Disusun Oleh:
1. Denny Ramadhan (201906
2. Rahmad Wahyu Hidayat (201906
3. Senita Hastuti (201906
4. Siwit Lukito Utomo (201906065)
5. Veranika (201906
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya . Dari
sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata kami berharap agar tugas persentasi kasus ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................
2.11 Pengumpulan data asuhan keperawatan dari penyakit CVA atau stroke..…
3
2.12 Diagnosa keperawatan asuhan keperawatan dari penyakit CVA atau
stroke.......................................................................................................…
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
4
BAB 1
PENDAHULUAN
CVA (Cerebro Vaskular Accident) adalah penyebab cacat nomor satu dan
penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah
kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua pertiga stroke
saat tertentu sekitar 80 juta orang menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta
korban stroke baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal
dalam 12 bulan. Terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga yang berkaitan dengan
para penderita stroke yang bertahan hidup. Selama perjalanan hidup mereka,
sekitar empat dari lima keluarga akan memiliki salah seorang anggota mereka
yang terkena stroke. Stroke adalah masalah neorologik primer di AS dan dunia.
dengan laju mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke pertama dan sebesar 62%
untuk stroke selanjutnya, terdapat kira-kira 2 juta orang bertahan hidup dari stroke
yang mempunyai beberapa kecacatan, dari angka ini 40% memerlukan bantuan
dalam akativitas kehidupan sehari-hari. (Brunner & Suddarth, 2002). CVA atau
Stroke.Istilah ini lebih populer di banding CVA. Kelainan ini terjadi pada organ
5
kualitas pembuluh darah otak.Stroke menyebabkan angka kematian yang
tinggi.Kejadian sebagian besar dialami oleh kaum lai-laki daripada wanita (selisih
otak yang paling desdruktif dengan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis,
fisik dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga mereka dan masyarakat.
Pada kenyataannya banyak orang yang lebih takut akan menjadi cacat oleh stroke
dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Jika tidak ada perbaikan dalam
metode-metode pencegahan yang ada sekarang jumlah stroke dan korban stroke
akan tumbuh pesat dalam beberapa decade mendatang. Stroke dahulu dianggap
sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi pada siapa saja, dan
sekali terjadi tidak ada lagi tindakan efektif yang dapat dilakukan untuk
membuktikan hal yang sebaliknya. Selama decade terakhir telah terjadi kemajuan
rehabilitasi stroke. Kita sekarang mengetahui bahwa stroke dapat diperkirakan dan
dapat dicegah pada hampir 85% orang. Juga terdapat terapiefektif yang dapat
sepertiga pasien stroke sekarang dapat pulih sempurna dan proporsi ini dapat
meningkat jika pasien selalu mendapat terapi darurat dan rehabilitasi yang
6
2. Apakah pengertian dari CVA atau stroke ?
6. Bagaimana manifestasi klinis dari klien yang menderita CVA atau stroke?
10. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan dari penyakit CVA atau stroke ?
11. Bagaimana pengumpulan data asuhan keperawatan dari penyakit CVA atau
stroke ?
atau stroke ?
13. Bagaimana intervensi asuhan keperawatan dari penyakit CVA atau stroke ?
stroke ?
15. Bagaimana evaluasi asuhan keperawatan dari penyakit CVA atau stroke ?
1.3 TUJUAN
7
5. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari CVA atau stroke
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih
100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum
9
impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks
sensasi warna.
10
tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan
(Satyanegara, 1998)
menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi
11
ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan
vertebrobasilaris.
dialirkan dari otak melalui dua sistem: kelompok vena interna yang
karotis internal bersatu. Sirkulus Willisi terdiri atas dua arteri serebral,
bersirkulasi dari satu hemisfer ke hemisfer yang lain dan dari bagain
12
2.2 Pengertian
sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan
kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya
gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
(Muttaqin, 2008).
tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
2002).
2.3 Klasifikasi
1. Stroke Haemorhagi
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
13
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan
oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh
karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena
a) Perdarahan Intraserebral
b) Perdarahan Subarachnoid
Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi
14
Keperawatan Perhimpunan Perawat Bedah Syaraf Indonesia, Siti Rohani,
2000).
bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena
15
akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari
turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak
Arachnoid (PSA)
Meningeal.
Hemiparese ++ +/-
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak
16
Waktu (saat “serangan”) Bangun pagi/istirahat Sedang aktifitas
Kejang - +
Muntah - +
Kaku kuduk - ++
Kernig - +
pupil edema - +
Perdarahan Retina - +
Pemeriksaan:
Darah pada LP - +
glandula pineal
17
spasme.
(lesi hyperdensi)
Lumbal pungsi :
beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan
2. Stroke involusi
terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam
18
3. Stroke komplit
berulang
2.4 Etiologi
1. Thrombosis Cerebral
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
a. Aterosklerosis
mekanisme berikut:
19
1) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran
darah.
d. Emboli
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
emboli:
(RHD).
2) Myokard infark
20
dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan
embolus-embolus kecil.
2. Haemorhagi
3. Hipoksia Umum
2.5 Patofisiologi
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
21
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli
disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti
disekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada
area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-
menunjukan perbaikan. Oleh karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak
terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi
akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
22
karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak
Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu
4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia
serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti
jantung.
elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah lebih
volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Misbach, 1999 cit
Muttaqin 2008)
23
Path Way
Menurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis (2000: 258-260), yaitu:
1. Lobus Frontal
24
a. Defisit Kognitif : kehilangan memori, rentang perhatian singkat,
2. Lobus Parietal
a. Dominan :
1) Defisit sensori antara lain defisit visual (jaras visual terpotong sebagian
2) Defisit bahasa/komunikasi
25
e) Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide dalam
tulisan).
b. Non Dominan
dengan tepat)
indra)
3) Lobus Occipital
4) Lobus Temporal
1. Angiografi serebral
26
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau obstruksi
arteri.
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi,
3. CT scan
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan
otak.
6. Pemeriksaan laboratorium
27
d) Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
e) Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
2.8 Penatalaksanaan
pernafasan.
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan
gerak pasif.
b) Pengobatan Konservatif
arterial.
28
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
alteroma.
kardiovaskuler.
c) Pengobatan Pembedahan
2.9 KOMPLIKASI
4. Hidrocephalus
29
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol
30
ASUHAN KEPERAWATAN
2.10 Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
b. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
militus.
31
2.11 Pengumpulan Data
a. Aktivitas/istirahat:
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
d. Eliminasi
e. Makanan/caitan :
f. Neuro Sensori
yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama
di muka.
32
g. Nyaman/nyeri
h. Respirasi
whezing, ronchi.
i. Keamanan
j. Interaksi social
otak
terhambat
otak
kerusakan neurovaskuler
33
6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
aliran darah ke otak diharapkan suplai aliran darah keotak Monitoring (Monitor tekanan
Tidk ada tanda tanda peningkatan Monitor intake dan output cairan
34
2. mendemonstrasikan kemampuan Kolaborasi pemberian antibiotik
mambaik, tidak ada gerakan gerakan 5. Beri penjelasan kepada klien tentang
pemberian oksigen
dapat menjawab pertanyaan yang 3. Gunakan kata-kata sederhana dan
35
dapat mengerti dan memahami klien
klien
teraphy
makan, toileting b.d diharapkan kebutuhan mandiri klien Monitor kemempuan klien untuk
kerusakan neurovaskuler terpenuhi, dengan kriteria hasil: perawatan diri yang mandiri.
Self care : Activity of Daily Living alat bantu untuk kebersihan diri,
36
Dorong untuk melakukan secara
sesuai kemampuan.
sehari-hari.
4 Kerusakan mobilitas Setelah dilakukan tindakan NIC :
fisik b.d kerusakan keperawatan selama 3x24 jam, Exercise therapy : ambulation
pergerakan fisik dengan kriteria hasil : latihan dan lihat respon pasien saat
Klien meningkat dalam aktivitas fisik tongkat saat berjalan dan cegah
37
Memverbalisasikan perasaan dalam lain tentang teknik ambulasi
sesuai kemampuan
memerlukan.
diperlukan
5 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan perawatan NIC :
penurunan kesadaran nafas pasien efektif dengan kriteria Buka jalan nafas, guanakan teknik
hasil : chin lift atau jaw thrust bila perlu
- Menujukkan jalan nafas paten ( tidak Posisikan pasien untuk
merasa tercekik, irama nafas normal, memaksimalkan ventilasi
frekuensi nafas normal,tidak ada suara Identifikasi pasien perlunya
nafas tambahan pemasangan alat jalan nafas buatan
- NOC : Pasang mayo bila perlu
Respiratory status : Ventilation Lakukan fisioterapi dada jika perlu
38
Respiratory status : Airway patency Keluarkan sekret dengan batuk atau
hipoventilasi
terhadap oksigenasi
6 Resiko kerusakan Setelah dilakukan tindakan perawatan NIC : Pressure Management
39
integritas kulit b.d selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien Anjurkan pasien untuk menggunakan
penurunan tingkat terjadi aspirasi pada pasien dengan Monitor tingkat kesadaran, reflek
40
Swallowing Status Cek nasogastrik sebelum makan
penurunan tingkat terjadi trauma pada pasien dengan Sediakan lingkungan yang aman untuk
cara/metode
untukmencegah Menghindarkan lingkungan yang
41
Mampumemodifikasi gaya hidup nyaman dan bersih
menemani pasien.
kebisingan
dapat membahayakan
penyebab penyakit.
2.14 Implementasi
2.15 Evaluasi
42
Adalah suatu penilaian terhadap pelaksanaan rencana keperawatan dan
juga dilakukan guna mengetahui tingkat kompetensi yang telah dicapai selama
proses implementasi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral,
43
misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular
perkembangan.
1. Lemas mendadak di wajah, lengan atau tungkai, terutama di salah satu sisi
tubuh.
3. Bingung mendadak.
B. Saran
memiliki critical thinking yang tinggi dalam menangani pasien yang sangat
penatalaksanaan pun harus sesuai dengan Evidence Based Practice yang terbaru.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Medika
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8
Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih.
Jakarta: EGC.
Tim SAK Ruang Rawat Inap RSUD Wates. 2006. Standard Asuhan Keperawatan
46