BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1
2
1.1.3 WOC
Meningitis Prematuritas
Virus Perdarahan otak Pembedahan Ikterus
Faktor predisposisi: purulenta purulenta
Cerebral Palsy
Gangguan Anoksia/Pendara Bawaan dari Kelemahan Dibagian Kemampuan menelan Kerusakan motorik
pada Otak han Otak lahir/Keturunan Pencernaan terganggu, nafsu
makan menurun Kelumpuhan spastisitas:
hemiplegi kanan
Volume Konstipasi
Pernafasan tidak Gangguan bicara MK. Gangguan
Darah
teratur nutrisi kurang dari Gangguan mobilitas fisik
kebutuhan tubuuh
MK : Gangguan
MK : Pola Nafas Komunikasi Verbal Gangguan
Tidak Efektif pertumbuhan dan
perkembangan
Kurangnya
Hipoksia
Volume Cairan: 3
Darah
4
occupational therapist, pekerja sosial, guru sekolah luar biasa dan orang tua
penderita. Ngastiyah: 2000, hal 60
Selain itu dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti di bawah ini:
1) Fisioterapi
2) Pendidikan
3) Obat-obatan
1.1.7 Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah: 2000, hal 54 Penatalaksanaan terdiri dari:
1) Non pembedahan: Pemberian acetazolamide, isosorbide atau furosemid
mengurangi produksi cairan setebrospinal.
2) Pembedahan: Pengangkatan penyebab obstruksi misalnya: Neoplasma, kista,
atau hematom, pemasangan shunt yang bertujuan untuk mengalirkan cairan
serebrospinal yang berlebihan dari ventrikel ke ruang ekstra kranial, misalnya
kerongga peritonium, atrium kanan, dan rongga pleural
1.2.2.2 Risiko injuri b.d ifeksi pada otak besar dan pergerakan yang tidak
terkontan.
TUJUAN:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
keamanan diri pasien terjamin
KRITERIA HASIL :
- Deskripsi langkah-langkah untuk mengurangi risiko cedera disengaja
- Deskripsi ukuran untuk mencegah jatuh
- Deskripsi tingkah laku yang beresiko tinggi
INTERVENSI:
1) Kaji tingkah laku dan faktor yang dapat menyebabkan resiko jatuh
R: Untuk mengetahui faktor2 yang menyebabkan resiko jatuh agar dapat
meminimalkan resiko jatuh
2) Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang dapat meningkatkan
potensial untuk jatuh
R: Untuk mengetahui lingkungan yang berbahaya untuk pasien sehingga dapat
menghindari lingkungan tersebut
3) Ajarkan pasien bagaimana cara jatuh yang dapat meminimalkan cedera
R: Untuk meminimalisasi cedera, agar tidak terlalu parah
4) Ajarkan anggota keluarga tentang faktor resiko jatuh dan bagaimana mereka
dapat menurunkan resiko
R: Agar keluarga mengetahui faktor2 yang dapat memberikan resiko pasien untuk
jatuh, sehingga harapannya keluargaa dapat menghindarkan pasien dari
faktor resiko jatuh
5) Sarankan adaptasi rumah untuk meningkatkan keamanan
R: Supaya keamanan pasien terjamin
1.2.2.3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
sistem nervous.
TUJUAN:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi klien seimbang/adekuat.
9
KRITERIA HASIL :
Pemasukan vitamin, karbohidrat, kalsium, protein dan kalori adekuat
INTERVENSI:
1) Monitor makanan atau cairan dan pemasukan kalori harian bila diperukan
R: Untuk mengetahui apakah nutrisi pada anak terpenuhi atau tidak
2) Pilih suplemen yang tepat
R: Untuk menambah nafsu makan
3) Anjurkan makan yg tinggi kalsium
R: Untuk meningkatkan kebutuhan kalsium dan gizi seimbang
4) Kaji nutrisi makanan yg lengkap
R: Untuk mengetahui status gizi anak
5) Anjurkan pasien duduk setelah makan
R: Agar makanan yang sudah ada di lambung tidak dikeluarkan kembali/ di
muntahkan
6) Anjurkan pemasukan makanan yang tinggi potasium secara tepat
R: Untuk melengkapi gizi seimbang
7) Berikan pasien dan keluarga sampel diet pada cerebral palsy
R: Keluarga dapat menyiapkan menu sesuai dengan kebutuhan anak
8) Pastikan diet mengandung yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
R: Untuk mencegah konstipasi
9) Atur pola makan
R: Pola makan yang teratur agar pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak
terpenuhi.
10) Sediakan pasien dengan makanan yang tinggi protein, kalori, kolaborasi
dengan ahli nutrisi dan minuman yang siap dikonsumsi
R: Kolaborasi terapi gizi
11) Oral hygiene
R: Menjaga kebersihan mulut
12) Monitor hasil lab.
R: Untuk mengetahui adanya gangguan
TUJUAN:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Selama 5x pertemuan orangtua pasien
mengerti tentang pemberian stimulasi kepada anak.
KRITERIA HASIL :
1) Menstimulasikan pertumbuhan spiritual dan emosional
2) Menstimulasikan perkembangan kognitif
3) Berinteraksi baik dengan anak
4) Memilih suplemen tambahan yang tepat
5) Menyediakan pengawasan untuk anak dengan tepat
6) Bina hubungan kasih sayang
7) Menyediakan kebutuhan fisik anak
8) Menggunakan bahasa yang positif saat berbicara dengan anak
9) Berempati dengan anak
INTERVENSI:
1) Menyanyi dan bicara pada anak
R: Untuk melatih kerja otak anak
2) Fasilitasi anak untuk berhubungan dengan teman sebaya
R: Agar anak memiliki teman dan tidak bosan
3) Bangun interaksi satu sama lain
R: Agar tercipta hubungan saling percaya
4) Sediakan aktivitas yang dianjurkan untuk berinteraksi dgn teman sebayanya
R: Aktifitas merupakan cara untuk menghilangkan stress
5) Berikan perhatian saat dibutuhkan
R: Perhatian merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan agar anak tidak
merasa kesepian
6) Ajarkan anak untuk mencari pertolongan dari orang lain
R:Bila anak perlu bantuan, anak tahu cara untuk meminta tolong.
7) Pasilitasi perhatian atau kontak dengan teman kelompoknya
R: Untuk menghilangkan stress dan meraakan udara segar
8) Identifikasi kebutuhan spesial anak.
R: Untuk melatih anak agar tidak tergantung pada orang lain
11
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I Made Oka. 2007. Cerebral Palsy Ditinjau dari Aspek Neurologi.
Available from: http://www.cerminduniakedokteran.com. (Diunduh pada
tanggal 13 Januari 2015)
Anggra. 2009. Cerebral palsi. Available from: http://sugengrawuh.blogspot.com.
(Diunduh pada tanggal 5 Desember 2010)
12
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
1) Anamnesa (pengkajian tanggal 12 Oktober 2016).
2) Identitas Pasien
Nama Klien : An. T
TTL : Surabaya, 18 Nopember 2008
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : -
Alamat : Jl. Kapuas FI N0. 22 Panti Bakti Luhur
13
4) Keluhan Utama
Pengasuh wisma vincen mengatakan bahwa An. T mengalami kelumpuhan
pada tangan dan kakinya.
5) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat Kesehatan sekarang
Suster/pengasuh mengatakan An. T di diagnosa mengalami cerebral
palsy tetraplegia. An.T mengalami kelemahan/kekakuan pada kedua
tangan dan kaki. An.T tidak mampu berbicara, ADL An. T dibantu oleh
13
suster/pengasuh. Suster/pengasuh wisma Paul mengatakan bahwa An. T
berusia 9 tahun mengalami keterlambatan pertumbuhan karena adanya
gangguan fisik sejak lahir dan sampai sekarang An. T masih mengalami
kelemahan pada kedua kaki dan tangannya
(2) Riwayat Kesehatan Lalu
An. A masuk Panti Asuhan Bakti Luhur di antar oleh keluarganya sejak
tanggal 25 Nopember 2011 yang lalu dan sudah mengalami kelainan
fisik sejak dibawa ke panti. Semua Activity Daily Living (ADL) dibantu
oleh suster/pengasuh. Hasil diagnosa medis An. T mengalami cerebral
palsy Tetraplegia.
(3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ditemukan data untuk riwayat kesehatan keluarga An. T.
(4) Susunan Genogram
Tidak ditemukan data yang lengkap tentang susunan genogram keluarga
An. T.
6) Pemeriksaan Fisik
(1) Keadaan Umum
14
8) Data Penunjang
An. T melakukan fisioterapi setiap hari rabu dan Jumat jenis terapi adalah
terapi motorik
Surabaya, 12 Oktober 2016
Mahasiswa,
Desti Anugrahni
16
ANALISA DATA
DO:
Kemampuan menelan
2. DS: terganggu, nafsu makan Keterlambatan
menurun pertumbuhan dan
Suster/pengasuh wisma paul
mengatakan bahwa An. T berusia 9 perkembangan.
DO:
1) Tingkat kesadaran pasien compos
mentis.
2) TB : 126 cm, BB : 20 kg
3) An. T Tampak kurus dan
lumayan tinggi.
4) Kaki An. T tampak kecil.
5) An. T tidak mampu berbicara.
6) Refleks menelan terganggu.
Diagnosa 1: Setelah dilakukan 1) Kaji derajat imobilitas yang 1) Pasien mungkin dibatasi oleh
tindakan dihasilkan oleh cedera/pengobatan pandangan diri/persepsi diri tentang
Hambatan mobilitas fisik keperawatan selama dan perhatikan persepsi pasien keterbatasan fisik aktual,
b.d Gangguan 4x6 jam pertemuan terhadap imobilisasi. memerlukan informasi/intervensi
Neuromuskular mobilisasi anak untuk meningkatkan kemajuan
dengan kelemahan membaik, mampu kesehatan.
otot mempertahankan
posisi fungsional, 2) Instruksikan pasien untuk/bantu 2) Meningkatkan aliran darah ke otot
meningkatkan dalam rentang gerak pasien/aktif pada dan tulang untuk meningkatkan
kekuatan/fungsi ekstermitas yang sakit dan yang tak tonus otot, mempertahankan gerak
yang sakit dan sakit. sendi, mencegah kontraktur/atrofi
mengkompensasi dan resorpsi kalsium karena tidak
bagian tubuh. digunakan.
KRITERIA HASIL: 3) Dorong penggunaan latihan isometric 3) Kontraksi otot isometric tanpa
mulai dengan tungkai yang tak sakit. menekuk sendi atau menggerakkan
Mobilitas pasien dapat tungkai dan membantu
mengalami mempertahankan kekuatan dan
peningkatan, pasien masaa otot.
dapat menggerakkan
ekstremitas yg 4) Beri pakaian pasien yang tidak 4) Agar pasien leluasa dalam bergerak.
lemah. membatasi.
Diagnosa 2: Setelah dilakukan 1) Kaji/observasi BB dan TB anak 1) Untuk mengetahui BB ideal anak
tindakan
Keterlambatan keperawatan selama 2) Menyanyi dan bicara pada anak 2) Untuk melatih kerja otak anak
pertumbuhan dan 4X6 jam pertemuan
perkembangan b.d pengasuh mengerti 3) Fasilitasi anak untuk berhubungan 3) Agar anak memiliki teman dan
proses penyakit. tentang pemberian dengan teman sebaya tidak bosan
stimulasi kepada
anak. 4) Berikan perhatian saat dibutuhkan 4) Agar tercipta hubungan saling
percaya
KRITERIA HASIL : 5) Pasilitasi perhatian atau kontak
dengan teman kelompoknya 5) Perhatian merupakan kebutuhan
Pertumbuhan spiritual yang sangat dibutuhkan agar anak
dan emosional anak tidak merasa kesepian
meningkat dengan 6) Identifikasi kebutuhan spesial anak.
baik. 6) Untuk menghilangkan stress dan
meraakan udara segar
Dapat berinteraksi baik 7) Kalaborasi dengan suster/pengasuh
dengan anak. 7) Untuk memenuhi kebutuhan gizi
panti dalam pemberian makanan
dan pertumbuhan anak
yang bergizi
Menyediakan
pengawasan untuk
anak dengan tepat
Rabu, 12 Oktober S: -
D iagnosa 2 :
2015.
1) Mengkaji BB dan TB anak O:
07:00 WIB
1) Tingkat kesadaran pasien compos mentis.
07. 15 WIB 2) menemani pasien untuk menyanyi
dengan ava untuk merangsang bicara 2) TB : 126 cm, BB : 20 kg (tidak sesuai
dan syaratnya
usia).
3) mengajak anak keliling dan 3) An. T Tampak kurus dan lumayan tinggi.
berinteraksi dengan teman sebaya dan DESTI
07. 25 WIB lingkungannya 4) Kaki An. T tampak kecil. ANUGRAHNI
5) An. T tampak tidak bisa berjalan.
Sabtu,15 Oktober S: -
2016.
Diagnosa 1 O:
1) Kesadaran pasien compos mentis.
2) An. T tampak duduk dikursi roda.
3) Uji Kekuatan Otot :
Ekstremitas Atas : 2/2
Ekstremitas Bawah : 2/2
4) Kedua kaki asimetris.
5) An. T mendapat fisioterapi setiap hari rabu dan sabtu. DESTI
ANUGRAHNI
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1-5
I:
1. Mengkaji kekuatan otot ekstremitas
2. Membantu menyiapkan pakaian, dan mengarahkan untuk memakai pakaian sendiri.
3. Mebantu pasien dalam rentang gerak aktif pada ekstermitas yang dapat digerakan
dan yang tidak sakit.
4. Mendorong penggunaan latihan isometric mulai dengan tungkai yang tak sakit
dengan cara mengerakan tangan yang tidak terganggu guna merangsang mobilitas
26
Sabtu,15 Oktober S: -
2016.
O:
Diagnosa 2
1) Tingkat kesadaran pasien compos mentis.
I:
bergizi
28
2. Mengobservasi K/U