Oleh:
RIKA PUTRI PERMATA
NIM : 01.3.21.00500
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Mengetahui,
Ketua Program Studi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih
Anugerah-Nya, Penyertaan-Nya, Perlindungan-Nya, serta Petunjuk-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan “ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN
CEREBRAL PALSY DI YPAC MAKASSAR “
Dalam kesempatan ini dengan suka cita saya mengucapkan terima kasih
kepada:
Ibu Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing pada praktik profesi
asuhan keperawatan anak yang memberikan kesempatan dan bimbingan kepada kami
dalam melaksanakan kegiatan.
Saya menyadari bahwa laporan asuhan keperawatan ini jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran dalam perbaikan langkah selanjutnya sangat saya harapkan.
Penyusun
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.2 Etiologi
Cerebral palsy bukan penyakit yang beridir sendiri tetapi nama yang
diberikan untuk variasi dari sindrom kerusakan saraf motorik yang terjadi
sekunder dan menjadi lesi dalam perkembangan otak. Kerusakan bersifat
permanen dan tidak dapat disembuhkan tetapi dampak dari CP dapat
diperkecil. Etiologi CP dibagi menjadi tiga :
a. Prenatal
1) Infeksi TORCH
2) Keracunan
3) Radiasi sinar X
b. Natal
1) Anoksia
2) Perdarahan otak
3) Premature
4) Ikterus
c. Postnatal
1) Trauma kapitis
2) Ensefalitis
3) Meningitis
4) Luka parut pasca bedah
Faktor risiko terjadinya CP antara lain jenis kelamin, ras, genetic,
sosioekonomi, riwayat obstetric, penyakit yang diderita ibu, primipara,
malnutrisi, BBLR, skor APGAR (Sitorus dkk, 2016).
1.1.4 Patofisiologi
Cerebral Palsy Pada CP terjadi kerusakan pada pusat motorik dan
menyebabkan terganggunya fungsi gerak yang normal. Pada kerusakan
korteks cerebri terjadi kontraksi otak yang terus menerus dimana disebabkan
oleh karena tidak terdapatnya inhibisi langsung pada lengkung reflex. Bila
terdapat cidera berat pada system ekstra pyramidal dapat menyebabkan
gangguan pada semua gerak atau hypotonic, termasuk kemampuan bicara.
Namun bila hanya cedera ringan maka gerakan gross motor dapat dilakukan
tetapi tidak terkoordinasi dengan baik dan gerakan motorik halus sering kali
tidak dapat dilakukan. Gangguan proses sensorik primer terjadi di serebelum
yang mengakibatkan terjadinya ataksia. Pada keterbatasan gerak akibat fungsi
motor control akan berdampak juga pada proses sensorik (Hardiman, 2013).
1.1.5 Patway
- Malformasi
congenital - Anoksial - Trauma kapitis
- Infeksi dalam hipoksia - Infeksi
kandungan - Perdarahan - Kem ikterus
- Radiasi intra cranial
- Tok gravidarum - Trauma lahir
- Afiksia dalam - Prematuritas
kandungan
Cerebral plasy
‘
Non Operative
operative
Gangguan Kelumpuhan
Strabismus Gangguan
tumbuh sepastisitas pendengaran
kembang
Kerusakan
jaringan
Gangguan
sensori Hambatasn Gangguan
persepsi mobilitas komunikasi
fisik verbal
Risiko
cidera
SLKI
Status Perkembangan L.10101
Definisi
Kemampuan untuk berkembang sesuai dengan kelompok usia
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Keterampilan 1 2 3 4 5
perilaku sesuai
usia
Kemampuan 1 2 3 4 5
melakukan
perawata diri
Respon Sosial 1 2 3 4 5
Kontak Mata 1 2 3 4 5
Regresi 1 2 3 4 5
Pola Tidur 1 2 3 4 5
SIKI
Perawatan Perkembangan I.10339
Definisi
Mengidenafikasi dan merawat untuk menfasilitasi perkembangan yang optimal
pada aspek motorik halus, motorik kasar bahasa, kognitif, sosial, emosional di tiap
tahapan usia anak
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
- Identifikasi layaral perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis lapar,
tidak nyaman)
Terapeutik
- Pertahankan sentuhan saminimal mungkin pada bayi prematur
- Berikan sentuhan yang bersifal gertle dan tidak ragu-ragu
- Minimalkan nyeri
- Minimalkan kebisingan ruangan
- Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
- Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
- Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya
- Fasilitasi anak barbagi dan bergaria /bergilir
- Dukung anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau umpan
balik atas usahanya
- Pertahankan kenyamanan anak
- Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri (mis
makan, sikat gigi, cuci tangan memakai baju)
- Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai
- Bacakan cerita atau dongeng
- Dukung partisipasi anak di sekolah, ekstrakurikuler dan aktivitas komunitas
Edukasi
- Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestone perkembangan anak
dan perilaku anak
- Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya
- Anjurkan orang tua berinter, aksi dengan anaknya
- Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
- Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
-Rujuk untuk Konseling, Jika Perlu
SDKI
Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan Gangguan neuromuskuler
(D.00119)
Definisi : Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima,
memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol.
Asifia 1 2 3 4 5
Disfaksia 1 2 3 4 5
Pelo 1 2 3 4 5
Gagap 1 2 3 4 5
Respon perilaku 1 2 3 4 5
Pemahaman 1 2 3 4 5
komunikasi
SIKI
Promosi Komunikasi Deficit Bicara
Promosi Komunikasi Deficit Bicara I.13492
Definisi : Menggunakan teknik komunikasi tambahan pada individu dengan gangguan
pengelihatan
Tindakan
Observasi
Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dasn diksi bicara
Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara
Monitor frustrasi, marah, depresi atau hal lain yang menganggu bicara
Identifikasi prilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
Terapeutik
Gunakan metode komunikasi alternative (mis: menulis, berkedip, papan
Komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan, dan computer)
Sesuaikan gaya Komunikasi dengan kebutuhan (mis: berdiri di depan pasien,
dengarkan dengan seksama, tunjukkan satu gagasan atau pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan perlahan sambil menghindari teriakan, gunakan Komunikasi
tertulis, atau meminta bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien.
Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
Ulangi apa yang disampaikan pasien
Berikan dukungan psikologis
Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi
Anjurkan berbicara perlahan
Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang
berhubungan dengan kemampuan berbicara
Kolaborasi
Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
1.2.2 Evaluasi
1 Perkembangan anak dapat sesuai dengan usianya
2 Perkembangan komunikasi pada anak dapat sesuai dengan usianya
DAFTAR PUSTAKA