DAN
ANALISIS SWOT
Pembimbing
dr. Farida Heriyani, MPH
November, 2017
PUSKESMAS SEI MESA
2
Puskesmas Sei Mesa
2. Kelurahan
Sebelah
Sungai Martapura
Melayu utara
Sebelah
Kelurahan Sei Baru
selatan
Sebelah
Kelurahan Seberang Mesjid
barat
Sebelah
Kelurahan Sei Bilu
timur
Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Wilayah
binaan
Seberang
Melayu
Mesjid
Jumlah 26
No Jenis Ketenagaan Yang ada Status
sekarang Kepegawaian
I. Puskesmas Induk
1 Dokter 2 PNS
2 Dokter gigi 1 PNS
3 Sarjana/D3
a. SKM 1 PNS
b. Akper
c. Akbid
4
4
PNS
PNS
Tingkat
d. Akademi Gizi 2 PNS kependidikan
e. D4 kebidanan 1 PNS
f. Apoteker 1 PNS tenaga kesehatan
4
5
Perawat (SPK)
Perawat Gigi
1
3
PNS
PNS
di Puskesmas Sei
6 Sanitarian 1 PNS Mesa tahun 2017.
7 Gizi - PNS
8 Tenaga Laboratorium 1 PNS
9 Pengelola Obat 2 PNS
10 Pelaksana TU 2 PNS
11 Verifikator Keuangan 1 PNS
PROGRAM KERJA PUSKESMAS SEI
MESA
Program Upaya kesehatan Wajib : Program Upaya Pengembangan :
Promosi Kesehatan Masyarakat (Promkes) Program Kesehatan Mata.
Kesehatan Ibu dan anak (KIA)
Program Kesehatan Jiwa.
Program Upaya Perbaikan Gizi
Program Usaha Kesehatan
P2PL (Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) Sekolah ( UKS ).
Program Kesehatan Lingkungan (Kesling)
Program Usaha kesehatan Gigi
Program Pengobatan Dasar atau Pengobatan dan Mulut
Umum
Program Usila ( Posyandu Usila )
PHN (Public Health Nursing)
PROGRAM KERJA PUSKESMAS SEI
MESA
Pelayanan Administrasi dan Tata
Program Penunjang : Usaha
Program Pelayanan Laboratorium Program-program tersebut
Sederhana. dilaksanakan di dalam gedung dan
di luar gedung puskesmas, yaitu
dengan melaksanakan pelayanan
dan pencatatan kegiatan serta
pelaporan hasil kegiatan.
3 Upaya Pokok Wajib
dengan Capaian Terendah
13
Program Upaya Kesehatan Wajib
1. Promosi Kesehatan Masyarakat (Promkes)
2. Program Kesehatan Lingkungan (Kesling)
3. Program KIA dan KB
4. Program Perbaikan Gizi
5. Program Pengobatan Umum
6. Program Pencegahan Pemberantasan Penyakit
Menular (P3M)
14
6 Permasalahan Terbesar Puskesmas Sei Mesa
No Kegiatan Target Sasaran Pencapaian Survariable Selisih (S)
(H) (SV)
1 Frekuensi penyuluhan 100% 161 145 90% -10
luar gedung
2 Cakupan K1 99% 306 293 95,8% -3,2
3 Cakupan deteksi resti 100% 60 13 71,7 -29,
ibu hamil oleh nakes
4 Cakupan deteksi resti 100% 60 49 81,7% -18,3
ibu hamil oleh
masyarakat
16
Program KIA dan KB
Pemeriksaan Ibu Hamil K 1
Pemeriksaan Ibu Hamil K 4
Deteksi Resti Bumil Oleh Nakes
Deteksi Resti Bumil Oleh Masyarakat (Resti Bumil)
Kunjungan bumil dengan faktor risiko yang dirujuk
Persalinan ditolong oleh Nakes
Pertolongan persalinan oleh/dengan pendamping
Jumlah kunjungan neonatus
Kunjungan KN 1
Kunjungan KN 2
Neonatus Resti (Komplikasi Neonatal) mengalami komplikasi yang ditangani
17
Neonatus resti/komplikasi yang di rujuk
Kematian neonatus yang dilaporkan
Bayi lahir hidup dengan BBLR <2500 gr
Bayi lahir mati
Bayi BBRL yang ditangani
Jumlah kunjungan bayi
Jumlah kunjungan balita
Bayi mendapat ASI Eksklusif
Pelayanan DDTK balita
Pelayan DDTK Apras
Keluarga Berencana (KB)
KB baru
KB aktif 18
Kegiatan dan Pencapaian
Pemeriksaan Ibu Hamil K 1 dengan target 306 orang pencapaian 305 orang 99,7%
Pemeriksaan Ibu Hamil K 4 dengan target 306 orang pencapaian 293 orang (95,8%)
Deteksi Resti Bumil Oleh Tenaga Kesehatan dengan target 60 orang pencapaian 13
orang (21,7%)
Deteksi Resti Bumil Oleh Masyarakat dengan target 60 orang pencapaian 49 orang
(81,7%)
Kunjungan bumil dengan faktor risiko yang dirujuk dengan target 0 orang pencapaian
55 orang
Persalinan ditolong oleh Nakes dengan target 294 orang pencapaian 283 orang
(96,3%)
Pertolongan persalinan oleh/dengan pendamping dengan target 0 orang pencapaian
0 orang
19
Jumlah kunjungan neonatus dengan target 280 orang pencapaian 279 orang (99,6%)
Kunjungan KN 1 dengan target 280 orang pencapaian 279 orang (99,6%)
Kunjungan KN 2 dengan target 280 orang pencapaian 279 orang (99,6%)
Neonatus Resti (Komplikasi Neonatal) mengalami komplikasi yang ditangani dengan target 68 orang
pencapaian 32 orang (47%)
Neonatus resti/komplikasi yang di rujuk target 0 orang pencapaian 0 orang (0%)
Kematian neonatus yang dilaporkan target 0 orang pencapaian 3 orang
Bayi lahir hidup dengan BBLR <2500 gr dengan target 0 orang pencapaian 4 orang
Bayi lahir mati dengan target 0 orang pencapaian 0 orang
Jumlah bayi BBRL yang ditangani dengan target 0 orang pencapaian 4 orang
Jumlah kunjungan bayi dengan target 280 orang pencapaian 255 orang (91,1%)
Jumlah kunjungan balita dengan target 1274 orang pencapaian 1088 orang (85,4%)
Bayi mendapat ASI Eksklusif dengan target 0 orang pencapaian 153 orang
Pelayanan DDTK balita dengan target 1274 orang pencapaian 1444 orang (113,3%)
Pelayan DDTK Apras dengan target 560 orang pencapaian 784 orang (140%)
Jumlah Akseptor KB Baru
20
KB Baru dengan pencapaian 330 orang
KB Aktif dengan pencapaian 2674 orang
Hasil Kegiatan Program KIA / KB tahun 2016
No Parameter Target Sasaran Pencapaian Survariable Selisih (S)
(H) (SV)
1 Cakupan K1 99% 306 305 98,7% -0,3
2 Cakupan K4 95% 206 293 135,1% +40,1
3 Cakupan deteksi resti 100% 60 13 71,7 -29,
ibu hamil oleh nakes
4 Cakupan deteksi resti 100% 100% 237 105% +5%
ibu hamil oleh
masyarakat
5 Cakupan penanganan 85% 85% 85 38% -47
komplikasi obstetri
6 Cakupan kunjungan 90% 90% 1.030 100% +10%
neonatus (KN 1)
7 Cakupan kunjungan 100% 100% 1.030 100% 0
neonatus (KN lengkap) 21
Hasil Kegiatan Program KIA / KB tahun
2016
No Parameter Target Sasaran Pencapaian Survariable Selisih (S)
(H) (SV)
8 Cakupan penanganan 80% 80% 125 80% 0
komplikasi neonatus
9 Cakupan persalinan nakes 90% 90% 1.038 96% +6
10 Cakupan pelayanan nifas (KF 90% 90% 1.038 96% +6
3)
11 Jumlah kematian dan AKB Puskesmas Di bawah angka
penyebab kematian bayi 17/1000 nasional
kelahiran hidup
23
Weakness
Program kebanyakan hanya berfokus pada kepatuhan dan
kerjasama ibu, kurang melibatkan suami atau lingkungan
sekitar
Tidak ada program secara aktif kunjungan ibu hamil resiko
tinggi
24
Opportunity
25
Threat
Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah tentang
KIA-KB
Rendahnya angka deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh
masyarakat sehingga dapat mengakibatkan peningkatan
angka mortalitas ibu dan janin
Masih ada masyarakat yang pergi ke dukun kampung untuk
melakukan persalinan
26
Strategi Strength-Opportunity
Menggiatkan program ante-natal care sehingga
mengurangi mortalitas ibu dan janin
Mengajak bidan-bidan di wilayah kerja puskesmas untuk
membentuk jejaring untuk memastikan pelayanan terbaik
bagi ibu hamil dan menyusui
Optimalisasi kinerja kader dan pelatihan berkala untuk
kader
27
Strategi Weakness-Opportunity
Inventarisasi berkala memastikan kualitas dan kuantitas
obat dan alat yang tersedia
Meningkatkan kualitas bidan dengan pelatihan berkala
28
Strategi Strength-Threat
Melakukan survei verbal maupun tertulis (kuesioner) pada
masyarakat wilayah Puskesmas Sei Mesa untuk mengetahui
sejauh mana kesadaran dan pengetahuan tentang ante-
natal care serta program keluarga berencana
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
ibu dan anak serta keluarga berencana (penyuluhan,
konseling/ KIE, pembagian leaflet, pemasangan poster)
Ajak dan latih dukun kampung untuk bekerjasama dalam
pemenuhan target mengurangi angka mortalitas ibu dan
janin
29
Strategi Weakness-Threat
Memotivasi dan memberikan penyuluhan kepada suami
dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil serta
dalam persiapan persalinan yang dapat datang tiba-tiba
30
Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat
31
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatannya meliputi: Pemberian Vitamin A
3. Pemberian Fe1 pada bumil 100% jumlah bumil 95% 1131 1123 99,29 +4,29
4. Pemberian Fe3 pada bumil 100% jumlah bumil 85% 1131 1021 90,27 +5,27
5. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 100% bayi 6 bulan 65 60,48 -4,52
Balita gizi buruk yang 100% balita gizi
6. 100% 6 6 100 0
mendapatkan PMT buruk
Balita gizi kurang yang 100% balita gizi
7. 100% 20 20 100 0
mendapatkan PMT kurang
Bumil KEK yang mendapatkan
8. 100% bumil KEK 100% 216 58 26,85 -73,15
PMT
34
9. Remaja putri yang mendapat TTD 40 40 100 0
Strength
Ada tenaga profesional dan jumlah paramedis sebanyak 24
orang
Tingkat pendidikan tenaga kerja yang ada sesuai dengan
bidang (lulusan D3 ahli gizi)
Adanya kegiatan gizi berupa konsultasi gizi, pemberian
vitamin A, pemberian Fe, pemantauan garam beryodium,
pemberian PMT pemulihan, pemantauan pertumbuhan
balita, pemberian suplementasi gizi
Puskesmas memiliki ruang pojok laktasi dan konseling gizi
35
Weakness
Tidak ada program gizi ASI eksklusif
36
Opportunity
Lokasi wilayah kerja puskesmas secara keseluruhan mudah
dijangkau oleh petugas
Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas
Adanya praktisi swasta (dokter praktik swasta, bidan
praktik swasta, perawat praktik swasta)
Peningkatan gizi masyarakat merupakan salah satu tujuan
SDGs
37
Threat
Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dukungan dari
keluarga terhadap manfaat dan pentingnya ASI Eksklusif
pada bayi, pemantauan pertumbuhan gizi bayi dan balita,
serta pengetahuan keluarga sadar gizi
38
Strategi Strength-Opportunity
Optimalisasi kinerja kader dengan cara pelatihan materi
tentang ASI eksklusif dan keluarga sadar gizi
Kerjasama dengan poliklinik dan praktisi swasta untuk KIE
ASI Eksklusif, ASI eksklusif, pemberian PMT pemulihan,
pemantauan pertumbuhan balita
Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam
mewujudkan tujuan SDGs
39
Strategi Weakness-Opportunity
Optimalisasi program gizi, Posyandu, dan KIA , khususnya
konseling/ KIE tentang gizi
Mengadakan program mengenai ASI ekslusif dan
pemantauan pertumbuhan balita
40
Strategi Strength-Threat
Melakukan survei dan memberikan kuesioner pada
masyarakat wilayah Puskesmas Sei Mesa untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang ASI
eksklusif dan keluarga sadar gizi
Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan
(penyuluhan, konseling/ KIE, pembagian leaflet,
pemasangan poster)
Meningkatkan komunikasi dan hubungan antara petugas
gizi dengan kader kesehatan melalui berbagai acara
formal maupun nonformal
41
Strategi Weakness-Threat
Lebih melibatkan peran serta tokoh masyarakat ataupun
organisasi masyarakat setempat dalam mendukung
program Gizi Puskesmas; ASI eksklusif, pemberian PMT
pemulihan, pemantauan pertumbuhan balita.
Mengadakan penyuluhan rutin serta memperbaiki
perencanaan dan strategi program penyuluhan.
Membangun koordinasi yang baik antara puskesmas, kader,
maupun tokoh masyarakat setempat untuk melaksanakan
program puskesmas gizi.
42
P2PL
43
P2PL Imunisasi bumil
TT1
Kegiatan
TT2
Program imunisasi
Imunisasi caten
Imunisasi bayi TT1
BCG TT2
campak
Imunisasi caten
TT1 dengan target 123 orang pencapaian 102 orang (82,9%)
A. TB Paru
3. Konversi 4 50
8
B. Malaria *)
D. Pelayanan Imunisasi *)
E. Diare
Penemuan kasus diare di 10%x411/1000xjlh
1. 2248 594 1,03 +1,03
Puskesmas dan kader pddk
Kasus diare ditangani oleh
2. Puskesmas dan Kader dengan 100% 2028 594 100 0
oral rehidrasi
F. I S P A
Penemuan kasus Pneumonia oleh
1. 10% Balita 126 145 115 -105
Puskesmas
Kasus Pneumonia ditangai sesuai
2. 100% 145 100.00 0
standar 145
G. Demam Berdarah Dengue *)
1. Angka bebas jentik > 90% 2 92.5 2.5
2. Kasus DBD yang ditangani 100% 31 31 48 100.00 0
Penyakit demam berdarah Penyakit malaria
Penderita klinis dengan pencapaian 0 orang
Jumlah kasus demam berdarah
dengan pencapaian 31 orang Penderita klinis positif dengan pencapaian 0
orang
Pemeriksaan jentik berkala Penyakit diare
dengan pencapaian 2 orang
Jumlah penderita diare balita diobati dengan
Kelurahan yang melaksanakan pencapaian 164 orang
PSN dengan pencapaian 2 orang Jumlah penderita diare semua umur diobati
dengan pencapaian 511 orang
Penyuluhan kelompok dengan
pencapaian 2 orang Jumlah oralit diberikan dengan pencapaian
2028 orang
Pertemuan lintas sektor tingkat Jumlah penderita sembuh dengan pencapaian
kecamatan dengan pencapaian 511 orang
2 orang
Fogging massal dengan Penyakit ISPA
pencapaian 20 orang Penemuan kasus baru dengan pencapaian 145
Fogging focus dengan orang
pencapaian 31 orang Jumlah pengobatan penderita pneumonia:
Keluran Seberang Mesjid dengan pencapaian
49 61
orang dan Kelurahan Melayu dengan pencapaian
84 orang
Strength
Tenaga dokter fungsional sebanyak 2 orang, serta paramedis dan tenaga
pendukung dengan total keseluruhan sebanyak 27 orang.
Terdapat tenaga kesehatan yang sesuai tingkat pendidikannya dalam
menanggungjawabi program-program P3M.
Terdapat fasilitas laboratorium untuk menunjang pemeriksaan penyakit-
penyakit menular
Tersedianya vaksin serta alat penunjang pelaksanaan kegiatan imunisasi
50
Weakness
Pihak puskesmas tidak melakukan kunjungan rumah
terhadap diagnosa malaria
Penanganan diare kurang komprehensif dan minimnya
penyuluhan
51
Opportunity
Masyarakat dan petugas mudah menjangkau puskesmas Sei
Mesa
Adanya kader kesehatan dalam program peran serta
masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Adanya praktisi swasta (dokter praktik swasta, bidan praktik
swasta, perawat praktik swasta) yang membantu promkes
dibidang P3M
52
Threat
Masyarakat dan petugas mudah menjangkau puskesmas Sei
Mesa
Adanya kader kesehatan dalam program peran serta
masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Adanya praktisi swasta (dokter praktik swasta, bidan
praktik swasta, perawat praktik swasta) yang membantu
promkes dibidang P3M
53
Strategi Strength-Opportunity
Meningkatkan sistem kewaspadaan dini terhadap penyakit-
penyakit menular
Memberikan pelatihan terhadap kader Puskesmas dalam
mendeteksi penyakit-penyakit menular sehingga dapat
membantu Puskesmas dalam penemuan kasus
Melakukan kerjasama dengan poliklinik dan praktisi swasta
untuk juga memberikan penyuluhan tentang penyakit-
penyakit menular
Ikut serta antar sekolah dalam program imunisasi
54
Strategi Weakness-Opportunity
Melengkapi sistem pendataan yang sudah ada
Mengadakan penyuluhan tentang penyakit malaria
Peran serta tokoh masyrakat untuk penyuluhan P2M
khususnya mengenai diare
55
Strategi Strength-Threat
Melakukan survei dan memberikan kuesioner pada
masyarakat wilayah Puskesmas Sei Mesa untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka P2M.
Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan
(penyuluhan, konseling/ KIE, pembagian leaflet,
pemasangan poster) baik di dalam maupun di luar
Puskesmas tentang P2M.
Meningkatkan skrining terhadap penyakit-penyakit
menular
Meningkatkan kerja sama dengan pihak sekolah dalam
upaya P3M
56
Strategi Weakness-Threat
Perlu peran serta tokoh masyarakat ataupun organisasi
masyarakat setempat dalam mendukung program P3M
Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam
mensukseskan program-program P3M
Meningkatkan koordinasi dengan petugas terkait PHBS
Meningkatkan penyuluhan dan sosialisasi di tingkat
program maupun lintas sektor
Mengadakan sosialisasi terhadap kader agar lebih aktif dan
cepat tanggap kepada masyarakat khususnya dalam
program P3M
57
Terima Kasih
58