Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT PENYERTA MASA KEHAMILAN :

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas II


Dosen Pengampu: Ns. Yunita Wulandari.,M.Kep.

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Fatah Kholison (ST182014)


2. Ferdin Alfino Iskandar (ST182015)
3. Ferryda Leyla Mariana W. (ST182016)
4. Guntur Setiawan (ST182017)
5. Hari Purnomo (ST182018)
6. Indah Adhitama Chrisnanda (ST182019)
7. Jumiran (ST182020)

PROGRAM TRANSFER PRODI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

i
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Maternitas II tentang Asuhan
Keperawatan Penyakit Penyerta Masa Kehamilan : Hipertensi Pada Kehamilan dengan
baik dan tepat waktu. Penugasan ini merupakan salah satu komponen untuk
mendapatkan nilai tambahan pada salah satu mata kuliah yang di tempuh dalam jurusan
S1 transfer keperawatan angkatan XI di STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Kami menyadari bahwa dalam tugas makalah ini, jika tanpa adanya bimbingan,
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, tentu tidak akan dapat terselesaikan. Oleh
kerena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu dosen yang sudah membimbing kami serta teman-teman yang sudah
mensuport serta membantu kami dalam menyelelesaikan makalah ini.

Semoga amal baik pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Maternitas II ini mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT. Kami menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan.
Maka dari itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Aamiin.

Surakarta, September 2019

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................i
Kata Pengantar .................................................................................................ii
Daftar Isi ..........................................................................................................iii
BAB I Pendahualuan
1. Latar Belakang .....................................................................................1
2. Tujuan ..................................................................................................3
3. Rumusan Masalah ................................................................................3
BAB II Pembahasan
1. Laporan Pendahuluan ..........................................................................4
2. Konsep Asuhan Keperawatan...............................................................16
3. Asuhan Keperawatan ...........................................................................20
BAB III Penutup
1. Kesimpulan...........................................................................................32
2. Saran ....................................................................................................33
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan World Health Organization (WHO), upaya untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) telah

menjadi topik pembicaraan dalam konferensi internasional sejak tahun 1980.

Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan dan merupakan salah satu target yang telah ditentukan

dalam Millennium Development Goals (MDGs). Dimana target yang diharapkan

pada tahun 2015 angka kematian ibu menurun sebesar 75% (WHO,2007).

Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian

Ibu yang masih tergolong sangat tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN

lainnya. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2010, pada saat ini Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 226 per

100.0000 kelahiran hidup, diharapkan pada tahun 2015 menjadi 102/100.000

kelahiran hidup.

Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat

persalinan dan segera setelah persalinan. Penyakit hipertensi pada kehamilan

berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.

Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh

kehamilan. Seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama masa hamil, setengah

sampai dua pertiganya didiagnosa mengalami preeklamsia atau eklamsia.

Prevalansi kehamilan pada wanita dengan penyakit ginjal kronis atau penyakit

1
pembuluh darah seperti hipertensi essential, diabetes mellitus dan lopus

eritematosus meningkat sampai 20-40%.

Insiden hipertensi dalam kehamilan yang secara khusus preeklamsia dan

eklamsia di Negara berkembang berkisar antara 0,3-0,7%, sedangkan di Negara-

negara maju angka eklamsia lebih kecil yaitu 0,05-0,1%. Di Indonesia

preeklamsia berat dan eklamsia yang merupakan salah satu penyebab kematian

ibu berkisar 1,5-25%. Eklampsia menyebabkan 50.000 kematian/tahun di

seluruh dunia, 10% dari total kematian. Banyak factor yang menyebabkan

meningkatnya insiden preeklamsia pada ibu hamil antara lain nulipara, usia

kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, multifara, hipertensi kronis,

diabetes mellitus atau penyakit ginjal serta dipengaruhi oleh paritas, genetik, dan

faktor lingkungan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun

2015, Puskesmas Andalas merupakan nomor dua angka ibu hamil dengan risiko

tinggi. Setelah dilakukan survey, didapatkan populasi ibu hamil dengan

hipertensi dalam satu tahun terakhir adalah 8 orang.

Studi pendahuluan yang penelitilakukan di Puskesmas AndalasKota

Padang pada tanggal 10 Februari 2017, yaitu penelitimelakukan wawancara

kepada salah seorang petugas kesehatanyang bekerja di ruang KIA. Berdasarkan

penuturan dari petugas kesehatan tersebut, diketahui bahwa masih ada ibu hamil

dengan hipertensi dalam kehamilan yang tidak tepat waktu dalam memeriksakan

kondisi kehamilannya. Sedangkan dalam memberikan asuahan keperawatan,

pengkajian yang dilakukan belum menyeluruh, karena petugas tersebuttidak ada

menjelaskan melakukan pengkajian terhadap psikososial ibu hamil dengan

hipertensi. Petugas puskesmas tersebut juga menjelaskan beberapa tindakan

yang biasa dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi yaitu dengan melakukan

2
pengukuran tekanan darah, melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, dan

menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium. Tetapi dalam penjelasan

tersebut tidak ada disebutkan salah satu implementasi yang dianjurkan untuk ibu

hamil dengan hipertensi adalah istirahat yang cukup dan melakukan tirah baring

dengan posisi miring ke sebelah badan. Dapat dilihat disini, bahwa peran

perawat sebagai promotif, preventif dan sebagai pemberi asuhan keperawatan

belum sepenuhnya diterapkan.

B. Tujuan

Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi

C. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada
permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah ini hanya
hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini ditandai
dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema, convulsi,
coma, atau gejala-gejala lain.
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan
dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg
atau adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011).

2. Etiologi
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
d. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
e. obesitas
3. Manifestasi Klinis
a. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
b. Mengalami hipertensi diberbagai level.
c. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
d. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
e. Berpotensi gagal hati.
f. kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
g. meningkatnya enzim hati.

4
h. jumlah trombosit menurun.

4. Patofisiologi
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang
pertama kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan
langsung pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan
konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan
histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular
menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab
hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri
menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi.
Perubahan-perubahan  ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan
kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan
konstituen darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di
subendotel. Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia
jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan
kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang
berat.

5. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari
dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior,
terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah
menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal
dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat
jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing,
gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.

b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah
baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk
menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian diuretik,
pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.

c. Hipertensi kronis

5
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga
dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo
(2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya:
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah
baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam
secukupnya, dan rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu
minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan
hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang
lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan
pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga,
dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi
janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai
tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi
beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus dan
sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.

6. Diagnosa Keperawatan berdasarkan NANDA NIC NOC


a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
suplai oksigen ke jaringan
c. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
6
d. Resiko cedera dengan faktor resiko internal (disfungsi integrasi
sensori)
e. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
f. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
g. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

7. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN

7
1. Ketidakefektifan pola
nafas berhubungan NOC: Setelah dilakukan NIC:
dengan sindrom tindakan keperawatan, a. monitor vital sign
hipoventilasi diharapkan partisipan
menunjukkan keefektifan Tindakan keperawatan:
dalam bernafas dan dengan
Defenisi : indikator : 1) Memonitor tekanan
Inspirasi dan / atau darah, nadi, suhu, dan
ekspirasi yang tidak status pernafasan,
memberi ventilasi a. Satus Pernafasan 2) Memonitor denyut
adekuat. jantung
Kriteria hasil: 3) Memonitor suara
Batasan 1) frekunsi pernapasan paruparu
Karakteristik: normal 4) Memonitor warna kulit
2) irama pernafasan 5) Meniai CRT
a) Dispnea normal
b) Fase ekspirasi 3) tidak ada b. monitor pernafasan
memanjang dispnea
c) Penggunaan otot Tindakan keperawatan:
pada saat istirahat
bantu pernapasan
4) tidak ada suara 1) Memonitor tingkat,
d) Penurunan
mendengkur irama, kedalaman, dan
kapasitas vital
kesulitan bernafas
e) Penurunan tekanan
2) Memonitor
ekspirasi
gerakan dada
f) Penurunan tekanan
inspirasi 3) Monitor bunyi
pernafasan
g) Penurunan ventilasi
4) Auskultasi bunyi paru
semenit
5) Memonitor pola nafas
h) Pola napas
abnormal 6) Monitor suara nafas
i) takipnea tambahan

c. Pengaturan posisi

1) Poposisikanpasien untuk
mengurangi dispnea,
misalnya posisi semi
fowler

8
2. Ketidakefektifan NOC: Setelah dilakukan NINIC:
perfusi jaringan tindakan a.
perifer berhubungan keperawatan, Oxygen therapy
dengan kurang diharapkan partisipan 1) (terapi oksigen)
suplai oksigen ke menunjukkan keefektifan Monitor
jaringan. perfusi jaringan kemampuan pasien
perifer dengan dalam mentoleransi
Defenisi : penurunan 2) kebutuhan oksigen saat
indikator :
sirkulasi darah ke makan Monitor
perifer yang dapat 3) perubahan warna kulit
mengganggu a. Perfusi jaringan
perifer pasien
kesehatan
Kriteria hasil : Monitor posisi
4) pasien untuk
1) Pengisian kapiler jari
normal membantu
Batasan
2) Pengisian kapiler jari masuknya oksigen
Karakteristik: kakinormal Memonitor penggunaan
3) Kekuatan denyut nadi b. oksigen saat pasien
Edema karotisnormal beraktivitas
Nyeri ekstermitas 4) Edema perifer tidak
Penurunan nadi ada Peripheral
perifer
Perubahan 1 sensationManagement
karakteristik kulit ) (menajemen sensasi
perifer)
(misalnya warna,
elastisitas, rambut,
kelembapan, kuku, Memonitor
sensasi, dan suhu). 2 perbedaan
Perubahan tekanan ) terhadap rasa
darah tajam,tumpul,panas atau
Waktu 3 dingin
pengisian ) Monitor adanya mati
kapiler > 3 detik rasa,rasa geli.
Warna tidak kembali Diskusikan tentang
adanya kehilangan
ke tungkai 1 menit
4 sensasi atau perubahan
setelah tungkai
diturunkan. ) sensasi
Minta keluarga untuk
memantau perubahan
warna kulit setap hari
3. Nyeri akut NOC : Setelah dilakukan NIC :
berhubungan dengan tindakan keperawatan,
agen cedera biologis diharapkan partisipan Manajemen nyeri :
mampu menangani
Defenisi : masalah nyeri dengan 1) Lakukan pengkajian
pengalaman sensori indikator : nyeri secara
dan emosional yang komprehensif yang
tidak kontrol nyeri meliputi lokasi,
menyenangkan yang karakteristik, durasi,
1) mengenali kapan nyeri
9
muncul akibat frekwensi, kualitas,
kerusakan jaringan

10
yang aktual atau terjadi intensitas dan faktor
potensial atau 2) menggunakan tindakan pencetus
digambarkan dalam pencegahan 2) Observasi adanya
hal kerusakan 3) mengenali gejala yang petubjuk non verbal
sedemikian rupa terkait dengan nyeri mengenai
(International 4) melaporan nyeri ketidaknyamanan
Association for the terkontrol 3) Gunakan strategi
Study of Pain ); komunikasi terapeutik
awitan yang tiba-tiba kepuasan klien untuk mengetahui
atau lambat dari manajemen nyeri pengalaman nyeri
intensitas ringan 4) Kaji pengetahuan pasien
hingga berat dengan megenai nyeri
1) nyeri terkontrol
akhir yang dapat 5) Tentukan akibat dari
diantisipasi atau 2) mengambil tindakan
untuk mengurangi pengalaman nyeri
diprediksi dan terhadap kualitas hidup
berlangsung kurang nyeri
3) mengambil tindakan seperti tidur, nafsu
dari 6 bulan makan, perasaan, dll
untuk memberikan
kenyamanan 6) Gali bersama faktor
Batasan yang dapat menurunkan
Karakteristik: 4) informasi disediakan
atau memperberat nyeri
untuk mengurangi
a) Bukti nyeri dengan 7) Berikan informasi
nyeri
menggunakan mengenai nyeri
standar daftar 8) Ajarkan prisip-prinsip
periksa nyeri untuk tanda-tanda vital
manajemen nyeri
pasien yang tidak 9) Ajarkan teknik
dapat 1) tingkat
nonfarmakologi seperti
mengungkapkanny pernapasannormal 2) teknik relaksasi, terapi
a tekanan darah musik
b) Ekspresi wajah sistoliknormal
nyeri (mis: mata 3) tekanan darah
kurang bercahaya, diastoliknormal
tampak kacau, 4) tekanan nadi normal
gerakan mata
berpencar atau
tetap pada satu
fokus, meringis)
c) Hambatan
kemampuan
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
d) Laporan tentang
perilaku/ nyeri
perubahan aktivitas
(mis: anggota
keluarga,
pemberian asuhan)

11
e) Perubahan pola
tidur
f) Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian
numerik)

4. Resiko cedera NOC :Setelah dilakukan NIC :


dengan faktor resiko tindakan keperawatan,
internal ( disfungsi diharapkan resiko cedera a.Manajemen lingkungan
integrasi teratasi dengan indikator :
sensori) 1) Ciptakan lingkungan
Kejadian jatuh yang aman bagi pasien
Defenisi : rentan 2) Lindungi pasien dengan
mengalami cedera Kriteria hasil : pegangan pada sisi/
fisik akibat kondisi 1) Tidak ada bantalan pada sisi
lingkungan yang jatuh ruangan yang sesuai
berinteraksi dengan saat sendiri 3) Letakkan benda yang
sumber-sumber 2) Tidak ada sering digunakan dalam
adaptif dan sumber Jatuh jangkauan pasien
defenisi individu, 4) Anjurkan keluarga atau
saat berjalan
yang dapat orang terdekat tinggal
mengganggu 3) Tidak ada
dengan pasien
kesehatan. Jatuh saat
kekamar b. Perawatan
mandi kehamilan resiko
tinggi

1) Kaji kondisi medis


aktual yang
berhubungan dengan
kondisi kehamilan
(misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
2) Kaji riwayat kehamilan
dan kelahiran yang
berhubungan dengan
faktor resiko kehamilan

12
Misalnya premature
preeklampsia, dll)
3) Kenali faktor resiko
sosio demografi yang
berhubungan dengan
kondisi
kehamilan(misalnya
usia kehamilan,
kemiskinan,
ketiadaan
pemeriksaan kehamilan,
dll)

4) Kaji pengetahuan klien


dalam mengidentifikasi
faktor resiko

5. Intoleran aktifitas NOC: Setelah dilakukan NIC:


berhubungan dengan tindakan a. terapi aktifitas
ketidakseimbangan keperawatan, Aktivitas keperawatan : 1)
antara suplai dan diharapkan partisipan Bantu klien
kebutuhan oksigen menunjukkan toleransi menngidentifikasi aktivitas
dalam beraktivitas dengan yang mampu
indikator : dilakukan
Defenisi: 2) Bantu klien untuk
ketidakcukupan energi a. toleransi terhadap memilih aktivitas yang
psikologis atau sesuai dengan
aktifitas
fisiologis untuk kemampuan fisik,
mempertahankan atau psikologi, dan sosial 3)
menyelesaikan Kriteria hasil : Bantu untuk
aktivitas keidupan1) Saturasi oksigen mengidentifikasi dan
sehari hari yang harus dengan mendapatkan sumber yang
atau yang ingin beraktivitasnormal diperlukan untuk aktivitas
dilakukan 2) frekuensi nadi ketika yang
beraktivitasnormal diinginkan
3) frekuensi pernapasan 4) Bantu untuk
Batasan bila beraktivitasnormal mengidentifikasi
4) Warna kulitnormal aktivitas yang disukai
Karakteristik:
5) Tekanan darah ketika 5) Bantu pasien atau
a) Dispnea setelah
beraktifitasnormal keluarga untuk
beraktifitas
b) Keletihan mengidentifikasi
b. tingkat kelelahan kekurangan dalam
c) Ketidaknyamana Kriteia hasil:
n setelah beraktivitas
1) kelelahan sedang
beraktifitas 6) Bantu pasien untuk
2) Gangguan
d) Respon frekwensi mengembangkan
konsentrasimenurun
jantung abnormal motivasi diri dan
tidak ada
13
3) Tingkat stres sedang

terhadap aktivitas 4) Sakit kepala tidak ada penguatan fisi


e) Respon tekanan 5) Kualitas tidur sedang 7) Monitor respon k,
darah abnormal 6) Kegiatan sehari-hari emosi, sosial, dan
terhadap aktivitas normal spiritual.
7) Kualitas istirahat
normal

c. tanda – tanda vital

Kriteria hasil:
1) Tingkat
pernapasannormal
2) Irama
pernapasannormal
3) Tekanan nadinormal
4) Kedalaman
inspirasinormal

6. Ansietas berhubungan NOC : Setelah dilakukan NIC :


dengan ancaman pada tindakan keperawatan,
status terkini diharapkan partisipan a.Pengurangan kecemasan
menunjukkan tidak ada 1) gunakan pendekatan
rasa ansietas dengan yang menenangkan
Definisi :Perasaan indikator : 2) nyatakan dengan jelas
tidak nyaman atau harapan terhadap
kekhawatiran yang Tingkat kecemasan prilaku pasien
samar disertai respon Kriteria hasil : 3) berikan informsi
autonom (sumber 1) Perasaan gelisah faktual terkait
sering kai tidak sedang diagnosis, perawatan
spesifik) perasaan 2) Tidak ada rasa cemas dan
takut yang yang disampaikan prognosis
disebabkan oleh 3) Tidak ada peningkatan 4) berikan aktivitas yang
antisipasi terhadap tekanan darah
bahaya. Perasaan ini 4) Tidak ada peningkatan lain untuk mengurangi
merupakan isyarat frekuensi nadi Tidak tekanan terapi
kewaspadaan yang ada gangguan pada relaksasi:
memperingatkan pola tidur
bahaya yang akan 1) gambarkan rasionalisasi
terjadi dan Kontrol kecemasan diri dan manfaat relaksasi
memampukan Kriteria hasil : serta jenis relaksasi
individu 1) Dapat mengurangi yang tersedia (misalnya
melakukan musik, meditasi dan
penyebab kecemasan 2)
tindakan untuk bernafas dalam)
Dapat mencari informasi
2) berikan deskripsi
menghadapi ancaman untuk
mengurangi kecemasan terkait intervensi yang
dipilih
Batasan 3) Dapat menggunakan
3) ciptakan lingkungan
14
strategi koping yang yang nyaman
Karakteristik 4) dorong klien untuk
Perilaku mengambil posisi yang

a) Penurunan efektif nyaman


produktivitas 4) Menggunakan teknik 5) dapatkan prilaku yang
b) Mengekspresikan relaksasi mengurangi menunjukkan terjadinya
kekhawatiran kecemasan relaksasi
akibat 5) Mengendalikan respon 6) dorong pengulangan
perubahan kecemasan teknik praktek tertentu
dalam secara berkala
Penerimaan status 7) evaluasi dan
peristiwa hidup
kesehatan: dokumentasi respon
c) Gerakan yang terhadap teknik
tidak relevan relaksasi
Kriteria hasil :
d) Gelisah
1) Menyesuaikan
e) Memandang
perubahan dalam perawatan kehamilan
sekilas resiko tinggi:
status kesehatan
f) Insomnia 2) Mencari informasi
g) Kontak mata buruk tentang kesehatan 1) Kaji kondisi medis
h) Resah 3) Membuat keputusan aktual yang
i) Menyelidik tentang kesehatan berhubungan dengan
dan tidak kondisi kehamilan
waspada (misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
Afektif 2) Kaji riwayat kehamilan
dan kelahiran yang
a) Gelisah berhubungan dengan
b) Kesedihan faktor resiko
yang mendalam kehamilan(misalny
c) Distress premature preeklampsia,
d) Ketakutan dll)
e) Perasaan tidak 3) Kenali faktor resiko
adekuat sosio demografi yang
f) Fokus pada diri berhubungan dengan
sendiri kondisi
g) Peningkatan kehamilan(misalnya
kekhawatiran usia kehamilan,
h) Gugup kemiskinan,
i) Nyeri dan ketiadaan
peningkatan pemeriksaan kehamilan,
ketidakberdayaan dll)
yang persisten
j) Perasaan takut 4) Kaji pengetahuan klien
dalam mengidentifikasi
Fisiologis faktor resiko
5) Berikan pendidikan
a) Wajah tegang kesehatan yang
b) Peningkatan membahas faktor resiko,
15
keringat pemeriksaan dan
c) Peningkatan tindakan yang biasa
ketegangan dilakukan

6) Ajarkan klien mengenai


penggunaan obat-obat
yang diresepkan
7) Monitor status fisik dan
psikologis selama
kehamilan.

7. Defisiensi NOC :Setelah dilakukan NIC :


pengetahuan tindakan keperawatan, 1) Pendidikan
berhubungan dengan diharapkan partisipan Kesehatan
kurang informasi menunjukkan peningkatan
pengetahuan dengan Tindakan keperawatan:
indikator :
Defenisi : ketiadaan 1) Identitafikasi faktor
atau defisiensi 1) Pengetahuan internal maupun
informasi kogniti yang keselamatan diri eksternal yang dapat
berkaitan dengan Kriteria hasil: meningkatkan atau
topik tertentu mengurangi motivasi
1) Menggambarkan untuk untuk perilaku sehat
mengurangi risiko 2) Identifikasi (pribadi,
Batasan cedera ruang dan uang) yang
karakteristik : 2) Menggambarkan diperlukan untuk
perilaku yang berisiko melaksanakan program
a) Ketidakakuratan tinggi kesehatan
melakukan tes 3) Prioritaskan kebutuhan
b) Ketidakakuratan 2) Status nutrisi Kriteria pasien
melakukan hasil:
perintah 1) Status nutrisi 2) Fasilitasi
c) Kurang 2) Asupan gizi pembelajaran
pengetahuan 3) Asupan makanan Tindakan keperawatan:
d) Prilaku tidak 4) Asupan cairan
tepat 5) Energi 1) Mulai instruksi hanya
6) Berat badan setelah pasien
menunjukkan kesiapan
untuk belajar
2) Sediakan lingkungan
yang kondusif untuk
belajar
3) Atur informasi dalam
urutan yang logis
4) Sediakan lisan petunjuk
atau pengingat, yang
sesuai

3) pengurangan
16
kecemasan
Tindakan keperawatan:

1) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
2) Berusaha untuk
memahami perspektif
pasien dari situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien dalam
pengambilan keputusan

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS HIPERENSI


DALAM KEHAMILAN

1. Pengkajian

a. Anamnesa

Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan meliputi :


1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa
sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual
dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral, bisa
terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan
terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu
mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan
terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, ibu
mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga.
3) Riwayat Perkawinan
17
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau
di atas 35 tahun.
4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu
hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa
dan semakin semakin tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2013).

b. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan

mengalami kelemahan.

TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan


tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol
diatas 90 mmHg.

Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan


ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu
yang mengalami eklampsia akan ditemukan nadi yang
semakin cepat.

Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan


ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan terdengar bunyi nafas yang berisik dan
ngorok.

Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan


biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu
hamil tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi
peningkatan suhu.
BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan
lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia akan terjadi
peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau
sebanyak 3 kg dalam 1 bulan

Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala


yang berketombe dan kurang bersih dan pada ibu
hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit
kepala.
Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.

Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan


18
ditemukan konjungtivasub anemis, dan bisa
juga ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu
hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan
penglihat yaitu penglihatan kabur.

Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan


gangguan

Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab


Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi, menyebabkan kondisi gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan

Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada


kelenjer tiroid
Thorax :
1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi,
edema paru dan napas pendek

2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi


jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan,khususnya pada ibu yang mengalami
preeklampsia beratakan terjadi dekompensasi jantung.
Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,
lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan
areola menghitam dan membesar dari 3 cm
menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh
darah menjadi lebih terlihat.
Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus
menonjol keluar, danmembentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta akan
ditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu
hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan
nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
19
terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur
dan gerakan janin yang melemah (Mitayani,
2011).
Ekstermitas :Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan :Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki

Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan


didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hamil
dengan preeklampsia

c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan
tidak ditemukan protein dalam urin.
c) Pemeriksaan fungsi hati
1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl) 2) LDH (Laktat dehidrogenase)
meningkat
3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N: 15-45
u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N: <
31 u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

20
d) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
2. Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan
volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
3. Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita
dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka
kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga
melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam
kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan
dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti
lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan
(Prawihardjo, 2013).

C. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

PENGKAJIAN
Identitas pasien Ny. N usia 23 tahun beralamat di jalan Ikhlas VI Nomor 7
Andalas, tinggal bersama suaminya yaitu Tn. D yang
berusia 31 tahun bekerja sebagai buruh lepas. Pendidikan
terakhir Ny. N yaitu MTS dan Tn. D yaitu SMK. Usia
Ny. N saat menikah adalah 17 tahun dan Tn. D 20 tahun,
dan sekarang usia perkawinannya adalah 6 tahun. Ny. N
sedang hamil anak ke dua (G2 P1 A0 H1) dengan usia
kehamilan 32-33 minggu.
Riwayat kesehatan Saat dilakukan pengkajian pada Ny. N, yaitu pada tanggal
sekarang 19 Mei 2017, Ny. N mengeluh sering pusing, nyeri kepala,
tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut.

21
Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi
dahulu sejak dari kehamilan pertama.

Riwayat Ny. N mengatakan orang tuanya ada riwayat hipertensi


kesehatan dan Ibu Ny. N sebelumnya pernah melahirkan di rumah
keluarga sakit karena riwayat hipertensi, sedangkan penyakit
keturunan yang lain seperti DM dan Jantung tidak ada.
Riwayat 1. Reproduksi
Gynekologi Ny. N mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun,
siklusnya teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 3 sampai 4
hari dan biasanya Ny. N mengganti pembalut sebanyak 3
kali sehari. Warna haid merah encer, konsistensinya yaitu
cair dan kadanga- kadang adabongkahan- bongkahan
kecil.

2. Perkawinan
Ny. N mengatakan usia pernikahannya sudah 6 tahun dan
ini merupakan pernikahan yang pertama.
Riwayat Ny. N mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal
kehamilan, 16 Juni 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu
persalinan, dan dengan cara operasi SC dan ditolong oleh dokter. Jenis
nifas yang lalu kelamin anak yang pertama adalah perempuan dengan PB
47 cm dan BB 4 ,6 kg saat lahir dan sekarang usia anak
tersebut adalah 4,5 tahun.
Data Keluarga Ny. N mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil.

Berencana Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. N tidak mau


hamil lagi karena takut dioperasi lagi saat melahirkan.
Rencana KB selanjtnya Ny. N ingin mencoba metoda
suntik 1 kali 3 bulan.
Riwayat Ny. N mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 29
Kehamilan Oktober 2016 dan Taksiran persalinannya tanggal 6
Sekarang Agustus 2017. ANC pertama saat usia kehamilan 3
minggu, dan kunjungan ANC yaitu pada trimester 1 satu
kali dengan keluhan mual muntah, pusing dan tidak nafsu
makan.
Pada trimester II tidak pernah melakukan pemeriksaan,
keluhan sering pusing, nyeri kepala.

Pada trimester III satu kali dengan keluhan, pusing, nyeri


kepala, tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut.

Saat dilakukan pengkajian pada protein dalam urin,


berdasarkan hasil pemeriksaan responden sebelumnya,
tampak dalam buku KIA responden protein dalam urin
tidak ditemukan.
22
Data Psikologis Ny. N mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang
karena Ny. N takut untuk operasi lagi dan Ny. N tidak
mempunyai kartu jaminan kesehatan, sehingga cemas
dengan biaya yang akan digunakan saat melahirkan nanti.

Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar


harapan, karena Ny. N merasa belum siap untuk hamil
lagi dan Ny. N cemas akan riwayat hipertensi yang
dimiliknya. Selain itu Ny. N mengatakan sudah berusaha
untuk menggugurkan janin yang dikandungnya saat
mengetahui dirinya hamil. Suami Ny. N mendukungan
anaknya nanti untuk menyusui, dan interaksi antara
ibu,janin serta suami baik.

Data Spritual Ny. N mengatakan beragama islam, tetapi Ny. N mengaku


sangat jarang melaksanakan sholat dan mengaji.

Data sosial Ny. N bekerja sebagai wiraswasta, dan Tn. D bekerja


ekonomi sebagai buruh. Ny. N mengatakan tidak memiliki kartu
jaminan kesehatan.
Aktivitas Sehari- Ny. N dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan
hari mandiri, tetapi kadang- kadang membutuhkan bantuan
yang minimum saat melakukan akivitas.

Ny. N mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan


minum teratur. Ny. N juga mengatakan sangat suka makan
makanan berminyak dan bersantan, serta suka makan
jeroan.

Ny. N mengatakan pola istirahat dan tidur tidak teratur,


karena memiliki pekerjaan yag tidak tetap. Kadang-kadang
harus bekerja siang dan kadang malam hari dan Ny. N
mengatakan sering begadang karena harus bekerja,
sehingga Ny. N memiliki pola tidur yang tidak teratur.
Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. N, keadaan
umum baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat
badan 61 Kg, tinggi badan 149 cm, tekanan darah 140/90
mm Hg, suhu 37,2 0C (normal 36,50C – 37,50C), nadi 88
kali permenit (normal 60-100 kali permenit), pernafasan
20 kali permenit (normal 16-20 kali permenit).
Pada pemeriksaan kepala didapatkan hasil kepala tampak
besih, tidak ada lesi, tidak ada rambut rontok dan

23
berkeringat. Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva
subanemis pada mata kiri dan kanan, reflek cahaya positif
pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada mata
kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri
dan kanan, udema palpebra negatif.
Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak
ada. Bibir: tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab,
dan tampak ada karies gigi.
Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak
bersih
Leher tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan
kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus
kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba,dan perkusi
jantung terdengar pekak serta irama jantung teratur.
Inspeksi pada paru-paru pergerakan dinding dada tampak
simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas,
fremitus kiri dan kanan sama, perkusi paru paru redup dan
terdengar bunyi vesikuler saat paru-paru di auskultasi.
Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar,
tampak ada bekas luka operasi, bising usus posistif, yaitu
11 kali permenit. Tidak ada nyeri saat pemeriksaan genito
urinaria.
Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan
normal, dan keadaan emosional baik. Pemeriksaan kulit:
turgor kembali cepat, lembab, warna kulit tidak pucat,
capillary refill kembali dalam dua detik, akral teraba
hangat.
Pemeriksaan Wajah tampak ada cloasma gravidarum, tidak ada edema
Khusus (obstetri) pada wajah. Leher tampak menghitam atau mengalami
hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola
mammae sudah menghitam, papila tampak menonjol dan
menghitam, dan tidak ada teraba pembengkakan pada
payudara.

Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada


linea alba. Pemeriksaan leopold 1 teraba bokong janin, dan
tinggi fudus uteri teraba di pertengahan pusat dan PX .
Leopold II teraba punggung janin di bagian kiri dan
ekstermitas di bagian kanan. Leopold III kepala janin
belum memasuki PAP. Leopold IV kepala jain belum
memasuki PAP dan posisi tangan pemeriksa masih
menyatu. DJJ janin positif yaitu 143 kali permenit.
Genetalia tidak ada varises.
Ekstermitas bawah tampak membengkak, dan tidak
terdapat varises. Reflek patela positif. Anus tidak
mengalami hemoroid.

Data penunjang Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Mei 2017


ditemukan hemoglobin 11,1 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl).
24
2. Diagnosis Keperawatan

DAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian


keperawatan tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. N
yaitu masalah keperawatan pertama risiko
ketidakefektifan

perfusi jaringan serebral berhubungan dengan


hipertensidengan data subjektif : Ny. N mengatakan
kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N mengatakan tengkuk
terasa berat, sedangkan data objektifnya : TD: 140/90
mmHg, Ny.N melaporkan nyeri pada kepala bagian
depan.

Diagnosa ke dua yaitu nyeri akut berhubungan dengan


agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif :
Ny. N mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N
mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4,
sedangkan data objektifnya : Ny. N tampak meringis, Ny.
N mengeluhkan nyeri yang dialaminya,TD: 140/90
mmHg,
N: 94x/i, P: 20x/i.

Diagnosa ke tiga yaitu ansietas berhubungan dengan


ancaman pada status terkinidengan data subjektifnya :
Ny. N mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang,
Ny. N mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi
sedangkan data objektifnya : Ny. N tampak cemas, Ny. N
menceritakan kecemasannya, TD 140/90 mmHg.

Diagnosa ke empat yaitu defisiensi pengetahuan


berhubungan dengan kurang informasi dengan data
subjektif : Ny. N mengatakan belum mengetahui hal- hal
tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam

25
kehamilan dari petugas kesehatan, Ny. N mengatakan
tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur,
sedangkan data objektifnya : Ny. N belum mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan tentang hipertensi
dalam kehamilan.

3. Perencanaan Keperawatan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Perencanaan Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatan


keperawatan tentang risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan hipertensi, intervensi keperawatan
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar
perfusi jaringan ke serebral efektif pada Ny. Ndengan
kriteria hasil : tekanan darah sistolik normal, tekanan darah
diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah normal, tidak
ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan. Rencana
keperawatan yaitu : pantau tekanan darah setiap kali
kunjungan, anjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan
istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan
untuk memberikan obat hipertensi, gunakan strategi
manajemen stress, gunakan teknik relaksasi, monitor
posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen, anjurkan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

26
Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny.
N mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil :
mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan
tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait
dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital
dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus,
observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik
untuk mengetahui p engalaman nyeri, kaji pengetahuan
responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai
nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan
teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi
musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV,
menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah
baring dengan posisi sering miring kiri.

Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas


berhubungan dengan ancaman pada status terkini
dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. N
mampu mengontrol ansietas dengan kriteria hasil :
perasaan gelisah sedang, tidak ada rasa cemas yang
disampaikan, tidak ada peningkatan tekanan darah, tidak
ada peningkatan frekuensi nadi, dapat mengurangi
penyebab kecemasan, dapat mencari informasi untuk
mengurangi kecemasan, menggunakan teknik
nonfarmakologi mengurangi kecemasan. Rencana
keperawatan yaitu : gunakan pendekatan yang
menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap
prilaku responden, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan
rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi
yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas
dalam),dorong klien untuk mengambil posisi yang
nyaman, dorong pengulangan teknik praktek tertentu
secara berkala, dan dokumentasikan respon terhadap
teknik relaksasi.

Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi


pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan Ny. N dengan kriteria hasil
:mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi
dalam kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan
untuk mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu :
27
identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku
sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden
mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan
petunjuk atau pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet
untuk menambah pengetahuan responden.

4. Implementasi Keperawatan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada
Keperawatan diagnosis keperawatan risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi
tanggal 22 Mei 2017 pukul 09.00 WIB adalah melakukan
pengukuran tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan
mengurangi makanan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah, menganjurkan istirahat yang
cukup, menganjurkan menggunakan teknik relaksasi atau
nafas dalam, mengajarkan posisi untuk membantu
masuknya oksigen yaitu berbaring dengan miring ke kiri,
menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin.

Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB


tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan

28
pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan
istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden
melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring
dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Pada kunjungan ke enam tanggal 24 Mei 2017 pukul


10.30 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat
kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik

relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke


kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin.

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.00


WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke
kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin.

Pada kunjungan ke delapan tanggal 26 Mei 2017 pukul


11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada


diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis (iskemia)tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi,
kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan
responden megenai nyeri, memberikan informasi pada
responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan teknik
nafas dalam.

29
Pada kunjugan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 09.50
WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan
pengukuran tekanan darah, mengobservasi petunjuk non
verbal mengenai ketidaknyamanan, mengevaluasi
kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak
menguras emosi.

Pada kunjungan ke enam 24 Mei 2017 pukul 10.40 WIB


tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran
tekanan darah, menganjurkan responden tetap melakukan
teknik nafas dalam, menganjurkan terapi mengalihkan
perhatian dengan mendengarkan music tenang dan
menonton TV yang tidak menguras emosi.

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul


11.10WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah, menganjurkan
responden tetap melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak
menguras emosi.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada


diagnosis ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.30 WIB
adalah menggunakan pendekatan yang menenangkan,
menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk
mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan
teknik nafas dalam.

30
Pada kunjungan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 10.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik
nafas dalam, menganjurkan melakukan tindakan
mengaklihkan perhatian untuk mengurangi kecemasan
yaitu mengobrol menonton TV.

Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.50


WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu
mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik
nafas dalam, mengevaluasi kegiatan responden dalam
terapi mengalihkan perhatian, menganjurkan tetap
melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton
tv dan mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan.

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.20


WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan tetap melakukan teknik mengalihkan
perhatian seperti menonton tv dan mendengarkan musik
untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan responden
untuk mengambil posisi yang nyaman.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosa


defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasitanggal 22 mei 2017 pukul 11.00 WIB adalah
memberikan penyuluhan kesehatan pada responden
mengenai hipertensi dalam kehamilan, memberikan leaflet
untuk menambah pengetahuan responden, menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin.

31
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi
pengetahuan responden tentang hipertensi dalam
kehamilan, penyuluhan kesehatan pada responden
mengenai nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet
untuk menambah pengetahuan responden, menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin.

Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 11.00


WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi
dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi,
menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi


Keperawatan jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi
keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke
lima dengan kriteria hasil: Responden mengatakan kepala
kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden
mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat, TD:
130/80 mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis (iskemia), evaluasi
keperawatan dapat teratasi pada kunjungan kelima dengan
kriteria hasil:Responden mengatakan kepalanya
kadangmasih terasa nyeri, Responden mengatakan sudah
mengerti dan melakukan teknik manajemen nyeri.
Diagnosis ketiga : ansietas berhubungan dengan ancaman
pada status terkini, evaluasi keperawatan dapat teratasi
pada kunjungan kelima dengan kriteria hasil : responden
mengatakan sudah lebih tenang, reponden mengatakan
sudah mampu melakukan manajemen ansietas, TD darah
responden menurun. Diagnosis keempat defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi,
evaluasi keperawatan teratasi sebagian pada kunjungan
keempat, dengan kriteria hasil : responden mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan, responden
mengatakan akan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin ke pelayanan kesehatan.

32
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada Ny. N dengan
hipertensi dalam kehamilan
1. Hasil pengkajian didapatkan data Ny. N 23 tahun G2 P2 A0 H1 mengeluh
pusing, sakit kepala, pundak terasa berat, nyeri perut, pandangan seperti
berkunang-kunang. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/ 90, konjungtiva
subanemis. Kehamilan pertama Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam
kehamilan. Keluarga Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam kehamilan.
Pada pengkajian psikologis Ny. N mengatakan merasa cemas, khawatir dan
takut.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 5 diagnosa. Diagnosa yang muncul pada Ny. N ada 4
diagnosa yaitu risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis,
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi,
3. Intervensi keperawatan yang direncakan tergantung pada masalah keperawatan
yang ditemukan. Berikut beberapa intervensi keperawatan berdasarkan
diagnosa kasus a) melakukan manajemen nyeri dengan teknik nonfarmakologi
seperti teknik relaksasi, kompres hangat, dan pengalihan perhatian, b)
melakukan pengukuran TTV, c) menganjurkan responden untuk istirahat yang
cukup, d) ubah posisi dengan posisi lebih sering miring kiri, e) menganjurkan
responden istirahat yang cukup, bagi responden dan meletakkan benda yang
sering digunakan dalam jangkauan responden, f) pengurangan kecemasan, g)
melakukan penyuluhan pada ibu hamil dengan hipertensi, h) menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke pelayanan
kesehatan.
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah
disusun. Implementasi keperawatan yang di lakukan kepada Ny. N yaitu untuk
diagnosa risiko ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral yaitu melakukan
pengukuran tekanan darah, mengajarkan manajemen stress, memberikan
penkes tentang diit hipertensi pada ibu hamil, menganjurkan melakukan
pemeriksaan secara rutin. Nyeri akut tindakan yang dilakukan diantaranya
pengkajian nyeri secara komprehensif, melakukan observasi petunjuk non
verbal mengenai ketidaknyamanan,mengajarkan prisipprinsip manajemen
nyeri, menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup dengan posisi
sering miring ke kiri, dan melakukan pengukuran TTV. Untuk diagnosa resiko
cedera implementasi yang dilakukan diantaranya adalah dengan menganjurkan
untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi responden, menganjurkan
responden untuk banyak istirahat dan menganjurkan keluarga untuk membantu
33
responden dalam melakukan kegiatannya. Untuk diagnosa ansietas
implementasi yang telah dilakukan diantaranya adalah mengajarkan teknik
relaksasi dan pengalihan perhatian. Untuk diagnosa defisiensi pengetahuan,
implementasi yang telah dilakukan diantaranya dengan melakukan penyuluhan
tentang hipertensi dalam kehamilan serta menganjurkan responden untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke pelayanan kesehatan.
5. Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. N dengan diagnosa risiko
ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri kepala
berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri akut dalam
bentuk SOAP yaitu Ny. N mengatakan nyeri berkurang, Ny. N tampak mampu
melakukan teknik manajemen nyeri, tekanan darah menurun. Hasil evaluasi
pada diagnosa ansietas ditemukan Ny. N mengatakan kecemasan sudah
berkurang, Ny. N mengatakan telah melakukan manajemen ansietas, seperti
melakukan teknik nafas dalam dan mengalihkan perhatian. Hasil evaluasi pada
diagnose defisiensi pengetahuan ditemukan Ny. N mengatakan telah
memahami tentang penyakit hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan
akan melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan.

B. Saran
Makalah dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi perawat di ruang
KIA dalam melakukan asuhan keperawatan secara profesional bagi ibu hamil
dengan hipertensi. Dan untuk instituti endidikan dapat meningkatkan mutu
pendidikan sehingga terciptanya lulusan perawat yang profesional, terampil,
dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
berdasarkan kode etik keperawatan. Serta untuk pembaca mendapatkan
pengetahuan tentang hipertensi pada kehamilan

34
DAFTAR PUSTAKA

Alpalah, Firman. 2019. Askep Hipertensi Pada Ibu Hamil.


https://www.academia.edu/5860571/ASKEP_HIPERTENSI_PADA_IBU_HAM
IL Diakses pada tanggal 23 September 2019 jam 18.25
Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar
Kebidanan I Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC

Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media

Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian


edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement With
Elsevier Inc

Fani, Dwita. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny.P Kehamilan Dengan


Peb(Preeklamsia Berat)Diruang Mawar I Rumah Sakit Dr.Moewardi.
https://www.academia.edu/38711255/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_N
Y.P_KEHAMILAN_DENGAN_PEB_PREEKLAMSIA_BERAT_DIRUANG_
MAWAR_I_RUMAH_SAKIT_Dr.MOEWARDI 20.55
Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC

Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika

Moorhead, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification(NOC), 5thIndonesian Edition ,


ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement With
Elsevier Inc

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015- 2017.


Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC

Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta: Nuha Medika

35

Anda mungkin juga menyukai