Anda di halaman 1dari 109

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU

DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN
DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR TAHUN 2019

SKRIPSI

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Di


Program Studi D-IV Kebidanan Polteknik Kesehatan Kendari

OLEH:

MASRINA IRMAYANI
P00312018079

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D- IV KEBIDANAN
KENDARI
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan

judul:

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENGGUNAKAN JAMBAN
SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR TAHUN 2019.

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjana Terapan

Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi

dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Politeknik Kesehatan

Kendari maupun di perguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian

yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Kendari, 2019

Masrina Irmayani
NIM. P00312018079

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Masrina Irmayani


NIM : P00312018079
Program Studi : D-IV Kebidanan
Jenis Karya : Skripsi

Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Poltekkes


Kemenkes Kendari Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-exlusive
Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul:
Analisis Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Dalam Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Menggunakan Jamban Sehat Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Poltekkes Kemenkes Kendari berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan dan menampilkan atau mempublikasikan di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Kendari, 2019

Masrina Irmayani
NIM. P00312018079

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Penulis

a. Nama : Masrina Irmayani

b. Tempat / Tanggal lahir : Raha, 31 Januari 1990

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Suku / Kebangsaan : Muna / Indonesia

f. Alamat : Desa Woiha Kecamatan Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur

II. Pendidikan

a. SD Negeri 11 Kusambi Tamat Pada Tahun 2002

b. SMP Negeri 1 Raha Tamat Pada Tahun 2005

c. SMA Negeri 2 Raha Tamat Pada Tahun 2008

d. D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Tamat Tahun

2011

e. Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Sampai Sekarang

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT karena berkat

karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya. Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak kendala yang di hadapi

namun berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu

Askrening SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Elyasari, SST, M.Keb

selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, motivasi serta arahan dalam proses penyusunan skripsi ini selesai.

Selanjutnya penulis pun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari.

3. Ibu Hasmia Naningsi, SST, M.Keb selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari.

4. Bapak Baharuddin, SKM selaku Kepala Puskesmas Tirawuta Kabupaten

Kolaka Timur

5. Ibu Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes selaku Penguji I, Ibu Hj. Halijah, SKM, M.Kes

selaku Penguji II dan Ibu Andi Malahayati N, S.Si.T, M.Kes selaku Penguji

III.

6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan pendidikan Politeknik Kesehatan

Kendari Jurusan Kebidanan yang telah banyak membimbing dan

vi
membagi ilmu selama penulis mengikuti proses belajar dibangku kuliah

beserta seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu.

7. Teristimewa untuk suami, atas doa, dukungan,bantuan, motivasi serta kasih

sayang yang begitu besar kepada penulis semoga kita semua selalu

dalam lindunganNYA dan semoga penulis bisa memberikan yang terbaik

untuk kalian

8. Seluruh rekan – rekan seperjuanganku Politeknik Kesehatan Kendari Prodi

DIV Kebidanan angkatan 2017 khususnya teman-teman Kelas transfer

Kelas B. Terima kasih atas segala dukungan serta kebersamaan kita.

Kendari, 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................... ........... i


Halaman Persetujuan .......................................................................... ........... ii
Pernyataan Keaslian Skripsi ................................................................ ........... iii
Halaman Persetujuan Publikasi ........................................................... ........... iv
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................... ........... v
Kata Pengantar .................................................................................... ........... vi
Daftar Isi .............................................................................................. ........... viii
Daftar Gambar ..................................................................................... ........... xiii
Daftar Tabel ......................................................................................... ........... xiv
Daftar Lampiran ................................................................................... ........... xv
Abstrak................................................................................................. ........... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... ........... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... ........... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................ ........... 6
D. Manfaat Penelitian...................................................................... ........... 7
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... ........... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Telaah Pustaka ......................................................................... ........... 10
B. Landasan Teori ........................................................................ ........... 32
C. Kerangka Teori .......................................................................... ........... 34
D. Kerangka Konsep ...................................................................... ........... 35
E. Hipotesis Penelitian ................................................................... ........... 36

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ......................................................................... ........... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... ........... 38
C. Populasi Dan Sampel ................................................................ ........... 38
D. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. ........... 40
xi
E. Definisi Operasional Variabel .................................................... ........... 40
F. Instrumen Penelitian ................................................................. ........... 42
G. Alur Penelitian ........................................................................... ........... 43
H. Pengolahan Data ...................................................................... ........... 44
I. Analisis Data ............................................................................. ........... 44
J. Etika Penelitian ......................................................................... ........... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi .......................................................... ........... 52
B. Hasil Penelitian ......................................................................... ........... 54
C. Pembahasan ............................................................................. ........... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................... ........... 73
B. Saran ........................................................................................ ........... 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. ........... 76
LAMPIRAN .......................................................................................... ...........

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................. ..........

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ............................................................. ..........

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Cross Sectional ............................. ..........

Gambar. 3.2 Alur Penelitian .................................................................. ..........

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karkteristik Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten


Kolaka Timur Tahun 2019
Tabel 2.Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019
Tabel 3.Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu dalam PHBS
Menggunakan Jamban Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten
Kolaka Timur Tahun 2019
Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Diare Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019
Tabel 5.Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun
2019
Tabel 6.Hubungan Perilaku Ibu dalam PHBS Menggunakan Jamban Sehat
Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019

DAFTAR LAMPIRAN

xiv
xv
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENGGUNAKAN
JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA
TIMUR TAHUN 2019

Masrina Irmayani1,

Latar belakang: Diare merupkan salah satu penyakit yang paling sering
menyerang anak-anak di seluruh dunia. Diare adalah kehilangan cairan
dan elektrolit secara buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair
lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan perilaku Ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di Wilayah
kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019
Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah observasional dengan
rancangan cross sectional. Sampel penelitian yaitu ibu dari anak balita yang
dirawat di Wilayah kerja Puskesmas Tirawuta yang berjumlah 37 orang.
Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner mengenai pengetahuan ibu
tentang diare, dan perilaku ibu tentang diare. Data dianalisis dengan uji Chi
Square.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu balita
memiliki pengetahuan kurang tentang diare (33,3%). Sebagian besar ibu balita
memiliki perilaku pada kategori cukup (63,9%). Ada hubungan pengetahuan
ibu dengan kejadian diare pada balita (p value : 0,004), Ada hubungan perilaku
ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat menggunakan jamban sehat dengan
kejadian diare pada balita (pvalue : 0,000).

Kata kunci : Diare, Balita, Ibu, Pengetahuan, Perilaku

1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.


2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diare adalah gangguan buang air besar (BAB) ditandai dengan BAB

lebih dari tiga kali sehari dengan kosistensi tinja cair, dapat disertai

dengan darah dan atau lendir (Riskesdas, 2013). Menurut data (World

Health Organization, 2015), diare merupakan penyakit yang berbasis

lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia.

Setiap tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare dengan angka

kematian 760.000 anak di bawah 5 tahun. Pada negara berkembang,

anak-anak usia di bawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 kali diare

pertahun. Setiap episodenya, diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi

yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan

penyebab utama malnutrisi pada balita. Pada tahun 2015 dilaporkan 2,6

juta kasus diare pada anak di bawah 5 tahun diseluruh dunia. Kasus

diare terbanyak di Asia dan Afrika karena kurang memadainya status gizi

pada anak dan kurangnya sanitasi air bersih.

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan

merupakan potensial KLB (Kejadian Luar Biasa) tidak terkecuali di

Sulawesi Tenggara. Di Indonesia sendiri angka kejadian diare masih

tinggi. Menurut data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017 angka

kejadian diare di Indonesia 7.077.299 kasus. Provinsi Sulawesi Tenggara

sebanyak 77.436 perkiraan kasus kejadian diare dan yang ditangani

1
2

32.724 kasus atau 42%. (Profil Kesehatan RI, 2017). Berdasarkan hasil

Riskesdas Tahun 2013 period prevalence diare di Sulawesi Tenggara

sebesar 7,3% dengan insiden diare pada balita sekitar 5%, jumlah kasus

diare yang ditangani pada Tahun 2016 sebanyak 35.864 kasus atau

46,77% dan Tahun 2017 sebanyak 39.913 atau 53,72%. Dari data

tersebut di Sulawesi Tenggara angka kejadian diare masih tinggi. (Profil

Kesehatan Sultra, 2017).

Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi

dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader

kesehatan mengalami penurunan, namun penyakit diare ini masih sering

menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian

(Riskesdas, 2013).

Menurut Bloom yang dikutip oleh Nimas Prita (2014) terdapat

empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat atau

perorangan yakni lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan

keturunan. Perilaku sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

kesehatan mempunyai andil besar dalam mempengaruhi status kesehatan

karena perilaku dapat mengendalikan faktor lain, yakni lingkungan dan

pelayanan kesehatan. Terciptanya lingkungan sehat tidak terlepas dari

kontribusi perilaku manusia. Pelayanan kesehatan juga tidak akan

berhasil bila tidak ada perubahan perilaku meskipun sarana kesehatan

telah memadai.
3

Salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya diare adalah

pengetahuan dan perilaku ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) menggunakan jamban sehat. Pengetahuan ibu dan ketersediaan

jamban mempengaruhi kejadian diare, dimana pengetahuan yang rendah

serta ketersediaan jamban yang tidak memenuhi syarat memperbesar

kemungkinan kejadian diare. Pengetahuan yang rendah menyebabkan

seseorang kurang memahami dan mengetahui sesuatu yang sedang

dialaminya, sehingga tidak mampu melakukan tata laksana pencegahan

diare. Tidak tersedianya jamban yang memenuhi syarat kesehatan

memperbesar penularan diare yang dapat melalui air atau serangga yang

hinggap ditinja penderita diare lalu hinggap dimakanan (Notoadmodjo,

2014).

Indikator PHBS diantaranya adalah menggunakan jamban sehat.

Mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka

tinja harus dibuang pada tempat tertentu yaitu jamban. Jamban yang

sehat yaitu tidak mengotori permukaan air disekitarnya atau jarak dengan

sumber air kurang lebih 10 meter, tidak terjangkau oleh serangga dalam

hal ini bila berbentuk leher angsa, air penyekat selalu menutup lubang

tempat jongkok atau bila tanpa leher angsa, harus dilengkapi dengan

penutup lubang tempat jongkok, tidak menimbulkan bau, mudah

digunakan dan dipelihara dan dapat diterima oleh pemakainya.

(Notoadmojo, 2014).
4

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nimas Prita (2014)

menunjukkan ada hubungan perilaku ibu dengan kejadian diare pada

bayi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bloom,

dimana perilaku merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan.

Meskipun demikian, perilaku bukan merupakan satu-satunya faktor yang

mempengaruhi kesehatan seseorang. Faktor lain yang mempengaruhi

kesehatan adalah faktor lingkungan antara lain sarana air bersih,

sarana pembuangan air limbah dan kondisi di sekitar rumah.

Sedangkan hasil penelitian Askrening yang dikutip Wulandari (2012)

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tidak berhubungan dengan perilaku

pemberian rehidrasi oral pada pada anak diare.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Timur Tahun

2015 menunjukkan bahwa jumlah kasus diare 1.191 kasus, diare pada

balita tercatat 552 kasus (46,3%) dan 2016 tercatat 245 kasus dan diare

pada balita 114 kasus atau (46,5%) dan pada Tahun 2017 sebanyak 709

kasus dan diare pada balita 525 kasus (73,6%). (Dinkes Kolaka Timur,

2017). Jumlah kasus diare yang ditangani di Puskesmas Tirawuta pada

Tahun 2015 sebanyak 98 kasus dan kejadian diare pada balita 61 kasus

(63%). Tahun 2016 jumlah kasus diare yang ditangani sebanyak 82 kasus

dan diare pada balita sebanyak 58 kasus (70%). Tahun 2017 sebanyak

169 kasus dan diare pada balita sebanyak 118 kasus (71%). Kasus diare

yang ditangani pada Tahun 2018 bulan Januari – Oktober sebanyak 185

kasus dan diare pada balita sebanyak 129 kasus . Beberapa indikator
5

yang dapat mempengaruhi penyakit diare di Wilayah kerja Puskesmas

Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur seperti perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) dalam penggunaan jamban sehat yang masih rendah

(Puskesmas Tirawuta, 2018).

Berdasarkan hasil wawancara dari 10 ibu balita yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Tirawuta, 6 balita diantaranya mengalami diare

dan tidak menggunakan jamban sehat dan 4 balita mengalami diare dan

menggunakan jamban sehat. Pada masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Tirawuta di dapatkan masih ada rumah warga yang tidak

memiliki Jamban sehat yaitu dari 3.674 rumah warga hanya 2.085 rumah

atau 57% yang memiliki jamban sehat. Terdapat 43% rumah tangga yang

belum memiliki jamban sehat. Kepemilikan dan penggunaan jamban

sehat merupakan salah satu indikator program perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) ditatanan rumah tangga.Warga yang buang air besar tidak

menggunakan jamban, kurangnya keluarga mengakses sarana sanitasi

dasar dan kurangnya perilaku ibu dalam menjaga kesehatan balitanya

dapat meningkatkan kasus diare (Puskesmas Tirawuta, 2018).

Atas dasar uraian diatas itulah sehingga peneliti tertarik untuk

mengambil judul “Analisis Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Ibu

Dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Menggunakan Jamban

Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas

Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019”.


6

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarakan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ Adakah Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Ibu

Dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Menggunakan Jamban

Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas

Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Analisis Hubungan Pengetahuan dan Perilaku

Ibu dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menggunakan

Jamban Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Pengetahuan ibu tentang diare di Wilayah

Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

b. Untuk mengetahui Perilaku ibu dalam PHBS menggunakan

jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

c. Untuk Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian

diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten

Kolaka Timur Tahun 2019.


7

d. Untuk menganalisis hubungan perilaku ibu dalam perilaku hidup

bersih dan sehat menggunakan jamban sehat dengan kejadian

diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten

Kolaka Timur Tahun 2019.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan mengenai analisis hubungan

pengetahuan dan perilaku ibu dalam perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare

pada balita di Wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten

Kolaka Timur, serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

menambah wawasan tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai

pengetahuan dan perilaku ibu dalam PHBS menggunakan jamban

sehat dengan kejadian diare pada balita.

E. KEASLIAN PENELITIAN

1. Nimas Prita (2014) “Hubungan Antara Perilaku Ibu Dan Kejadian

Diare Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hilir.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan

menggunakan pendekatan cross sectional. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel dan sampel


8

penelitian. Pada penelitian sebelumnya teknik pengambilan sampel

menggunakan simple random sampling sedangkan pada penelitian

ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive

sampling Sampel pada penelitian sebelumnya adalah bayi berumur

0 – 11 bulan sedangkan pada penelitian ini ibu yang memiliki balita

umur 12 – 59 bulan.

2. Susi Hartati (2017) “Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare

Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru.

Peneltian ini menggunakan Jenis penelitian kuantitatif dengan

desain cross sectional. Perbedaan dengan penelitian ini adalah

variabel yang diteliti. Variabel yang diteliti pada penelitian terdahulu

yaitu perilaku cuci tangan sedangkan pada penelitian ini yaitu

pengetahuan dan perilaku ibu dalam PHBS menggunakan jamban

sehat.

3. Shinta Milanda Fitri (2017) “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

Kota Tanggerang Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah

kuantitatif dengan desain deskriptif. Perbedaan dengan penelitian

ini adalah teknik pengambilan sampel dan desain penelitian. Pada

penelitian sebelumnya, Pengambilan sampel dilakukan dengan

cara accidental sampling sedangkan pada penelitian ini

pengambilan sampel dengan cara concecutive sampling. Desain


9

penelitian terdahulu menggunakan desain deskriptif sedangkan

penelitian ini menggunakan desain cross sectional .


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TELAAH PUSTAKA

1. Diare

a. Definisi

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit dengan cara

buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Diare

adalah defekasi lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah atau

lendir. Diare adalah suatu peningkatan frekuensi, keenceran dan

volume tinja serta diduga selama 3 tahun pertama kehidupan,

seorang anak akan mengalami 1 – 3x episode akut diare berat.(IDAI,

2015).

b. Etiologi

Adapun faktor penyakit diare yang dibagi menjadi 4(empat)

faktor antara lain :

1) Faktor Infeksi

a) Infeksi eksternal adalah infeksi saluran pencernaan makanan

(1) Infeksi bakteri : vibrio, E coli, rotavirus

(2) Infeksi virus : intervirus, adenovirus, rotavirus

(3) Infeksi parasit : cacing, protozoa, jamur

b) Infeksi parental adalah infeksi di luar alat pencernaan

makanan yaitu Tonsilitis, Bronkopneumonia, Ensefalit

10
11

2) Faktor Malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan

absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat

kemudian akan terjadi pergeseran air elektrolit ke rongga usus

yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah

diare.

3) Faktor Makanan

Terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik

dan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya

menyebabkan penrunan kesempatan untuk menyerap makanan.

4) Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas (jarang terjadi pada anak yang lebih

besar) (Purnamaningrum, 2014).

c. Patogenesis

Mekanisme yang menyebabkan timbulnya diare adalah:

1) Gangguan osmotik yaitu yang disebabkan adanya makanan atau

zat yang tidak diserap akan menyebabkan tekanan osmotik

dalam rongga usus meningkat sehingga penggeseran air dan

elektrolit berlebihan akan merangsang usus dan

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2) Gangguan sekresi yang menyebabkan adanya rangsangan

tertentu (misalnya: foksin) pada dinding usus yang akan terjadi

suatu peningkatan sekresi, selanjutnya menimbulkan diare

karena peningkatan isi rongga usus.


12

3) Gangguan motilitas usus yaitu hiperstaltik yang mengakibatkan

kurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan yang

menimbulkan diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang menimbulkan

diare (Purmaningrum, 2014)

e. Tanda dan gejala

1) Cengeng, gelisah

2) Suhu tubuh meningkat

3) Nafsu makan berkurang

4) Timbul diare, tinja encer, mungkin disertai lender atau lendir

darah

5) Warna tinja kehijau-hijauan

6) Anus dan daerah sekitar lecet karena seringnya defekasi

7) Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare

8) Banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit sehingga

menimbulkan dehidrasi

9) Berat badan menurun, turgor kurang, mata dan ubun-ubun

besar, menjadi cekung (pada bayi) selaput lendir dan mulut

serta kulit tampak kering ( A.A. Hidayat, 2014).


13

f. Klasifikasi Diare

Pada klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi diare

dehidrasi berat, diare dehidrasi sedang atau ringan, diare tanpa

dehidrasi, diare persisten, disentri (Wiku Adisasmito 2007):

1). Diare Dehidrasi Berat

Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda sebagai berikut letargis

atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung, serta turgor kulit

jelek. Penatalaksanaannya yaitu lakukan pemasangan infuse,

berikan cairan IV Ringer Laktat, pemberian ASI sebaiknya tetap

diberikan, pertahankan agar bayi dalam keadaan hangat dan

kadar gula tidak turun.

2). Diare Dehidrasi Sedang atau Ringan

Diare ini mempunyi tanda seperti gelisah atau rewel, mata

cekung, serta turgor kulit jelek. Penatalaksanaannya berikan ASI

lebih sering dan lebih lama untuk setiap kali pemberian, berikan

oralit, ajari 12 ibu cara membuat oralit, lanjutkan pemberian ASI,

berikan penjelasan kapan harus segera dibawa kepetugas

kesehatan.

3). Diare Tanpa Dehidrasi

Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu tanda pada

dehidrasi berat atau ringan. Penatalaksanaannya berikan ASI

lebih sering dan lebih lama setiap kali pemberian, berikan cairan

tambahan yaitu berupa oralit atau air matang sebanyak bayi


14

mau, ajari pada ibu cara memberikan oralit dengan memberi 6

bungkus oralit, anjurkan pada ibu jumlah oralit yang diberikan

sebagai tambahan cairan, anjurkan untuk meminum sedikit tapi

sering.

4). Diare Persisten

Diare persisten apabila terjadi diare sudah lebih dari 14 hari.

Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah diare

persisten dan disentri dalam manajemen balita sakit adalah

sebagai berikut : atasi diare sesuai dengan tingkat diare dan

dehidrasi, pertahankan kadar gula agar tidak turun, anjurkan

agar bayi tetap hangat, lakukan rujukan segera.

5) Disentri

Apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda

gangguan saluran pencernaan. Tindakan dan pengobatan sama

dengan diare persisten

g. Cara Penularan

Kuman penyakit diare ditularkan melalui fecal – oral antara

lain melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja dan kontak

langsung dengan tinja penderita

h. Pencegahan diare

Pencegahan diare dapat dilakukan dengan memberikan ASI,

memperbaiki makanan pendamping ASI, membuang sampah pada

tempatnya atau menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan air


15

bersih untuk kebutuhan sehari-hari, mencuci tangan sebelum

makan,menutup makanan atau menjaga kebersihan makanan,

menggunakan jamban sehat, membuang tinja anak di jamban

sehat (Purmaningrum, 2014).

i. Pengobatan

Ada tiga patokan untuk pengobatan diare pada anak yang

dapat dilakukan oleh ibu atau keluarga di rumah antara lain:

1. Memberikan cairan lebih banyak dari pada biasa.

Memberikan cairan atau makanan cair yang direkomendasikan

untuk pengobatan diare di rumah seperti bubur cair, sup atau air

tajin, larutan gula garam (cairan rumah tangga). Jika bayi minum

ASI maka teruskan memberi ASI dan dapat melakukan lebih

sering dari pada yang normal (paling kurang setiap 3 jam). Jika

bayi tidak minum ASI maka encerkan susu dua kali lipat dari yang

biasa (paling kurang 3 jam sekali). Sedangkan bagi anak usia di

bawah 2 tahun berikan sekitar 50 – 100 ml cairan tiap kali

menceret.

2. Meneruskan pemberian makan.

Pada anak usia di atas 4 – 6 bulan memberikan

makanan dengan jumlah zat gizi dan kalori yang tinggi.

Makanan ini harus merupakan campuran serealia dan kacang -

kacangan yang mudah didapat, atau campuran serealia dan

daging atau ikan. Tambahan minyak dalam makanan ini


16

membuatnya lebih kaya tenaga. Produk susu dan telor dapat

diberikan. Sari buah segar dan pisang sangat bermanfaat,

karena membantu menggantikan kalium yang hilang selama

diare.

Memberi dorongan kepada anak agar makan sebanyak

yang dinginkan, menawarkan makanan setiap 3 atau 4 jam

sedangkan pada anak kecil lebih sering lagi. Cara terbaik

adalah memberi makanan sedikit - sedikit dan sering, karena

dengan cara ini makanan akan lebih mudah dicerna. Setelah diare

berhenti, berikan anak makanan tambahan tiap hari selama

seminggu. Makanan tambahan ini membantu anak meningkatkan

kembali berat badannya yang hilang selama diare.

3. Membawa anak ke petugas kesehatan jika tidak membaik.

Jika anak sangat haus, mata cekung, dan

mengeluarkan banyak tinja mungkin telah dehidrasi. Anak

biasanya memerlukan pengobatan lebih lanjut dari yang dapat

diberikan ibu di rumah. Ibu seharusnya dapat membawa anak ke

petugas kesehatan, jika

anak memperlihatkan salah satu dari tanda seperti mengeluarkan

banyak tinja cair, sangat haus, mata cekung, demam, tidak

makan atau tidak minum secara normal dan anak tampak tidak

membaik.
17

Setiap kali anak diare, ibu harus memberikan cairan

oralit atau larutan gula garam paling sedikit sejumlah tinja atau

muntah yang keluar. Jika anak muntah, ibu harus menunggu

kira- kira 10 menit, kemudian larutan oralit diberikan lagi sedikit-

sedikit. Dehidrasi akibat muntah dan diare ini merupakan

komplikasi berat yang dapat menimbulkan asidosis,

hipoglikemia, dan mengakibatkan kematian. Pada anak yang

kekurangan gizi diare bisa menjadi lebih serius, karena dapat

memperburuk keadaan kurang gizi yang ada, sebab selama

diare zat gizi hilang dari tubuh. Pada saat diare anak bisa tidak

merasa lapar, bahkan beberapa ibu mungkin menunda

pemberian makanan pada anaknya selama beberapa hari

walaupun diare telah membaik.

Kebiasaan menghentikan pemberian makan dan perilaku

pemberian minum yang kurang tepat selama anak mengalami

diare sering dilakukan oleh ibu - ibu, hal ini disebabkan karena

kurangnya pemahaman ibu akan akibat diare terutama pada bayi

dan anak balta. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

kebiasaan menghentikan ASI ketika anak diare umumnya

dijumpai pada ibu- ibu, hal ini berlangsung sampai beberapa

hari dengan maksud agar berak anak tidak semakin encer

sehingga diare cepat mampet. Penelitian lain juga

mengemukakan, bahwa perilaku masyarakat dalam kaitannya


18

dengan penanggulangan diare melalui upaya rehidrasi oral (URO)

kurang positif (Aziz Alimul Hidayat, 2014).

J. Kejadian Diare Pada Balita

Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan

terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Setiap

tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare dengan angka

kematian 760.000 anak di bawah 5 tahun. Pada negara

berkembang, anak-anak usia di bawah 3 tahun rata-rata mengalami

3 kali diare pertahun. Setiap episodenya, diare akan menyebabkan

kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga

diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada balita. Pada tahun

2015 dilaporkan 2,6 juta kasus diare pada anak di bawah 5 tahun

diseluruh dunia. Kasus diare terbanyak di Asia dan Afrika karena

kurang memadainya status gizi pada anak dan kurangnya sanitasi

air bersih (World Health Organization, 2015).

Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013 period prevalence

diare di Sulawesi Tenggara sebesar 7,3% dengan insiden diare pada

balita sekitar 5%. Salah satu faktor yang menyebabkan kejadian

diare pada balita yaitu berperilaku hidup dan bersih agar tidak mudah

terserang penyakit buang air besar di jamban sehat, mencuci tangan

dengan benar.

Status kesehatan anak balita dalam hal ini dipengaruhi oleh

perilaku ibu. Hal ini disebabkan anak-anak khususnya balita tidak


19

dapat menjaga dirinya dari agen-agen penyakit dan sangat

bergantung pada pengasuhnya dimana pelaku utama yang berperan

dalam mengasuh bayi dan balita dalam rumah tangga di negara

berkembang adalah ibu. Balita memiliki kelekatan dengan orang tua

kandungnya. Kelekatan akan berpengaruh pada kenyamanan yang

dialami oleh balita dan kenyamanan tersebut mencegah adanya

gangguan psikologis pada balita sehingga kejadian diare dapat

dicegah. Perilaku ibu sangat berpengaruh terhadap kejadian diare

pada balita. Perilaku tersebut diantaranya adalah kurang menjaga

kebersihan lingkungan terutama kamar mandi dan jamban,

pengolahan sampah dan tinja yang tidak diperhatikan, mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan. (Wiwin,2017).

2. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba di mana

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Notoatmodjo (2014) Pengetahuan sebagai sesuatu

yang diketahui oleh seseorang dengan jalan apapun dan sesuatu

yang diketahui orang dari pengalaman yang didapat.

Kurangnya pengetahuan atau pemahaman diare dan


20

penanganannya menjadi salah satu faktor meningkatnya kejadian

terjadinya diare pada anak balita. Pengetahuan tentang

pencegahan diare penting disebarluaskan karena sangat membantu

dalam penanganan pertama pada anak yang mengalami diare.

Menurut Notoatmodjo (2014) Pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behaviour). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers

(1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yaitu:

1. Awareness (kesadaran) yaitu orang tersebut menyadari atau

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya).

Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

(Notoatmodjo, 2014)

Menurut teori WHO, yang menyebabkan seseorang itu

berperilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok (determinan),


21

yaitu:

1. Thoughts and feeling (pemikiran dan perasaan)

2. Personal reference, adanya acuan atau referensi dari seseorang

atau pribadi yang dipercayai.

3. Resources, sumber daya yang tersedia merupakan pendukung

untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat .

4. Culture, sosial budaya setempat biasanya sangat berpengaruh

terhadap terbentuknya perilaku seseorang.

b. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Diare

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk mengisi

kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi

sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan. Sebagaimana

umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

mudah menerima informasi dan semakin bagus pengetahuan yang

dimiliki. (Aziz Alimul H, 2014).

Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa faktor baik

secara formal seperti pendidikan yang didapat disekolah maupun

non formal yang diantaranya diperoleh bila ibu tersebut aktif dalam

kegiatan posyandu, PKK , maupun kegiatan penyuluhan kesehatan

masyarakat. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Sjahmien Moehji yang dikutip oleh Fajar (2012)

pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh kepercayaan, adat istiadat


22

dan tingkat pendidikan. Beberapa kepercayaan ibu terhadap diare

misalnya dikatakan bahwa pada saat anak sedang diare, anak

tersebut akan tumbuh gigi serta anak akan mulai merangkak,

berjalan dan duduk. Banyak anggota masyarakat beranggapan

bahwa diare pada anak usia 2 tahun adalah biasa dan dianggap

sebagai perubahan kepandaian anak.

Meski diare begitu dikenal dan sering terjadi dimasyarakat akan

tetapi ibu biasanya tidak menanggapi penyakit tersebut secara

sungguh – sungguh oleh karena sifat diare biasanya ringan.

Padahal penyakit tersebut dapat membahayakan jiwa terutama bagi

balita. Diare dapat menyebabkan dehidrasi yang sangat berbahaya

karena bila tidak dapat diobati dengan tepat akan menyebabkan

penurunan volume darah (hipovolemia), kolaps kardiovaskular dan

kematian. (Ditjen P2P, 2015).

Pengobatan diare dirumah yang efektif hanya dapat diberikan

oleh ibu (atau pengasuh). Ibu harus menyiapkan cairan rehidrasi oral

memberikannya dengannya benar, memberikan makanan yang

disiapkan dengan benar dan memutuskan kapan anak perlu dibawa

kembali ke tempat pengobatan . ibu dapat melakukan tugas tersebut

apabila ibu mengetahui kebutuhan apa yang harus dilakukan dan

bagaimana melakukannya (Ditjen P2P, 2015).


23

3. Perilaku

a. Definisi Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain:

berbicara, berjalan, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, membaca,

menulis dan sebagainya. Dari uraian tersebut perilaku manusia

adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmojo, 2014).

Menurut Skinner, yang dikuti oleh Notoatmojo (2014),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena

itu, perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap

organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon balik.

Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan

atau aktivitas organisme atau maklhuk hidup yang bersangkutan.

Menurut ahli psikologi bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).. Perilaku

terbentuk didalam diri seseorang dari dua faktor utama yaitu :

1. Stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang tersebut (faktor

eksternal).Faktor eksternal atau stimulus adalah merupakan faktor

lingkungan ,baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk

sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Dari penelitian


24

yang ada faktor eksternal yang paling besar perannya dalam

membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya

dimana seseorang berada.

2. Respon merupakan faktor dari dalam diri orang yang

bersangkutan (faktor internal).

Faktor internal yang menentukan seseorang itu merespon stimulus

dari luar adalah perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi ,

fantasi, sugesti, dan sebagainya.(Notoadmojo, 2014)

Berdasarkan teori preced-proceed yang dikembangkan

oleh Lawrence Green (1980) , perilaku ditentukan oleh tiga faktor

utama yaitu:

1. Faktor predisposisi (Predisposing Factors) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

2. Faktor - faktor pemungkin (Enabling Factors), yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-

fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-

obatan, alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya.

3. Faktor - faktor pendorong atau penguat ( Renforcing Factors)

yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan

atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari

perilaku masyarakat.
25

b. Prosedur Pembentukan Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2014) Demi terbentuknya jenis respon

atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang

disebut operant conditioning.Prosedur pembentukan perilaku dalam

operant conditioning adalah:

1).Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan

penguat alau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi

perilaku yang akan dibentuk.

2).Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-

komponcn kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki.

Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan

yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang

dimaksud.

3).Menggunakan secara urut komponen-komponen tersebut

sebagai tujuan sementara untuk mengidentifikasi reinforcer atau

hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.

4).Melakukan pembentukan pribadi dengan menggunakan urutan

komponen yang telah tersusun itu.

c. Bentuk Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2014) secara lebih operasional, perilaku

dapat diartikan suatu respon organisme terhadap rangsangan

dari luar subyek tersebut. Respon ini dapat berbentuk dua macam:
26

1) Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu terjadi di dalam

diri individu dan tidak dapat langsung dilihat oleh orang lain,

seperti berpikir, tanggapan atau sikap batin dan

pengetahuan. Perilakunya sendiri masih terselubung yang

disebut covert behavior.

2) Bentuk aktif adalah apabila itu jelas dapat di observasi

secara langsung. Perilaku di sini sudah tampak dalam bentuk

tindakan nyata yang disebut over behavior.

d. Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku kesehatan adalah suatu

respons seseorang (Organisme) terhadap stimulus yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan

serta lingkungan.Secara lebih rinci.perilaku kesehatan tersebut

mencakup :

1).Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu

bagaimana manusia merespon baik secara pasif (mengetahui,

bersikap dan mempersepsikan penyakit dan rasa sakit yang ada

pada dirinya dan di luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang

dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.

Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai

dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit.yaitu:


27

2).Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan

pemeliharaan kesehatan health promotion behavior).

3).Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)

adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit.

d. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua

perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di

bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat adalah

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok

dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan

berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

(Kementerian Kesehatan, 2015).

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan

anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS di Rumah Tangga

dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.Rumah tangga

sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi


28

kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman

penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat

(Ditjen P2P, 2015).

PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh

untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada

masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi

antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan

informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Kementerian

Kesehatan RI, 2015).

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota

keluarga yaitu: Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil dan Ibu Menyusui,

Anak dan Remaja, Usia Lanjut, Pengasuh Anak. Pembinaan PHBS

di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga

Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi

7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:

a. Tujuh (7) Indikator PHBS di Rumah Tangga:

1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Adalah

pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis

lainnya).

2) Bayi diberi ASI eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya di

beri ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.


29

3) Penimbangan bayi dan balita. Penimbangan balita

dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan

dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang

atau gizi buruk.

4) Mencuci tangan dengan air dan sabun

a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan

bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman

berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan

cepat masuk kedalam tubuh yang bisa menimbulkan

penyakit.

b) Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh

kuman. Tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal

di tangan.

5) Menggunakan air bersih, air yang kita pergunakan sehari-hari

untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan

lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,dan

sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit

atau terhindar dari penyakit.

6) Menggunakan jamban sehat Setiap rumah tangga harus

memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dan tangki

septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung

akhir.
30

7) Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah di

lakukan pemeriksaan jentik berkala tidak terdapat jentik

nyamuk.

b. Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat:

1). Makan buah dan sayur setiap hari Adalah anggota keluarga

umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi

buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.

2). Melakukan aktivitas fisik setiap hari Adalah anggota rumah

tangga umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas fisik 30

menit setiap hari.

3). Tidak merokok dalam rumah Anggota rumah tangga umur 10

tahun keatas tidak boleh merokok di dalam rumah ketika

berada bersama dengan anggota keluarga yang lainnya.

Dari ketujuh indikator PHBS di atas yang berhubungan

dengan kejadian diare adalah: Menggunakan air bersih,

Menggunakan jamban sehat, dan Cuci tangan dengan air dan

sabun.

e. Penggunaan jamban sehat

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk

membuang kotoran manusia. Kotoran manusia ditampung pada

suatu tempat penampungan kotoran yang selanjutnya diresapkan

kedalam tanah atau dikelola dengan cara tertentu, sehingga tidak

menimbulkan bau dan mencemari sumber air disekitarnya. Untuk


31

mengurangi pengaruh jamban dalam pengendalian pencemaran air

salah satunya yakni membuat jarak antara lubang penampungan

dengan sumber air minimal 10 meter. (Lud Waluyo, 2014).

Sanitasi lingkungan berupa adanya jamban umum, MCK

(Mandi, Cuci, Kakus), tempat sampah. Perilaku masyarakat

khususnya ibu balita yang dalam pemanfaatannya kurang

terpelihara, hal ini berhubungan dengan pendidikan kesehatan yang

berdampak pada tingkat kesadaran atau pengetahuan dalam

menjaga sanitasi lingkungannya. Selanjutnya menimbulkan

tercapainya perilaku kesehatan yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari misalnya cara membuang sampah sembarangan hal ini

akan menimbulkan pencemaran pada sumber air, udara serta bau

yang menyengat yang tidak sehat (Depkes, 2014).

Adanya jamban dalam rumah mempengaruhi kesehatan

lingkungan sekitar. Untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi

tinja terhadap lingkungan maka tinja harus dibuang pada tempat

tertentu. Jamban yang sehat memenuhi persyaratan yaitu tidak

mengotori permukaan air di sekitarnya, tidak terjangkau oleh

serangga, tidak menimbulkan bau, mudah digunakan dan dipelihara,

sederhana desainnya, murah, dapat diterima oleh pemakainya

(Depkes, 2014).
32

B. LANDASAN TEORI

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara buang air besar

dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Diare adalah defekasi lebih

dari 3x sehari dengan atau tanpa darah atau lendir. Diare adalah suatu

peningkatan frekuensi, keenceran dan volume tinja serta diduga selama

3 tahun pertama kehidupan, seorang anak akan mengalami 1 – 3x diare

berat.(IDAI, 2015).

Menurut Skinner, yang dikuti oleh Notoatmodjo (2014), merumuskan

bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena itu, perilaku terjadi

melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian

organisme tersebut merespon balik. Perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak di dasari

oleh pengetahuan.

Salah satu indikator PHBS adalah menggunakan jamban sehat.

Adanya jamban dalam rumah mempengaruhi kesehatan lingkungan

sekitar. Untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja terhadap

lingkungan maka tinja harus dibuang pada tempat tertentu (Jamban).

jamban yang sehat harus memenuhi persyaratan yaitu tidak mengotori

permukaan air disekitarnya atau jarak dengan sumber air kurang lebih 10

meter, tidak terjangkau oleh serangga dalam hal ini bila berbentuk leher

angsa, air penyekat selalu menutup lubang tempat jongkok atau bila tanpa

leher angsa, harus dilengkapi dengan penutup lubang tempat jongkok,


33

tidak menimbulkan bau, mudah digunakan dan dipelihara dan dapat

diterima oleh pemakainya. (Fajar, 2012).

Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran

umur 12-59 bulan. Masa balita merupakan usia penting dengan

perkembangan secara pesat. Perkembangan usia balita menjadi penentu

keberhasilan perkembangan anak di periode selanjutnya. (Kementerian

Kesehatan RI., 2017).


34

C. KERANGKA TEORI

faktor – faktor yang berkaitan


dengan diare

1. Umur Ibu
2. Pendidikan Ibu
3. Pekerjaan Ibu
4. Penghasilan Keluarga
5. Status Kesehatan Anak
6. Status Gizi Anak
7. Usia anak

Faktor–faktor yang
mempengaruhi PHBS (Menggunakan Kejadian Diare
PHBS Jamban Sehat)
(Menggunakan Kriteria jamban sehat
Jamban Sehat)
1. Status Sosial- 1. Jamban tidak mengotori Konsistensi frekuensi
Ekonomi permukaan air
2. Pengetahuan 2. Jamban berada minimal
3. Budaya 10 meter dari sumber air
4. Kebiasaan
3. Jamban tidak terjangkau
seseorag
oleh serangga
5. Kondisi fisik
4. Tidak menimbulkan bau
5. Jamban mudah
1
digunakan dan
dibersihkan
6. Dilengkapi dinding dan
atap pelindung
7. Tersedia air dan alat
pembersih

2.1 Gambar Kerangka Teori Di modifikasi dari Wiku adisasmito 2007 dan
Endrayati 2017
35

D. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep dalam penelitan ini digambarkan sebagai berikut


:

Pengetahuan ibu tentang diare

Kejadian diare
pada balita

Perilaku ibu dalam PHBS


menggunakan jamban sehat

1. Menggunakan jamban
sehat (Perilaku +)
2. Tidak menggunakan
jamban sehat (perilaku -
)
2.2 Gambar Kerangka Konsep

Keterangan:

Variabel terikat (dependent) : Kejadian Diare

Variabel bebas (Independent) : Pengetahuan dan Perilaku Ibu

dalam PHBS menggunakan

jamban sehat
36

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini, menggunakan hipotesis sebagai berikut :

Ha1 : Ada Hubungan antara Pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka

Timur Tahun 2019.

Ha2 :Ada Hubungan antara Perilaku ibu dalam PHBS menggunakan

jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode analitik karena bertujuan

untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dalam

PHBS menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada anak

balita. Rancangan penelitian menggunakan Cross Sectional karena

data penelitian (variabel independen dan variabel dependen)

dilakukan pengukuran pada waktu yang sama/sesaat. Berdasarkan

pengolahan data yang digunakan, penelitian ini tergolong penelitian

kuantitatif.

Ibu Balita

Pengetahuan Ibu Perilaku Ibu Dalam


PHBS Menggunakan
Jamban Sehat

Baik Cukup Kurang Menggunakan Tidak


jamban sehat Menggunakan
jamban
sehat
Diare Tidak Diare Tidak Diare Tidak
Diare Diare Tidak Diare Tidak
Diar Diar
Diare Diare
e e
Gambar 3.1.Rancangan Cross Sectional

37
38

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Tirawuta Kabupaten

Kolaka Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

Maret 2019

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki

balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Januari – Oktober

Tahun 2018 sebanyak 129 orang

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki balita di

wilayah kerja Puskesmas Tirawuta berjumlah 36 responden.

Penelitian menggunakan Teknik pengambilan sampel secara

consecutive sampling. (Notoatmodjo, 2012).


38

3. Besar Sampel

Besaran sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus

sebagai berikut :

(𝑍 2 1 − 𝛼/2. 𝑃 (1 − 𝑃)𝑁
𝑛 =( )
(𝑁 − 1)𝑑 2 + 𝑍 2 1 − 𝛼/2. 𝑃(1 − 𝑃)

(1,96.0,5(1 − 0,5) 129


𝑛 =( )
(129 − 1)0,12 + 1,96.0,5(1 − 0,5)

(1,96.0,5.0,5) 129
𝑛 =( )
(128)0,12 + 1,96.0,5(0,5)

63,21
𝑛 =( )
1,77

𝑛 = 35,71

𝑛 = 36

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

𝑍 2 1∝/2 : Standar deviasi dengan derajat kepercayaan (95%)


39

= 1,96

P : Proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi

pada populasi. Untuk proporsi atau sifat tertentu yang

tidak diketahui maka besarnya P adalah (50%) = 0,5

d : Besarnya toleransi penyimpangan diharapkan tidak

lebih dari (10%) = 0,1 (Aziz Alimul Hidayat, 2014)

D. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Independent

Variabel Independent adalah suatu stimulus aktivitas yang

dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada

dependen variabel (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini yang

menjadi variabel independent adalah pengetahuan dan perilaku ibu

dalam PHBS mengunakan jamban sehat.

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas

atau variabel independen (Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian ini

variabel dependen adalah kejadian diare pada balita.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Analisis Hubungan pengetahuan

dan perilaku ibu dalam PHBS (menggunakan jamban sehat)

dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas

tirawuta.
40

No Variabel Definisi Paramater Alat ukur skala Skor kriteria


Opersaional
1 Dependen Keadaan Kejadian Kuisioner Nomina 1. Diare jika
e Kejadian frekuensi diare: l dalam 1
diare pada buang air frekuensi harifrekuen
balita besar lebih konsistens si BAB
dari 3x anak i lebih dari 3
balita dengan kali dan
konsistensi konsistensi
cair, ada cair.
lendir atau 2. Tidak diare
darah dalam jika dalam
feces 1 hari
frekuensi
BAB 1 atau
2 kali dan
konsistensi
padat
2 Independe Suatu pola 1. Tahu Kuisioner Ordinal 1. Baik (jika
n pikir atau 2. Tidak persentase
1. Pengeta pemahaman Tahu jawaban
huan ibu yang telah benar 76%-
didapatkan 100%
dari proses 2. Cukup (jika
pembelajara persentase
n ataupun jawaban
media benar 56-
massa 75%
mengenai 3. Kategori
penyakit kurang jika
diare persentase
jawababn
Perilaku benar ≤
2. Perilaku Ibu dalam Kuisioner Ordinal 55%
ibu Tindakan PHBS
dalam seorang mengguna 1. Baik (jika
PHBS perempuan kan responden
menggu yang jamban mengguna
nakan mempunyai sehat: kan jamban
jamban anak untuk 1.Menggu sehat dan
sehat memelihara nakan persentase
kebersihan Jamban jawaban
dan sehat ≥60%
kesehatan (Perilaku
41

lingkungan (+) 2. Kurang (


sekitar 2. Tidak jika
mengguna responden
kan Tidak
Jamban mengguna
Sehat kan jamban
(Perilaku sehat
(-) peresntase
jawaban
<60%

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner

yang digunakan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada

penelitian sebelumnya yaitu Shinta Milanda Fitri 2017 Kuesioner

yang digunakan

merupakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 15 pertanyaan sehu

bungan dengan pengetahuan ibu tentang diare. Kuisioner

pengetahuan menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”,

kriteria pernyataan positif dan negatif. Dimana pertanyaan positif

pada kuesioner (1, 3, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15) mendapat skor 1 jika

menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah. Sedangkan

pernyataaan negatif pada kuesioner (2, 4, 5, 7, dan 10) mendapat

skor 0 jika menjawab benar dan skor 1 jika menjawab salah.

Mengukur perilaku dipergunakan skala Guttman terdiri dari 2

pilihan jawaban ya dan tidak. Skala Guttman ini pada umumnya dibuat

seperti cheklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar

nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0.


42

Kategori kejadian diare

1. Diare jika dalam 1 hari frekuensi sehari lebih dari 3 kali

BAB dan konsistensi cair.

2. Tidak diare jika dalam 1 hari frekuensi sehari 1 atau 2 kali

BAB dan konsistensi padat. Adapun pengisian kuesioner

dengan memberikan tanda centang (√) pada lembar

kuesioner yang sudah disediakan.

G. JENIS DAN SUMBER DATA

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dimana data yang

diteliti yaitu menggunakan perhitungan atau angka-angka.

2. Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dari hasil

kuisioner yang diberikan kepada responden. Dan data sekunder

yang diambil dari rekam medik Puskesmas Tirawuta.

H. ALUR PENELITIAN
43

Alur penelitian dijelaskan dalam bagan berikut:


Populasi
semua ibu yang memiliki balita di wilayah kerja puskesmas
Tirawuta berjumlah 129 orang

Sampel berjumlah 36 responden

Pengumpulan Data

Analisis Data

pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.2 Alur Penelitian

I. PENGOLOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1. Pengolahan Data

pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat

penting dalam penelitian. Hal ini di sebabkan karena data yang

diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan

informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk

memeperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan

kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data

(Notoatmodjo,2012) Dalam hal ini pengolahan data menggunakan

komputer akan melalui tahap-tahap sebagai berikut :


44

a. Editing’

Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau

kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah

lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

b. Coding

Pemberian kode yakni mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Processing

Peneliti memasukan data dari kuesioner ke komputer agar

dapat dianalisis. Processing dilakukan pada analisa univariat

dan bivariat mengunakan komputer.

d. Cleaning

Peneliti melakukan pengecekan kembali data dari setiap

sumber data selesai di masukkan, untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan.

Kemungkinan dilakukan pembetulan atau koreksi.

e. Tabulating

Tabulating yaitu data yang dikelompokan kemudian

disajikan dalam bentuk tabel.


45

2. Analis Data

a. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variabel bebas

yaitu yaitu pengetahuan, perilaku PHBS ibu dan variabel

terikat kejadian diare pada balita dianalisa menggunakan rumus

sebagau berikut :

X = f/n x K

Keterangan:

X = Presentase variable yang diteliti

f = Frekuensi kategori variable yang diamati

n = Jumlah sampel penelitian

K = Konstanta (100%)

c. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah teknik analisa yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoadmojo, 2012). Penelitian ini menggunakan uji chi square

(X2). Adapun perhitungan uji chi square (X2) dalam penelitian ini

digunakan untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel


46

terikat dengan menggunakan rumus sebagai berikut

2
𝑋2 = ∑ (𝑂 − 𝐸)

Keterangan :

X2 : Chi square

O : Nilai-nilai yang diamati

E : Nilai-nilai frekuensi harapan

E : Total baris x total kolom

Grand total

Adapun kriteria penilaian yaitu sebagai berikut :

1. Jikanilai p > α 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak

2. Jikanilai p < α 0,05 maka hipotesis penelitian diterima

J. ETIKA PENELITIAN
47

1. Lembar persetujuan

Lembar persetujuan yang akan diteliti diberi persetujuan

menjadi responden yang berisi informasi mengenai tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, selain itu peneliti menjamin

kerahasian penelitian serta data yang diperoleh hanya akan

digunakan untuk pengembangan ilmu (kepentingan penelitian).

Responden diberi kesempatan membaca isi lembar persetujuan

tersebut selanjutnya mencantumkan tandatangan sebagai bukti

kesediaan menjadi objek penelitian. Jika subjek menolak untuk

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

hak-hak subjek.

2. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan yang diberikan subjek penelitian dijamin oleh peneliti

dan tidak akan disampaikan ke pihak lain yang tidak berkaitan

dengan penelitian.

3. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, maka dalam kegiatan

pendokumentasian hasil penelitian ini, peneliti hanya akan

menggunakan inisial nama responden untuk menjelaskan

karakteristik responden penelitian. kesempatan membaca isi

lembar persetujuan tersebut selanjutnya mencantumkan

tandatangan sebagai bukti kesediaan menjadi objek penelitian.

Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan


48

memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.

4. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan yang diberikan subjek penelitian dijamin oleh peneliti

dan tidak akan disampaikan ke pihak lain yang tidak berkaitan

dengan penelitian.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI

1. Letak Geografis

Kecamatan Tirawuta merupakan salah satu Kecamatan dari 12

Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Kolaka Timur dan berada di

bagian barat Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara topografis,

Kecamatan Tirawuta mempunyai fisiologi mendatar yang merupakan

tanah pertanian, perkebunan dan sebagian wilayahnya juga berbukit.

Puskesmas Tirawuta terletak diatas tanah seluas 6155 m2,

didirikan pada tahun 1972 dan berbatasan langsung dengan beberapa

kecamatan yaitu :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Tinondo

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Loea

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Onembute (Kab. Konawe)

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Lalolae.

2. Analisis Faktor Kependudukan, dan Sosial Ekonomi

a. Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Tirawuta berdasarkan data

Pusdatin pada tahun 2018 berjumlah 16.165 jiwa, Kelurahan Rate-

Rate adalah wilayah yang paling padat penduduknya yaitu 1845

51
52

jiwa. Secara administrasi Kecamatan Tirawuta dibagi dalam 2

Kelurahan & 14 Desa, yaitu Kelurahan Rate-Rate (1845 jiwa), Kel.

Tababu (758 jiwa), Desa Tumbudadio (1225 jiwa), Tawainalu (1005

jiwa), Desa Roko-Roko (698 jiwa), Desa Karemotingge (434 jiwa),

Desa Loka (657 jiwa), Desa Matabondu (784 jiwa), Desa Woiha

(1117 jiwa), Desa Lara (848 jiwa), Desa Orawa (1502 jiwa), Desa

Tasahea (1466 jiwa), Desa Tirawuta (886 jiwa), Desa Poni-Poniki

(923 jiwa), Desa Simbune (1015 jiwa), dan Desa Lalingato (1002

jiwa).

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

sumber daya manusia. Di wilayah Kecamatan Tirawuta jumlah

sarana pendidikan yang ada sekolah terbagi dalam Taman Kanak-

Kanak ada 16 sekolah, Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah ada

16 sekolah, Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah

ada 4 sekolah sedangkan SMU/SMK/MA 3 sekolah.

c. Agama

Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat

dari besarnya sarana peribadatan masing-masing agama.

Masyarakat kecematan tirawuta sebagian besar menganut agama

islam. Berdasarkan persebaran agaman dapat dilihat dari jumlah

tempat ibadah yang ada diseluruh wilayah kecamatan tirawuta yaitu

terdapat 20 mesjid, 3 gereja, dan 2 pura.


53

3. Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Tirawuta

a. Visi

Visi Puskesmas Tirawuta yaitu “ Terwujudnya Pelayanan

yang bermutu menuju masyarakat Tirawuta Sehat dan Mandiri

Tahun 2020”.

b. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi sebagaimana tersebut

diatas, Puskesmas Tirawuta memiliki 3 (Tiga) Misi sebagai berikut

1. Menerapkan system manajemen Puskesmas Tirawuta yang

bermutu

2. Meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku

hidup bersih dan sehat

3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dan kompetensi

petugas dalam rangka mewujudkan kualitas pelayanan klinis

yang bermutu.

c. Motto

Motto Puskesmas Tirawuta adalah :“Kepuasan Anda Wujud

Pengabdian Kami”.

( SK Kepala Puskesmas Tirawuta Nomor : 445/004/PKM-

TRW/SK/I/2018).
54

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas

Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019

Variable Jumlah %
Umur
Umur Ibu
a. 1 – 2,5 3 8,3
b. 2,6 – 3, 5 15 41,7
c. 3,6 – 4,5 16 44,4
d. 4, 6 – 5 2 5,6
Umur Balita
e. 1 – 2,5 20 55,6
f. 2,6 – 3, 5 9 25
g. 3,6 – 4,5 6 16,6
h. 4, 6 – 5 1 2,8
Pendidikan Ibu
- SMP 13 36,1
- SMA 16 44,4
- D-III 6 16,7
- S-1 1 2,8
Pekerjaan Ibu
- IRT 31 86,1
- PNS 5 13,9
(Sumber Data Primer Tahun 2019)

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 36 responden, distribusi

beradasarkan umur responden tertinggi pada kelompok umur 26 –

30 tahun yaitu sebanyak 16 responden (44,4%) dan terendah pada

kelompok umur 31 – 35 tahun yaitu sebanyak 2 responden (5,6%),

umur balita tertinggi pada kelompok umur 1 – 2,5 tahun yaitu

sebanyak 1 balita (2,8%), distribusi responden berdasarkan

pendidikan yaitu sebanyak 16 responden (44,4%) dengan latar

belakang pendidikan SMA, dan sebanyak 1 responden (2,8%)


55

dengan latar belakang pendidikan S-1, distribusi responden

berdasarkan pekerjaan yaitu sebanyak 31 responden (86,1) bekerja

sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dan sebanyak 5 responden

(13,9%) bekerja sebagai PNS.

2. Analisis Univariat

a. Pengetahuan

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan disajikan pada

tabel 2 berikut:

Tabel 2.Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di

Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka

Timur Tahun 2019

No Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 11 30,6

2 Cukup 13 36,1

3 Kurang 12 33,3

Total 36 100

(Sumber : Data Primer 2019)

Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan

pengetahuan dari 36 responden, sebanyak 13 responden (36,1%)

dengan pengetahuan Cukup mengenai kejadian diare, dan sebanyak


56

11 responden (30,6%) dengan pengetahuan Baik mengenai kejadian

diare.

b. Perilaku

Distribusi responden berdasarkan perilaku disajikan pada tabel

3 berikut:

Tabel 3.Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu dalam

PHBS Menggunakan Jamban Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun

2019

No Perilaku Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 13 36,1

2 Kurang 23 63,9

Total 36 100
(Sumber : Data Primer 2019)

Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan

perilaku dalam PHBS dalam menggunakan jamban dari 36

responden, sebanyak 13 responden (36,1%) dengan perilaku Baik

terhadap kejadian diare, dan sebanyak 23 responden (63,9%)

dengan perilaku Kurang terhadap kejadian diare.

c. Riwayat Diare

Distribusi responden berdasarkan perilaku disajikan pada tabel

4 berikut:
57

Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Diare Di

Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka

Timur Tahun 2019

No Riwayat Diare Jumlah (n) Persentase (%)

1 Ya 27 75,0

2 Tidak 9 25,0

Total 36 100

(Sumber : Data Primer 2019)

Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan

riwayat diare dari 36 responden, sebanyak 27 responden (75%)

memiliki anak dengan riwayat diare, dan sebanyak 9 responden

(25%) memiliki anak yang tidak memiliki riwayat diare.

3. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur

Tahun 2019

Hasil analisis hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian

Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten

Kolaka Timur Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 5 berikut :


58

Tabel 5.Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare

Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019

Kejadian Diare Jumla


No Pengetahuan p
Ya % Tidak % h(n)

1 Baik 3 11,1 8 88,9 11

2 Cukup 13 48,2 0 0 13
0,004
3 Kurang 11 40,7 1 11,1 12

Total 27 100 9 100 36

(Sumber : Data Primer 2019)

Tabel 5 menunjukan bahwa dari 11 responden (100%) yang

memiliki pengetahuan baik dan anaknya mengalami diare sebanyak

3 balita (11,1%), dari 13 responden (100%) yang memiliki

pengetahuan cukup dan anaknya mengalami diare sebanyak 13

balita (48,2%), dan dari 12 responden (100%) yang memiliki

pengetahuan kurang dan anaknya mengalami diare sebanyak 11

balita (40,7%).

Dengan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% (p= 0,05) diperoleh nilai p value = 0,004 (p value<

0,05), artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukan bahwa


59

ada hubungan antara pengetahuan Ibu terhadap kejadian diare pada

balita di Wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur

Tahun 2019.

b. Hubungan Perilaku Ibu dalam PHBS Menggunakan Jamban

Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

Hasil analisis hubungan Perilaku Ibu dalam PHBS

menggunakan jamban sehat dengan Kejadian Diare pada Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun

2019 dapat dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6.Hubungan Perilaku Ibu dalam PHBS Menggunakan

Jamban Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di

Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka

Timur Tahun 2019

Kejadian Diare Jumlah


No Perilaku P
Ya % Tidak % (n)

1 Baik 3 11,1 8 88,9 11

2 Kurang 11 40,7 1 11,1 12 0,000

Total 27 100 9 100 36

(Sumber : Data Primer 2019)

Tabel 6 menunjukan bahwa dari 11 responden (100%) yang

memiliki perilaku baik dan anaknya mengalami diare sebanyak 3


60

balita (11,1%), dan dari 12 responden (100%) yang memiliki perilaku

kurang dan anaknya mengalami diare sebanyak 11 balita (40,7%).

Dengan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% (p= 0,05) diperoleh nilai p value = 0,000 (p value<

0,05), artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukan bahwa

ada hubungan antara perilaku Ibu dalam PHBS menggunakan

jamban sehat terhadap kejadian diare pada balita di Wilayah kerja

Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

C. Pembahasan

a. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur

Tahun 2019.

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk mengisi

kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi

sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan. Sebagaimana

umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

mudah menerima informasi dan semakin bagus pengetahuan yang

dimiliki. (Aziz Alimul H, 2014).

Pengetahuan sebagai sesuatu yang diketahui oleh

seseorang dengan jalan apapun dan sesuatu yang diketahui orang

dari pengalaman yang didapat. Kurangnya pengetahuan atau

pemahaman diare dan penanganannya menjadi salah satu faktor

meningkatnya kejadian terjadinya diare pada anak balita.


61

Pengetahuan tentang pencegahan diare penting disebarluaskan

karena sangat membantu dalam penanganan pertama pada anak

yang mengalami diare (Notoadmojo, 2014).

Diare adalah defekasi lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa

darah atau lendir. Diare adalah suatu peningkatan frekuensi,

keenceran dan volume tinja serta diduga selama 3 tahun pertama

kehidupan, seorang anak akan mengalami 1 – 3x episode akut diare

berat.(IDAI, 2015).

Pengetahuan Ibu tentang Diare dan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat sangat berkaitan dengan kejadian diare pada balita.

Pengetahuan yang dimaksud meliputi pengetahuan terhadap cara

penyajian makanan, sumber air untuk keperluan sehari – hari,

penyebab diare, dan dampak dari kejadian diare yang dialami oleh

anak, serta cara pencegahan dini untuk kejadian diare.

Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan Ibu terhadap kejadian diare pada balita di Wilayah

kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

Nilai p value =0,004 < 0,005 artinya bahwa pengetahuan Ibu

memiliki keterikatan yang kuat terhadap kejadian diare.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Susi Hartati (2017) yang berjudul Faktor Yang Mempengaruhi

Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah kerja puskesmas Rejosari

Pekanbaru yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan yang


62

kurang memiliki hubungan terhadap kejadian diare pada balita.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value yaitu 0,000 < 0,05

artinya bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kejadian

diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru

Tahun 2017.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kejadian diare pada balita. Ibu yang memiliki pengetahuan rendah

tidak akan memahami bagaimana cara melakukan pencegahan

terhadap diare. Padahal secara teori, diare dapat dicegah dengan

mengetahui penyebabnya (Wawan, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahun ibu tentang

diare sangat kurang pada pertanyaan tentang penyajian makanan

dan pengetahuan tentang tinja (kotoran BAB), serta pencegahan

diare. Rata – rata responden menjawab kurang tepat. Berdasarkan

penelitian lanjut, responden mengatakan bahwa benar-benar tidak

mengetahui hal tersebut, dan belum pernah mendengarkan informasi

tersebut. Latar belakang pendidikan juga mempengaruhi hal

tersebut. Sebagian besar responden memiliki latar belakang

pendidikan SMP dan SMA, hal ini dapat menjadi satu alasan

kurangnya informasi dan pengetahuan yang didapatkan.

Pendidikan juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi

seseorang dalam menyerap dan memahami pengetahuan yang telah

diperoleh. Semakin tinggi pendidikan ibu maka akan lebih mudah


63

menerima pesan-pesan kesehatan dan cara-cara pencegahan

penyakit yang dialami dalam hal ini penyakit diare dan dehidrasi

diare. Serta semakin banyak informasi yang masuk, maka semakin

banyak pula pengetahuan yang diperoleh, termasuk pengetahuan

kesehatan (Christy, 2014).

Pada penelitian yang sama juga melihat mengenai hubungan

pendidikan Ibu dengan kejadian diare, menunjukan bahwa hasil uji

statistik diperoleh P value = 0,000 < 0,05 artinya bahwa terdapat

hubungan pendidikan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru Tahun 2017.

Pendidikan ibu juga dapat mempengaruhi terhadap pemberian

gizi, ASI Ekslusif, dan ketepatan penggunaan jamban sehat, dan

kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah buang air besar,

maupun sebelum dan sesudah makan. Hal tersebut bisa menjadi

salah satu faktor risiko terhadap kejadian diare pada balita.

Penelitian yang dilakukan oleh Fajriana Ayu Rahmawati (2010),

menyatakan bahwa diketahui dari 95 responden yang memiliki

kepatuhan pemakaian jamban untuk BAB sebanyak 84 dengan 13

balitanya terkena diare. Sedangkan responden yang tidak patuh

menggunakan jamban sebanyak 11 dengan 6 balitanya terkena

diare. Dari 95 responden yang balitanya BAB di jamban sejumlah 86

yang tidak terkena diare 72 dan yang terkena diare 14, sedangkan

responden yang balitanya tidak BAB di jamban sebanyak 9 orang


64

dengan 5 balita yang terkena diare dan 4 yang tidak terkena diare.

Dan diketahui dari 95 responden yang memiliki 9 kebiasaan cuci

tangan sebelum makan dan setelah buang air besar sebanyak 71

responden dengan 1 balita terkena diare.

Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa hal tersebut

terjadi karena adanya variabel counfonding yaitu pendidikan ibu yang

berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki ibu.

Jadi, berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan Ibu

terhadap kejadian diare pada balita di Puskesmas Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

b. Hubungan antara Perilaku ibu dalam PHBS menggunakan

jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang

(Organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan

(Notoadmojdo, 2014). Salah satu bentuk penilaian terhadap perilaku

kesehatan seseorang dapat dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat yang dapat digunakan untuk menilai status kesehatan

keluarga. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu,

faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor pendorong.


65

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah

semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di

bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat adalah

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok

dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan

berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

(Kementerian Kesehatan, 2015).

Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa, ada hubungan

antara perilaku ibu dalam PHBS menggunakan jamban sehat dengan

kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019. Nilai P value = 0,000 < 0,005

menunjukan bahwa perilaku ibu dalam PHBS menggunakan jamban

sehat memiliki keterikatan yang kuat terhadap kejadian diare pada

balita.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nimas Prita (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara perilaku ibu atau tindakan ibu terhadap kejadian diare (p value

= 0,000).
66

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor tidak

langsung yang menyebabkan diare. Perilaku sehat seseorang

berhubungan dengan tindakanya dalam memelihara dan

meningkatkan status kesehatan antara lain pencegahan penyakit,

kebersihan diri, pemilihan makanan sehat dan bergizi serta

kebersihan lingkungan. Keadaan kesehatan yang tidak baik

mempengaruhi terhadap terjadinya penyakit diare dibandingkan

dalam kesehatan yang baik (Suriadi, 2001).

Perilaku PHBS yang kurang baik sejalan dengan pendidikan ibu

yang kurang pada variabel sebelumnya. Pendidikan merupakan

kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk

mengembangkan diri, karena dengan pendidikan yang tinggi

seseorang dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Erlinawati Pane (2009), membuktikan

bahwa pendidikan ibu mempunyai hubungan yang erat dengan

perilaku keluarga terhadap penggunaan jamban, dimana ibu dengan

pendidikan tinggi mempunyai peluang untuk menggunakan jamban

17,4 kali dibandingkan dengan ibu dengan pendidikan rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin

luas pula pengetahuan dan wawasannya, sehingga peranan

pendidikan ibu sangat mempengaruhi perilaku keluarga terhadap

penggunaan jamban sebagai sarana buang air besar.


67

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa banyak Ibu yang

memiliki perilaku dalam menggunakan jamban sehat yang kurang

baik, seperti tidak rutin membersihkan jamban sehingga sering

dihinggapi serangga, penampungan jamban < 10 meter, kondisi

jamban yang belum permanen, dan masih ada yang tidak mencuci

tangan menggunakan sabun setelah buang air besar. Hal ini yang

mendasari kurang baiknya perilaku ibu dalam PHBS menggunakan

jamban sehat.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlinawati

Pane Tahun 2009 menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang

jamban mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku keluarga

terhadap penggunaan jamban. Berdasarkan hasil uji keeratan

hubungan diketahui ibu yang dengan pengetahuan tinggi tentang

jamban mempunyai peluang untuk menggunakan jamban 1,7 kali

dibandingkan ibu dengan pengetahuan rendah tentang jamban

(Ernawati, 2009).

Setelah dilakukan wawancara mendalam mengenai perilaku

penggunaan jamban sehat, responden mengaku jarang

membersihkan jamban mereka secara rutin karena kesibukan

lainnnya, kondisi jamban yang belum permanen merupakan salah

satu alasan kurang baiknya PHBS dalam penggunaan jamban sehat.

Masih adanya responden yang menggunakan jamban cemplung

maupun sama sekali tidak memiliki jamban adalah alasan terbesar,


68

responden menganggap membuat jamban permanen dan sesuai

dengan standar seperti jamban leher angsa dengan septik tank

sangat mahal dan membutuhkan banyak biaya.

Jadi, berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku Ibu dalam

PHBS menggunakan jamban sehat terhadap kejadian diare pada

balita di Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.


BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan

pengetahuan dan perilaku ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

Maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan Ibu tentang diare pada balita yaitu baik (30,6%), cukup

(36,1%), kurang (33,3%) di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Tahun

2019.

2. Perilaku Ibu dalam PHBS menggunakan jamban sehat yaitu cukup

(36,1%), kurang (63,9%) di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Tahun

2019.

3. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun

2019.

4. Ada hubungan perilaku ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat

menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun

2019.

73
74

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan

pengetahuan dan perilaku ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2019.

Maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Timur untuk dapat

mempertimbangkan usulan-usulan dari segala pihak seperti puskesmas

dan berperan aktif dalam melaksanakan capaian desa ODF khususnya

di Puskesmas Tirawuta, sehingga tercapainya penggunaan jamban

sehat diseluruh masyarakat Kolaka Timur secara umum dan

Kecamatan Tirawuta secara khusus.

5. Kepada Pihak Puskesmas Tirawuta diharapkan terus meningkatkan

edukasi masyarakat terutama mengenai KIA dan Kesling yang

melibatkan antar programmer untuk terus meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

6. Kepada Masyarakat Luas untuk terus meningkatkan pengetahuan

mengenai kesehatan khususnya untuk pencegahan diare pada anak,

pemberian gizi, dan berbagai hal yang menunjang tercapainya derajat

kesehatan keluarga yang setinggi-tingginya. Serta terus mencari

informasi baik melalui penyuluhan, maupun dari media sosial


73
75

7. Kepada peneliti selanjutnya, untuk kiranya menambah variabel

penelitian yang mampu menggali secara lengkap penyebab rendahnya

perilaku PHBS ibu dan pengetahuan ibu, dengan menggunakan

metode kualitatif dan wawancara mendalam untuk mendapatkan

informasi yang lebih banyak.


76

DAFTAR PUSTAKA

Askrening. 2008. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Dalam Pemberian


Rehidrasi Oral Pada Balita Diare Di Kabupaten Purwerorejo.
Tesis S2 Kesehatan Masyarakat. Universitas Gajah Mada.

Dinas Kesehatan Prov. Sultra. Profil Kesehatan Sultra. 2017. Kejadian


Diare di Sultra. Diunduh Tanggal 24 Oktober 2018 pukul
18.00 wita.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Timur , 2017. Program P2 Diare .


Tirawuta.

Depkes, R I. 2015 .Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare.


Jakarta: Ditjen Pengendalian Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan.

Depkes RI. 2014. Lima Langkah Tuntaskan Diare. Jakarta. Departemen


Kesehatan RI. Diunduh Tanggal 28 Oktober 2018 Pukul 20.00
Wita.

Ernawati. 2009. Pengaruh Perilaku Keluarga terhadap


Penggunaan Jamban. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 3
No. 5.

Fajar Setyo Wardoyo. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare


dan Kondisi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
Di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.
Skripsi Universitas Negeri Semarang

Hartati, Susi, 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada


Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru.
Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407). Diunduh tanggal
24 Oktober 2018 pukul 21.00 wita

Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk


Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis


Data. Jakarta : Salemba Medika.

IDAI. 2015. Tinja Bayi Normal atau Tidak . Diakses tanggal 28 Oktober
2018.Pukul 09.00 Wita.
77

Lud Waluyo, 2014. Mikrobiologi lingkungan . malang : UMM PRESS

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Perilaku Hidup Bersh dan Sehat.


Diunduh tanggal 07 November 2018, pukul 10.00 WITA.

----------------------- 2015. Perilaku Hidup Bersh dan Sehat. Diunduh tanggal


07 November 2018, pukul 10.00 WITA.

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Situasi diare di Indonesia.


Diunduh tanggal 08 November 2018, pukul 10.00 WITA.

----------------------- 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.


Diunduh tanggal 10 November 2018, pukul 09.00 WITa

Madjid, Endrayati. 2017. Hubungan Perilaku Ibu Dalam PHBS Mencuci


Tangan Dengan Kejadian Diare Pada Balita 1-5 Tahun Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari.
Repositry Poltekkes Kemenkes Kendari.

Milanda, Shinta. 2017. Hubungan Tingkat pengetahuan ibu dengan diare


pada balita di wilayah kerja puskesmas pamulang. Diunduh
pada tanggal 28 November 2018 pukul 07.00 wita.

Notoadmodjo S. 2014. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta


: Rineka Cipta.

----------------------. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Purnamanigrum . 2014. Penyakit pada Neonatus, Bayi dan


Balita. Yogyakarta: Fitramaya.

Puskesmas Tirawuta. 2018. Program P2 Diare. Tirawuta.

Prita, Nimas, 2014 Hubungan antara perilaku ibu dan kejadian diare pada
bayi di wilayah kerja puskesmas siantan hilir. Diunduh tanggal
24 Oktober 2018.

Rahma, Wiwin. 2017. Faktor Risiko Pola Asuh Terhadap Kejadian Diare
Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan
Tambalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Riskesdas. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Diunduh Tanggal 25


Oktober 2018 Pukul 16.00 Wita.
78

Satyanegara Surya ,dkk. 2014. Panduan Lengkap Perawatan Untuk


Bayi dan Balita. Jakarta: Arca.

Suriadi.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Jakarta : CV.


Sagung Seto.

WHO. 2015. Angka Kejadian Diare di negara berkembang. Diunduh


tanggal 24 Oktober 2018, pukul 20.15 WITA.

Wulandari, Ade. 2012. Penanganan Diare Dirumah Tangga Pada Anak


Balita. Jurnal Health and Sport.
LAMPIRAN

DOKUMENTASI
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

No.Responden...............……………………………….....................
Umur Anak Balita : ..............…………….....................................
Alamat : …………….…………………….......................
Setelah mendengar/membaca penjelasan tentang maksud
dan tujuan penelitian ini, maka saya bersedia untuk berpartisipasi
sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan peneliti
dengan Judul “Analisis hubungan pengetahuan dan perilaku ibu
dalam perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada
balita.di Wilayah Kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka
Timur Tahun 2019.
Saya mengerti bahwa ada beberapa pertanyaan-
pertanyaan yang harus saya jawab, dan sebagai responden
saya akan menjawab pertanyaan kuesioner dengan jujur.
Saya bersedia menjadi responden bukan karena adanya
paksaan dari pihak lain, namun karena keinginan sendiri dan
tanpa biaya yang akan ditanggungkan kepada saya sesuai
dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh peneliti.
Hasil yang diperoleh dari saya sebagai responden dapat
dipublikasikan sebagai hasil dari penelitian dan akan
diseminarkan
pada ujian hasil dengan tidak akan mencantumkan nama, kecuali
nomor informan.
Tirawuta..................
...2019

Responden

…………………………
KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU


DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN
DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR
TAHUN 2019

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Ibu :
Umur Ibu :
Alamat :
Nomor Hp :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Nama Balita :
Umur Anak Balita :
Penyakit Yang Di Derita :
Riwayat Diare :

I. PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE


Petunjuk pengisian kuesioner pengetahuan: Pilihan jawaban adalah:

B = Benar, S = Salah

• Pililah salah satu jawaban yang Anda anggap paling sesuai

dengan pendapat Anda seperti yang telah digambarkan oleh

pertanyaan yang tersedia

• Berilah tanda centang pada salah satu pilihan yang tertera

dibelakang pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang Anda

pilih

No Pertanyaan Benar Salah


1. Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal, yang lebih
encer dan frekuensi BAB lebih dari 3 kali sehari .
2. Diare dapat disebabkan oleh makanan yang tertutup
penyajiannya
3. Diare disebabkan karena lingkungan yang tidak sehat,
misalnya sumber air langsung dari sungai
4. Air sungai dapat digunakan untuk membersihkan alat – alat
rumah tangga
5. Penderita diare tidak dapat menyebarkan kuman melalui
kotoran (BAB)
6. Tanda dan gejala anaka mengalami diare adalah cengeng,
gelisah dan nafsu makan menurun

7. Anak yang mengalami diare menandakan anak bertambah


pintar dan bertambah besar
8. Gangguan gizi akan terjadi pada balita yang menderita diare
apabila terjadi perubahan pola makan
9. Apabila pada anak diare terdapat darah dalam tinja maka
disebut disentri
10. Balita yang menderita diare jika tidak ditangani dengan baik
maka tidak akan mengalami kekurangan cairan (dehidrasi)
11. ASI dapat mencegah diare karena mengandung antibodi yang
memberikan perlindungan terhadap penyakit diare
12. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
makan dapat mencegah diare
13. Membersihkan jamban / toilet secara teratur berperan dalam
penurunan risiko penyakit diare.
14. Anak yang mengalami diare saat dirumah dapat diberkan
oralit, air tajin, kuah sayur dan air matang
15. Anak yang menderita diare sebaiknya diberikan vitamin zink
selama 10 hari

2. Kuesioner perilaku Ibu dalam Perila

ku Hidup Bersih dan Sehat menggunakan jamban sehat

Isi kolom yang ada sesuai dengan keadaan diri anda yang

sebenarnya. Berilah tanda chek list (√) pada salah satu aktivitas yang

anda lakukan. Saya sangat menghargai kejujuran dan keterbukan anda.

No. Pernyataan Ya Tidak

Apakah anda menggunakan jamban sehat


1.
setiap buang air besar dirumah
Apakah anda buang air besar di sungai
2.
atau dikebun ketika berada diluar rumah
Apakah anda mengajarkan pada anak balita
3.
untuk buang air besar menggunakan jamban
Apakah jamban anda memiliki septic tank
4. sebagai pembuangan akhir
Apakah anda menyiram kotoran / tinja
5.
dijamban setelah buang air besar
Apakah anda menggunakan jamban yang
6.
jarak penampungannya ≥10 meter dari
sumber air di rumah
Apakah anda menggunakan jamban yang
7.
mudah dihinggapi serangga/lalat

Apakah Jamban anda mengotori tanah


8.
permukaan dan air yang ada di dekat
rumah

Apakah anda rutin membersihkan jamban?


9.
Apakah anda selalu mencuci tangan
10.
menggunakan sabun setelah buang air
besar?
3. Kuesioner diare pada balita

a. F rekuensi BAB anak perhari

1 kali
2 kali

3 kali

Lebih dari 3 kali

b. jika anak diare dalam 1 bulan sebanyak berapa kali ............................

c. jika anak diare dalam 1 tahun paling banyak berapa

kali.................................

MASTER TABEL

Nama_Ibu Umur_Ibu Pendidikan Pekerjaan Nama_Balita Umur_Balita


1 Sri Hendra... 25 D3 IRT Muh. Zidan... 5 Tahun
2 Indriana Pa... 22 SMA IRT Arfandi 3 Tahun
3 Mirna 21 SMA IRT Marwah 1,4 Tahun
4 Isma Waty 20 SMP IRT Muh. Arbia... 3 Tahun
5 Putu Rudianti 24 SMP IRT Wahyu 1 Tahun
6 Wayan yus... 35 SMA IRT Nyoman A... 1,5 Tahun
7 Purwanti 27 SMP IRT Arya 1,6 Tahun
8 Rita 26 SMA IRT Alan Agusti... 1,4 Tahun
9 Nyoman Sr... 23 SMA IRT Ayu Darma 2,5 Tahun
10 Niluh Rumi... 24 SMP IRT Putu Arya ... 4 Tahun
11 MadeSwartini 24 SMP IRT I Made Rio ... 4 Tahun
12 Ketut Karu... 27 SMA IRT Kadek Wani 2 Tahun
13 Komang S... 30 SMP IRT Kadek Redi... 3 tahun
14 Endah 30 SMA IRT Bulan 2 Tahun
15 Wd. ST Ra... 28 S1 PNS Izzam Abd... 3 Tahun
16 Sulastriyani 26 D3 IRT Muh. Silkhi... 4 Tahun
17 Niluh Gede... 25 SMA IRT Niluh Rhes... 2 Tahun
18 SriWahyuni 24 SMA IRT Muh. Gibra... 1 Tahun
19 Nyoman Ju... 35 D3 PNS Nyoman Ta... 2 Tahun
20 Jumarni 28 D3 PNS Ahmad Alg... 1 Tahun
21 sarlia 30 D3 PNS Muh. Akhd... 2 Tahun
22 Putu Sukar... 20 SMA IRT I wayan As... 1 Tahun
23 Ayu 23 SMP IRT Dinda Ayu 4 Tahun
24 Dwi Astuti 25 SMA IRT Rika 2 Tahun
25 Santi 24 SMP IRT Dewi Kumala 2 Tahun
26 Puji Astuti 30 SMP IRT Siska Ayu 4 Tahun
27 Siska 25 SMA IRT Arya 2 Tahun
28 Marisa 30 SMP IRT Ahmad Agus 3 Tahun
29 Nurhayati 29 SMA IRT Firman 2 Tahun
30 Dian 18 SMP IRT Agus Rah... 3 Tahun
31 Murni 26 SMA IRT Nur Cahya 2 Tahun
32 Asti 27 SMP IRT Indah Puspita 3 Tahun
33 Intan 22 SMA IRT Rahman 4 Tahun
34 Irmayanti 29 D3 PNS Muhamma... 2 Tahun
35 Jumriani 22 SMA IRT Fitriani 3 Tahun
36 Sartini 30 SMP IRT Ahmad Farid 3 Tahun

Penyakit_Y... Riwayat_Di... P1 P2 P3 P4
1 Tidak Diare Tidak Benar Salah Benar Salah
2 Diare Ya Benar Salah Benar Salah
3 Tidak Diare Tidak Benar Salah Salah Benar
4 diare Ya Benar Salah Benar Benar
5 diare Ya Benar Benar Salah Salah
6 diare Ya Benar Salah Benar Salah
7 diare Ya Benar Benar Salah Benar
8 diare Ya Benar Salah Benar Benar
9 diare Ya Benar Benar Salah Benar
10 diare Ya Benar Salah Salah Salah
11 Tidak Diare Tidak Benar Salah Benar Salah
12 diare Ya Benar Salah Benar Benar
13 diare Ya Benar Benar Salah Salah
14 diare Ya Benar Salah Benar Salah
15 Tidak Diare Tidak Benar Benar Benar Benar
16 diare Ya Benar Salah Salah Salah
17 diare Ya Benar Salah Salah Salah
18 Tidak Diare Tidak Benar Benar Benar Benar
19 diare Ya Benar Salah Benar Salah
20 diare Ya Benar Salah Benar Benar
21 diare Ya Benar Salah Salah Benar
22 diare Ya Benar Salah Salah Salah
23 diare Ya Benar Benar Salah Salah
24 diare Ya Benar Benar Benar Salah
25 diare Ya Benar Salah Salah Salah
26 diare Ya Benar Salah Benar Benar
27 Tidak Diare Tidak Benar Benar Benar Benar
28 Diare Ya Benar Salah Benar Benar
29 diare Ya Benar Salah Salah Salah
30 Diare Ya Benar Benar Salah Benar
31 Tidak Diare Tidak Benar Benar Benar Benar
32 diare Ya Benar Benar Benar Benar
33 diare Ya Benar Benar Salah Salah
34 Tidak Diare Tidak Benar Benar Benar Benar
35 diare Ya Benar Salah Salah Benar
36 tidak diare Tidak Benar Salah Benar Benar
P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
2 Benar Benar Salah Benar Benar Benar
3 Salah Salah Benar Salah Salah Salah
4 Benar Benar Salah Benar Benar Benar
5 Benar Benar Salah Benar Salah Salah
6 Benar Benar Salah Salah Salah Salah
7 Benar Salah Benar Benar Salah Benar
8 Salah Benar Salah Benar Benar Salah
9 Benar Benar Salah Benar Salah Salah
10 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
11 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
12 Benar Benar Salah Benar Salah Salah
13 Benar Benar Salah Benar Salah Salah
14 Benar Benar Salah Salah Salah Salah
15 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
16 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
17 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
18 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
19 Benar Benar Salah Salah Salah Salah
20 Benar Salah Salah Benar Benar Salah
21 Benar Benar Salah Benar Benar Salah
22 Benar Benar Salah Benar Benar Salah
23 Benar Benar Salah Benar Salah Salah
24 Benar Benar Salah Benar Benar Salah
25 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
26 Benar Benar Salah Benar Salah Salah
27 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
28 Benar Benar Salah Benar Salah Salah
29 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
30 Benar Salah Benar Salah Benar Benar
31 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
32 Salah Benar Benar Salah Benar Benar
33 Benar Benar Salah Benar Salah Salah
34 Salah Benar Salah Benar Benar Benar
35 Salah Salah Benar Salah Salah Salah
36 Benar Benar Salah Benar Benar Benar
P11 P12 P13 P14 P15 Pengetahuan
1 Benar Benar Benar Benar Salah Baik
2 Benar Benar Benar Benar Salah Baik
3 Salah Benar Salah Salah Salah Kurang
4 Benar Benar Benar Benar Benar Baik
5 Salah Salah Benar Salah Benar Kurang
6 Benar Benar Salah Benar Salah Cukup
7 Salah Salah Salah Salah Salah Kurang
8 Benar Benar Salah Benar Benar Cukup
9 Benar Benar Salah Benar Benar Cukup
10 Benar Salah Salah Salah Salah Cukup
11 Benar Benar Benar Benar Benar Baik
12 Benar Salah Benar Benar Benar Kurang
13 Salah Salah Benar Salah Benar Kurang
14 Benar Benar Salah Benar Salah Cukup
15 Benar Benar Benar Benar Benar Baik
16 Benar Salah Salah Salah Salah Cukup
17 Benar Salah Salah Salah Salah Cukup
18 Benar Benar Benar Benar Benar Baik
19 Benar Benar Salah Benar Salah Cukup
20 Benar Benar Benar Benar Benar Cukup
21 Benar Benar Salah Benar Benar Kurang
22 Benar Benar Benar Benar Benar Kurang
23 Salah Salah Benar Salah Benar Kurang
24 Benar Salah Salah Salah Salah Cukup
25 Benar Salah Salah Salah Salah Cukup
26 Benar Salah Benar Benar Benar Kurang
27 Benar Benar Benar Benar Benar Baik
28 Benar Salah Benar Benar Benar Kurang
29 Benar Salah Salah Salah Salah Cukup
30 Salah Benar Benar Salah Benar Baik
31 Benar Benar Benar Benar Benar Baik
32 Salah Benar Salah Salah Salah Cukup
33 Salah Salah Benar Salah Benar Kurang
34 Benar Benar Benar Benar Benar Baik
35 Salah Benar Salah Salah Salah Kurang
36 Benar Benar Benar Benar Benar Baik
PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 PR6
1 Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
2 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
3 Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
4 Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya
5 Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya
6 Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
7 Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
8 Ya Ya Ya Ya Ya Ya
9 Ya Ya Ya Ya Ya Tidak
10 Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya
11 Ya Ya Ya Ya Ya Ya
12 Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
13 Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya
14 Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
15 Ya Tidak Ya Ya Ya Ya
16 Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya
17 Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya
18 Ya Tidak Ya Ya Ya Ya
19 Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
20 Ya Tidak Ya Ya Ya Ya
21 Ya Tidak Ya Ya Ya Ya
22 Ya Tidak Ya Ya Ya Ya
23 Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya
24 Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
25 Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya
26 Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
27 Ya Tidak Ya Ya Ya Ya
28 Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
29 Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya
30 Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya
31 Ya Tidak Ya Ya Ya Ya
32 Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak
33 Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya
34 Ya Tidak Ya Ya Ya Ya
35 Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
36 Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya
PR7 PR8 PR9 PR10 Perilaku Frekuensi_...
1 Tidak Tidak Ya Ya Baik 1 Kali
2 Tidak Tidak Ya Ya Baik 1 Kali
3 Tidak Ya Ya Tidak Kurang 1 Kali
4 Tidak Tidak Ya Ya Baik 2 Kali
5 Ya Ya Tidak Ya Kurang 2 Kali
6 Ya Ya Tidak Tidak Kurang 1 Kali
7 Tidak Ya Tidak Ya Kurang 2 Kali
8 Ya Tidak Ya Ya Baik 2 Kali
9 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 1 Kali
10 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 3 Kali
11 Ya Tidak Ya Ya Baik 3 Kali
12 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 3 Kali
13 Ya Ya Tidak Ya Kurang 2 Kali
14 Ya Ya Tidak Tidak Kurang 1 Kali
15 Tidak Tidak Ya Ya Baik 2 Kali
16 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 3 Kali
17 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 3 Kali
18 Tidak Tidak Ya Ya Baik 2 Kali
19 Ya Tidak Tidak Ya Kurang >3 kali
20 Tidak Ya Tidak Ya Kurang >3 kali
21 Tidak Tidak Ya Ya Baik >3 kali
22 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 2 Kali
23 Ya Ya Tidak Ya Kurang 2 Kali
24 Tidak Tidak Ya Tidak Baik 2 Kali
25 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 3 Kali
26 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 3 Kali
27 Tidak Tidak Ya Ya Baik 2 Kali
28 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 3 Kali
29 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 3 Kali
30 Ya Tidak Tidak Ya Kurang 1 Kali
31 Tidak Tidak Ya Ya Baik 1 Kali
32 Tidak Tidak Tidak Ya Kurang 1 Kali
33 Ya Ya Tidak Ya Kurang 2 Kali
34 Tidak Tidak Ya Ya Baik 2 Kali
35 Tidak Ya Ya Tidak Kurang 1 Kali
36 Tidak Tidak Ya Ya Baik 2 Kali
Frekuensi_... Frekuensi_...
1 0 kali 0 kali
2 1 kali 4 kali
3 0 kali 0 kali
4 2 kali 3 kali
5 1kali 5 kali
6 1 kali 3 kali
7 1 kali 4 kali
8 1 kali 3 kali
9 2 kali 3 kali
10 3 kali 4 kali
11 0 kali 0 kali
12 1 kali 3 kali
13 1kali 5 kali
14 1 kali 3 kali
15 0 kali 0 kali
16 3 kali 4 kali
17 3 kali 4 kali
18 0 kali 0 kali
19 1 kali 3 kali
20 2 kali 3 kali
21 1 kali 1 kali
22 3 kali 6 kali
23 1kali 4 kali
24 1 kali 1 kali
25 3 kali 4 kali
26 1 kali 3 kali
27 0 kali 0 kali
28 1 kali 4 kali
29 3 kali 4 kali
30 2 Kali 4 kali
31 0 kali 0 kali
32 2 kali 4 kali
33 1kali 3 kali
34 0 kali 0 kali
35 1 kali 2 kali
36 2 kali 3 kali
HASIL UJI STATISTIK

1. Analisis Univariat

a. Umur balita

Umur_Balita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 Tahun 4 11.1 11.1 11.1

1,4 Tahun 2 5.6 5.6 16.7

1,5 Tahun 1 2.8 2.8 19.4

1,6 Tahun 1 2.8 2.8 22.2

2 Tahun 1 2.8 2.8 25.0

2 Tahun 10 27.8 27.8 52.8

2,5 Tahun 1 2.8 2.8 55.6

3 tahun 1 2.8 2.8 58.3

3 Tahun 8 22.2 22.2 80.6

4 Tahun 6 16.7 16.7 97.2

5 Tahun 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

b. Umur Responden/Ibu

Umur_Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 18 1 2.8 2.8 2.8

20 2 5.6 5.6 8.3

21 1 2.8 2.8 11.1

22 3 8.3 8.3 19.4


23 2 5.6 5.6 25.0

24 5 13.9 13.9 38.9

25 4 11.1 11.1 50.0

26 3 8.3 8.3 58.3

27 3 8.3 8.3 66.7

28 2 5.6 5.6 72.2

29 2 5.6 5.6 77.8

30 6 16.7 16.7 94.4

35 2 5.6 5.6 100.0

Total 36 100.0 100.0

c. Pendidikan

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 13 36.1 36.1 36.1

SMA 16 44.4 44.4 80.6

D3 6 16.7 16.7 97.2

S1 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

d. Pekerjaan

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 31 86.1 86.1 86.1

PNS 5 13.9 13.9 100.0

Total 36 100.0 100.0


e. Riwayat Diare

Riwayat_Diare

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 27 75.0 75.0 75.0

Tidak 9 25.0 25.0 100.0

Total 36 100.0 100.0

f. Pengetahuan

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 11 30.6 30.6 30.6

Cukup 13 36.1 36.1 66.7

Kurang 12 33.3 33.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

g. Perilaku

Perilaku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 13 36.1 36.1 36.1

Kurang 23 63.9 63.9 100.0

Total 36 100.0 100.0


2. Analisis Bivariat
a. Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita

Pengetahuan * Riwayat_Diare Crosstabulation

Riwayat_Diare

Ya Tidak Total

Pengetahuan Baik Count 3 8 11

Expected Count 8.2 2.8 11.0

% within Pengetahuan 27.3% 72.7% 100.0%

Cukup Count 13 0 13

Expected Count 9.8 3.2 13.0

% within Pengetahuan 100.0% .0% 100.0%

Kurang Count 11 1 12

Expected Count 9.0 3.0 12.0

% within Pengetahuan 91.7% 8.3% 100.0%

Total Count 27 9 36

Expected Count 27.0 9.0 36.0

% within Pengetahuan 75.0% 25.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 19.475a 2 .000

Likelihood Ratio 20.713 2 .000

Linear-by-Linear Association 11.864 1 .001

N of Valid Cases 36

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 2,75.
Test Statisticsa

Riwayat_Diare

Most Extreme Differences Absolute .727

Positive .727

Negative .000

Kolmogorov-Smirnov Z 1.775

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a. Grouping Variable: Pengetahuan

b. Perilaku Ibu terhadap PHBS dalam Penggunaan Jamban Sehat


Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Perilaku * Riwayat_Diare Crosstabulation

Riwayat_Diare

Ya Tidak Total

Perilaku Baik Count 5 8 13

Expected Count 9.8 3.2 13.0

% within Perilaku 38.5% 61.5% 100.0%

Kurang Count 22 1 23

Expected Count 17.2 5.8 23.0

% within Perilaku 95.7% 4.3% 100.0%

Total Count 27 9 36

Expected Count 27.0 9.0 36.0

% within Perilaku 75.0% 25.0% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 14.488a 1 .000

Continuity Correctionb 11.599 1 .001

Likelihood Ratio 14.938 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.086 1 .000

N of Valid Casesb 36

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,25.

b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai