(Saprianto) Laporan Pendahuluan Diare
(Saprianto) Laporan Pendahuluan Diare
DIARE
CI Institusi CI Lahan
Mengeluarkan isinya
Reabsorbsi di dalam
usus terganggu
- Risiko
ketidakseimbangan Hipertermia
elektrolit
E. Tahapan / Grade/ Tingkatan Penyakit (contoh Gagal Jantung, Kanker, CKD, dll)
1. Pusing
2. Mudah lelah dan mengantuk
3. Rasa haus terus-menerus
4. Mulut kering
5. Urine berwarna pekat atau gelap
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan urine lengkap
3. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
4. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
5. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter Jejuni sangat
dianjurkan
6. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif tentang pada diare kronik.
7. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA) & elektrolit
(Na, K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
8. Pemeriksaan tinja
9. makroskopik dan mikroskopik
10. pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga
terdapat intoleransi laktosa
11. bila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan sensitivity test)
12. Pemeriksaan analisa gas darah
13. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
14. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calsium dan fosfor
(terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
15. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
2. Feses
Bakteri atau parasit
3. Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
4. Urinalisa
Urin pekat, BJ meningkat
5. Analisa Gas Darah
Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan)
H. Penatalaksanaan Medis/Operatif
1. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
2. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan
kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat. Pada
umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung berat / ringan dehidrasi,
yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat
badannya.
a. Dehidrasi Ringan 1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg
BB /oral.
b. Dehidrasi sedang 1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg
BB /hari.
c. Dehidrasi berat 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral 2 24 c.
Obat- obatan Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang
melalui tinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit
dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
a. Obat anti sekresi Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30
mg.Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
b. Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora,
opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras
tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk
mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
c. Antibiotic Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang
jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB / hari.
Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis,
bronchitis / bronkopeneumonia
I. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
2. Kerusakan integritas kulit b.d eksresi/BAB sering
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake
makanan
4. Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan cairan dan elektrolit
J. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
Intervensi :
a. Pemantauan tanda vital
b. Manajemen cairan
c. Pemantauan cairan
2. Kerusakan integritas kulit b.d eksresi/BAB sering
Intervensi :
a. Dukungan perawatan diri
b. Edukasi perawatan kulit
c. Perawatan integritas kulit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake
makanan
Intervensi :
a. Manajemen nutrisi
b. Pemantauan cairan
c. Pemantauan nutrisi
d. Manajemen diare
e. Pemberian makanan
4. Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan cairan dan elektrolit
Intervensi :
a. Pencegahan syok
b. Pemantauan cairan
c. Manajemen cairan
d. Pemantauan tanda vital
5. Nyeri akut b.d infeksi
Intervensi :
a. Pemberian analgesik
b. Pengaturan posisi
c. Pemantauan nyeri