terkaji
D. Motorik Kasar
An. K berguling pada usia 3 bulan, Duduk usia 7 bulan, Merangkak usia 8 bulan, Berdiri usia 11
bulan.
E. Kesimpulan dari Pemeriksaan Tumbuh Kembang
F. An. K tidak mengalami keterlambatan perkembangan.

12. INFORMASI LAIN

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan


Hb 11,6 mg/dl 14-18 Menurun
Ht 35, 5% 40-48 % Normal
Leukosit 16, 000/mm3 150.000-400.000 Normal

Kediri,29 November 2021


Tanda Tangan Mahasiswa

Kadek Ayu IstaNanda


ANALISA DATA

NAMA PASIEN : An.K


UMUR : 6 Tahun
NO. REGISTER : -

DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH KEPERAWATAN


DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO (P)
(E)
DS 1: Peningkatatan laju Hipertermi
Ibu pasien mengeluhkan An.K metabolisme (D.0130)
demam sejak 3 hari yang lalu.

Do:
1. Suhu tubuh : 38,3°C
2. Denyut nadi : 89x/menit
3. Pernapasan : 23x/menit
4. Akral teraba hangat

DS 2: Ketidak mampuan Definisit Nutrisi (D. 0019)


Ibu pasien mengatakan An. K mengabsorbsi nutrisi
mengalami mual – muntah
sebanyak 6 kali dalam sehari.

Do:
1. Pasein makan habis ¼
porsi
2. Bibir kering
3. Pasien terlihat lemas
4. Hb: 11,6 mg/dl
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An.K


UMUR : 6 Tahun
NO. REGISTER : -

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1 29 -11-2021 Hipertermi berhubungan dengan 30-11-2021 Kadek Ayu
Peningkatatan laju metabolism IstaNanda
Ditandai dengan Ibu pasien
mengeluhkan An.K demam
sejak 3 hari yang lalu. Suhu
tubuh : 38,3°C, Denyut nadi :
2 29-11-2021
89x/menit, Pernapasan :
23x/menit, Akral teraba hangat

Definisit Nutrisi berhubungan 30-11-2021 Kadek Ayu


dengan Ketidak mampuan IstaNanda
mengabsorbsi nutrisi ditandai
dengan Ibu pasien mengatakan
An. K mengalami mual –
muntah sebanyak 6 kali dalam
sehari. Pasein makan habis ¼
porsi , Bibir kering , Pasien
terlihat lemas , Hb: 11,6 mg/dl

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NAMA PASIEN : An. K
UMUR : 6 Tahun
NO REGISTER :-
DIAGNOSA KEPERAWATAN : Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

1. SIKI : Termogulasi
a. Menggil 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Suhu tubuh 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Suhu Kulit 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Pucat 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI : Status neurologis


a. Hipertermi 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An. R


UMUR : 12 Bulan
NO. REGISTER : 1166356

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Defisit Nutrisi


1. SLKI :Nafsu makan (L.03024)
a. Keinginan makan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Kemampuan merasakan makanan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Energi utuk makan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SLKI :Status Nutrisi (L.03030)


a. Porsi makan yang dihabiskan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Nafsu makan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Membran mukosa 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An. K


UMUR : 6 Tahun
NO. REGISTER : -

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


(SIKI)
1. Hipertermi berhubungan dengan Manajemen Hipertermia (I.15506)
Observasi
Peningkatatan laju metabolism Ditandai
1. Monitor warna kulit dan suhu tubuh 1. Untuk mengetahui adanya demam pasien
dengan Ibu pasien mengeluhkan An.K Terapeutik
2. Berikan selimut pendingin atau tipis 2. untuk menurunkan suhu tubuh anak dengan
demam sejak 3 hari yang lalu.
3. Longgarkan pakaian cara konduksi
Suhu tubuh :38,3°C,Denyut 4. basahi dan kipasi permukaan tubuh 3. Untuk pasien lebih nyaman
5. lakukan kompres hangat pada anak 4. Agar pasien tidak merasa kepanasan
nadi:89x/menit, Pernapasan: 23x/menit,
Edukasi 5. untuk menurunkan suhu tubuh anak dengan
Akral teraba hangat 6. Anjurkan tirah baring cara evaporasi
Kolaborasi 6. Untuk menenangkan pasien
7. Kolaboasi pemberian cairan dan eletrolit intravena jika
7. Agar pasien tidak dehidrasi
Perlu
8. obat penurun panas/ menurunkan suhu dari
8. kolaborasi pemberian antipiretik sesuai terapi pusat hipotalamus

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NAMA PASIEN : An. K
UMUR : 6 Tahun
NO. REGISTER : -

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


(SIKI)
1. Definisit Nutrisi berhubungan dengan Manajemen Nutrisi (1.03119)
Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi Obeservasi
1. Untuk mengatahui status nutrisi pasien
ditandai dengan Ibu pasien mengatakan An. 9. Indentifikasi status nutrisi dalam keadaan baik atau tidak.
2. Untuk mengetahui asupan makanan yg
K mengalami mual – muntah sebanyak 6 kali 10. Monitor asupan makanan
masuk kedalam tubuh pasien.
dalam sehari. Pasein makan habis ¼ porsi , 11. Monitor berat badan 3. Untuk mengetahui apakah berat badan
pasien menurun.
Bibir kering , Pasien terlihat lemas , Hb: 11,6 Terapeutik :
mg/dl 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
1. Agar pasien saat makan merasa lebih enak
2. Sajikan makanan secara menaraik dan suhu yang
dan nyaman.
sesuai 2. Agar pasien dapat meningkatkan nafsu
makan.
3. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
3. Untuk menambah protoin ddan kalori yang
4. Berikan suplemen makanan, jika perlu cukup.
4. Untuk menambah nafsu makan pasien.
Edukasi :
5. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
6. Ajarkan diet yang diprogamkan
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
1. Untuk membuat pasien merasa lebih
pereda nyeri antlemeti) jika perlu nyaman saat diberikan makan.
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah 2. Untuk memenuhi kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan.
kalori dan jenis nutrie yang dibutuhkan, jika perlu
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An. K


UMUR : 6 Tahun
NO. REGISTER :
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1. I 29-11-2021 Kadek ayu
08.00 wib
1. Monitor suhu tubuh istananda
08.30 wib
2. Longgarkan pakaian
10.00 wib
3. Melakukan pengompresan air hangat di
11.30 wib dahi, ketiak dan lipatan paha
4. Anjurkan tirah baring
5. Memberikan selimut pendingin atau tipis

6. Memberikan pengobatan

2 II 29-11-2021 Kadek Ayu


08.00 wib
1. Mengidentifikasi status nutrisi Istananda
08.30 wib 2. Memonitor asupan makanan
3. Memonitor berat badan
10.00 wib
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan
11.30 wib
protein
5. Memberikan suplemen makanan, jika
perlu.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrie yang dibutuhkan, jika perlu

CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA PASIEN : An. R
UMUR : 12 Bulan
NO. REGISTER : 1166356
NO NO JAM EVALUASI TTD
DX
1. I 13.00 S: Kadek Ayu
Ibu pasien mengeluhkan An.K demam IstaNanda
sejak 3 hari yang lalu

O:
1. Suhu tubuh : 38,3°C
2. Denyut nadi : 89x/menit
3. Pernapasan : 23x/menit
4. Akral teraba hangat

A: Masalah hipertermi belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Monitor suhu tubuh


2. Longgarkan pakaian
3. Melakukan pengompresan air hangat
di dahi, ketiak dan lipatan paha
4. Anjurkan tirah baring
5. Memberikan selimut pendingin atau
tipis
6. Memberikan pengobatan PCT syr
3x250 mg

2 II 13.00 S: Kadek Ayu


dengan Ibu pasien mengatakan An. K IstaNanda
mengalami mual – muntah sebanyak 6
kali dalam sehari.

O:
1. Pasein makan habis ¼ porsi
2. Bibir kering
3. Pasien terlihat lemas
4. Hb: 11,6 mg/dl
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Memonitor asupan makanan
3. Memonitor berat badan
4. Memberikan makanan tinggi
kalori dan protein
5. Memberikan suplemen makanan,
jika perlu.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrie yang dibutuhkan, jika
perlu

TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : An. R
UMUR : 12 Bulan
NO. REGISTER : 1166356
NO NO. TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
DX TANGAN
1. I 30-11-2021 Kadek Ayu
08.00 wib
1. Monitor suhu tubuh IstaNanda
09.00 wib
2. Longgarkan pakaian
10.00 wib
3. Melakukan pengompresan air hangat di
10.45 wib
dahi, ketiak dan lipatan paha
11.30 wib
4. Anjurkan tirah baring

5. Memberikan selimut pendingin atau tipis

6. Memberikan pengobatan PCT syr 3x250


mg

2 II 30-11- 2021 Kadek ayu


09.00 wib
istananda
09.20 wib
1. Mengidentifikasi status nutrisi
10.00 wib 2. Memonitor asupan makanan
3. Memonitor berat badan
10.20 wib

11.30 wib
4. Memberikan makanan tinggi kalori
dan protein
5. Memberikan suplemen makanan, jika
perlu.

6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrie yang dibutuhkan, jika perlu

CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA PASIEN : An. K
UMUR : 6 Tahun
NO. REGISTER : -
NO NO JAM EVALUASI TTD
DX
1. I 13.00 S: Ibu mengatakan An. K demam sudah Kadek Ayu
menurun
IstaNanda
O:
1. Suhu 36,8 oC
2. kulit teraba dingin
3. Akral teraba dingin

A: Masalah hipertermi teratasi

P: Intervensi dihentikan

2 II 13.00 S: ibu mengatakan An. K sudah tidak Kadek Ayu


mengalami mual muntah
IstaNanda
O:
1. Nadi: 100 x/ menit
2. Membrane mukosa bibir An. K
masih tampak lembab
3. Makan sudah habis ½ porsi

A: Masalah defisit nutrisi teratasi

P: Intervensi dihentikan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Kompres hangat
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : -
Hari / Tanggal : 29 November 2021
Waktu : Pukul 08.00- selesai

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit,
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang kompres hangat
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian kompres
b. Menjelaskan tujuan kompres hangat
c. Menyebutkan alat kopres hangat
d. Menjelaskan langkah-langkah kopres hangat
B. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab
C. Media
Leaflet.
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian kompres
2. Tujuan Kompres hangat
3. Alat- alat kompres
4. Langkah-langkah kopres hangat
(Materi Terlampir)
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari kompres?
2. Apa tujuan Kompres hangat?
3. Sebutkan alat-alat kompres hangat!
4. Bagaimana langkah-langkah kompres hangat

F. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


Hari/Tgl/Jam Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pasien dan
Penyuluhan Kesehatan keluarga
Kesehatan
Kamis, 29 1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam. 1. Pasien dan keluarga
November (5 menit) 2. Menyebutkan nama dan membalas salam.
2021 Pukul asal. 2. Pasien dan keluarga
08.00-selesai 3. Menjelaskan tujuan. menerima kehadiran
4. Mengkaji tingkat mahasiswa dengan
pengetahuan Pasien dan baik.
keluarga tentang nafas 3. Pasien dan keluarga
dalam. memahami tujuan
dengan baik.
4. Pasien dan keluarga
berpartisipasi dalam
diskusi awal.
2. Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Pasien dan keluarga
(20 menit) pengertian, tujuan mendengarkan dan
kopres hangat, alat memperhatikan
kopres hangat, dan dengan baik.
langkah-langkah kopres 2. Pasien dan keluarga
hangat mengajukan
2. Memberi kesempatan pertanyaan.
pada pasien dan
keluarga untuk
menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.

3. Penutup 1. Mengevaluasi tujuan 1. Pasien dan keluarga


(5 menit) penyuluhan kesehatan. mampu
2. Mengucapkan terima menjawab/menjelas
kasih atas perhatian kan kembali.
yang diberikan dan 2. Pasien dan keluarga
memberi salam penutup. membalas salam.

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Kompres
Kompres merupakan salah satu cara yang populer untuk menurunkan panas.
Kompres hangat dapat digunakan untuk menstabilkan suhu tubuh
B. Tujuan Kompres
1. Membantu menurunkan suhu tubuh.
2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri.
3. Membantu mengurangi perdarahan.
4. Membatasi peradangan.
C. Alat Kompres
1. Air Hangat
2. Wadah air/Waskom
3. Termometer air
4. Waslap/Handuk mandi yang kering
D. Langkah-langkah kopres hangat
1. Cuci tangan dan siapkan alat secara lengkap
2. Atur posisi.
3. Siapkan air Hangat dalam baskom
4. Siapkan waslap / handuk mandi.
5. Masukan waslap / handuk mandi ke dalam baskom yang berisi air hangat.
6. Lalu peras sampai tidak basah sekali.
7. Letakkan waslap / handuk mandi di lipatan paha, axilla , dan daerah
tengkuk
8. Kompres selama 10-20 menit dan kemudian berhenti (tidak harus
diterapkan dalam waktu yang lama)

Referensi :
Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai