Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Laparoskopi


1. Pengertian
Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat
berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan
prosedur bedah di dalam rongga perut. Untuk melihat organ di dalam perut
tersebut digunakan dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga
perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar
monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangan.1, 2
2. Mekanisme Laparoskopi
Sebelum tindakan operasi, dilakukan pembiusan umum. Dalam posisi
terlentang, dokter memulai operasi dengan terlebih dahulu membuat ruang rongga
perut lebih besar dengan memasukkan gas CO2 melalui jarum yang dimasukkan
ke dalam rongga perut.4
Selanjutnya dokter akan membuat sayatan kecil berukuran 5-10 mm di
daerah pusar dan dua hingga tiga buah sayatan berukuran 5 mm lainnya di daerah
perut bagian bawah. Kamera teleskop dimasukkan melalui sayatan di, sehingga
dokter dapat melihat seluruh organ di dalam perut melalui layar monitor
selanjutnya instrumen operasi dimasukkan melalui sayatan yang dibuat di
perut bagian bawah dan tindakan dilakukan sesuai dengan penyakit yang
didapatkan.4, 10, 12

6
Universitas
Lambung Mangkurat

Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang
dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar
monitor dan dua lubang lainnya digunakan sebagai instrumen bedah. Selanjutnya
di gunakan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga perut
sehingga mudah melakukan tindakan teknik anestesi (pembiusan).4, 10, 12
B. Anatomi Peritoneum
Peritoneum ialah membran serosa rangkap terbesar didalam tubuh.
peritonium fungsinya untuk melapisi rongga abdomen dan meliputi sebagian
besar organ dalam perut, peritoneum terbagi atas dua bagian utama yaitu
peritoneum parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal dan peritoneum
visceral yang melapisi semua organ yang berada didalam rongga itu. Ruang yang
bisa terdapat diantara lapisan ini disebut rongga peritoneum. Normalnya terdapat
50 ml cairan bebas

dalam rongga peritoneum, yang memelihara permukaan

peritoneum tetap licin. Pada laki-laki peritoneum berupa kantong tertutup, pada
perempuan saluran telur (Tuba Fallopi) membuka masuk ke rongga peritoneum,
untuk peritoneum tikus yang diambil dibagian ini adalah peritoneum visceral.5
C. Komposisi Matriks Peritoneum
Jaringan ikat tersusun dari berbagai macam komponen yaitu matriks dan
sel-sel jaringan ikat. Bentuk sel yang dalam jaringan ikat tidak teratur, sitoplasma
bergranula, dan intinya menggembung. Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan
bahan dasar. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, Serabut dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.6, 11, 14

Universitas Lambung Mangkurat

D. Insuflasi
Insuflasi adalah proses penggembungan peritoneum untuk melakukan bedah
laparoskopi, pilihan gas untuk insuflasi pada bedah laparoskopi yaitu CO2. CO2
tidak mudah terbakar seperti N2O, sehingga dapat digunakan secara aman untuk
diatermi. Dibandingkan dengan helium, kelarutan CO2 darah lebih tinggi dan
ekskresinya lewat paru menurunkan resiko efek samping emboli gas, CO 2juga
mudah di eliminasi, dan dosis letal lima kali dari udara. Insuflasi CO2 kedalam
ruang peritonem meningkatkan CO2 arteri (PaCO2), akan dikompensasi dengan
peningkatan ventilasi semenit.
Absorbsi gas dari ruang peritoneum tergantung pada kemampuan difusinya,
luas daerah absorbsinya, dan vaskularisasi atau perfusi dinding insuflasi. Karena
difusi CO2 tinggi, maka terjadi absorbsi CO2 dalam jumlah besar kedalam darah
yang ditandai dengan peningkatan PaCO2. Absorbsi gas CO2 lebih besar pada
insuflasi ekstraperitoneum (pelvis) daripada insuflasi intraperitoneum. Dampak
dari peningkatan PaCO2 tidak dapat diprediksi, khususnya pada pasien dengan
penyakit paru berat. Nilai ETCO2 tidak berkorelasi dengan konsentrasi CO 2 arteri
pada pasien ini. Gradient PETCO2 masih stabil selama laparoskopi pasien ASA
III. ETCO2 merupakan nilai yang tidak dapat dipercaya untuk mengetahui PaCO 2
selama insuflasi CO2 pada pasien dengan penyakit paru berat.
Kelarutan CO2 yang tinggi meningkatkan absorbsi sistemik oleh pembuluh
darah peritoneum, ditambah dengan volume tidal yang lebih rendah karena
rendahnya komplian paru menyebabkan peningkatan kadar CO 2 arteri dan
penurunan pH.7, 10

Universitas Lambung Mangkurat

Peningkatan PaCO2 yang progresif mencapai kondisi konstan 15 30 menit


setelah mulainya insuflasi CO2 pada pasien dengan kontrol ventilasi mekanik
selama laparoskopi ginekologi dengan posisi trendelenburg atau laparoskopi
kolesistektomi pada posisi head up. Peningkatan PaCO2 tergantung pada tekanan
intra abdomen. Selama laparoskopi dengan anestesi lokal, PaCO 2 tetap tidak
berubah namun ventilasi semenit meningkat. Pada anestesi umum dengan nafas
spontan

kompensasi

hiperventilasi

tidak

mencukupi

untuk

menghindari

hiperkapnea karena anestesi menginduksi depresi ventilasi dan peningkatan kerja


pernafasan yang disebabkan oleh penurunan komplian torakopulmulmonal. ini
terjadi dalam waktu 15 30 menit untuk mencapai PaCO 2 secara konstan, teknik
anestesi dengan menggunakan nafas spontan harus dibatasi untuk prosedur
operasi yang pendek pada tekanan intraabdomen yang rendah.7
E. Sel Mast
Sel mast ditemukan oleh Ehrlich dan dinamakan sel mast karena sitoplasmaPeran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I nya penuh dengan granula.
Sel ini tersebar luas dalam jaringan ikat, berkelompok kecil-kecil dekat pembuluh
darah. Sel mast +12 um, berbentuk lonjong, tidak teratur dan kadang-kadang
memiliki pseudopodia pendek, menunjukkan mobilitasnya yang lambat. Inti sel
berbentuk bulat, relatif kecil dan berwarna basofil/kebiruan, sering tertutup
granula sitoplasma.8, 9
Granula bersifat refraktil dan larut dalam air, dengan pewarnaan anilin basa
(biru metilen/Azure A), sel mast terpulas metakromasia di mana warna biru

Universitas Lambung Mangkurat

10

berubah menjadi ungu, hal ini timbul karena interaksi antara bahan pewarna
dengan proteoglikan (heparin) yang terdapat di dalam granula. 10, 11, 12
Secara ultrastruktur, granula sel mast berbentuk bulat atau oval, diliputi unit
membran, mengandung partikel padat dan matriks yang kurang padat dan juga
ditemukan sedikit populasi dari granula kecil yang seragam terletak dekat inti.
Sitoplasma sel mast mengandung ribosom bebas, mitokondria dan glikogen,
sementara itu pada permukaan sel ada tonjolan2 yang tumpul dan tidak beraturan
yang merupakan reseptor untuk immunoglobulin pada waktu sel mast terangsang
oleh suatu antigen.
Sel mast merupakan bagian dari sel pengembara jaringan ikat yang memiliki
pseudopodia untuk melakukan mobilisasi. pada dasarnya sel mast terdapat pada
semua organ, terutama pada jaringan mukosa paru-paru, traktus digestivus, dan
kulit. kepadatan sel mast di dalam kulit normal manusia sekitar 10000/mm3. sel
mast dari jaringan ikat mempunyai beberapa persamaan karakteristik sitologikal
dan fungsional dengan basophil, sel ini berasal dari sumsum tulang, masuk ke
dalam sirkulasi darah, dan bermigrasi melalui endotel venula masuk ke dalam
jaringan ikat. Sel mast berasal dari jaringan ikat, ditemukan terutama di sekitar
pembuluh darah kecil dan berasal dari perivascular sel mesenkim. Sel ini
berkembang dari sel mast yang sudah ada dengan melakukan pembelahan
mitosis.13,14,15

Universitas Lambung Mangkurat

11

Gambar 2.1 gambaran sel mast

Gambar 2.2 sel mast

Universitas Lambung Mangkurat

12

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai