CEREBRAL PALSY ( CP )
DISUSUN OLEH :
TITIK NURCAHYANI
048SYE21
CEREBRAL PALSY
DISUSUN OLEH :
TITIK NURCAHYANI
048SYE21
Cerebral palsy (CP) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan otak
yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan kata
cerebral itu sendiri adalah otak, sedangkan palsy adalah kelumpuhan, kelemahan,
atau kurangnya pengendalian otot dalam setiap pergerakan atau bahkan tidak
terkontrol. Kerusakan otak tersebut mempengaruhi system dan penyebab anak
mempunyai koordinasi yang buruk, keseimbangan yang buruk, pola- pola gerakan
yang abnormal atau kombinasi dari karakter-karakter tersebut ( Hidayat, 2022 ).
Cerebral palsy ialah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak
progresif, terjadi pada waktu masih muda dan merintangi perkembangan otak
normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup dan menunjukkan
kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berupa
kelumpuhan spastis, gangguan ganglia basal dan sereblum dan kelainan mental
( Kowalak, 2021 ).
Tanda-tanda cerebral palsy pada umumnya cerebral palsy dapat terlihat pada
usia kurang dari 3 tahun,dan dapat dicurigai pada kemampuan perkembangan
motorik tidak normal. Bayi yang mengalami cerebral palsy akan terlihat
keterlambatan perkembangan, misalnya tengkurap, duduk dan sebagainya
Ada sebagian mengalami abnormalitas tonus otot. Penurunan tonus, bayi akan
terlihat lemas dan kaku. Ada juga bayi pada periode awal tampak hipotonia dan
selanutnya berkembang menjadi hipertonia setelah 2-3 bulan pertama. Sehingga
kemungkinan anak cerebral palsy menunjukkan postur abnormal pada satu sisi
tubuh. ( Sastra, 2021)
3. Etiologi
Menurut Wong (2021), penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga bagian,
yaitu prenatal, perinatal, dan pascanatal :
a. Pranatal
Infeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin,
misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubela dan penyakit iklusi sitomegalik.
Kelainan yang menyolok biasanya gangguan pergerakan dan retardasi mental.
Anoxia dalam kandungan, terkena radiasi sinar- X dan keracunan kehamilan
dapat menimbulkan “cerebral palsy”.
b. Perinatal
1) Anoksia / hipoksia
Penyebab yang terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah brain injury.
Kelainan inilah yang menyebabkan anoksia. Hal ini terdapat pada keadaan
persentase bayi abnormal, disproporsi sefalo-pelviks, partus lama, plasenta
previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan instrumen tertentu dan
lahir dengan sectio caesar.
2) Perdarahan otak
Perdarahan dan anoksia dapat terjadi bersama-sama, sehingga sukar
membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak,
mengganggu pusat pernafasan dan peredaran darah, sehingga terjadi anoksia.
Perdarahan dapat terjadi di ruang subaraknoid akan menyebabkan penyumbatan
CSS, sehingga mengakibatkan hidrocefalus. Perdarahan di subdural dapat
menekan korteks serebri, sehingga timbul kelumpuhan spastis.
3) Prematuritas
Bayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak lebih
banyak dibandingkan bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, enzim, faktor
pembekuan darah dan lain- lain masih belum sempurna.
1. Ikterus
Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang
kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan
inkompatibilitas golongan darah.
2. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat
pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa“cerebral palsy”.
c. Pascanatal
4. Patofisiologi
Dikenal juga dengan istilah cerebral palsy diskrinetik atau gerak, jadi
tangan anak atau kakinya bergerak melengkung- melengkung, sikapnya
abnormal dan geraknya infolumenter dengan sendirinya. Refleks neonatalnya
menetap. Kerusakan terjadi di ganglia basalis (darah yang mengatur
gerakan).
c. Aktaksik
Ada yang ototnya kaku dan ada juga yang lemas. Kerusakan otaknya
berada pada bagian korteks (bagian lapisan luar otak) dan di ganglia basalis.
e. Balismus
6. Pemeriksaan diagnostik
7. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi standar untuk semua kasus, tergantung dari gejala,
jenis dan derajat beratnya cerebral palsy. Terapi mencakup :
a. Terapi Fisik
c. Terapi Wicara
Bila terjadi kekakuan dan kelainan bentuk sendi pada pasien diatas
usia 5 tahun.
f. Terapi Obat-obatan
1. Pengkajian
b. Pemeriksaan Fisik
7) Biopsi otot
8) Penilaian psikologik
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
12 . Bernyanyi bersama
anak lagu-lagu yang
disukai
14 . agar anak tidak
13 . Bacakan cerita atau
merasa takut salah
dongen
15 Untuk melatih daya
Edukasi
inget anak
1 .Jelaskan orang tua dan/
pengasuh tentang
16 .agar orang tua
milestone perkembangan
memahami kondisi
anak dan perilaku anak
anak
2 . Anjurkan orang tua
menyentuh dan
menggendong anaknya
17 . agar anak merasa
3 . Ajarkan anak
di sayang
keterampilan berinteraksi
18 Untuk melatih
4 . Ajarkan anak teknik
interaksi anak
asertif
19 Agar anak
Kolaborasi
mempunyai
1 . Rujuk untuk konseling keberanian
20 .untuk lebih melatih
perkembangan anak
4 . Pelaksanaan
Implementasi adalah berkesinambungan dan interaktif dengan komponen lain dari
proses keperawatan. Selama implementasi, perawat mengkaji kembali pasien, modifikasi
rencana asuhan, dan menuliskan kembali hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Untuk
implementasi yang efektif, perawat harus berpengetahuan banyak tentang tipe-tipe intervensi,
proses implementasi dan metode implementasi. Ada tiga fase implementasi keperawatan
yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan
keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan pasien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi dengn tujuan.
Implementasi apat dilakukan dengan intervensi indeoenden, dependen atau interdependen
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan pasien setelah implementasi
dilakukan (potter and pery, 2020)
5. Evaluasi Keperawatan
Fase terakhir proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan. Hal yang dievaluasi adalah keakuratan dan kualitas data, teratasi atau
tidaknya maslah pasien, serta pencapaian tujuan serta ketepatan ntervensi keperawatan.
Tujuan evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencanaa keperawatan, menilai dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan melalui perbandingan pelayanan keperawatan
mutu pelayanan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah
ditentukan terebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA