Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah

masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Metode yang dapat dilakukan dalam

penentuan prioritas masalah dibedakan atas 2, yaitu: secara scoring dan non-

scoring. Kedua metode tersebut pelaksanaanya berbeda-beda dan pemilihannya

berdasarkan data yang tersedia. Dalam kegiatan PBL ini, prioritas pemecahan

masalah menggunakan teknik scoring jenis metode CARL. Pemilihan prioritas

dilakukan dengan memberikan score untukb erbagai parameter tertentu yang telah

ditetapkan. Metode CARL merupakan metode terbaik yang dipilih karena pada

metode ini biaya (cost) tidak terlalu diperhitungkan dan data yang digunakan

bersifat kualitatif. Setelah didapatkan daftar masalah dan alternatifnya, maka

ditentukan prioritas untuk pemecahan permasalahan berdasarkan prioritas.

1. Metode CARL (Capability, Accesability, Readness, Leverage) dengan

menggunakan skor nilai 1 5.

Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:

C: Ketersediaan sumber daya (dana dan sarana atau peralatan).

A: Kemudahan, masalah yang ada di atas atau tidak kemudahan dapat

didasarkan pada ketersediaan metode/ cara/ teknologi serta penunjang

pelaksanaan seperti peraturan.

74
R: Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti keahlian/

kemampuan dan motivasi.

L: Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam

pemecahan yang dibahas. Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x

L, uraian ranking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

Untuk menentukan prioritas masalah tersebut di atas penulis memilih metode

CARL yang memperhitungkan mengenai :

a. Kemampuan (Capability)

Adalah ketersediaan sumberdaya dana dan sarana/peralatan diberi skor 15

yaitu :

1. Sama sekali tidak tersedia

2. Tersedia dan terbatas

3. Tersedia namun kurang

4. Tersedia dan cukup

5. Tersedia dan melimpah

b. Kemudahan (Accessibility)

Adalah ukuran mudah atau tidaknya masalah diatasi didasarkan pada

ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti

peraturan/juklak, diberi skor 1-5 yaitu:

1. Tidak mungkin diselesaikan

2. Mungkin tapi sangat sulit

3. Mungkin tapi sulit

4. Bisa diubah

75
5. Sangat mudah

c. Kesiapan (Readness)

Adalah kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti

keahlian/kemampuan dan motivasi. Diberi skor 1 5 yaitu :

1. Tidak siap dalam 10 tahun ke depan

2. Tidak siap dalam 5 tahun ke depan

3. Siap dalam 1 tahun ke depan

4. Siap dalam 1-3 bulan ke depan

5. Siap, hanyaperludimotivasi

d. Daya Ungkit (Leverage)

Adalah seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain

dalam pemecahan masalah. Diberi skor 1 5 yaitu :

1. Tidak bermakna dalam 1 tahun ke depan

2. Tidak bermakna dalam 6 bulan ke depan

3. Bermakna dalam 3 bulan ke depan

4. Bermakna bulan depan

5. Sangat bermakna dan merubah segalanya

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat ditentukan prioritas masalah

Metode CARL digunakkan apabila pelaksana program masih mempunyai

keterbatasan (belum siap) dalam menyelesaikan masalah. Penggunaan metode ini

menekankan pada kemampuan pelaksana program.

Kelebihan pengunaan metode CARL

76
Dengan masalah yang relative banyak, bias ditentukan peringkat atas masing-

masing masalah sehingga bisa diperoleh prioritas masalahnya.

Kekurangan penggunaan metode CARL

1. Penentuan skor sangat subyektif, sehingga sulit untuk distandarisasi.

2. Penilaian atas masing-masing criteria terhadap masalah yang diskor perlu

kesepakatan agar diperoleh hasil yang maksimal dalam penentuan peringkat

(prioritas).

3. Objektifitas hasil peringkat masalah kurang bias dipertanggungjawabkan

karena penentuan skor atas kriteria yang ada bersifat subyektif.

Dibawah ini adalah hasil penentuan prioritas masalah dengan

menggunakan metode scoring teknik CARL.

4.2. Prioritas Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dilakukan dengan pembobotan melalui metode CARL,

analisis pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel berikut:

NO PEMECAHAN MASALAH C A R L NILAI PRIORITAS

Man:
Mengadakan penyuluhan dan
pelatihan tentang pemberian ASI
Eksklusif yang benar pada ibu 2
1. 4 3 3 4 144
hamil dan ibu yang memiliki bayi
yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bidang Gizi yang bekerja
sama dengan tenaga promkes.
Money:

Menganggarkan dana tahunan 5


2. untuk kegiatan penyuluhan dan 2 3 3 2 36
pelatihan tentang pemberian
ASI eksklusif yang benar
3. Methode: 4 4 5 3 240 1

77
Metode penyuluhan yang
digunakan berupa ceramah,
video disertai CD yang berisi
tentang pemberian ASI
eksklusif sehingga mudah
dipahami.
Pada saat penyuluhan akan
dilaksanakan pretest dan post
test untuk menilai pengetahuan.
Dilakakukan pelatihan kepada
target sasaran dan kader tentang
pemberian ASI eksklusif yang
benar
Market:
Mengadakan promosi kesehatan
4. dengan cara yang interaktif dan 3
3 3 3 5 135
menarik tentang pemberian ASI
eksklusif yang benar melalui media
cetak dan video
Material:

Memanfaatkan jumlah media


5. sosialisasi yang dimiliki oleh 3 3 4 3 108 4
puskesmas seperti lcd

Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel di atas maka prioritas

pemecahahan masalah melakukan penyuluhan dan pelatihan pemberian ASI

eksklusif guna menurunkan angka kejadian bayi memiliki gizi kurang di wilayah

kerja Puskesmas Pemurus Baru.

4.3 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah

Prioritas alternatif pemecahan masalah dalam upaya menurunkan angka

bayi yang memiliki gizi kurang, adalah dengan penyuluhan dan pelatihan

pemberian ASI eksklusif guna menurunkan angka kejadian bayi memiliki gizi

78
kurang di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru. Adapun rencana tindakan

pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

Perencanaan (Planning)

I. Penyuluhan dan Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif yang Benar

a. Tujuan : meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang

pemberian ASI eksklusif yang benar guna menurunkan angka kejadian bayi

gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru.

b. Sasaran : Ibu Hamil dan Ibu yang memiliki bayi di Wilayah kerja

Puskesmas Pemurus Baru.

c. Menentukan perangkat yang diperlukan: Tempat pelaksanaan dan Media

alat bantu

d. Pembentukan tim pelaksana

e. Menentukan sumber pendanaan

f. Perencanaan melalui pengadaan rapat persiapan kegiatan

1. Pelaksana rapat

Penyelenggara : Penanggung jawab bidang Upaya pokok gizi dan

Promosi Kesehatan

Pimpinan rapat : Kepala puskesmas Pemurus Baru

Peserta rapat : Seluruh staff puskesmas Pemurus Baru dan Kader

Hari/tanggal : Kamis, 16 Juli 2017

2. Materi rapat

79
Perencanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pemberian ASI

eksklusif yang benar untuk menurunkan angka kejadian bayi yang

memiliki gizi kurang

3. Target rapat

- Pembentukan panitia penyuluhan materi

4. Pembentukan tim pelaksana dan pengawas Pendanaan

2. Pengorganisasian

Melakukan pembentukan panitia atau tim terhadap perencanaan kegiatan

yang telah dibuat dan disepakati bersama agar rencana dapat berjalan sesuai dengan

yang diharapkan.

Penanggung jawab : Kepala Puskesmas Pemurus Baru

Ketua Pelaksana : Pemegang Program Upaya Pokok Gizi

Wakil Ketua Pelaksana : Pemegang Program Promosi Kesehatan

Bendahara : Bendahara Puskesmas Pemurus Baru

Tim Pemateri : Tenaga Kesehatan Perawat Gizi Puskesmas

Pemurus Baru

3. Pelaksanaan Kegiatan

Penyuluhan dan Pelatihan

Penyelenggara : Unit Upaya Pokok Gizi

Pelaksana : Penanggung Jawab Upaya Pokok Gizi dan Promosi

Kesehatan

Sasaran : Ibu Hamil dan Ibu yang memiliki bayi di wilayah

Kerja Puskesmas Pemurus Baru

80
Materi : Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Kurang dari 6 Bulan yang benar

Waktu Kegiatan : Sabtu, 2 Desember 2017

Tempat : Aula Puskesmas Pemurus Baru

Kegiatan : pemberian soal pretest, pembagian leaflet dan CD,

pemberian materi, pemutaran video, pelatihan oleh

petugas kesehatan dan kader, diskusi, pemberian

kenang-kenangan.

4. Evaluasi

A. Jangka Pendek

- Terlaksananya penyuluhan dan pelatihan Pemberian ASI Eksklusif yang

benar di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru

B. Jangka Menengah

C. Meningkatnya Pengetahuan warga mengenai pemberian ASI eksklusif yang

benar

D. Jangka Panjang

- Meningkatnya cakupan pemberian ASI eksklusif dan menurunnya angka

kejadian bayi dengan gizi kurang

81

Anda mungkin juga menyukai