Anda di halaman 1dari 6

DIABETES MILITUS

1
Gleria mawitjere, 2Prycilia Pingkan Mamuaja, 3Deviana Pratiwi Munthe, Manoppo JE
1,2,3
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Manado, Manado, Indonesia
Email: mawitjeregleria15@gmail.com
NIM: 18704048 , Kelas :A

Abstrak
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ
pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan
peningkatan kadar glukosa dalam darah. DM merupakan salah satu penyakit tidak menular
dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting.
Angka kejadian Diabetes mellitus meningkat dalam beberapa dekade. Secara umum
diperkirakan sebanyak 422 juta dewasa terdiagnosis Diabetes mellitus pada tahun 2014, lebih
banyak dibandingkan dengan tahun 1980 (sebanyak 108 juta jiwa). Hal ini mungkin disertai
dengan peningkatan faktor risiko seperti obesitas dan gaya hidup sedentary (kebiasaan-
kebiasaan dalam kehidupan seseorang yang tidak banyak melakukan aktifitas fisik atau tidak
banyak melakukan gerakan). Di Indonesia sebanyak 2,1 % terdiagnosis DM (RISKESDAS
2013) dengan prevalensi usia paling banyak terdiagnosis pada usia 55 – 64 tahun.

Pendahuluan
Diabetes (diabetes melitus) adalah suatu penyakit metabolik yang diakibatkan oleh
meningkatnya kadar glukosa atau gula darah. Gula darah sangat vital bagi kesehatan karena
merupakan sumber energi yang penting bagi sel-sel dan jaringan.
Penyakit ini dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:Diabetes tipe 1, di mana sistem daya tahan
tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta di pankreas yang memproduksi
insulin.Diabetes tipe 2, di mana sel beta di pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah
yang cukup, atau sel-sel tubuh tidak menunjukkan respons terhadap insulin yang diproduksi.
Pembahasan

Pembahasan 1.1 Penelitian Bersubjek Manusia.

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel
dalam sebuah penelitian.[1] Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang
digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengenai populasi, sampel dan teknik
sampling (acak/non-acak) yang digunakan.[1][2] Subjek penelitian dapat terdiri dari tiga
level, yaitu:[1]
1.Mikro merupakan level terkecil dari subjek penelitian, dan hanya berupa individu.
2.Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota lebih banyak,
misal keluarga dan kelompok.
3.Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang sangat banyak, seperti
masyarakat atau komunitas luas.

Pembahasan 1.2 Syarat-syarat penelitian dengan subjek manusia

Ketika melakukan penelitian, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hasil
penelitian sesuai dengan teori maupun data di lapangan. Dalam metode penelitian sosial,
penelitian yang dilakukan harus sistematis, terencana, dan sesuai dengan prosedur.Sistematis
artinya penelitian dilaksanakan berdasarkan pola tertentu agar efektivitas dan efisiensi dapat
dirasakan pada penelitian. Karena penelitian merujuk kepada suatu teori atau konsep, perlu
diperhatikan bahwa teori tersebut hanya berlaku di situasi tertentu. Kita harus melihat jika
topik penelitian kita sesuai dengan teori yang akan kita gunakan. Hal ini perlu diperhatikan
karena ilmu sosial tidaklah sekaku ilmu eksak, sehingga sedikit perbedaan pola dapat
memberikan hasil yang berbeda.

Pembahasan 1.3 Pelanggaran etik dalam penelitian

Pelanggaran etika penelitian adalah penipuan saintifik (scientific fraud), yaitu usaha untuk
memanipulasi fakta-fakta atau menerbitkan hasil kerja orang lain secara sengaja. Pada tahun
1830, matematikawan dari Inggris bernama Charles Babbage (dalam Nur, 2004) menerangkan
teknik manipulasi data, yakni trimming (menghapus data yang tidak cocok dengan hasil yang
diharapkan) dan cooking (memilih data yang hanya cocok dengan hasil yang diharapkan
sehingga membuat data lebih meyakinkan). Kasus penipuan saintifik salah satunya ditemukan
pada tahun 1980-an, dimana seorang kardiolog muda bernama John Darsee, yang bekerja di
salah satu lembaga riset bergengsi di dunia yaitu Harvard Medical School di Boston,
Massachusetts (Nur, 2004). Dia dikenal sebagai ilmuwan yang berbakat karena telah
mempublikasikan hampir 100 artikel dan abstrak dalam masa dua tahun di Harvard. Pada
tahun 1981, rekan-rekan kerja Darsee mengetahui dan melaporkan kepada kepala
laboratorium bahwa dia telah membuat data palsu dalam eksperimen. Mereka juga
melaporkan bahwa Darsee juga telah memalsukan data di beberapa artikel yang telah
dipublikasikan. Ketika diselidiki, Darsee mengaku telah melakukan hal tersebut. Penyelidikan
berikutnya juga menemukan bahwa Darsee telah memalsukan data bukan saja di Harvard,
tetapi di posisi sebelumnya di Emory University di Georgia dan bahkan ketika sebagai
mahasiswa sarjana di Notre Dame University di Indiana. Darsee dikeluarkan dari Harvard dan
ditutup kemungkinannya untuk menerima dana riset dari pemerintah. Artikelnya di jurnal
yang memuat data palsu tersebut juga telah ditarik kembali

Pembahasan 1.4 Pengertian Diabetes Militus

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ
pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan
peningkatan kadar glukosa dalam darah. DM merupakan salah satu penyakit tidak menular
dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting.

pembahasan 1.5 Tanda dan gejala Diabetes Militus

Penyebab diabetes
Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin. Penyakit diabetes muncul
disebabkan karena kurangnya kadar insulin di dalam tubuh atau resistensi tubuh terhadap
insulin. Untuk dapat masuk ke dalam sel, glukosa membutuhkan insulin. Setelah masuk
kedalam sel, barulah glukosa dapat di metabolisme. Jika insulin berkurang, maka glukosa
yang tinggi kadarnya didalam darah, tidak dapat masuk dalam sel, tidak dapat di metabolisme,
sehingga akan tetap tinggi kadarnya dalam darah, dan lama kelamaan akan membuat sel
kelaparan, badan lemah dan kurus. Itulah yang menjadi catatan penting bagi penderita
diabetes untuk menjaga asupan makanan terutama tidak berlebihan dalam mengonsumsi
makanan yang mengandung gula atau yang manis-manis.

 Apa yang menyebabkan kadar insulin dalam tubuh kita rendah atau berkurang? Ada 2
faktor, diantaranya adalah faktor genetik dari orang yang mengidap diabetes, yang
menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang
cukup, atau bahkan tidak memproduksinya sama sekali dan kerusakan dari sel beta
pancreas itu sendiri, seperti infeksi, factor usia dll.

 Faktor kedua adalah tubuh tetap memproduksi insulin, hanya saja tidak bekerja
dengan baik karena tubuh mengalami resistensi atau kebal terhadap insulin. Misalnya
pada orang yang gemuk, akan lebih banyak mengalami kekebalan terhadap insulin.

 Menerapkan gaya hidup yang sehat wajib hukumnya untuk menjaga kadar gula darah
normal tetap dalam batasan sehat. Kisaran kadar gula normal dalam darah umumnya
adalah kurang dari 126 mg/dL saat puasa (sebelum makan) dan kurang dari 140
mg/dL untuk 2 jam setelah makan.

 Gejala-gejala diabetes Tanda awal diabetes memang sering kali tidak terlihat. Oleh
karena itu, banyak norang baru menyadari memiliki diabetes ketika telah mengalami
komplikasi. Itulah sebabnya, mari kenali tanda-tanda gejala diabetes lebih awal, agar
bisa kita cegah sedini mungkin.

 Sering merasa hausIni terjadi dikarenakan semakin banyak gula yang ada dalam
tubuh, maka ginjal akan secara otomatis berusaha mengeluarkannya. Kadar gula diurin
akan meningkat karena ambang batas ginjal dalam proses penyerapan gula kembali
(re-absorpsi) terlewati, sehingga gula akan
 dileuarkan. Semakin banyak kencing, maka tubuh akan semakin kurang cairan dan
timbul respon haus, sehingga penderita diabetes mellitus jadi sering merasa haus.

 Sering merasa lapar tubuh mengubah makanan yang Anda konsumsi menjadi glukosa
yang digunakan sel untuk energi. Tapi, sel-sel tubuh membutuhkan insulin untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel dan akhirnya di metabolism menjadi energi. Bila
tubuh tidak menghasilkan cukup insulin, glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel dan
tidak dapat diubah oleh sel menjadi energi. Alhasil, Anda mudah merasa lapar sebagai
respon tubuh untuk berusaha meningkatkan energy.

 Gatal-gatal pada penderita diabetes, infeksi jamur banyak terjadi. Gejala infeksi jamur
adalah gatal – gatal terutama di kemaluan. Selain itu, kulit penderita diabetes lebih
cenderung kering dan tidak lembab, sehingga lebih memicu terjadinya gatal – gatal.

 Kurus & Lemas Insulin yang terlalu sedikit membuat sel tidak bisa mengambil
glukosa untuk dijadikan energi. Akibatnya, tubuh menjadi cepat lemas dan mengalami
penurunan berat badan secara tiba-tiba dalam jumlah besar.

Pembahasan 1.6 Faktor resiko Diabetes Militus

Berikut ini faktor-faktor risiko diabetes tipe 1:


Memiliki anggota keluarga yang mengidap diabetes tipe 1 Terkena infeksi virus
Orang berkulit putih dipercaya lebih berisiko mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain
Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator)
Usia. Meskipun diabetes tipe 1 bisa muncul pada usia berapapun, tapi penyakit ini banyak
dialami oleh anak-anak berumur 4–7 tahun dan 10–14 tahun.

Faktor risiko kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe dua antara lain usia, aktifitas fisik,
terpapar asap, indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, stres, gaya hidup, adanya riwayat
keluarga, kolesterol HDL, trigliserida, DM kehamilan, riwayat ketidaknormalan glukosa dan
kelainan lainnya (Morton et al, 2012; Koes Irianto 2012; De Graaf et al, 2016). Penelitian
yang dilakukan oleh Trisnawati (2012) menyatakan bahwa riwayat keluarga, aktifitas fisik,
umur, stres, tekanan darah serta nilai kolesterol berhubungan dengan terjadinya DM tipe dua,
dan orang yang memiliki berat badan dengan tingkat obesitas berisiko 7,14 kali terkena
penyakit DM tipe dua jika dibandingkan dengan orang yang berada pada berat badan ideal
atau normal.

Pembahasan 1.7 Pencegahan Diabetes Militus

Pencegahan penyakit diabetes melitus tipe 2 terutama ditujukan kepada orang-orang yang
memiliki risiko untuk menderita DM tipe 2. Tujuannya adalah untuk memperlambat
timbulnya DM tipe 2, menjaga fungsi sel penghasil insulin di pankreas, dan mencegah atau
memperlambat munculnya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Faktor risiko DM
tipe 2 dibedakan menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat
dimodifikasi. Usaha pencegahan dilakukan dengan mengurangi risiko yang dapat
dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi contohnya ras dan etnik, riwayat anggota keluarga
menderita DM, usia >45 tahun, riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi>4000 gram
atau riwayat pernah menderita DM gestasional (DMG), dan riwayat lahir dengan berat badan
rendah, kurang dari 2,5 kg.

Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas
memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan
kadar glukosa dalam darah. DM merupakan salah satu penyakit tidak menular dan merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting.

Daftar Pustaka
SabaruddinYunisBangun, 2017. “Development Center and Student Sport Training of North
Sumatera”. International Journal of Science and Research, Volume: 6, Edisi: 4: 18-21
Surat Keputusan, 2009. Tentang Penetapan Atlet dan Pelatih Program Pembinaan Intensif
(PPI) No: SKEP 03/KONI-SU/II/2009. Sumatera Utara: KONI SUMUT.
Undang-UndangNo 3 tahun 2005, SistemKeolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan
Hukum, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI.

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-diabetes-melitus-dan-
gangguan-metabolik/pencegahan-diabetes-melitus

Anda mungkin juga menyukai