Anda di halaman 1dari 80

SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN


USIA SUBUR MEMILIH KB ALAMIAH DI DESA BINTURU
KECAMATAN LAROMPONG TAHUN 2020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Datu Kamanre

YUYUR
SDK161029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES DATU KAMANRE
TAHUN 2020

1
SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN


USIA SUBUR MEMILIH KB ALAMIAH DI DESA BINTURU
KECAMATAN LAROMPONG TAHUN 2020

YUYUR
SDK161029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES DATU KAMANRE
TAHUN 2020

HALAMAN PERSETUJUAN

2
Skripsi penelitian oleh : Yuyur
Judul penelitian : faktor- faktor yang mempengaruhi pasangan
usia subur memilih KB alamiah di desa
binturu kecamatan larompong tahun 2020
Telah disetujui pada Tangga : 18 september 2020

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Ujian Hasil


penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Datu Kamanre

Pembimbing I Pembimbing II

Ns.Cici Pratiwi.S.Kep.,M.Kes Ns.Erni Eka Sari.S.Kep.,M.Kes


NIDN : 0924109302 NIDN :09 1004 8602

Mengetahui,

Ketua Program Studi


S1 Keperawatan

Ns.Erni Eka Sari.S.Kep.,M.Kes


NIDN :09 1004 8602

3
HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI PASANGAN USIA


SUBUR MEMILIH KB ALAMIAH DI DESA BINTURU
KECAMATAN LAROMPONG
TAHUN 2020

Diajukan Oleh :
YUYUR
SDK161029

Telah disetujui oleh Penguji Skripsi Penelitian


Pada Tanggal 23 september 2020
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ns. Cici Pratiwi. S.Kep.,M.Kes : (...............................................)

2. Ns. Erni Eka Sari. S.Kep.,M.Kes : (................................................)

3. dr. Daud Mustakim : (................................................)

Mengetahui :

Ketua STIKES Datu Kamanre Ketua Program Studi


S1 Keperawatan

Baso Maga.S.Kep.,M.Kes Ns.Erni Eka Sari.S.Kep.,M.Kes


NIDN :09 2507 5301 NIDN :09 1004 8602

4
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yag bertandatangan dibawah ini :

Nama : Yuyur

NIM : SDK161029

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukn plagiat dalam penulisan skripsi

yang berjudul “ Faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia

subur memilih KB alamiah di desa binturu kecamatan Larompong

tahun 2020” apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan

plagiat, maka saya akan menerimasanksi yang telah ditetapkan. Demikian

surat pernyataan ini saya buat dengan sebenae-benarnya.

Belopa, 2020

Yang menyatakan

Yuyur

5
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik STIKES Datu Kamanre, saya yang bertanda


tangan dibawah ini :

Nama : Yuyur
NIM : SDK 161008
Program Studi : S1 Keperawata
Jurusan : Keperawatan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyatujui untuk memberikan
kepada STIKES Datu Kamanre Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
ekclusive Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :

“Faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur memillih


KB alamiah di desa binturu Kecamatan Larompong tahun 2020”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini STIKES Datu Kamanre berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pagkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai Hak
Cipta.

Di buat di :
Pada tanggal :
Yang menyatakan

( Yuyur)

6
KATA PENGANTAR

Mengucapkan Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, atas


limpahan Rahmat, Karunia serta Inayah-Nya, sehingga peneliti dapat
merampungkan Proposal skripsi dan menyelesaikannya dengan baik,yang
merupakan suatu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Datu Kamanre. Skripsi ini terwujud atas
bimbingan dan pengarahan dari Ns. Cici Pratiwi, S.Kep., M.Kes selaku
pembimbing I dan Ns. Erni Eka Sari, S.Kep., M.Kes serta bantuan dari
berbagai pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Allah subhanahuwata’ala yang telah memberikan saya ilmu dan wawasan
dalam menyelesaikan proposal skripsi saya ini.

1. Baso Maga., S.Kep., M.Kes selaku Ketua STIKes Datu Kamanre.


2. Ns. Erni Eka Sari, S.Kep., M.Kes selaku Ketua Prodi S1
Keperawatan di STIKES Datu Kamanre.
3. Ns. Cici Pratiwi, S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing 1 dan kepada
Ns.Erni Eka Sari, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing 2 dalam
pembuatan skripsi ini.
4. Udin selaku Kepala Lahan Penelitian.
5. Orang tua saya Bapak juddin dan ibu sitti. Terima kasih atas segala
kasih sayang, semangat, dukungan dan doa yang selalu di berikan
hingga dapat menyelesaikan studi saya.
6. Kepada Ns. Iskandar., S.Kep., M.Kes dan Ns. Seprinus Patoding.,
S.Kep., M.Kes yang telah bersedia meluangkan waktunya dan
memberikan ilmu, kritik, saran serta arahan dalam penyelesaan
skripsi ini.
7. Seluruh staff pengajar di STIKes Datu Kamanre atas semua ilmu
yang telah diberikan kepada saya dan bantuan dalam proses
pembelajaran selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

7
8. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Belopa, 03 Agustus 2020

Yuyur

8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.................................................................................i
HALAMAN JUDUL.....................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iv
HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.........................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.........................vi
KATA PENGANTAR .................................................................................vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xi
ABSTRAK...................................................................................................xii
ABSTRACK..............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................3
D. Manfaat Penelitian....................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................6
A. Telaah pustaka.........................................................................6
B. Kerangka Teori.........................................................................6
C. Kerangka Konsep.....................................................................29
D. Hipotesis Penelitian..................................................................29
E. Defenisi Operasional.................................................................30
F. Kerangka Kerja.........................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................34
A. Desain Penelitian .....................................................................34
B. Populasi dan Sampel................................................................34
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................35
D. Metode Pengumpulan Data .....................................................36

9
E. Instrumen Penelitian ................................................................37
F. Analisa Data .............................................................................38
G. Etika Penelitian ........................................................................39
H. Keterbatasan Penelitian ...........................................................39

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL.........................................................40


A. Pembahasan.............................................................................40
B. Hasil..........................................................................................46
BAB V PENUTUP......................................................................................51
A. Kesimpulan...............................................................................51
B. Saran ........................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

10
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden pasangan


usia subur memilih KB alamiah berdasarkan
usia di desa binturu kecamatan
larompong Tahun 2020..........................................................40
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responde pasangan
usia subur memilih KB alamiah berdasarkan
tingkat pendidikan di desa binturu
kecamatan larompong Tahun 2020.........................................41
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden pasangan
usia subur memilih KB alamiah berdasarkan
tingkat pengetahuan di desa binturu
kecamatan larompongTahun 2020..........................................41
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi pasangan usia subur
memilih KB alamiah berdasarkan dukungan
suami di desa binturu kecamatan
larompong Tahun 2020...........................................................42
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pasangan usia subur
memilih KB alamiah di desa binturu
kecamatan larompong Tahun 2020.........................................42
Tabel 4.6 Analisis pengaruh tingkat pendidikan
pasangan usia subur dengan pemilihan
KB alamiah di desa binturu kecamatan
larompong tahun 2020 ..........................................................43
Tabel 4.7 Analisis pengaruh tingkat pengetahuan
pasangan usia subur dengan pemilihan
KB alamiah di desa binturu kecamatan
larompong tahun 2020 ............................................................44
Tabel 4.8 Analisis pengaruh dukungan suami
pasangan usia subur dengan pemilihan
KB Alamiah di desa binturu
kecamatan larompong tahun 2020 ........................................45

11
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Penelitian.................................................................52

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden ........................................53

Lampiran 3. Kuesioner.............................................................................54

Lampiran 4. Master Data Hasil Rekapitulasi Penelitian..........................59

Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data Menggunakan

Komputer dan Contoh Perhitungan Manual.........................62

12
ABSTRAK

Yuyur . SDK 161029. Faktor –faktor yang mempengaruhi Pasangan Usia Subur
memilih KB Alamiah di desa binturu kecamatan larompong tahun 2020(di
bimbing Cici Pratiwi dan Erni Eka Sari ).
Kontrasepsi alamiah (KBA) adalah mengatur jarak kelahiran anak ,
mengatur kehamilan dengan cara tidak menggunakan alat , bahan kimia maupun
obat-obatan. Pasangan usia subur adalah pasangan yang berstatus suami istri,
dimana sang istri berusia 15 tahun sampai 49 tahun dimana pasangan (laki –laki
dan perempaun) sudah cukup matang dalam segala hal termasuk organ
reproduksinya yang sudah berfungsi dengan baik. Dari hasil laporan puskesmas
larompong tercatat bahwa jumlah pasangan usia subur memilih KB alamiah pada
bulan januari – juni 2020 berjumlah 130 pasangan usia subur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor–faktor yang
mempengaruhi pasangan usia subur memilih KB alamiah di desa binturu
kecamatan larompong tahun 2020.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan
desain penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang
menggunakan KB alamiah dengan metode penarikan sampel yaitu total sampling
dengan jumlah pasangan usia subur sebanyak 35 sampel.
Hasil uji statistik di peroleh bahwa tingkat pengetahuan dapat
mempengaruhi pasangan usia subur memilih KB alamiah dengan nilai p= 0,036
(< 0,05).
Kata kunci : KB alamiah, pasangan usia subur
Daftar pustaka : 10 (2013-2019)

13
ABSTRACK

Yuyur. SDK161029 .factors that influence coupels of childbearing age choosing


natural KB in the village of binturu ,larompong sub-district in 2020(guided by Cici
Pratiwi and Erni Eka Sari)
Natural contraception (KBA) regulating the birth spacing of children,
regulating pregnancy by not using tools, chemicals or drugs. Fertile age coupels
are coupels who are husband and wife, where the wife is 15 years to 49 years
old where the partner ( male and female) is mature enough in all respects
including the reproductive organs that are functioning properly from the results of
the larompong heatlh center report, it was noted natural KB in January-june 2020
was 130 couples of reproductive age.
The study aims to determine the factors that affect coupels of childbearing
age choosing natural KB in the village of binturu,larompong sub-district in 2020.
The type of research designs. The research design used was cross
sectional. The sample in the study were couples of childbearing age using natural
KB with the sampling method, the total samping with the number of couples of
reproductive age were 35 samples.
The results showed that the level of knowledge can influence couples of
childbearing age to choose natural KB with a value of p= 0,036.

Keywords : KB natural, couples of childbearing age


Bibliography : 10 (2013-2019)

14
15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kontrasepsi alamiah (KBA) adalah mengatur jarak kelahiran

anak,mengatur kehamilah dengan cara tidak mengunakan alat,bahan

kimia maupun obat-obatan (Amaral et al., 2013).

KB sederhana adalah metode kontrasepsi untuk memulai atau

mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi. KB alamiah juga

merupakan kontrasepsi yang menggunakan beberapa metode

seperti,perhitungan masa subur, suhu badan basal, lendir serviks,

simpto-thermal dan senggama terputus (Sulistyawati, 2015).

Menurut data World Health Organizatoin (2015) penggunaan

kontrasepsi telah meningkat dibanyak bagian dunia, terutama di Asia

dan Amerika latin tetapi menjadi rendah di subsahara. Afrika secara

global penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat dari 54%

pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2015, sedangkan

penggunaan kontrasepsi sederhana yaitu pada tahun 1990 0,4%

menjadi 15,5% pada tahun 2015 (Putri & Limoy, 2017).

Berdasarkan data dari BKKBN (2016)presentase peserta KB di

Indonesia pada tahun 2016 sebasar 33,72%, angka ini lebih rendah

dibandingkan pencapaian tahun 2015 sebesar 38,75%. Tiga provinsii

yang memiliki presentase tertinggi yaitu Aceh(23,3%) Kalimantan

Barat (17,8%), dan Sumatera (16,2%) (Putri & Limoy, 2017).

1
2

Selain itu,di indonesia ketidaksetaraan gender masih sering

ditemukan sehingga menyebabkan rendahnya keikutsertaan ber-KB

pada laki-laki dan perempuan sehingga tidak bisa memilih dan

menggunakan metoda KB yang diinginkan (Putri & Limoy, 2017).

Adapun fakta-fakta penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi PUS memilih KB alamiah yang di kemukakan oleh Elle

Putri dan megalina limoy Mahasiswa Akademi Kebidanan Panca

Bhakti Pontianak dalam journal skripsinya “Hubungan pengetahuan

dengan sikap istri dalam pemilihan kontrasepsi alamiah metode

ovulasi billing (MOB) Tahun 2017 (Putri & Limoy, 2017).

Pada Tahun 2016 di Sulawesi Selatan dengan proporsi 71,71%

merupakan Pasangan Usia Subur yang ikut KB. Berdasarkan peserta

KB, kontrasepsi yang digunakan adalah suntik (47,39%), pill(22,90%)

implant (8,84%),MOW (1,04%), IUD( 3,21%) Kondom (13,45%) dan

metode sederhana (0,28%) (Telles et al., 2019).

Di kecamatan larompong dengan proporsi 8,85% merupakan

pasangan usia subur yang menggunakan KB. Berdasarkan peserta

KB, kontrasepsi yang digunakan adalah suntik (1,52%), pil (1,65%)

implant (1,82%) IUD (1,45%), kondom(1,11%) dan metode sederhana

(1,3%).Sedangkan di Desa Binturu, Kec. Larompong jumlah PUS yaitu

1,52%, dengan kontrasepsi yang digunakan adalah implant (0,38%)

suntik(0,4%), pil (0,3%) kondom(0,09%) dan yang menggunakan

metode sederhana yaitu (0,35%). Dari data yang di dapatkan bahwa


3

tingkat keberhasilan dalam penggunaan metode sederhana ini sekitar

83%

Berdasarkan data yang didapatkan di Desa Binturu

Kec.Larompong bahwa fenomena yang didapatkan adalah terjadi

peningkatan penggunaan KB Alamiah dikarenakan beberapa faktor

seperi tingkat pendidikan,tingkat pengetahuan dan dukungan suami

pengguna KBA dari Tahun 2019 sebanyak 21 peserta dan pada

Tahun 2020 bertambah menjadi 35 peserta.

Berdasarkan data diatas maka saya tertarik untuk menelitii faktor-

faktor yang mempengaruhi PUS memilih Kb alamiah di Desa binturu,

Kecamatan larompong Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas ,maka rumusan

masalahnya adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi

PUS memilih KB Alamiah di desa binturu kecamatan larompong

Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahuinya faktor–faktor yang mempengaruhi PUS

memilih KB Alamiah di desa binturu kecamatan larompong tahun

2020.
4

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan PUS dalam

menggunakan KB Alamiah di desa binturu kecamatan

larompong tahun 2020.

b. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan PUS dalam

menggunakan KB alamiah.

c. Untuk mengetahuinya pengaruh dukungan suami tergadap

PUS dalam menggunakan KB alamiah

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi responden

Menambah wawasan responden dan dapat mengetahui macam-

macam metode KB alamiah.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan

Bisa dijadikan sebagai referensi di perpustakaan yang ada di

STIKes Datu Kamanre dan dapat digunakan sebagai data dasar

untuk penelitian selanjutya terkait dengan kasus yang sama

dengan penelitian ini.

3. Manfaat bagi peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan dijadikan sebagai

pembelajaran dalam melakukan penelitian terkait Pasangan Usia

Subur dan metode – metode KB alamiah.


5

4. Manfaat bagi masyarakat

Dapat menambah informasi terkait dengan memilihan kontrasepsi

sederhana dan metode-metode KB Alamiah


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah pustaka

Penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Sitti afsari fakultas

kedokteran dan ilmu kesehatan universitas islam negeri alaudin

makssar 2017 tentang”faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB

dalam memilih kontrasepsi di puskesmas jumpandang baru

makassar”(Amaral et al., 2013).

Adapun penelitian lain yang dikemukakan oleh putri dan megalina

limoy akademik kebidanan panca bhakti Pontianak tentang.”hubungan

pengetahuan dengan sikap istri dalam pemilihan kontrasepsi alamiah

metode ovulasi billings(MOB)” (Putri & Limoy, 2017).

B. Kerangka Teori

1. Tinjauan umum KB Alamiah

a. Defenisi Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana (KB) merupakan usaha mengatur

jarak kelahiran anak yang diinginkan, sehingga pemerintah

melaksanakan program atau cara untuk mencegah atau

menundah kehamilan (Amaral et al., 2013).

Berdasarkan undang-undang no 52 tahun 2009 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

menyatakan bahwa keluarga berencana adalah upaya

mengatur kelahiran anak, jarak dan umur, serta perlindungan


7

dan bantuan sesuai hak reproduksinya untuk mewujudkan

keluarga yang berkualitas (Supriadi, 2017).

KB sederhana adalah metode kontrasepsi untuk memulai

atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi. KB

alamiah juga merupakan kontrasepsi yang menggunakan

beberapa metode seperti,perhitungan masa subur, suhu badan

basal, lendir serviks, simpto-thermal dan senggama terputus

(Sulistyawati, 2015).

b. Macam-Macam Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

1. Metode Kalender

Metode kalender atau pantang berkala adalah

kontrasepsi yang dilakukan pasangan suami istri dengan

tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada

masa subur atau ovulasi, metode kalender ini berdasarkan

pada siklus haid atau menstruasi wanita (KB dan alat

kontrasepsi 2013).

a. Manfaat metode kalender

1) Metode kalender bermanfaat sebagai kontrasepsi

maupun konsepsi

2) Sebagai alat pengendalian atau mencegah

kehamilan

3) Dapat digunakan oleh para pasangan untuk

mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan


8

seksual pada masa subur atau ovulasi untuk

meningkatkan kesempatan hamil.

b. Keuntungan metode kalender

1) Metode kalender lebih sederhan

2) Dapat digunakan setiap wanita yang sehat

3) Tidak menggangu pada saat berhubungan seksual

4) Menghindari risiko kesehatan yang berkaitan

dengan kontrasepsi

c. Keterbatasan

1) Memerlukan kerjasama baik antara suami dan istri

2) Pasangan suami istri tidak melakukan hubungan

seksual setiap saat

3) Pasangan suami istri harus tahu kapan masa subur

dan masa tidak subur

4) Harus mengamati siklus menstruasi minimal enam

kali siklus

5) Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat menjadi

penghambat

d. Efektifitas

Metode kalender ini akan lebih efektif jika dilakukan

dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan

metode kalender, pasangan suami istri harus

mengetahui terlebih dahulu masa suburnya. Oleh


9

karena itu perlukan dilakukan pengamatan minimal

enam kali siklus menstruasi. Metode ini akan lebih

efektif bila digunakan bersama dengan metode

kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson

dan kawan-kawan di Sidney, mengemukakan bahwa

metode kalender akan efektif tiga kali lipat jika

dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka

kegagalan penggunaan metode kalender yaitu

14per100 wanita per tahun (KB dan alat kontrasepsi

2013).

e. Faktor penyebab metode kalender tidak efektif

Hal yang dapat menyebabkan metode kalender tidak

efektif yaitu:

1) Penentuan masa tidak subur didasarkan pada

kemampuan hidup sel sperma dalam saluran

reproduksi sehingga sperma mampu bertahan

selama 3 hari.

2) Penentuan masa tidak subur ini tidak didasarkan

pada siklus menstruasi sendiri.

3) Kurangnya pengetahuan tentang masa subur

dengan perubahan jenis mucus atau lender serviks

yang menyertainya.
10

f. Penerapan

1) Pre ovulatory infertility phase (masa tidak yang

subur sebelum ovulasi).

2) Fertility phase (masa subur).

3) Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur

setelah ovulasi) (KB dan alat kontrasepsi 2013).

Perhitungan masa subur akan efektif jika siklus

menstruasi normal yaitu 21-35 hari.

1) Bila haid teratur (28 hari)

Hari pertama dalam siklus haid yang dihitung

sebagai hari pertama dan masa subur adalah hari

ke -12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid.

2) Bila haid tidak teratur

Jumlah hari terpendek dalam 6x siklus haid

dikurang 18. perhitungan ini menentukan hari

pertama masa subur yaitu jumlah hari terpanjang

selama 6x siklus haid dikurang 11. Perhitungan

ini yang menentukan hari terakhir masa subur.

Rumus

Hari pertama masa subur = Jumlah hari yang

terpendek – 18

Hari terakhir masa subur = Jumlah hari yang

terpanjang – 11
11

2. Metode Suhu Basal (MBA)

Metode suhu basal merupakan suhu terendah yang di

capai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan

istirahat (tidur). Metode ini digunakan untuk mendeteksi

ovulasi dengan cara mengukur kenaikan suhu tubuh dari

suhu badan normal terendah. Suhu badan diukur ketika

tubuh dalam keadaan istirahat, segera diambil setelah

bangun tidur,sebelum turun dari tempat tidur. Setelah

ovulasi suhu tubuh biasanya meningkat akibat pengaruh

hormone progestero. Pengukuran ini dilakukan waktu yang

sama dan kondisi yang sama yaitu setelah istirahat/tidur.

Ada beberapa masalah yang berhubungan dengan

pengukuran sushu tubuh (KB dan alat kontrasepsi 2013).

a. Pertama, perubahan suhu tubuh ini hanyalah indicator

untuk mengetahui bahwa dalam hal ini ovulasi sudah

terjadi (bersifat introspektif) sehingga tidak bisa

memperingatkan sebelumnya tentang masa subur.

b. Kedua, pengukuran suhu tubuh bisa menyesatkan

ketika perempuan tersebut sedang demam atau

mengomsumsi alcohol berlebihan dapat meningkatkan

suhu tubuh. Beberapa studi menunjukkan ada kalanya

meskipun ovulasi terjadi mungkin saja suhu tubuh

tidak naik atau meningkat dan sulit untuk diamati.


12

c. Ketiga, mengukur suhu tubuh harus pada waktu yang

sama setiap hari dalam kondisi yang sama pula dan

cukup menyulitkan bagi sebagian orang misalnya, bagi

ibu yang menyusui atau perempuan yang bekerja

dengan pembagian waktu kerja yang berubah-ubah

sehingga tidak bisa beristitahat dengan total.

3. Metode Lender Serviks

Metode lender serviks merupakan pengetahuan

tentang metode alamiah bahwa perempuan sendirilah

yang bisa mengetahui kapan dirinya mengalami masa

masa subur atau tidak dari ciri-ciri lender yang mereka

rasakan dan lihat dipermukaan vagina. Penelitian lender

serviks telah dilakukan oleh sekelompok dokter di

Melbourne Australia dan penelitian kesehatan selama 40

tahun dan dapat digunakan oleh semua perempuan dalam

tahap reproduksi dan dalam segala situasi kecuali

perempuan yang sedang mengalami kelainan pada

reproduksinya. Lendir kesuburan sebenarnya sudah lama

digunakan oleh perempuan dari berbagai Negara. Namun

dipublikasikan secara ilmiah sekita tahun 1970an oleh dr,

Billings dan kawan kawan. Metode lender serviks

dikukuhkan oleh badan kesehatan duni WHO sejak tahun

1970, karena keakuratannya maka sejak tahun 1971


13

Metode kalender basal tubuh mulai ditinggalkan. Diantara

metode kontasepsi alamiah tersebut lender serviks yang

teruji dan dan paling akurat(KB dan alat kontrasepsi 2013).

Ada 4 jenis lendir yang diproduksi oleh leher

rahim, akibat pengaruh hormon estrogen dan

progesterone. Jika diamati di bawah mikroskop jenis lendir

tersebut adalah lendir S,I,P dan G. hormon estrogen

memicu timbulnya lendir subur S dan L , sedangkan

hormon estrogen memicu lendir tidak subur P dan G. lendir

subur memiliki ciri: bening, licin, seperti pelumas, bisa

direntangkan seperti putih telur mentah kadang agak

keruh, merah, merah jambu atau cokelatkarena pengaruh

bercak darah yang muncul tepat sebelum ovulasi. Lendir

tak subur memiliki ciri: lengket, pekat, tidak bisa

direntangkan tetapi bisa dipisahkan. Lendir subur akan

muncul dipermukaan vagina antara 5-7 hari sebelum

ovulasi (umumnya 6 hari) ovulasi adalah peristiwa

keluarnya sel telur dari dinding telur yang siap untuk

dibuahi. Masa ini disebut masa subur, masa paling subur

biasanya terjadi sehari sebelum ovulasi atau pada saat

ovulasi. Lendir tak subur muncul pada saat 3 hari setelah

ovulasi sampai menjelang menstruasi. Menstruasi terjadi

14 hari setelah ovulasi, lama menstruasi sekitar 3-5 hari


14

,lendir tidak subur juga muncul setelah menstruasi kira-kira

5 hari, kemudian berganti menjadi lendir tak subur.

Perubahan ini hanya dapat dikenali oleh masing-masing

perempuan dan merasakan perubahan lendir pada vulva.

Maka pada siklus menstruasi 28 hari setengahnya adalah

pantang pantang untuk berhubungan intim karena masa

subur,dan sisanya pasa masa tak subur dan dapat

melakukan persetubuhan(KB dan alat kontrasepsi 2013).

Keuntungan KBA dengan metode ini yaitu:

a. Kehamilan dapat direncanakan termasuk jenis kelamin

anak

b. Berdasarkan metode alamiah

c. Tidak memakai alat kontrasepsi atau obat-obat kimia

d. Dapat diandalkan keberhasilannya (aman)

e. Sehat tidak ada efek samping

f. Sangat membantu meningkatkan keserasian rohani

dan jasmani dalam perkawinan.

g. Ekonomis dan penuh mandiri

h. Sederhana, dapat diterapkan oleh setiap perempuan

yang subur

i. Dapat membantu pasangan yang susah hamil untuk

memiliki anak

j. Telah diakuai pemerintah Indonesia


15

4. Metode Simpto-Thermal

Metode ini digabungkan dari beberapa indikator untuk

mengetahui masa subur yaitu, perhitungan kalender, suhu

basal tubuh, rasa nyeri, payudara yang menegang, kondisi

leher rahim dan indikator fisiologis lainnya. Metode ini

cukup memuaskan jika dalam kondisi normal, karena

sebagian besar perempuan berovulasi cukup teratur

selama masa reproduksinya. Namun metode ini harus

diubah ketika menyusui atau menjelang menopause

karena pengaturan kesuburan ini akan sedikit rumit ketika

tanda-tanda yang muncul tidak sesuai satu sama lain

sehingga dapat menimbulkan kebingungan dan rasa tidak

puas saat berhubungan intim atau ketika ovulasi tidak

terjadi maka senggama terpaksa tidak dilakukan sama

sekali sepanjang siklus itu, jika tidak ingin kehamilan itu

terjadi ,artinya metode ini tidak akurat untuk mengatur

kesuburan atau masa ovulasi (KB dan alat kontrasepsi

2013).

5. Senggama Terputus (Coitus Interuptus)

Coitus interuptus atau biasa di sebut senggama

terputus adalah metode KB alamiah tradisional dimana

sang pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari


16

vagina sebelum mencapai ejakulasi (KB dan alat

kontasepsi 2013).

a. Cara kerja

Penis atau alat kelamin pria dikeluarkan sebelum

ejakulasi terjadi sehingga sperma tidak masuk kedalam

vagina, sehingga tidak akan ada pertemuan antara sel

sperma dan sel telur, dengan ini kehamilan dapat

dicegah. Cara ejakulasi di luar vagina ini untuk

mengurangi kemungkinan air mani mencapai uterus

untuk mengurangi resiko terjadinya kehamilan.

b. Efektifitas

Metode senggama terputus akan efektif apabila

dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka

kegagalan 4-27 kehamilan per100 perempuan per

tahun. Pasangan yang memiliki pengendalian besar,

serta pengalaman dan kepercayaan yang tinggi dapat

menggunakan metode ini karena akan lebih efektif.

c. Manfaat

Senggama terputus dapat memberikan manfaat

yang baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

Manfaat kontrasepsi:

1) Alamiah

2) Efektif bila dilakukan dengan benar


17

3) Tidak menggangu produksi ASI

4) Tidak ada efek samping

5) Tidak membutuhkan biaya

6) Tidak memerlukan persiapan khusus

7) Dapat digunakan sewaktu-waktu

d. Manfaat non kontrasepsi

1) Peran serta suami dalam KB dan kesehatan

reproduksi

2) Menanamkan sifat saling pengertian

3) Tanggung jawab bersama dalam ber-KB

e. Keterbatasan

Metode ini mempunyai keterbatasan antara lain:

1) Sangat bergantung pada pihak pria dalam

mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama

bersenggama

2) Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seksual

(orgasme)

3) Sulit mengontrol pengeluaran sperma selama

penetrasi sesaat dan setelah senggama

4) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual

5) Kurang efektif untuk mencegah kehamilan


18

f. Penilaian pasien terhadap senggama terputus

Pasien yang menggunakan metode ini tidak

memerluka anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi

diberikan penjelasan khusus atau KIE baik lisan

maupun tulisan.

Kondisi yang dapat dipertimbangkan bagi yang

menggunakan kontrasepsi ini adalah:

Coitus Interuptus

Sesuai untuk Tidak sesuai untuk

Suami yang tidak mempunyai masalah Suami dengan ejakulasi dini


dengan interupsi pra orgasmic

Pasangan yang tidak mau dengan Suami yang tidak dapat


metode kontrasepsi lain mengontrol interupsi pra orgasmic

Suami yang ingin berpartisipasi aktif Suami dengan kelainan fisik atau
dalam keluarga berencana psikologis

Pasangan yang memerlukan kontrasepsi Pasangan yang tidak dapat


segera bekerja sama

pasangan yang melakukan hubungan Pasangan yang tidak komunikatif


seksual secara tidak teratur

Menyukai senggama yang dapat Pasangan yang tidak melakukan


dikakuan kapan saja atau tanpa rencana senggama terputus

g. Cara senggama terputus

1) Sebelum melakukan hubungan seksual pasangan

harus saling pengertian dan membangun kejrasama

terlebih dahulu. Keduanya harus sepakat

menggunakan metode senggama terputus


19

2) Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus

mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu dan

membersihkan ujung penis untuk menghilangkan

sperma dari ejakulasi sebelumnya.

3) Apabila merasa akan ejakulasi suami segera

mengeluarkan penisnya dari vagina dan

mengeluarkan sperma diluat vagina

4) Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama

bersenggama

5) Jangan lakukan senggama pada saat masa subur.

c. Sasaran Keluarga Berencana (KB)

Terdapat dua sasaran dalam program KB yaitu sasaran

langsung dan sasaran tidak langsung, ini tergantung dari tujuan

yang ingin dicapai. Sasaran langsung yaitu Pasangan Usia

Subur (PUS) yang memiliki tujuan meningkatkan tingkat

dengan cara menggunakan kontrasepsi berkelanjutan,

sedangkan sasaran tidak langsung yaitu pelaksana dan

pengelola Keluarga Berencana (KB) yang memiliki tujuan sama

yaitu untuk menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan

kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai

keluarga yang terpadu (Sulistyowati, 2017).


20

2. Tinjauan umum Pasangan Usia Subur(PUS)

a. Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan usia subur adalah pasangan yang berstatus

suami istri (berstatus kawin) dimana sang istri berusia 15 tahun

sampai 49 tahun dimana pasanga (laki-laki dan perempuan)

sudah cukup matang dalam segala hal termasuk organ

reproduksinya yang sudah berfungsi dengan baik. Dalam hal

ini dibedakan dengan perempuan dengan berstatus janda atau

cerai. Pada masa ini PUS harus menjaga dan memanfaatkan

reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan me tode

keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan

dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi

dan kualitas generasi yang berkualitas. Dalam menjalani

kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam

memperoleh keturunan, dikarenakan kedua pasangan normal

(Ii, 2009).

Hal yang menjadi permasalahan PUS yaitu perlunya

mengatur kesuburan dan perawatan kehamilan. Untuk

menyelesaikan masalah tersebut diperlukan tindakan dari

tenaga kesehatan dalam menyampaikan penggunaan alat

kontrasepsi agar dapat menekan angka kelahiran dan

mengatur masa subur dari pasangan tersebut. Maka dari itu


21

petugas kesehatan melakukan penyuluhan yang benar dan

dimengerti oleh masyarakan luas (Ii, 2009).

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi

Yang Digunakan PUS

(Sulistyowati, 2017)faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan kontrasepsi pada PUS yaitu:

1. Tingkat pendidikan

Rendahnya pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

dalam menerima informasi dan menghambat sikap

seseorang terhadap inforamasi yang terbaru. Pendidikan

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan tentang metode kontrasepsi. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

rasional dari pada mereka yang berpendidikan rendah.

tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang harus bertindak dan mencari penyebab serta

solusi dalam hidupnya, oleh karena itu orang yang

berpendidikan tinggi akan mudah menerima gagasan baru.

Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang

berpendidikan rendah bukan berarti memiliki pengetahuan

yang rendah pula. Tingkat pengetahuhan tidak mutlak

diperoleh dengan pendidikan formal, tetapi dapat juga

diperoleh pada pendididkan non formal, pengetahuan


22

seseorang dengan dengan suatu obyek juga mengandung

dua aspek yaitu positif dan negative. Kedua aspek ini yang

pada akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap

obyek tersebut. Semakin banyak aspek yang positif dari

obyek yang diketahui akan menumbuhkan sikap positif

terhadap obyek tersebut.

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kesehatan

sehingga akan berdampak pada derajat kesehatan. Orang

yang tidak berpendidikan atau golongan ekonomi rendah,

kurang memanfaatkan pelayan kesehatan yang tidak

tersedia. Tinggi atau rendahnya pendidikan akan berkaitan

dengan social ekonomi, kehidupan seks dan kebersihan.

Peran pendidikan dalam mempengaruhi wanita untuk

menentukan kontrasepsi mana yang lebih sesuai untuk

dirinya, kecenderungan ini menghubungkan antara tingkat

pendidikan akan mempengaruhi pemahaman dan

pengetahuan seseorang.

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah salah satu faktor penting yang

dapat mempengaruhi dalam melakukan tindakan dan

perilaku seseorang, karena tindakan dan perilaku didasari

oleh pengetahuan. Pengetahuan yang dihasilkan tersebut


23

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepi

terhadap objek. Secacra garis besar dibagi dalam enam

tingkat pengetahuan:

c. Tahu (know)

Tahu hanya di artikan sebagai memanggil memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh

karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur seseorang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya tentang apa yang telah

diketahui.

d. Memahami(comprehension)

Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu

terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi seseorang tersebut juga harus

dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek

yang diketahui tersebut.

e. Aplikasi(application)

Aplikasi diartikan apa bila seseorang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui pada situasi

yang lain.
24

f. Analisis(analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang menjabarkan,

memisahkan dan mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahuhi tersebut. Indikasinya adalah

pengetahuan seseorang yang telah sampai pada tingkat

analisis adalah apabila seseorang tersebut dapat

membedakan atau mengelompokkan dan membuat

diagram(bagan) pengetahuan terhadap objek tersebut.

g. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan sesorang

untuk merangkum atau meletakkan dala suatu hubungan

yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki. Dengan kata lain sintetsis adalah kemampuan

seseorang untuk menyusun formasi baru dari formulasi-

formulasi yang telah ada.

h. Evaluasi ( evaluation)

Evaluasi yang dimaksud ini adalah evaluasi yang

berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek

tertentu.
25

3. Dukungan suami

Dukungan keluarga yaitu kemampuan anggota

keluarga melihat bahwa seseorang yang bersifat

mendukung akan selalu siap memberikan dukungan dan

bantuan apabila diperlukan. Dukungan social keluarga juga

dapat berupa dukungan social internal seperti dukungan

suami, dukungan dari saudara kandung dan keluarga

eksternal di keluarga inti. Tindakan akan terlaksana dengan

baik jika ada dukungan keluarga yang mengacu pada

dukungan social yang dipandang oleh keluarga sebagai

sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga.

Peran keluarga atau suami sangat penting dalam

tahap perawatan kesehatan mulai dari tahap peningkatan

kesehatan, pencegahan, pengobatan, sampai dengan

rehabilitasi. Dukungan social dan psikologis sangat

diperlukan oleh setiap individu dala setiap siklus kehidupan,

dukungan social akan semakin dibutuhkan pada saat

seseorang sedang menghadapi masalah atau sakit,

disinilah peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani

masa sulit dengan cepat.

Dukungan keluarga dapat dikelompokkan menjadi

empat kategori yaitu, dukungan emosional, dukungan

nyata, dukungan informasi, dan dukungan pengharapan.


26

Dukungan emosional adalah memberikan empati dan rasa

dicintai, kepercayaan dan kepedulian. Dukungan nyata

yaitu membantu individu dalam memenuhi kebutuhannya.

Dukungan informasi merupakan, memberikan informasi

sehingga individu memiliki koping untuk mengatasi masalah

yang muncul dari diri sendiri dan lingkungan. Dukungan

pengharapan yaitu memberikan informasi berhubungan

dengan masalah yang dihadapi. Sumber dukungan internal

(suami) merupakan aspek yang penting untuk peningkatan

kesehatan reproduksi.
27

3. Gambar kerangka teori

Pasangan Usia
Subur

KB alamiah

Metode Metode Metode Metod Senggama


kalender suhu basal lendir simpto- terputus
serviks thermal

Faktor-faktor yang
mempengaruhu PUS
menggunakan KB
alamiah

1. Tingkat pendidikan
2. Tingkat pengetahuan
3. Dukungan suami
28

C. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini

menggambartkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Pasangan

Usia Subur (PUS) memilih Keluarga Berencana Alamiah (KBA) di

Desa Binturu Kecematan Larompong Tahun 2020 sebagai berikut:

Tingkat pendidikan

Pasangan Usia
Tingkat pengetahuan Subur memilih KB
Alamiah
Dukungan suami

Keterangan :

: Variabel independen

: variable yang dependen

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan

masalah, dimana rumusan masalah penelitian tersebut telah

dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan dengan teori. Hipotesis

dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban

sementara atas masalah yang dirumuskan (Sugiyono,2011). Hipotesisi

untuk penelitian ini adalah ;


29

Hipotesis Nol (Ho)

1. Tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan dengan Pasangan

Usia Subur memilih KB alamiah

2. Tidak ada pengaruh antar tingkat pengetahuan dengan pasangan

usia subur memilih KB alamiah

3. Tidak ada pengaruh antara dukungan suami dengan pasangan usia

subur memilih menggunakan KB alamiah

E. Defenisi Operasional

Menurut (Hidayat, 2017) definisi operasional adalah pemberian

definisi terhadap variabel penelitian secara operasional. Definisi

operasional dibuat untuk memudahkan pada saat pengumpulan data

dan pengolahan serta analisis data. Adapun definisi operasional

penelitian ini ialah.

N Variable Defenisi Indicator Alat ukur Skala Skoring


o operasional ukur
1. Pasangan Pasangan 1. memilih Kuesioner Ordinal 1.responden
usia subur usia subur 2.tidak menggunakan
memilih KB yang memilih memilih yang
Alamiah menggunaka KB Alamiah
n KB Alamiah
2. Tingkat Jenjang 1. Tinggi Kuesioner Ordinal 1. Dikatakan
pendidikan pendidikan 2. Rendah tinggi apabila
yang telah pendidikan
ditempuh terakhir
respoden responder
SMA/Perguru
an tinggi
30

2. Dikatakan
rendah jika
pendidikan
terakhir
SD/SMP
3. Tingkat Segala 1. Baik Kuesioner Ordinal 1. Dikatakan
pengetahu sesuatu yang 2. Cukup baik jika
an diketahui responden
respoden memperoleh
tentang KB jawaban >
dan alat nilai 7 dari 10
kontrasepsi pertanyaan
2. Dikatakan
cukup jika
responden
memperoleh
jawaban <
nilai 7 dari 10
pertanyaan
31

4. Dukungan Adalah ketika 1. Menduku Kuesioner Ordinal 1. Mendukung


suami suami setuju ng bila
istrinya ikut 2. Tidak responden
program menduku menjawab
keluarga ng sekurang-
berencana,m kurangnya 3
endukung pertanyaan
istrinya ber- dukungan
KB suami untuk
menggunakan
alat
kontrasepsi
2. Jika
responden
menjawab
kurang dari 3
bentuk
pertanyaan
dukungan
suami untuk
menggunakan
alat
kontrasepsi.
32

F. Kerangka Kerja ( frame work)

Populasi penelitian ini adalah PUS memilih KBA di Desa Binturu


Kecematan Larompong (N =35) dan penentuan sampel dilakukan
dengan teknik total sampling (n=35)

Memberikan Informed Consent kepada sampel penelitian


termasuk menjelaskan tujuan dan manfaaat penelitian

Memastikan sampel adalah Pasangan Usia Subur (PUS) memilih


Keluarga Berencana Alamiah KBA

Melakukan Pengumpulan Data menggunakan Kuisioner

Pengelolaan data dan analisis data (analisis univarat)

Penyajian hasil dan pembahasan

Membuat Kesimpulan dan saran


33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian secara observasional yaitu untuk mengetahui hubungan

antara satu variable dengan variable yang lainnya. Sedangkan

rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross

sectional artinya mengukur variable hanya dilakukan satu kali pada

satu saat. Desain kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data

tentang mengapa PUS lebih memilih KBA (Metodologi Penelitian

2017).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi
34

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti

dan jumlah PUS adalah 152 peserta , populasi dalam penelitian

inii adalah semua PUS yang menggunakan KBA berjumlah 35

peserta.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki. Cara pemilihan

sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis purposive

sampling, yakni teknik pengambilan sampel yaitu non random

sampling. Penentuan kriteria sampel yang digunakan pada

penelitian ini meliputi kriteria inkluasi dan eksklusi sebagai

berikut.

a. Kriteria sampel inkulis:

1) Pasangan suami istri

2) Usia subur (15-49 tahun)

3) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria sampel ekslusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah wanita

menopause dan tidak tinggal serumah dengan suami.

3. Sampling

Sampling adalah suatu tekhnik yang digunakan dalam

pengambilan sample dari populasi. Adapun tekhnik sample yang

digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling.


35

C. Waktu dan Tempat penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Binturu Kecematan

Larompong Kab. Luwu.

2. Waktu penelitian

Waktu pengumpulan dan pengambilan data dilaksanakan

pada tanggal 28-31 Agustus tahun 2020.

D. Metode pengumpulan data

1. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang akan digunakan untuk

mendapatkan data atau informasi, yaitu dengan melakukan

wawancara terhadap responden. triagulasi data dilakukan dengan

melakukan konfirmasi terhadap bidan desa/kader.

a. Data Primer

Diperoleh secara langsung dari sumber penelitian yaitu

pengguna KBA di Desa Binturu Kecematan Larompong

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari puskesmas atau pustu untuk

mendapatkan gambaran umum lokasi penelitian serta

keadaan responden.
36

2. Pengolahan Data

a. Langkah-langkah analisa

1. Coding
Setelah data masuk,setiap jawaban diconversi kedalam
angka-angka(symbol) sehingga memudahkan dalam
pengolahan data selanjutnya.
2. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ulang data atau
mengecek jumlah dan kelengkapan data
3. Tabulasi data

Dilakukan untuk memudahkan pengolahan data kedalam

suatu tabel.

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau

digunakan untuk pengumpulan data. Dalam penelitian ini instrument

penelitian yang digunakan adalah bentuk kuesioner. Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan atau pernyatan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden.

1. Format isian tentang karakteristik responden

a. Format isian tentang karakteristik responden

Instrumen ini untuk mengetahui tentang karakteristik

responden meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan,

pendapatan atau penghasilan. Format isian ini untuk

mengetahu karakteristik responden.


37

b. Kuesioner tentang pengetahuan pasangan usia subur memilih

keluarga berencana alamiah

Kusioner ini digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan pasangan usia subur tentang penggunaan KBA,

seperti mengetahui tentang masa subur pasangan, manfaat

KBA, mengetahui tuhuan KBA dan mengetaui cara

penggunaan KBA.

Pengkategorian pengetahuan PUS dalam memilih KBA

menggunakan Kuesioner ini menggunakan skala ordinal yang

dimana responden akan menjawab 10 item pertanyaan yang

diberi nilai nol jika responden menjawab salah dan nilai satu

jika responden menjawab benar. Kemudian jumlah benar

dibagi dengan jumlah pertanyaan dan dikali 100%. Kategori

pengetahuan terbagi atas dua yaitu kurang, dan baik.

c. Hasil Uji Coba Instrumen

Untuk memperoleh pengetahuan digunakan instrumen

kuesioner berupa daftar pernyataan sebagai teknik

pengumpulan data. Hasil yang diperoleh dari hasil dari

penyebaran kuesioner pada 35 responden. Kemudian diuji

keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS 16 for windows sebagai berikut:

F. Analisa Data

1. Analisis univariat
38

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk

memperoleh gambaran dari variable yang diteliti. Anilisis univariat

pada penelitian ini akan dilakukan menggunakan table distribusi

frekuensi (Supriadi, 2017)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variable yang diduga

berhubungan atau berkolerasi untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara kedua variable pada penelitian ini, yaitu variable

bebas dan variable terkait (Supriadi, 2017).

G. Etika Penelitian

1. Informed consent

Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden

peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dari tujuan penelitian.

Tujuannya adalah agar responden mengetahui maksud dan tujuan

penelitian serta dampak yang ditelliti selama pengumpulan data.

Jika responden bersedia diteliti maka responden harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika menolak untuk

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan menghargai hak

responden.

2. Anomity (tanpa nama)


39

Untuk tetap menjaga kerahasiaan responden,peneliti tidak

mencantumkan nama responden, tapi menggunakan kode

tertentu untuk masing-masing responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden

dijamin peneliti. Data tersebut hanya dilaporkan pada pihak yang

terkait dengan penelitian.

H. Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan pada peneiliti adalah masih minimnya hasil

penelitian mengenai faktor yang memengaruhi pemilihan KBA

sehingga referensi juga sedikit.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Binturu Kecamatan larompong

Kabupaten Luwu pada tanggal 28 Agustus sampai dengan 31

Agustus 2020. Adapun besar sampel pada penelitian ini sebanyak 35

pasangan usia subur(PUS).

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder,

dimana data primer diperoleh dengan mewawancarai responden

dengan menggunakan kuesioner. Berasarkan data yang telah

dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan disertai narasi sebagai

penjelasan dari tabel. Adapun hasilnya sebagai berikut:

1. Karakteristik Demografi

Table 4.1
Distribusi frekuensi responden PUS memilih KB alamiah
berdasarkan umur di desa binturu kecamatan
larompong tahun 2020

Kategori umur(tahun) Frekuensi %


Produksi sehat 19 54.3
Produksi tua 16 45.7
Total 35 100
Sumber :Data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah

responden sebanyak 35 orang diantaranya 19 orang (54,3 %)

produksi sehat dan 16 orang (45,7%) produksi tua.

40
41

2. Analisis univariat

a. Tingkat Pendidikan
Table 4.2
Distribusi frekuensi responden PUS memilih KB
alamiah berdasarkan tingkat pendidikan di
desa binturu kecamatan larompong
tahun 2020

Tingkat pendidikan Frekuensi %


Tinggi 23 65,7
Rendah 12 34,3
Total 35 100
Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah

responden sebanyak 35 orang diantaranya yang memiliki

tingkat pendidikan tinggi sebanyak 23 orang (65,7%) dan yang

memiliki pendidikan rendah sebanyak 12 orang (34,3%).

b. Tingkat Pengetahuan
Table 4.3
Distribusi frekuensi responden PUS memilih KB
alamiah berdasarkan tingkat pegetahuan di
desa binturu kecamatan larompong
tahun 2020
Tingkat pengetahuan Frekuensi %
Baik 28 80.0
Cukup 7 20,0
Total 35 100
Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah

responden sebanyak 35 orang diantaranya yang memiliki

tingkat pengetahuan baik sebanyak 28 orang (80,0%) dan

yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 7 orang (20,0%).

c. Dukungan suami
42

Table 4.4
Distribusi frekuensi responden PUS memilih KB alamiah
berdasarkan dukungan suami didesa binturu
kecamatan larompong tahun 2020

Dukungan suami Frekuensi %


Mendukung 20 57,1
Tidak mendukung 15 42,9
Total 35 100
Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah


responden sebanyak 35 orang dengan dukungan suami
diantaranya sebanyak 20 orang (57,1%) yang mendukung
dan yang tidak mendukung sebanyak sebanyak 15 orang
(42,9%).
d. Pasangan usia subur memilih KB alamiah

Tabel 4.5
Distribusi frekuensi responden PUS memilih KB
Alamiah didesa binturu kecamatan
Larompong tahun 2020

PUS memilih KB alamiah Frekuensi %


Memilih 22 62,9
Tidak memilih 13 37,1
Total 35 100
Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah

responden sebanyak 35 orang dengan pasangan usia subur

memilih KB alamiah diantaranya sebanyak 22 orang (62,9%)

yang memilih dan yang tidak memilih sebanyak sebanyak 13

orang (37,1%).

3. Analisis Bivariat
43

a. Pengaruh tingkat pendidikan dengan PUS memilih KB alamiah

Tabel 4.6
Analisis pengaruh tingkat pendidikan PUS
pememilih KB Alamiah di desa Binturu
Kecematan Larompong tahun 2020

PUS memilih KB alamiah

Tingkat Memilih Tidak memilih Total ρ


pendidikan
n % n % n %
Tinggi 16 45,7 7 20,0 23 65,7
0,292
Rendah 6 17,7 6 17,7 12 34,3
Total 22 62,9 13 37,1 35 100,0
Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 35 orang

yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 23 orang, 16

(45,7%) orang di antaranya memilih KB alamiah dan yang

tidak memilih sebanyak orang 7 (20,0%), sedangkan yang

memiliki pendidikan rendah sebanyak 12 orang, 6 (17,7%) di

antaranya memilih KB alamiah dan yang tidak memilih KB

alamiah sebanyak 6 orang (17,7%).

Hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai ρ =

0,292 (ρ>0,05), dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti

tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan dengan

pasangan usia subur memilih KB alamiah.

b. Pengaruh tingkat pengetahuan terhadap pemilihan KB

alamiah.

Tabel 4.7
44

Analisis pengaruh tingkat pengetahuan PUS


memilih KB Alamiah di desa Binturu
Kecematan Larompong tahun 2020

PUS memilih KB alamiah

Tingkat Memilih Tidak memilih Total Ρ


pengetahuan
n % n % n %
Baik 20 57,1 8 22,9 28 80,0
0,075
Cukup 2 5,7 5 14,3 7 20,0
Total 22 62,9 13 37,1 35 100,0

Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 35

responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 28

orang, 20 orang(57,1%) di antaranya memilih KB alamiah dan

yang tidak memilih KB alamiah sebanyak 8 orang (22,9%)

sedangkan untuk responden yang memiliki pengetahuan

cukup sebanyak 7 orang, 2 orang (5,7%) di antaranya

memilih KB alamiah dan 5 oran (14,3%) yang tidak memilih

KB alamiah.

Hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai ρ =

0,075 (ρ>0,05), dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti

tidak ada pengaruh antara tingkat pengetahuan dengan

pasangan usia subur memilih KB alamiah.

c. Pengaruh dukungan suami terhadap pemilihan KB alamiah

Tabel 4.8
Analisis pengaruh dukungan suami PUS
memilih KB Alamiah di desa Binturu
45

Kecematan Larompong tahun 2020

PUS memilih KB alamiah

Dukungan Memilih Tidak memilih Total Ρ


suami
n % n % n %
mendukung 11 31,4 9 25,7 20 57,1
Tidak 0,267
mendukung 11 31,4 4 11,4 15 42,9
Total 22 62,9 13 37,1 35 100,0

Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 20 orang


dengan dukungan suami positif, sebanyak 11 (31,4%) dengan
kategori memilih dan 9 (25,7%) orang dengan kategori tidak
memilih sedangkan suaminya yang tidak mendukung
sebanyak 11 orang (31,4%)dengan kategori memilih, dan
sebanyak 4 orang (11,4%) dengan kategori tidak memilih.

Hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai ρ =


0,267 (ρ<0,05), dengan demikian Ho ditrima. Hal ini berarti
tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan
pasangan usia subur memilih KB alamiah.

B. Pembahasan

a. Pengaruh tingkat pendidikan dengan Pasangan usia subur

memilih KB alamiah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang membentuk

karakter dan pola pikir seseorang. Semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin banyak pula pengetahuan dan informasi yang


46

diperoleh, yang akan berpengaruh terhadap sikap dan tindakan

seseorang.

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 35 orang

yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 23 orang, 16 (45,7%)

orang di antaranya memilih KB alamiah dan yang tidak memilih

sebanyak orang 7 (20,0%), sedangkan yang memiliki pendidikan

rendah sebanyak 12 orang, 6 (17,7%) di antaranya memilih KB

alamiah dan yang tidak memilih KB alamiah sebanyak 6 orang

(17,7%).

dengan kategori tidak memilih. Semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka transformasi pengetahuan, teknologi dan

budaya yang sifat pembaharuan akan mudah dan cepat diterima.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.6 menunjukkan

bahwa hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai ρ =

0,292 (ρ>0,05), dengan demikian Ho diterima. Hal inii berarti tidak

terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan responden dengan

pemilihan KB alamiah, dalam penelitian ini ditemukan responden

yang berpendidikan tinggi dengan pemilihan KBA sebanyak

68,6%. Berdasarkan deskripsi tingkat pendidikan responden

menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan dalam

memilih atau tidak memilih KB alamiah baik yang tingkat

pendidikannya tinggi ataupun rendah dukungan suami dan

keputusan ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi , dengan


47

demikian pendidikan yang baik tidak menjamin seseorang

mengambil keputusan menggunakkan kontrasepsi.

Hasil analisis ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang

di lakukan oleh sulistyowati ( 2017) di Kediri yang memukan

adanya hubungan antara pendidikan ibu dalam pemilihan KB

alamiah. Dengan pendidikan yang baik akan berpengaruh

terhadap pengetahuan yang lebih baik serta dalam pengambilan

keputusan untuk menggunakan kontrasepsi.

b. Pengaruh tingkat pengetahuan dengan pasangan usia subur

memilih KB alamiah.

Secara teoritis diketahui bahwa pengetahuan berkontribusi

dalam mengubah perilaku seseorang untuk melakukan suatu

tindakan dengan pengetahuan yang dimiliki, seseorang

mengambil keputusan yang terbaik untuk hidupnya berdasarkan

informasi dan pengetahuan yang dimiliki.

Pengetahuan akan kontrasepsi sangat diperlukan oleh

Pasangan Usia Subur sebagai sumber informasi dan bahan

pertimbangan. Pasangan Usia Subur dapat memilih alat

kontrasepsi yang sesuai untuk dirinya dan dapat diterima oleh

pasangannya apabila memiliki pengetahuan yang luas.

Berdasarkan deskripsi tingkat pengetahuan responden

menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan dalam

memilih atau tidak memilih KB alamiah baik yang tingkat


48

pengetahuannya baik ataupun cukup dipengaruhi oleh sikap,

informasi dan dukungan suami dalam menggunakan alat

kontrasepsi , dengan demikian pengetahuan yang baik tidak

menjamin seseorang mengambil keputusan menggunakan

kontrasepsi .

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 35

responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 28 orang,

20 orang(57,1%) di antaranya memilih KB alamiah dan yang tidak

memilih KB alamiah sebanyak 8 orang (22,9%) sedangkan

untuk responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 7

orang, 2 orang (5,7%) di antaranya memilih KB alamiah dan 5

oran (14,3%) yang tidak memilih KB alamiah.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 menunjukkan

bahwa hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai ρ=

0,075 (ρ>0,05), dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti

tingkat pengetahuan responden akan pemilihan KB alamiah tidak

ada pengaruh. Dengan pengetahuan yang baik dan benar

tentang kontrasepsi dapat membuat seseorang membuat

keputusan untuk menggunakan kontrasepsi sesuai dengan

kebutuhannya.

Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

di lakukan oleh masita ( 2013) di Kabupaten bogor yang

memukan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dalam


49

pemilihan KB alamiah. Pengetahuan tentang kontrasepsi

berkontribusi dalam pemilihan alat kontrasepsi.

c. Pengaruh dukungan suami terhadap pemilihan KB alamiah

Dukungan suami yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah sejauh mana keterlibatan suami dalam mendukung

keputusan istrinya untuk menggunakan alat kontrasepsi, mulai

dari alasan pemilihan alat kontrasepsi, penentuan jumlah anak,

melakukan monitoring terhadap aturan penggunaan alat

kontrasepsi, mengawasi efek samping yang terjadi, mencari

alternatif lain bila alat kontrasepsi yang digunakan tidak

memuaskan, dan bersedia menggunakan kontrasepsi bila

keadaan isteri tidak memungkinkan.

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 20 orang

dengan dukungan suami positif, sebanyak 11 (31,4%) dengan

kategori memilih dan 9 (25,7%) orang dengan kategori tidak

memilih sedangkan suaminya yang tidak mendukung sebanyak

11 orang (31,4%)dengan kategori memilih, dan sebanyak 4 orang

(11,4%) dengan kategori tidak memilih.

Dukungan suami yang negatif terhadap kontrasepsi

disebabkan karena masih ada anggapan bahwa KB merupakan

tanggung jawab istri sehingga mulai dari pemilihan jenis

kontrasepsi hingga efek samping yang dirasakan diserahkan

kepada istri. Selain itu besarnya keinginan mempunyai banyak


50

anak, takut akan efek samping, rendahnya pengetahuan tentang

kontrasepsi serta belum pentingnya kebutuhan ber-KB

merupakan alasan para suami melarang istrinya menggunakan

kontrasepsi.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.8 menunjukkan

bahwa hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai ρ =

0,267 (ρ>0,05), dengan demikian Ho diterima. Berarti tidak ada

pengaruh antara dukungan suami dengan pemilihan KB alamiah.

Hasil penelitian ini berbeda dengan peneltian sebelumnya

yang di lakukan oleh Fitri (2015) di Bulukumba yang menemukan

adanya hubungan antara dukungan suami dengan pasangan usia

subur memilih sKB alamiah.


51
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di

uraikan, maka penulis menarik kesimpulan sebagi berikut:

1. Tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan dengan pasangan

usia subur memilih KB alamiah di desa binturu kecamatan

larompong tahun 2020.

2. Tidak ada pengaruh antara tingkat pengetahuan dengan pasangan

usia subur memilih KB alamiah di desa binturu kecamatan

larompong tahun 2020

3. Tidak ada pengaruh antara dukungan suami dengan pasangan

usia subur memilih KB alamiah di desa binturu kecamatan

larompong tahun 2020.

B. Saran

1. Perlu peningkatan pengetahuan pasangan usia subur tentang jenis

kontrasepsi, manfaat kontrasepsi, efek samping penggunaan

kontrasepsi dan akibat tidak menggunakan kontrasepsi.

2. Bagi peneliti agar dapat menambah pengetahuan responden

bahwa dari ketiga faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur

memilih KB alamiah, selain itu penelitian ini dapat menjadi pijakan

kepada peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian dengan

obyek penelitian sejenis namun namun dengan memperkaya

50
51

faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur memilih KB


52

alamiah.
Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan Bulan


Juni Juli Agustus September
III IV I II III IV I II III IV I II III IV
A Tahap Awal
1. Pengajuan Judul √ √
2. Pengajuan izin penelitian √
3. Pengambilan Data √ √
B Tahap pelaksanaan
1. Penyusunan proposal √ √ √
2. Ujian seminar proposal √ √
3. Perbaikan proposal √ √
4. Penelitian √ √
5. Revisi penelitian √ √
C Tahap Penyelesaian
1. Ujian Seminar Hasil √ √
2. Revisi Ujian Hasil √ √
3. Penyetoran Tugas Akhir √
52

Lampiran 2

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pasangan Usia Subur memilih


KB alamiah di desa binturu kecamatan
larompong Tahun 2020.
Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKES ( Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan) Datu Kamanre, penelitian ini di laksanakan sebagai salah
satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia
subur memilih KB alamiah di desa binturu kecamatan larompong
Tahun 2020.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan saudara/I


untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Partisipasi saudara dalam
penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden atau menolak tanpa
ada sanksi apapun. Jika saudara/i bersedia menjadi responde, silahkan
saudara/i mengisi formulir ini dan saya memohon kesediannya untuk
dilakukan pengisian kousioner yang telah saya berikan.

Nama Responden :
Uisa :
Saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian yang dilaksanakan oleh :
Nama : Yuyur
Nim : SDK161029
53

Kerahasiaan informasi dan identitas saudara/i dijamin oleh peneliti


dan tidak akan disebarluaskan baik melalui median sosial massa ataupun
elektronik.
54

Lampiran 3

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN


USIA SUBUR MEMILIH KB ALAMIAH DI DESA BINTURU
KEC.LAROMPONGTAHUN 2020

A. Data Demografi

Nama :

Usia :

Jenis kelamin : L P

Pendidikan terakhir : SD SMP SMA DIII/SI

B. TINGKAT PENGETAHUAN

1. Menurut ibu/bapak apa itu KB ?

a. Keluarga Berencana

b. Cara membatasi kelahiran dan menjarangkan kehamilan

dengan menggunakan alkon

c. Cara membatasi kelahiran dan menjarangkan kehamilan

2. Apakah manfaat KB ?

a. Menjarangkan kehamilan

b. Kesehatan ibu dan anak

c. Mengendalikan pertumbuhan penduduk untuk kesejahteraan

keluarga

3. Jenis metode kontrasepsi apa sajakah yang ibu tahu ?

a. Hormonal & MKJP

b. Kondom
55

c. Suntik dan pil

4. Menurut ibu hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam

pemilihan kontrasepsi ?

a. Murah

b. Aman, praktis, jangka panjang, dan murah

c. Praktis dan aman

5. Jenis KB alami apa saja yang ibu tahu ?

a. Sistem kelender

b. Senggama terputus

c. Suhu basal

6. Alat kontrasepsi untuk pria adalah ?

a. Kondom dan suntik

b. Pil dan kondom

c. MOP dan kondom

7. Yang termasuk alat kontrasepsi efektif adalah ?

a. System kalender dan susuk

b. Suntik dan pil

c. Pil dan pantang berkala

8. Dibawah ini metode sederhana yang tidak menggunakan alat atau

obat adalah ?

a. Kondom

b. Diafragma

c. Senggama terputus
56

9. Metode kontrasepsi yang digunakan untuk mengakhiri kehamilah

adalah ?

a. IUD

b. Susuk

c. Kontap

10. Tujuan dari KB adalah ?

a. Membentuk keluarga kecil bahagia sejahtera

b. Menambah jumlah anak dengan jarak kelahiran satu tahun

c. Dengan banyak anak banyak rejeki

C. DUKUNGAN SUAMI

1. Apakah suami ibu mendukung ibu menggunakan alat kontrasepsi ?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah suami ibu ikut terlibat dalam penentuan jumlah anak ?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah suami ibu merasa bahwa mengikuti program KB

merupakan tanggung jawab bersama ?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah suami ibu mengontrol penggunaan alat kontrasepsi ?

a. Ya

b. Tidak
57

5. Apakah suami ibu mencari pertolongan saat terjadi komplikasi /efek

samping dari penggunaan alat kontrasepsi ?

a. Ya
b. Tidak
6. Apakah suami ibu ikut membantu mencari alternative lain bila

kontrasepsi yang digunakan tidak memuaskan ?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah suami ibu bersedia menggunakan kontrasepsi bila keadaan

ibu tidak memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi ?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah suami ibu menganjurkan untuk menggukan alat

kontrasepsi.?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah suami ibu turut mengantar pada saat konsultasi mengenai

KB ?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah suami ibu turut mengawasi ada efek samping yang

dirasakan pada saat penggunaan alat kontrasepsi ?

a. Ya

b. Tidak
58

Lampiran 4
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR
MEMILIH KB ALAMIAH DI DESA BINTURU
KEC. LAROMPONG TAHUN 2020
variabel
Data demografi variabel independen dependen
Usia jk pendidikan tingkat pengetahuan dukungan suami PUS memilih
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑ KO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑ KO `KB alamiah
2 2 2 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 2
2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 1 1
2 2 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 1
2 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 4 2 1
1 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 2 1
2 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 2
2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 2 2
1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 5 2 1
1 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 2 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5 2 2
1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 4 2 2
1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6 2 1
1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 1 1
2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6 2 1
2 2 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 1 1
1 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 1 2
1 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 1 2
2 2 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 6 2 1
2 2 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 1 2
59

KETERANGAN Data
demografi
Variabel Variabel independen
dependen

PUS memilih KB Tingkat Tingkat Dukungan suami Usia PUS :


alamih pendidikan pengetahuan 20-30 tahun : 1
> 35 tahun : 2

Memilih :1 Tinggi : 1 Baik : 1 Mendukung :1 Jenis kelamin:


Rendah : 2 Cukup : 2 Tidak mendukung: 2 Laki – laki : 1
tidak memilih : 2 Perempuan : 2
60

Frequency Table

Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid produksi sehat 19 54.3 54.3 54.3
produksi muda 16 45.7 45.7 100.0
Total 35 100.0 100.0

tingkat pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tinggi 23 65.7 65.7 65.7
rendah 12 34.3 34.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

tingkat pengetahuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid baik 28 80.0 80.0 80.0
cukup 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0

dukungan suami
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid mendukung 20 57.1 57.1 57.1
tidak mendukung 15 42.9 42.9 100.0
Total 35 100.0 100.0

PUS memilih KB alamih


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid memilih 22 62.9 62.9 62.9
tidak memillih 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
61

Crosstabs

tingkat pendidikan * PUS memilih KB alamih

Crosstab
PUS memilih KB alamih
memilih tidak memillih Total
tingkat tinggi Count 16 7 23
pendidikan % of Total 45.7% 20.0% 65.7%
rendah Count 6 6 12
% of Total 17.1% 17.1% 34.3%
Total Count 22 13 35
% of Total 62.9% 37.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Point
Value df sided) sided) sided) Probability
Pearson Chi-Square 1.293a 1 .256 .292 .220
Continuity Correctionb .591 1 .442
Likelihood Ratio 1.277 1 .258 .292 .220
Fisher's Exact Test .292 .220
Linear-by-Linear
1.256c 1 .262 .292 .220 .153
Association
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 4.46.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 1.121.
62

tingkat pengetahuan * PUS memilih KB alamih

Crosstab
PUS memilih KB alamih
memilih tidak memillih Total
tingkat baik Count 20 8 28
pengetahuan % of Total 57.1% 22.9% 80.0%
cukup Count 2 5 7
% of Total 5.7% 14.3% 20.0%
Total Count 22 13 35
% of Total 62.9% 37.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Point
Value df sided) sided) sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 4.406 1 .036 .075 .050
Continuity Correctionb 2.761 1 .097
Likelihood Ratio 4.301 1 .038 .075 .050
Fisher's Exact Test .075 .050
Linear-by-Linear
4.280c 1 .039 .075 .050 .044
Association
N of Valid Cases 35
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2.60.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 2.069.

dukungan suami * PUS memilih KB alamih


63

Crosstab
PUS memilih KB alamih
tidak
memilih memillih Total
dukungan mendukung Count 11 9 20
suami % of Total 31.4% 25.7% 57.1%
tidak Count 11 4 15
mendukung % of Total 31.4% 11.4% 42.9%
Total Count 22 13 35
% of Total 62.9% 37.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Point
Value df sided) sided) sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 1.234 1 .267 .312 .226
Continuity Correctionb .574 1 .449
Likelihood Ratio 1.257 1 .262 .312 .226
Fisher's Exact Test .312 .226
Linear-by-Linear
1.199c 1 .274 .312 .226 .155
Association
N of Valid Cases 35
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 5.57.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -1.095.

Anda mungkin juga menyukai