A DENGAN GANGGUAN
SISTEM CARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG
PERAWATAN PUSKESMAS POASIA
KOTA KENDARI
OLEH :
ABU ARDIANTO
14401 2017 00002 9
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma Tiga
(DIII) Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan 2018
OLEH :
ABU ARDIANTO
14401 2017 00002 9
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
II. PENDIDIKAN
v
MOTTO
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
Karya Tulis Ilmiah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Tulis Ilmiah ini, tidak akan terlaksana dan berjalan dengan baik tanpa bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Sahmad, S.Kep, Ns., M.Kep selaku pembimbing yang telah
tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini ucapan terima kasih
kepada:
3. Para Penguji: Muhaimin S., S.Kep., Ns., M.Sc ; Dian Yuniar SR., SKM.,
M.Kep, S.Kep; Sitti Muhsinah, M.Kep. Sp, KMB, yang telah banyak
4. Kepala Puskesmas Poasia Ibu dr. Jeni Arni Harli. T yang telah memberikan
7. Kepada tim penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan
kepada penulis.
8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Alm. Ayahanda Lahodi dan
9. Secara khusus, kami mengungkapkan rasa terimakasih yang tiada tara kepada
yang mana telah memberikan bantuan dan dorongan serta seluruh pengertian
yang besar. Baik itu selama mengikuti program pendidikan maupun ketika
10. Ucapan terima kasih kepada teman terbaikku angkatan I Tahun 2018
Kemenkes Kendari.
ini, masih banyak terdapat kekeliruan, kesalahan dan kekurangan. Olehnya itu,
saran, kritik dan pendapat yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN.................................................................iv
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...............................................................................6
E. Metode dan Teknik Penelitian.............................................................7
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................77
B. Saran....................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................79
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
optimal. Sesuai dengan rentang sehat – sakit maka status kesehatan seseorang
dapat dibagi dalam : keadaan optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau
sakit berat sampai meninggal dunia. Apabila individu berada dalam area sehat
individu dalam area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan
tertier, yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
menyerang siapa saja, baik muda maupun tua. Hipertensi merupakan salah satu
utama risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
sedang menderita sakit tersebut. Hal ini terjadi karena penyakit mematikan ini
sering sekali tidak menunjukkan gejala. Penyakit hipertensi ini tahun demi
1
tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di
dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita
120 - 140 mmHg sistolik dan 80 - 90 mmHg diastolik. Jadi seseorang disebut
mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan
(Adib, 2013).
adalah sebesar 26,4% dan diperkirakan tahun 2025 akan mencapai 29,2%
dunia terus meningkat. Di India mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2017 dan
diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan
akan meningkat menjadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di Asia tercatat
38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2018 dan diprediksi akan meningkat
menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Hasil Survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2014 menunjukkan hipertensi pada pria 12,2% dan
wanita 15,5%. Penyakit sistem sirkulasi dari hasil SKRT tahun 2016, 2017, dan
perawatan yang serius dan harus ditangani dengan cepat karena dapat
populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi
genetik, sters, obesitas, gaya hidup yang tidak teratur, pola makan yang tidak
teratur, merokok, dan kurangnya olah raga. Selain itu, hipertensi juga terjadi
konsumsi makanan dengan kadar lemak jenuh seperti ; daging sapi, daging
prevalensi hipertensi dari 7,6% tahun 2017 menjadi 9,5% pada tahun 2018.
bahwa dirinya memiliki hipertensi dan hanya 0,4% dari jumlah tersebut minum
mengenai jumlah kasus hipertensi, diperoleh data dimana tercatat satu pasien
dengan kasus hipertensi yaitu Tn,A dari keterangan yang didapat bahwa Ruang
hipertensi yang tercatat pada tahun 2015 yaitu sebanyak 928 penderita hipertensi,
dan pada tahun 2016 sebanyak 972 kasus, pada tahun 2017 sebanyak 986 kasus,
dan tahun 2018 untuk periode Januari hingga Juni sebanyak 462 kasus.
Kendari”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kota Kendari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Penulis
2. Manfaat Praktis
c) Bagi Rumah Sakit sebagai penambah wawasan dan pedoman bagi tenaga
Kota Kendari
data yaitu:
keperawatan.
2) Wawancara
3) Pemeriksaan Fisik
4) Studi Dokumentasi
laboratorium.
5) Metode Diskusi
3. Teknik penulisan disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab
yaitu :
BAB II: Tinjauan Teoritis yang mencakup konsep dasar medik, terdiri
nyata.
Ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Pengertian
JNC (Joint National Commite). Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih
hipertensi adalah tekanan darah dengan sistolik > 160 mmHg dan diastolic >
dirinya sedang menderita sakit tersebut. Hal ini terjadi karena penyakit
jika penderita penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang di
menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekana darahnya (Adib, 2013).
pemiliknya. Berat jantung sekitar 225 gram pada wanita dan 310 gram pada
pria. Jantung berada pada rongga thoraks diarea mediastinum (rongga antara
paru ). Letak jantung lebih condong ke sisi kiri daripada kanan tubuh, dan
terdiri atas sisi apeks atau bagian atas dan basal atau bagian bawah. Apeks
terletak sekitar 9 cm kekiri garis tegah pada tinggi ruang intercosta kelima,
yakni sedikit dibawah putting susu dan sedikit lebih dekat garis tengah.
a. Lapisan Jantung
1) Perikardium
terdiri atas jaringan fibrosa, sedangkan sakus terdalam terdiri atas lapisan
dibawahnya. Sakus ini tidak elastic dan sifat fibrosa mencegah distensi
jantung. Membrane serosa dilapisi sel epitel gepeng. Sel ini mensekresi
cairan serosa kedalam ruang diantara lapisan parietal dan viscera, yang
2) Endokardium
endothelium.
3) Miokardium
involunter.Setiap serat sel memiliki satu inti sel dan satu atau lebih
cabang. Miokardium paling tebal pada bagian apeks dan paling tipis pada
bagian basal. Hal ini menunjukkan beban kerja tiap bilik berperan dalam
atrium ke ventrikel.
b. Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi sisi kanan dan sisi kiri yang dilapisi oleh
septum. Saat lahir, darah dari satu sisi kesisi lain tidak dapat langsung
serambi atas yaitu atrium, dan bilik bawah yaitu ventrikel. Katup
dijantung adalah 1 arah : darah masuk ke jantung via atrium dan melalui
ventrikel dibawahnya.
Katup antara atrium dan ventrikel membuka dan menutup secara pasif
sesuai perubahan tekanan dalam bilik. Katup membuka saat tekanan dalam
1) Atrium Kanan
dari seluruh jaringan kecuali paru Vena cava superior dan Inferior
2) Atrium Kiri
dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Menampung empat vena
3) Ventrikel kanan
c. Katub Jantung
1) Tricuspid
tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan arah
atrium kiri, daun katub tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium
kanan ke ventrikel kanan. Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih
besar dari tekanan darah di atrium kanan, daun katub akan menutup dan
2) Bicuspid ( mitral )
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat
pada Chorda tendinae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi
katup tricuspid.
3) Semilunar aorta dan pulmonal
darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan
mengambil oksigen dari alveoli paru-paru. Oleh karena itu, darah yang
Dua vena besar tubuh, vena cava superior dan vena cava inferior,
yang dibentuk oleh katup tricuspid semilunar. Katup ini mencegah aliran
pulmonalis kanan dan kiri, yang membawa darah vena kedalam paru paru
diabsorbsi.
Dua vena pulmonalis dari setiap paru membawa darah yang kaya
mitral masuk ke ventrikel kiri, dan dari sini darah dipompa ke aorta,
arteri pertama dari sirkulasi umum. Pintu aorta dijaga oleh katup aortic,
sisi kanan msuk kesisi kiri jantung melalui paru, atau sirkulasi pulmonal.
Akan tetapi, harus didingat bahwa atrium bekontraksi pada waktu yang
sama dan hal ini diikuti oleh kontraksi simultan kedua ventrikel.
sesuai dengan beban kerja yang mereka lakukan, atrium biasanya dibantu
keseluruh tubuh.
Trunkus pulmonal keluar meninggalkan jantung dari bagian atas
ventrikel kanan dan aorta keluar meninggalkan jantung dari bagian atas
ventrikel kiri.
arteri koronaria kanan dan kiri yang bercabang dari aorta dengan segera
5) Siklus jantung
jantung. Jumlah siklus jantung permenit berkisar 60-80 denyut. Siklus ini
(Mansjoer, 2000).
3. Penyebab
besar yaitu :
gangguan tekanan darah atau hipertensi yang tidak diketahui dengan pasti
penyebabnya atau tanpa kelainan organ di dalam. Kurang lebih 90% - 95%
primer adalah :
1) Faktor keturunan
2) Ciri perseorangan
darahnya), jenis kelamin (Tekanan darah pada laki – laki lebih tinggi
dibanding tekanan darah pada perempuan), dan ras (Pada orang yang
berkulit hitam tekanan darahnya lebih tinggi dari pada orang kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
b) Kegemukan (obesitas)
meter. Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan
darah telah dilaporkan oleh beberapa studi. Berat badan dan IMT
dendam, rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak
lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika
5) Pengaruh Lain
a) Merokok
yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat
(Adib, 2013).
b) Olah Raga
b. Hipertensi Sekunder
(JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi
4. Patofisiologi
darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha
yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama
kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian
b. Sistem Renin-Angiotensin
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis
darah.
d. Disfungsi Endotelium
e. Substansi Vasoaktif
peningkatan volum darah. Hal ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan
air dari ginjal yang akhirnya dapat meningkatkan retensi cairan dan
f. Hiperkoagulasi
yang semakin lama akan semakin parah dan merusak organ target.
(Sari, 2014).
g. Disfungsi Diastolik
5. Manifestasi Klinik
peningkatan tekana darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terjadi jika
hipertensi antara lain nyeri kepala, dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
yaitu :
2) Lemas, kelelahan.
3) Sesak napas.
4) Gelisah.
5) Mual, Muntah.
6) Epistaksis.
6. Pemeriksaan Penunjang
fungsi ginjal.
hipertensi).
hipertensi.
kardiovaskuler ).
7) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi
dan hipertensi.
(penyebab).
ada DM.
hipertensi.
12) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi
13) Photo dada : apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah
yang pertama ) :
perbaikan ginjal.
4) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT
scan.
7. Komplikasi
dengan gangguan aliran darah di arteri koroner saat serangan jantung atau
angina. Apabila otak kekurangan oksigen dan nutrisi akibat pembuluh darah
berdampak kebutaan.
memburuk, maka akan timbul tekanan balik dalam system sirkulasi yang
pergelangan kaki.
8. Penatalaksanaan
a. Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
1) Diet
4) Menghentikan merokok
5) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-
80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang
baik 5 x perminggu.
6) Edukasi Psikologis
a. Tehnik Biofeedback
ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1
2) Step 2
4) Step 4
dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat,
darahnya.
darahnya.
tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat
maksimal
10. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
11. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
B. Konsep Keperawatan
1. Fokus pengkajian
penderita hipertensi merupakan dasar utama dan hal yang paling penting
dilakukan oleh perawat, baik pada saat penderita hipertensi pertama kali
masuk Puskesmas (untuk mengetahui riwayat penyakit dan perjalanan
data.
hipertensi dapat dibagi menjadi dua yaitu data dasar dan data khusus.
a. Data Dasar
pantangan; nafsu makan. Pola eliminasi : BAB dan BAK. Pola aktivitas
dan latihan. Pola tidur dan istirahat. Pola pikir. Persepsi; persepsi diri;
kepala, hidung, mulut, dan leher; rektum ; alat kelamin; anggota gerak.
b. Data Khusus
data yang lebih spesifik mengenai penyakit pasien yang berupa data
sakit kepala, sesak napas, lemas, mual, sering mengantuk dan jantung
suatu diagnosa keperawatan yang telah dirujuk sebagai PES (Gardon, 1987),
“berhubungan dengan”.
adalah:
vaskuler serebral.
maturasional.
3. Fokus Intervensi
dan sakit kepala, misalnya: batuk panjang, mengejan saat BAB, dan lain-
lain.
sakit kepala.
5) Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
menghentikan perdarahan.
a) Analgesik
b. Intoleran aktivitas
Berhubungan dengan: kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2
fisiologis.
fisiologis stress terhadap aktivitas dan bila ada merupakan indicator dari
perlahan.
jantung tiba.
untuk menghindari/mengubahnya.
efektif.
Rasional : Fokus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relatif
pengobatan
pengobatan
pembelajaran.
hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal, dan otak.
Rasional: Meningkatkan pengetahuan klien tentang tekanan darah normal
dengan baik saat menggambarkan tekanan darah pasien dalam batas yang
diinginkan.
yang dapat diubah misalnya obesitas, diet, tinggi lemak jenuh, kolesterol,
1menggunakan obat.
tinggi kalium.
5. Evaluasi
sejauh mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak (Aziz, 2013).
ditetapkan).
LAPORAN
KASUS
A. Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 07 Juni 2018, pada kasus ini
catatan medik maupun catatan perawat. Dari pengkajian tersebut didapatkan data
identitas pasien. pada saat pengkajian yang sedang dijabarkan dari keluhan utama
utama.
beratnya.
1. Identitas Pasien
wiraswasta, klien masuk pada tanggal 08 Juni 2018 dan keluar pada tanggal 09
Hipertensi.
2. Riwayat Kesehatan
pada tanggal 8 Juni 2018 diperoleh keluhan utama klien yaitu klien mengatakan
pusing. Untuk skala nyeri; 6 (enam), sifat keluhan; hilang timbul. Riwayat
keluhan utama klien yaitu klien masuk rumah sakit pada tanggal 2 Juni 2018,
karena sakit kepala yang dideritanya sejak 2 hari yang lalu atau sejak tanggal 5
Juni 2018. Upaya yang dilakukan ketika keluhan itu muncul yaitu klien hanya
mengkonsumsi obat sakit kepala yang dibeli sendiri oleh klien di warung. Klien
klien sudah 2 kali masuk Puskesmas Perawatan Poasia dan dirawat dengan
diderita oleh klien yaitu penyakit gastritis namun klien tidak pernah dirawat di
rumah sakit karena penyakit tersebut. Setiap klien menderita penyakit gastritis
klien hanya membeli obat secara bebas di warung yaitu obat antasida. Adapun
berat badan sebelum dan selama sakit yaitu 75 kg. Pengkajian tentang riwayat
kesehatan keluarga, diperoleh data bahwa tidak ada keluarga yang menderita
3. Genogram
GI
X X X X
G II
X X X X X
X 60
37 27 24 21 18
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Klien
: Tinggal Serumah
4. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik
RR: 20x/menit, Berat Badan saat ini 51 kg, dengan Tinggi Badan 155 cm.
simetris kiri dan kanan,bentuk hidung normal dan tidak terdapat deviasi
septum, tidak ada secret. Bentuk dada simetris kiri dan kanan,tidak ada
kelainan pada trachea. Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada dada, vokal
primitus, perkusi: pekak serta hasil auskultasi: tidak ada suara nafas
tambahan.
detik, palpasi: tidak ada nyeri tekan pada dada, ictus cordis teraba, perkusi:
(GCS): 15, dengan keadaan kepala dan wajah simetris den ekspresi wajah
klien meringis. Keadaan sklera putih, pupil isokor kanan kiri, kelopak mata
bahu dan memalingkan kepala, dengan keadaan reflek menelan tidak ada
membedakan rasa dingin dan panas dan status mental : tidak terdapat
mulut : tidak ada radang, tidak ada stomatitis, dan tidak terdapat, pada
tenggorokan tidak ada nyeri telan atau tanda-tanda radang, rektum normal,
BAB 2x/hari dengan konsistensi feses padat. Nutrisi : tidak ada perubahan
nafsu makan sebelum dan selama sakit. Klien diberi diet rendah lemak rendah
garam.
bebas, tonus otot normal, ekstermitas bagian atas tidak ada masalah dan pada
adanya lordosis, kifosis, skoliosis. Keadaan turgor kulit baik, kebersihan kulit
Kekuatan otot 55
55
Pola makan : tidak ada perubahan pola makan sebelum dan selama
1x sehari. Namun sebagian aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga.
13.00-15.00 WITA, tidur malam : jam 21.00 – 05.00 WITA dan klien
skala 2 (0-5) yaitu klien memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain
keluarga kepada klien aktif dan dukungan dari kelompok pun aktif dan reaksi
Adapun terapi yang saat ini masih di dapatkan oleh yaitu IVDF RL 20
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
LED/jam L ≤ 10 P ≤ 20
CT 3-7 menit
BT 1-3 menit
PT 10-14 detik
B. Data Fokus
- Ku. Lemah
Metabolisme menurun
- Nampak
sebagian
Energi menurun
aktivitas klien
dibantu oleh
Kelemahan umum
keluarga
Intoleransi aktivitas
3. Ds : Hipertensi Defisiensi
Pengetahuan
- Klien Perubahan status kesehatan
mengatakan
ingin cepat Kurangnya informasi tentang
sembuh Penyakit yang diderita
- Klien bertanya
tentang Keterbatasan kognitif
penyakitnya
Do :
Defisiensi pengetahuan
- Klien nampak
gelisah
D. Diagnosa Keperawatan
dengan :
Data subjektif :
Data objektif :
- Skla nyeri 6
- KU Lemah
- TTV :
S : 36' 5°C
N : 82x/m
TD : 160/90 mmHg
P : 20x/m
dengan :
Data subjektif :
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah di lakukan tindakan 1. Observasi 1. Untuk mengetahui keadaan
sirkulasi serebral terganggu keperawatan 3x24 jam di TTV umum klien dan
ditandai dengan : harapkan nyeri teratasi dengan 2. Berikan kompres dingin pada mengidentifikasi intervensi
kriteria hasil : dahi, pijat punggung, dan leher, selanjutnya
Data subjektif : serta ajarkan tehnik relaksasi 2. Tindakan yang menurunkan
- Klien mengatakan sakit kepala - Nyeri kepala berkurang 3. Anjurkan tirah tekanan vaskuler serebral dan
- Klien mengatakan Pusing - Skala nyeri 0-3 baring selama fase yang memperlambat atau
- Sifat keluhan hilang timbul - Ekspresi wajah tidak meringis akut memblok respon simpatis
Data objektif : - TTV dalam batas normal efektif dalam menghilangkan
- Klien nampak meringis 4. Pemberian obat anti sakit kepala
- Skla nyeri 6 hipertensi dan analgetik 3. Meminimalkan
- KU Lemah stimulasi dan meningkatkan
- TTV : relaksasi
S : 36' 5°C 4. Menurunkan atau mengontrol
N : 76x/m nyeri dan menurunkan
TD : 160/90mmHg rangsang system saraf
P : 20x/m simpatis
58
2. Intoleransi aktifitas berhubungan Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji kemampuan klien 1. Menetapkan kemampuan atau
dengan kelemahan, ditandai keperawatan 3x24 jam di dalam beraktivitas kebutuhan pasien dan
dengan : harapkan klien dapat melakukan 2. Kaji respon pasien memudahkan pilihan
Data subjektif : aktivitas bertahap secara mandiri, terhadap aktivitas intervensi
- Klien mengatakan dengan kriteria hasil : 3. Ajarkan tehnik 2. Mengetahui perkembangan
mudah lelah penghematan energi keadaan umum klien
- Klien mengatakan semua - Klien tidak mengalami 4. Berikan dorongan untuk 3. Dapat mengurangi
aktivitasnya dibantu oleh kelemahan melakukan aktivitas bertahap penggunaan energi dan
keluarga dan perawat - Klien dapat melaksanakan jika dapat ditoleransi dan membantu keseimbangan
Data objektif : ADL dengan mandiri berikan bantuan sesuai antara suplai antara suplai dan
- Keadaan umum lemah kebutuhan. kebutuhan O2.
- Nampak sebagian aktivitas klien 4. Kemajuan aktivitas bertahap
dibantu oleh keluarga mencegah penurunan kerja
jantung tiba
3. Defisiensi pengetahuan Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji kesiapan dan hambatan 1. Mengidentifikasi kemampuan
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam, di klien dalam belajar klien dalam menerima
keterbatasan kognitif yang harapkan klien dapat memahami (persiapan untuk penyuluhan) pembelajaran.
ditandai dengan : tentang penyakit yang diderita 2. Anjurkan klien/keluarga 2. Menghindari terjadinya resiko
Data subjektif : dan regimen pengobatan, dengan klien untuk berkonsultasi overdosis obat
kriteria hasil : dengan perawat sebelum 3. Memungkinkan komunikasi
- Klien mengatakan ingin - Klien mengetahui keadaan minum obat dua arah antara perawat
cepat sembuh penyakitnya dan pengobatan 3. Beri kesempatan kepada klien dengan klien dan keluarga
- Klien bertanya tentang yang diberikan dan keluarganya untuk dapat berjalan dengan baik
penyakitnya mengeluarkan keluhan dan klien dapat menerima
Data objektif : mereka tentang kondisi pesan perawat secara tepat
- Klien Nampak gelisah penyakit klen, perawatan dan 4. memberikan pemahaman
pengobatannya kepada klien dan keluarga
4. Beri HE kepada klien dan tentang penyakit hipertensi,
keluarga tentang penyakit perawatan dan pengobatannya.
hipertensi, perawatan dan
pengobatannya.
F. Implementasi Dan Evaluasi
Hari,Tgl Hari,Tgl
Diagnosa Evaluasi
No. Dan Implementasi Paraf Dan Paraf
Keperawatan (Soap)
Waktu Waktu
1. Nyeri akut Selasa, 1. Mengobservasi S : Klien mengatakan
berhubungan dengan 7-6-2018 TTV Hasil : masih sakit kepala
sirkulasi serebral 08.00 S : 37°c O : Klien Nampak
terganggu N : 80x/m Meringis, KU
TD : 160/90 mmHg lemah, klien hanya berbaring
P : 28x/m ditempat tidur
08.10 2. Memberikan kompres TTV :
dingin pada daerah S : 36,8oc
dahi, N : 78x/m
memijat punggung dan leher TD : 160/90 mmHg
klien serta mengajarkan tehnik P : 28x/m
relaksasi A : Masalah belum
Hasil : Klien di kompres dingin teratasi
pada daerah dahi, klien nampak P : Intervensi 1-4
merasa nyaman dengan pijatan dilanjutkan
yang diberikan serta klien nampak
mempraktekkan tehnik relaksasi
08.20 yang diajarkan
3. Menganjurkan tirah
baring selama fase akut
Hasil : Klien nampak melakukan
terah baring/berbaring ditempat
tidur (semua aktivitas dilakukan
ditempat tidur kecuali BAK/BAB)
08.30 4. Penatalaksanaan pemberian obat
anti hipertensi dan analgetik
Hasil:
Klien diberi obat :
Amlodipine Besylate 1x1
Catopril 3 x 1 sehari
Vastigo 3x1 sehari
Keterolax 1 amp/8 Jam
2. Intoleransi aktivitas Selasa, 1. Mengkaji kemampuan klien S:
berhubungan dengan 7-6-2018 dalam beraktivitas - Klien mengatakan belum bisa
kelemahan umum 09.00 Hasil : Aktivitas klien dibantu oleh beraktivitas
perawat dan keluarga - Klien mengatakan
09.20 2. Mengkaji respon pasien masih lemas
terhadap aktivitas O : Klien masih nampak lemah
Hasil : A : Masalah belum
Klien mengatakan mudah lelah teratasi
apabila melakukan aktivitas P : Intervensi 1-4
09.30 3.Mengajarkan tehnik dilanjutkan
penghematan energi
Hasil : Klien memahami bahwa
untuk menghemat energi maka
aktivitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat
09.40 4. Memberikan dorongan kepada
klien untuk melakukan aktivitas
secara bertahap
Hasil : Klien masih belum mampu
melakukan aktivitas secara mandiri
3. Kurang pengetahuan Selasa, 1.Mengkaji kesiapan dan hambatan S : KLien mengatakan siap untuk
berhubungan dengan 7-6-2018 klien dalam belajar mendengarkan penjelasan dari
kurangnya informasi 10.00 Hasil : Klien siap untuk perawat namun klien mengalami
tentang penyakit mendengarkan penjelasan dari gangguan penglihatan dan
yang diderita perawat namun klien mengalami pendengaran, olehnya itu klien
gangguan penglihatan dan meminta keluarga untuk
pendengaran. menemaninya saat perawat
10.20 2. Menganjurkan klien untuk memberikan penjelasan tentang
berkonsultasi dengan penyakitnya.
perawat sebelum minum obat O : Klien selalu meminta perawat
Hasil : Klien dan keluarga mengulang penjelasannya
selalu berkonsultasi dengan A : Masalah belum teratasi
perawat sebelum meminum obat P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
10.30 3. Beri kesempatan kepada klien
dan keluarga dan keluarganya
untuk mengeluarkan
keluhannya tentang penyakit
klien
Hasil : Klien dan keluarga selalu
bertanya kepada perawat tentang
11.00 perkembangan penyakit klien
4. Memberikan HE kepada
klien dan
keluarga tentang penyakit
Hipertensi
Hasil : Klien dan keluarga
mulai memahami tentang
penyakit hipertensi
Hari,Tgl
Diagnosa Hari,Tgl Evaluasi
No. Dan Implementasi Paraf Paraf
Keperawatan Dan Waktu (Soap)
Waktu
1. Nyeri akut Rabu, 1. Mengobservasi TTV 1. Nyeri akut Rabu, 1. Mengobservasi TTV
berhubungan 8-6-2018 Hasil : berhubungan 7-6-2018 Hasil :
dengan sirkulasi 08.30 S : 36°c dengan 08.30 S : 36°c
serebral terganggu N : 78x/m sirkulasi N : 78x/m
TD : 120/80 mmHg serebral TD : 120/80 mmHg
P : 24x/m terganggu P : 24x/m
09.00 2. Memberikan pijatan pada 09.00 2. Memberikan pijatan pada punggung
punggung dan leher dan leher klien serta mengajarkan
klien serta mengajarkan tehnik relaksasi
tehnik relaksasi Hasil : Klien nampak merasa nyaman
Hasil : Klien nampak merasa dengan pijatan yang diberikan serta
nyaman dengan pijatan yang klien nampak mempraktekkan tehnik
diberikan serta klien nampak relaksasi yang diajarkan
mempraktekkan tehnik 09.10 3. Menganjurkan tirah baring selama
relaksasi yang diajarkan fase akut
09.10 3. Menganjurkan tirah baring Hasil : Klien tetap berbaring ditempat
selama fase akut tidur namun klien sudah mulai
Hasil : Klien tetap berbaring melakukan aktivitas ringan secara
ditempat tidur namun klien bertahap
sudah mulai melakukan 12.00 4. Penatalaksanaan pemberian obat anti
aktivitas ringan secara hipertensi dan analgetik
bertahap
12.00 4.Penatalaksanaan Hasil:
pemberian obat anti Klien diberi obat :
hipertensi dan analgetik Amlodipine Besylate 1x1
Hasil: Catopril 3 x 1 sehari
Klien diberi obat : Vastigo 3x1 sehari
Amlodipine Besylate 1x1 Keterolax 1 amp/8 Jam
Catopril 3 x 1 sehari
Vastigo 3x1 sehari
Keterolax 1 amp/8 Jam
2. Intoleransi Rabu, 1. Mengkaji kemampuan 2. Intoleransi Rabu, 1. Mengkaji kemampuan klien dalam
aktivitas 8-6-2018 klien dalam aktivitas 8-6-2018 beraktivitas
berhubungan 09.20 beraktivitas berhubungan 09.20 Hasil : Aktivitas klien masih dibantu
dengan kelemahan Hasil : Aktivitas klien masih dengan oleh perawat dan keluarga
umum dibantu oleh perawat dan kelemahan 09.30 2. Mengkaji respon pasien terhadap
09.30 keluarga umum aktivitas
2. Mengkaji respon Hasil :
pasien terhadap Klien mengatakan sudah dapat
aktivitas melakukan aktivitas ringan secara
Hasil : bertahap
Klien mengatakan sudah 09.40 3.Mengajarkan tehnik penghematan
09.40 dapat melakukan aktivitas energi
ringan secara bertahap Hasil : Aktivitas klien dibantu oleh
3.Mengajarkan tehnik keluarga dan perawat
penghematan energi 10.00 4. Memberikan dorongan kepada klien
Hasil : Aktivitas klien untuk melakukan aktivitas secara
10.00 dibantu oleh keluarga dan bertahap
perawat Hasil : Klien masih mampu melakukan
4. Memberikan dorongan aktivitas ringan secara bertahap
kepada klien untuk
melakukan aktivitas secara
bertahap
Hasil : Klien masih mampu
melakukan aktivitas ringan
secara bertahap
3. Defisiensi Rabu, 1.Mengkaji kesiapan dan 3. Defisiensi Rabu, 1.Mengkaji kesiapan dan hambatan
pengetahuan 8-6-2018 hambatan klien dalam pengetahuan 8-6-2018 klien dalam belajar
berhubungan 10.30 belajar berhubungan 10.30 Hasil : Klien dan keluarga
dengan Hasil : Klien dan keluarga dengan memperhatikan dan menyimak dengan
keterbatasan memperhatikan dan keterbatasan baik penjelasan perawat
kognitif menyimak dengan baik kognitif 10.40 2. Menganjurkan klien untuk
penjelasan perawat berkonsultasi dengan perawat
10.40 2. Menganjurkan klien untuk sebelum minum obat
berkonsultasi dengan Hasil : Klien dan keluarga selalu
perawat sebelum minum berkonsultasi dengan perawat sebelum
obat meminum obat
Hasil : Klien dan keluarga 11.00 3. Beri kesempatan kepada klien dan
selalu berkonsultasi dengan keluarga dan keluarganya untuk
perawat sebelum meminum mengeluarkan keluhannya tentang
obat penyakit klien
11.00 3. Beri kesempatan kepada Hasil : Klien dan keluarga memahami
klien dan keluarga dan tentang penyakit hipertensi
keluarganya untuk 11.30 4. Memberikan HE kepada
mengeluarkan keluhannya klien dan keluarga
tentang penyakit klien tentang penyakit
Hasil : Klien dan keluarga Hipertensi
memahami tentang penyakit Hasil : Klien dan keluarga memahami
hipertensi tentang penyakit hipertensi
11.30 4. Memberikan HE kepada
klien dan keluarga tentang
penyakit Hipertensi
Hasil : Klien dan keluarga
memahami tentang penyakit
hipertensi
BAB IV
PEMBAHASA
atau kesenjangan yang ada antara teori dan fakta yang terjadi pada pelaksanaan
A. Pengkajian
gejala, gejala tersebut biasanya ringan dan tidak spesifik, misalnya pusing-
pusing. Akan tetapi jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati,
bisa timbul gejala, antara lain sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak
kunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat ditengkuk,
68
nyeri di daerah kepala bagian belakang, nyeri dada, otot lemah,
160/90 mmHg, P : 20x/m, klien nampak meringis, aktivitas klien dibantu oleh
kesamaan gejala yaitu pusing, sakit kepala, mudah lelah, dan gelisah.
daerah kepala bagian belakang dan lain sebagainya. Bila dilihat dari
perbandingan diatas, hal itu bisa saja terjadi karena respon individu terhadap
keperawatan yang telah ditetapkan. Ada tiga komponen esensial suatu diagnosa
keperawatan yang telah dirujuk sebagai PES (Gardon, 1987), dimana “P”
diidentifikasi sebagai problem, “E” menunjukkan etiologi dari problem dan “S”
menggambarkan sekelompok tanda dan gejala. Ketiga bagian ini dipadukan dalam
vaskuler serebral.
maturasional.
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana
sebagai berikut :
salah satu tanda atau data seperti apabila terdapat salah satu tanda atau
yaitu terdapat salah satu tanda atau data seperti apabila terdapat salah satu
lain-lain.
selamanya apa yang didapatkan pada teori dapat pula muncul pada kasus.
Hal ini bisa saja terjadi, karena respon tubuh seseorang terhadap penyakit
berbeda-beda. Selain itu, bisa saja apa yang ada pada teori tidak muncul
pada kasus karena antisipasi individu terhadap suatu masalah berbeda pula
masalah). Dalam hal ini dimaksudkan bahwa apabila suatu masalah hanya
dibiarkan kemungkinan besar akan muncul masalah yang lebih berat. Dan
sebaliknya jika masalah itu cepat ditangani bisa saja tidak berkembang
lebih lanjut.
dan perawatan yang cepat dan tepat serta kerjasama dan penerimaan
data pasien tidak ada keluhan yang mengarah pada diagnosa resiko
yang akan berakibat fatal terhadap organ tubuh yang lain. Hal ini
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
tahanan perifer.
hasil pengkajian diperoleh data pada klien tidak ada keluhan yang
mengarah pada gejala risiko penurunan curah jantung seperti yang telah
diuraikan diatas..
maturasional.
masalah utama yang dialami klien. Hal ini sering kali menyebabkan klien
lebih suka menyendiri, jauh dari keramaian, tertekan dengan masalah yang
hasil pengkajian diperoleh data pada klien tidak ada keluhan yang
serta keadaannya.
berpedoman pada intervensi perawatan dan pada teori sesuai dengan diagnosa
yang ditegakkan, mulai dari penetapan tujuan dan kriteria, dan urutan
mandiri.
kebutuhan.
yang diberikan.
dan pengobatannya.
Dalam penyusunan perencanaan ini didapatkan faktor penunjang dan
yang harus dipenuhi, alat-alat pemeriksaan fisik yang tersedia, dan adanya
faktor penghambatnya yaitu kondisi klien lemah dan ketidaktahuan klien serta
D. Pelaksanaan
pelaksanaan bersifat realistic dan spesifik disesuaikan dengan kondisi yang ada
dan tindakan sesuai dengan prioritas masalah yang mengancam jiwa klien.
dilaksanakan dengan baik karena fasilitas dan lingkungan rumah sakit yang
diaplikasikan berkat bantuan dan partisipasi yang baik dari perawat ruangan,
pembimbing di ruangan dan keluarga klien serta klien sendiri yang memberi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi yaitu mengakhiri rencana
dicapai maka melalui tahap evaluasi ini penulis menilai hasil asuhan
keperawatan yang telah diberikan selama 3 (tiga) hari tertuang dalam catatan
Poasia Kota Kendari maka penulis dapat menarik kesimpulan dan saran sebagai
berikut :
A. Kesimpulan
memperoleh data dari klien melalui pemeriksaan fisik dan keluarga dengan
teratasi.
B. Saran
klinik dimasa akan datang waktunya ditambah agar peserta dapat lebih
bedah.
klien.
Buku:
Doengoes, M.E., 2013. Keperawatan Psikiatri 3rd ed., Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. hal 671
Mansjoer Arif dkk. 2013. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculaplus.
Jakarta.
Santoso, Singgih, “Statistik Non Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS”,
(Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo, 2010).
Lampiran: